Semua tulisan dari Doddy Irawan

Rocket Rockers Goes to USA, Di Balik Cerita Kebanggaan yang Tertunda

kamarmusik.net, JAKARTA – Lebih dari 17 tahun Rocket Rockers berkelana di industri musik Indonesia. Siapa yang menyangka band yang mengawali panggungnya di acara 17 Agustus-an ini bisa eksis dan berumur panjang. Entah berapa puluh ribu lembar cerita yang bisa mereka sampaikan sejak resmi terbentuk tanggal 17 Agustus 1999.

Seabrek cerita bahagia maupun nelangsa Rocket Rockers tentu menarik untuk dibingkai. Eksistensi mereka dalam mengusung musik pop punk nggak hanya berbuah manis di Indonesia, tapi juga di luar Indonesia. Kuintet asal Bandung ini bahkan telah berkali-kali tampil di luar negeri. Catatan prestasi demi prestasi yang patut diapresiasi.

Jarang Nongol di Teve, Rocket Rockers Justru Sering Tur ke Luar Negeri

Rocket Rockers Goes to USA, Di Balik Cerita Kebanggaan yang Tertunda

Saat ini Rocket Rockers beranggotakan Aska Pratama (vokal dan gitar), Bisma Aria Nugraha (bass), Rizky Fadli (gitar), dan Khrisna a.k.a Ozom (drum). Selama 17 tahun, wajar kalau ada bongkar pasang formasi. Rocket Rockers emang bukan band yang tiap sebentar tampil di teve, tapi jejak mereka tampil di pentas luar negeri lumayan ngeri.

Awali dulu dari negara tetangga dulu deh. Rocket Rockers pernah melanglang buana ke Malaysia, Singapore dan Phillipines di event Peter Says Denim Southest Asian Invasion Tour 2012. Pencapaian keren mereka makin komplet saat bertandang ke Jerman dan Belanda, yaitu event Peter Says Denim Europe Invasion Tour 2012.

Belum lama ini ramai berita tentang Rocket Rockers Goes to USA. Rencananya, mereka berada di negara Paman Sam sejak tanggal 3 sampai 19 Agustus 2016 untuk tampil di Pennsylvania dan New York. Manusia boleh punya segudang rencana, namun tetap ada Yang Maha Berkehendak. Tur mereka batal, begini rilis resmi dari management.

Rocket Rockers Batal Sepanggung dengan Lady Antabellum

Rocket Rockers Goes to USA, Di Balik Cerita Kebanggaan yang Tertunda

“Berkaitan berita rencana tour Rocket Rockers ke Amerika Serikat pada bulan Agustus 2016, dengan sangat berat hati kami umumkan bahwa kami gagal melakukan tour tersebut. Hal ini dikarenakan masalah birokrasi visa kunjungan kami ke Amerika Serikat yang ditangguhkan oleh pihak Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta. Setelah semua persyaratan dan proses yang dilewati, di luar prediksi sebelumnya, kami diharuskan memiliki Visa P1 atau Visa Performer dan persyaratan baru tersebut harus kami tempuh, tetapi sayangnya keberangkatan kami yang semakin dekat menyebabkan persyaratan baru tersebut tidak dapat kami penuhi karena kendala waktu.”

“Ada beberapa spekulasi mengapa kami diharuskan memiliki visa tersebut sementara beberapa band Indonesia yang sudah pernah melakukan tour ke Amerika Serikat memakai visa dengan jenis lain/ bukan Visa P1, salah satunya mungkin karena kami dibayar dan disediakan akomodasi oleh pihak promotor event sehingga kami diharuskan memiliki visa yang berbeda dan termasuk jenis visa khusus. Well, serba salah juga ya ternyata, kami diapresiasi oleh promotor luar negeri untuk tampil bahkan dibayar di sana tetapi malah menimbulkan masalah lain hehe.”

“Suatu kebanggaan bagi kami bisa satu event dengan nama besar internasional seperti RUN DMC dan Lady Antabellum (pemenang Grammy Awards 2014) di event Musikfest 2016. Tetapi kebanggaan ini terpaksa dengan berat hati harus pupus di tengah jalan.”

“Setelah dikomunikasikan dengan pihak promotor, mereka sangat menyayangkan kebatalan tour kami. Nama Rocket Rockers sudah tercantum di official flyer, official website event, juga di semua media promo event. Bahkan booking number hotel sudah tersedia dan diterima oleh pihak management Rocket Rockers, begitu juga parking pass event, id card, dan kelengkapan lainnya. Intinya mereka tinggal menunggu kedatangan Rocket Rockers untuk menampilkan performa terbaik di sana. Bahkan pihak promotor Musikfest (Betlehem, Pennsylvania USA) bersedia untuk kembali mengundang Rocket Rockers di tahun 2017 dengan persyaratan yang sudah valid untuk pengajuan Visa kami.”

November 2016, Rocket Rockers Terbang ke Amerika Serikat?

Rocket Rockers Goes to USA, Di Balik Cerita Kebanggaan yang Tertunda

Hal ini tidak membuat kami patah semangat, di penghujung bulan Juli 2016 kami menerima kabar gembira bahwa kami diundang untuk tampil di ONE MO SOUL MUSIC NIGHTS di Art Share Los Angeles USA pada tanggal 18 November 2016. Hal ini kami sambut baik dan tentunya langsung kami respon untuk selanjutnya kami urus segala persyaratan untuk keberangkatan kami ke sana.”

“Mudah-mudahan #RRGOESTOUSA yang seharusnya dilaksanakan pada bulan Agustus dapat terlaksana di bulan Oktober-November 2016 dengan event yang berbeda. Berita berikutnya akan segera kami rilis setelah ada kabar terbaru mengenai rencana tour terbaru ini.”

“Kami berterima kasih kepada semua pihak yang sudah membantu proses keberangkatan kami ke Amerika Serikat. Dari mulai Pemerintahan Kota Bandung melalu surat rekomendasi yang telah dikeluarkan oleh Bapak Walikota Ridwan Kamil untuk pihak Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta dan Kedutaan Besar Indonesia di New York. Pihak Konsulat Jendral Republik Indonesia New York yang sudah bersedia menerima kami di sana apabila kami jadi melaksanakan tour di New York. Brand–brand clothing yang sudah support secara materi maupun non materi dan yang paling terutama dukungan seluruh ROCKET ROCK FRIENDS untuk project tour Amerika Serikat ini.”

Berdoa yuk agar event ini nggak menemui kendala perizinan lagi. Semoga #RRGOESTOUSA kembali berkumandang.

(@edofumikooo)

 

Konser di San Francisco, Tulus Siapkan Lagu yang Bikin Baper Penonton

Kamarmusik.net, JAKARTA – Hari Sabtu (1/10) besok, Tulus bakal menggelar konser di Social Hall, San Francisco, Amerika Serikat. Untuk bisa menyaksikan aksi panggung penyanyi berdarah Minangkabau ini, lebih dari 500 penonton siap untuk membeli tiket yang dibandrol sekitar 60 dollar.

Ini Cara Tulus Membuat Bangga Musisi Indonesia di Mata Dunia

Konser di San Francisco, Tulus Siapkan Lagu yang Bikin Baper Penonton

Konser yang dilangsungkan di The Regency Ballroom ini merupakan rangkaian panjang promo album ketiga, Monokrom. Sejumlah lagu andalan di 2 album sebelumnya: Tulus dan Gajah, juga akan ia bawakan. Meski manggung di Amerika Serikat, Tulus akan lebih banyak menggunakan bahasa Indonesia saat berinteraksi dengan penonton.

“Saya selalu berupaya gimana musik saya sebagai orang Indonesia nggak hanya diapresiasi di luar negeri, tapi tetap dikenal sebagai orang Indonesia,” lontarnya pada sesi jumpa pers di Menara Global, Jakarta, Jumat (23/9) lalu.

Fenomena musik pop jazz Indonesia ini bukan cuma sekali dua kali tampil di luar Indonesia. Ia pernah manggung di berbagai negara seperti Australia, Jerman, dan Jepang. Sebelum San Francisco, penyanyi bernama lengkap Muhammad Tulus ini juga mentas di Asia Music Festival 2016 yang diselenggarakan di Hamamatsu, Jepang.

“Contohnya saat saya tampil di Jepang belum lama ini. Saya lebih memilih mengucapkan salam dan berbicara ke penonton dengan bahasa Indonesia,” jelas cowok yang telah 5 tahun terjun ke dunia entertainment.

Apa Aja Ya Persiapan Tulus Menjelang Konser di San Francisco?

Konser di San Francisco, Tulus Siapkan Lagu yang Bikin Baper Penonton

Apakah terobosan ini salah satu upaya Tulus untuk menyandang titel sebagai penyanyi yang go international?

“Definisi go international itu menjadi bias sekali. Karya saya sudah bisa diakses di sejumlah negara di dunia. Semenjak adanya Internet, rasanya semua orang bisa melakukan itu,” imbuhnya dengan rendah hati.

Social Hall San Francisco itu bukan venue sembarangan lho. Hal ini dibocorkan oleh Ari Renaldi, sang produser.

Venue nya beda, emang venue yang heritage. Venue tersebut untuk upgrading dan pengakuan seseorang sebagai musisi,” ujar pria yang selama ini berjasa dalam menata musik di album Tulus menjadi lebih easy listening.

Hal senada juga disampaikan oleh Tulus. Pria berpostur tinggi besar ini bersyukur bisa mentas di venue tersebut.

“Sangat bersyukur sekali dan sangat bangga bisa mendapat kesempatan seperti ini,” beritahunya.

“Deg-degan karena saya belum lihat gedungnya, suasana penontonnya, dan seperti apa musik di sana,” sambungnya.

Demi menjaga staminanya, Tulus membeberkan sebuah resep sederhana yang diajarkan oleh ortunya.

“Ini resep dari bapak saya aja sih, yaitu rajin minum air putih dan mengonsumsi madu. Resep sehat ini udah turun-temurun di keluarga kami,” tuturnya.

Tulus dan Album Monokrom

Konser di San Francisco, Tulus Siapkan Lagu yang Bikin Baper Penonton

Terhitung dari tahun 2011, 3 album studio mewarnai langkah Tulus di dunia musik. Meski album debutnya nggak berjalan mulus, ia tetap menjalani passion bermusiknya dengan hati yang tulus. Ketika album Gajah dirilis, semua pandangan tertuju padanya. Video musik “Gajah” didukung WWF Indonesia. Sederet lagunya berhasil membuat pendengarnya terkesima. Sebut saja seperti “Sepatu”, “Gajah”, “Jatuh Cinta”, “Sewindu”, dan lainnya.

Tanpa menunggu lama, album ketiga pun meluncur. “Pamit” dipilih sebagai lagu andalan di album Monokrom.

“Dengan segala keterbatasan pengetahuan musik saya, mungkin rasa-rasanya ini lagu ballad pertama yang saya tulis. Aransemen yang bener-bener hanya piano dan strings aja,” papar Tulus.

Terobosan album ini pun terbilang ciamik. Pengerjaan album Monokrom ini dibuat di Indonesia dan Praha, Ceko.

“Ini salah satu bentuk eksplorasi yang ingin saya kembangkan bersama produser saya. Untuk membuat album ini berbeda, saya ingin album ini ada sentuhan string section,” seloroh Tulus.

“Lagu ‘Monokrom’ di album Monokrom ini bercerita tentang ungkapan rasa terima kasih terhadap orang-orang yang udah memberi apresiasi terhadap musik saya. Mereka mendengarkan lagu saya dan membeli karya yang legal. Apresiasi baliknya, saya ingin menunjukkan kalau saya berusaha ada progress dari sisi musikalitas,” papar penyanyi yang namanya makin sering muncul di berbagai ajang penghargaan musik bergengsi di dalam maupun di luar negeri.

Sejumlah lagu lain di album Monokrom seperti “Pamit” dan “Ruang Sendiri” sukses jadi bahan perbincangan di media sosial. Lagu-lagu Tulus dianggap memiliki lirik lagu yang puitis dan mendalam. Contoh lain seperti “Langit Abu-abu”, lagu yang liriknya ditulis hanya hitungan menit. Ada juga “Manusia Kuat” dan “Tukar Jiwa”. Untuk lagu yang terakhir disebut, menceritakan seseorang yang bisa menangkap apa yang kita rasakan tanpa harus diceritakan.

(@edofumikooo)

Eva Celia Menggandeng 2 Musisi Internasional di Album And So It Begins

Kamarmusik.net, JAKARTA – Eva Celia mempertegas keseriusannya nyemplung ke industri musik. Setelah melempar 2 single berjudul “Reason” (2015) dan “Against Time” (2016), putri cantik dari Indra Lesmana dan Sophia Latjuba ini bakal merilis album debutnya. Album yang diberi titel And So It Begins ini akan menyuguhkan 8 lagu yang seluruhnya ia ciptakan sendiri. Gokilnya lagi nih, Eva Celia sampai menggandeng 2 musisi internasional lho.

Eva Celia dan Snarky Puppy

Eva Celia Menggandeng 2 Musisi Internasional di Album And So It Begins

Siapa sih Snarky Puppy? Grup musik instrumental asal New York, Amerika Serikat, ini merupakan idola Eva. Yaaa… dara kelahiran Jakarta, 21 September 1992 itu pernah lama menetap di Amerika Serikat. Salah satu yang ia idolakan itu adalah Snarky Puppy yang beranggotakan Justin Stanton dan Mark Letteri.

“Bekerja sama dengan Justin dan Mark adalah salah satu highlight dari proses yang aku jalani demi album And So It Begins ini. Aku udah lama mendengar dan mengikuti karya mereka. Aku juga penggemar mereka. Sekarang, tiba-tiba kami bisa kerja bareng,”  lontar Eva yang mulai mentas di dunia entertainment sejak ia berusia 8 tahun.

Meski terpaut jarak yang sangat jauh, Snarky Puppy ternyata bisa memahami apa yang Eva Celia inginkan.

“Aku di Indonesia, mereka di New York. Meski tanpa arahan yang detail, mereka tahu harus membuat dan mengarahkan musik aku seperti apa. Ini sangat nggak terlupakan pastinya,” seloroh cucu dari Jack Lesmana itu.

Peran Indra Lesmana di Album Eva Celia

Eva Celia Menggandeng 2 Musisi Internasional di Album And So It Begins

Aktris film Pendekar Tongkat Emas dan Adriana ini membutuhan waktu 2 tahun untuk merampungkan album pertamanya. Jiwa mudanya yang perfeksionis membuat Eva nggak cepat puas dalam membuat lagu. Ia sering membongkar pasang aransemen dan lirik lagu yang diciptakannya. Tujuannya, nggak lain dan nggak bukan karena Eva ingin seluruh penggemarnya puas ketika memutar semua track di album And So It Begins.

“Peran ayah di album ini sebagai mentor, sahabat, sekaligus pendengar yang baik. Saya bilang ke ayah saya mau menjalankan idealisme bermusik dulu. Ayah menyambut baik keinginan saya untuk nggak terjun terlalu dalam,” ceplos Eva yang punya gitar Martin edisi Ed Sheeran yang dibeli tahun 2012 di Los Angeles dengan uangnya sendiri.

Beberapa nama musisi pun ia libatkan. Sebut saja Tendra (Gruvi), Aldhan Prasatya, Demas Narawangsa, dan sudah tentu sang ayah Indra Lesmana. Eva bukan hanya bernyanyi, namun ia juga bertindak sebagai produser album ini.

Ini Pesan Eva Celia lewat Album And So It Begins

Eva Celia Menggandeng 2 Musisi Internasional di Album And So It Begins

Album And So It Begins boleh dikatakan sebagai rangkuman perjalanan hidup pengagum Kiko Mizuhara.  Album ini nggak hanya merepresentasikan sisi musikalitas Eva Celia semata, tetapi juga hasil penafsirannya terhadap apa yang telah dijalaninya.

“Singel ‘Reason’ kemarin benar-benar membawa aku untuk fokus di musik. Hanya saja aku sempat terjebak stagnan dalam mendapatkan inti dari apa yang ingin aku sampaikan lewat musik aku sendiri. Aku mau menyampaikan suatu hal tetapi belum menemukan arah yang tepat. Akhirnya memang harus aku tentukan dulu secara besar, abum ini akan berbicara tentang apa nantinya,” beber cewek yang pernah les gitar secara online tersebut.

“Banyak yang aku mau sampaikan lewat album ini. Inti yang aku tulis di lagu ini berbicara tentang sesuatu yang positif dan penuh harapan. Dari sekian banyak cerita atau kejadian tentang kekecewaan dan kekerasan, aku ingin mengembalikan ke benang merah, yaitu cinta yang meliputi sikap menerima, kesabaran dan kebaikan. Bagaimana kita bisa melatih unsur-unsur tersebut di tengah kehidupan ini,” ujar Eva yang menyukai musik R&B, soul, dan jazz.

Kamar Musik penasaran nih sama hasilnya. Kita tunggu yukss tanggal main rilisnya album perdana Eva Celia.

@edofumikooo

 

Seringai, Sebuah Album Musik Rock Kontemporer Bertajuk TARING

Kamarmusik.net, JAKARTA –TARING, adalah album ketiga dari band Seringai yang dirilis pada tanggal 11 Juli 2012. Sebuah album yang sudah dinantikan para penikmat musik rock/metal di seluruh Indonesia. Bermula pada bulan April 2012, ada sebuah berita lewat Facebook dan Twitter resmi Seringai yang mengumumkan peluncuran single lagu untuk album baru mereka Tragedi.

Seringai secara terang-terangan mengajak para penikmat musik untuk mendonlot lagu “Tragedi” melalui website mereka dan tentu saja 100% free. Namun single “Tragedi” ini masih belum terlalu matang dalam pengerjaan mixing lagunya. Saya pikir cara yang dilakukan Seringai ini cukup cerdas. Mereka ingin memberikan “makanan pembuka” kepada para Serigala (sebutan untuk fans Seringai) yang telah menanti album ini selama 5 tahun. Seringai ingin mengobati sedikit rasa penasaran dan mengajak fans untuk memberikan apresiasi terhadap lagu baru mereka ini.

Wah baik hati sekali ya mereka. Namun jangan senang dulu, saat itu pas malam harinya saya mencoba untuk membuka link donlotnya, eh ternyata eror. Seringai sendiri telah memberikan konfirmasi bahwa link untuk men donlot lagu itu memang sibuk karena saking ramenya fans yang ingin mendonlot.

Jadilah suatu perbincangan menarik di antara para jurnalis dan penikmat musik di Indoesia. Berbagai pujian maupun kritikan diterima oleh Seringai. Menurut saya, apa yang dilakukan ini juga untuk membuka mata mereka terhadap reaksi dari fans. Dengan cara seperti itulah, Seringai dapat belajar dan mencari tahu kekurangan atau kelebihan yang bisa dijadikan referensi untuk proses finishing album TARING.

Seringai akhirnya melepas album TARING pada tanggal 11 Juli 2012 dengan 2 versi yaitu deluxe edition dan regular edition. Deluxe edition hanya dijual sebanyak 999 keping di 2 Distro yang berada dalam wilayah Jakarta (@lawless_jkt ) dan Bandung (@omuniuum ). Sedangkan versi regular, bisa memesan lewat email di 2 toko tersebut.

Nah, ada cerita menarik dibalik pemilihan tanggal rilisnya album ini. Entah disengaja atau tidak, pemilihan tanggal 11 Juli ini bertepatan dengan tanggal pemilihan gubernur di salah satu kota tadi. Meskipun tokonya belum dibuka, puluhan fans sudah ramai berkumpul demi mendapatkan CD TARING deluxe edition ini di hari pertama. Toko @lawless_jkt dijadikan “tempat pencoblosan” bagi para Serigala.

Mungkin kalau di luar negeri, sudah jadi hal yang biasa melihat die hard fans rela antri di depan toko demi mendapatkan CD album dari band favorit mereka saat hari pertama. Namun di Indonesia, peristiwa tersebut sudah jarang kita temui, apalagi sekarang dengan maraknya donlot dan pembajakan. Semakin sedikit orang yang membeli CD dari musisi Indonesia. Seringai berusaha meyakinkan fans bahwa mereka “layak” untuk membeli CD album ini.

Seraya ingin menyampaikan pesan kepada die hard fans bahwa : “……………..kami tidak akan mengecewakan kalian dengan album yang dibuat asal asalan. Kami ingin membuat kalian merasa spesial saat mendengarkan album ini……………………….” Album TARING versi deluxe ludes 999 keping dalam 2 hari! Sebuah prestasi bagi Seringai.

Album TARING dibuka dengan lagu instrumental “Canis Dirus”. Judul yang aneh. Namun setelah dicari tahu, artinya adalah semacam jenis serigala yang mengerikan. Lagu ini diawali petikan gitar akustik kemudian disusul dengan elektrik dengan nada dan komposisi yang enak didengar. Walau rada slow, suasana yang dihadirkan cukup ‘gelap’,  seakan memberi peringatan awal kepada pendengar bahwa sisa lagu di album ini terasa ‘mengerikan dan berbahaya’.

Dilarang di Bandung

Dibuka dengan drum solo Edy Khemod, lagu pertama album TARING ini bertempo layaknya musik hardcore punk. Formula yang digunakan nggak jauh berbeda seperti 2 album sebelumnya. Lagu pembuka yang ingin berteriak kepada dunia bahwa “…..Seringai telah kembali, dan kami tidak merubah apapun. Mari kita bersenang senang……… ”.

Lagu ini menceritakan tentang pemberontakan kepada pihak pihak yang membenci Seringai dan komunitas penikmat musik metal di Bandung. Mereka nggak mau begitu saja tertindas. Lawan terus! Energi pemberontakan yang sangat terasa di lagu ini. Sangat cocok sebagai lagu pembuka, cepat dan agresif!

Taring

Judul lagu yang sama dengan judul album ini seperti lagu ‘penyemangat’ untuk para serigala. Seringai mengajak Serigala agar mau berusaha walaupun ada banyak ujian dalam meraih mimpi. Sebenarnya mereka ingin membangun musik yang bisa dinyanyikan bersama-sama dengan penggemar saat berada di atas panggung. Namun lirik yang ditulis menurut saya kurang pas kalau dibikin karaoke massal. Kurang menyatu dengan musiknya. “Taring” berisi lirik yang cukup positif.”…mari menghajar dunia…” . Mungkin pesan moralnya begitu. Lets rock and kick some ass 🙂

Fett Sang Pemburu

Lagu eksperimen dari Seringai ini terinspirasi dari cerita fiksi di film Star Wars. Jujur saja saya nggak mudeng sama liriknya, karena nggak pernah sama sekali nonton film itu. It’s fine for me. they do whatever they want. Rasanya seperti album dari Mastodon “Crack the Sky”, it opened my ears to the progressive side of Metal. Seringai bisa juga ya bikin lagu yang model begini dengan gitar solo Ricky Siahaan yang indah di menit ke-2.

Tragedi

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, awalnya lagu ini diperkenalkan ke publik melalui free download di website Seringai. Menurut berita, hari pertama saja udah 23.000 kali didonlot. Hingga hari ini angkanya menyentuh lebih dari 200.000 kali dan terus bertambah. Sebuah angka yang cukup fantastis. Dapat disimpulkan bahwa ‘secara umum’ banyak yang suka dan ingin mendonlotnya. Lewat “Tragedi”, Seringai berhasil merangkul para penggemar baru yang lebih muda dan penggemar yang belum pernah sekalipun mendengar musik Seringai.

Lagu ini bercerita mengenai kisah Arian 13, serta berisi kritik terhadap masalah moral di negeri ini. Memang cukup propokatibbb. Sebelumnya, lagu ini sudah sering dibawakan Seringai saat manggung. Awalnya memang belum ada judul lagunya . Namun saat proses rekaman, lagu ini di aransemen ulang lirik dan musiknya sehingga menjadi lebih berkelas. Terdapat bass solo dan gitar solo yang sangat nendang di lagu ini.

“……….salahkan yang diluar kendalimu. logika mati. mudah amarah………..” coba kamu temukan ada nggak band di Indonesia yang bikin lirik powerful kaya begini. Cuma SERINGAI yang cukup berani membuat lirik seperti itu. Mengejutkan juga, ada sedikit unsur Kvelertak di lagu ini. Menurut saya “Tragedi” is a perfect metal song.

Serenada Membekukan Api

Lirik lagu yang cukup propokatibb kembali ditulis oleh Arian 13. Lagu ini menyampaikan kritik sosial dan politik atas kebijakan pihak pihak tertentu yang merasa paling benar. Sangat terasa sekali nuansa stoner metal nya. Salah satu kalimat di dalam liriknya dituliskan begini “…..menabukan malam, membekukan api, sia sia………..” Seringai berani menuliskan kritikan kedalam penulisan lirik yang cukup puitis. Mereka menyampaikan aspirasi dengan cerdas.

Discotheque

Merupakan lagu cover dari Duo Kribo di era 70-an. Versi original dari lagu ini memang cukup kental nuansa progressive rock dan sedikit arabian. Namun kali ini coba dibongkar dengan aransemen khas musik stoner metal. Walaupun awalnya cukup aneh, namun tetap tidak kehilangan ciri khas dari musik Seringai. Really catchy.

Program Party Seringai

This one is my favorite song on the album. Paling berasa heavy metalnya. Saat diputer dengan volume maksimal, rasanya Seringai main band LIVE secara brutal di depan kamar saya. ”adrenalinku semakin terpacu”, nikmat banget buat headbang dan moshing

Lagu Lama

Pertama denger, Seringai kayak mau nunjukin sisi thrash metal mereka! Lagu paling berasa amarahnya melalui teriakan kencang Arian 13. Yeahh dude, i felt yer anger. Mereka luapkan emosi dengan jujur. Terdapat penulisan lirik yang cukup kotor, untung nggak kena sensor yah. Tempo lagu ini super cepat! Pokoknya gas puollllllllll……..!!

Lissoi

Seringai membuat cover untuk lagu daerah. Hah, yang bener??? Mereka kan band metal??? Emang bisa??? Jawabannya, siapapun nggak ada yang menyangka! Setelah pendengar dihantam dengan teriakan kasar di lagu sebelumnya, kali ini Seringai mengajak untuk lebih sedikit calm down . Pertama denger awalnya saya cukup jengkel dan nggak ngerti apa maksud mereka. Ngapain sih pake acara bikin lagu daerah???

Benar saja, saya nggak mengerti lirik lagu ini karena memakai bahasa Batak. Tapi setelah beberapa kali di dengar, wah asik juga. Lagunya easy listening and fun. Enak buat lagu karaoke bersama teman-teman saat nongkrong. Siapa bilang metalhead bisanya cuma membenci dan mencaci-maki? Siapa bilang metalhead nggak cinta tanah air? Lewat lagu ini, Seringai mencoba menyampaikan pesan bahwa mereka respect kepada seni daerah di Indonesia. Salut!

Infiltrasi

Durasinya terlalu cepat, alangkah lebih bagus kalo dipanjangin sedikit. Lagu yang komposisinya seperti album-album sebelumnya. Tidak ada yang spesial. Berasa banget suara bass solo dari Sammy Bramantyo. Motorhead style!

Gaza

Ini lagu instrumental pertama yang pernah dibuat Seringai. Pertama kali mendengarnya, timbul pertanyaan, “Ada juga ya BAND INDONESIA yang bisa bikin lagu seperti ini????”. “Gaza” terdengar ajaib, cerdas dan gilaaa! Seringai itu sekumpulan wong edan! Heavy metal dicampur terompet dan trombon itu ide sangat nggak masuk akal! Tapi Seringai berhasil meramunya jadi sebuah komposisi lagu yang harmonis. Apalagi denger pake earphone, akan lebih berasa kedaleman soundnya. Nggak membosankan walau diputer berulang ulang, 6 menit terasa sangat ringan.

Lagu ini dibagi kedalam 3 bagian. Dan mulai bagian ke dua, emosi kamu akan akan digiring dan dicabik-cabik layaknya suasana perang di Gaza. Suara double pedal drum Edy Khemod terdengar super powerful. Heavy and beauty at the same time. Lagu terbaik di album ini! Gaza is one of the coolest things i’ve ever heard from Indonesian Band , seriously dude!!!!

Saya pernah menulis pesan singkat kepada Seringai ” ……lagu GAZA ini bisa membuat Seringai menjadi salah satu band legend di Indonesia……..”

Secara keseluruhan, TARING merupakan album metal yang tetep heavy, namun dibawa ke level yang jauh lebih tinggi untuk ukuran band dari Indonesia. Menampilkan beberapa eksperimen yang cukup berhasil. Heavy Metal, thrash, acoustic, hardcore, punk, progressive, classic rock, hingga Kvelertak style! Mereka campur semua dalam album ini, they want it all in one album. Namun tetap terdengar ciri khas musik Seringai.

Walaupun Seringai enggan dibilang dewasa, tapi saya harus bilang secara musik mereka lebih dewasa. Tanpa mengurangi respect pada 2 album sebelumnya: High Octane Rock dan Serigala Militia, kali ini saya harus mengatakan TARING adalah album terbaik dari Seringai.

it’s a metal masterpiece.

Teks : Kurniawan Ardianto

Editor : Doddy Irawan

The Rain Rilis Album Jabat Erat, Bukti Nyata Konsistensi Selama 15 Tahun

Kamarmusik.net, JAKARTA – Cihuy, album studio Jabat Erat The Rain resmi diluncurkan hari Rabu (14/9) lalu. Ratusan tamu undangan dari media, musisi, dan fans menyemut di Loops Station Blok M, Jakarta Selatan.

Hal ini nggak lepas dari wujud apresiasi dan rasa penasaran mereka pada album keenam milik Indra Prasta (vokal, gitar), Iwan Tanda (gitar), Ipul Bahri (bass), dan Aang Anggoro (drum).

Jalur Indie

Album Jabat Erat, Kolaborasi Kekompakan dan Konsistensi The Rain Selama 15 Tahun

Ini buah karya pertama The Rain yang dirilis secara mandiri di bawah Heavy Rain Records. The Rain mulai gerilya sendiri sejak tahun 2013, saat meluncurkan trilogi 18 November Terlatih Patah Hati”. Jalur indie terus mereka lanjutkan saat menggenapi trilogi dengan “Gagal Bersembunyi” (2014), dan “Penawar Letih” (2015).

“Kami pikir setelah trilogi 18 November berjalan lancar dengan label rekaman sendiri, sudah saatnya lagu-lagu The Rain punya rumahnya sendiri,” papar Indra Prasta, frontman band The Rain.

Mereka sebenarnya nggak anti dengan label rekaman besar. Berkaca dari pengalaman ditolaknya lagu-lagu mereka oleh beberapa label, menjadi pemicu untuk merilis karya-karya secara independen. Untuk mendistribusikan rilisan fisik dan digital, The Rain menggandeng GP Records. Hasilnya, lebih dari 1.000 album pada sesi pre order, ludes.

“Semua kami cicil secara mandiri, mulai dari materi lagu sampai biaya produksi,” sambung vokalis humble ini.

Ogah Latah

Album Jabat Erat, Kolaborasi Kekompakan dan Konsistensi The Rain Selama 15 Tahun

Kuartet asal Yogyakarta ini nggak mau hanyut dalam kendali pasar, meski Electro Dance Music tengah merajalela. Mereka pun memilih single jago yang beda. Lagu “Berkunjung Ke Kotamu” memadukan nuansa 60 dan dan 90-an.

“Meski sekarang banyak yang beralih ke EDM, tapi kami nggak mau sama. Makanya kami suguhkan nuansa berbeda lewat single Berkunjung ke Kotamu,” tegas cowok yang terbiasa tampil plontos ini.

Lagu “Berkunjung ke Kotamu” terdengar seperti Koes Bersaudara yang tanpa sengaja menemukan mesin waktu di belakang studio mereka pada tahun 1964, lalu meluncur menuju tahun 1995 dan jatuh cinta di sana.

Jejak Perjalanan The Rain Selama 15 Tahun

Album Jabat Erat, Kolaborasi Kekompakan dan Konsistensi The Rain Selama 15 Tahun

Banyak cara merayakan perjalanan 15 tahun dari sebuah band. Pertama, membubarkan diri secara tiba-tiba dan menjadi legenda. Kedua, merilis karya baru. Ketiga, kombinasi keduanya. The Rain memilih merilis karya baru

 Album ini melengkapi katalog album mereka dari masa ke masa: Hujan Kali Ini (2003), Senandung Kala Hujan (2005), Serenade (2007), Perjalanan Tak Tergantikan (2009), sampai ke Jingga Senja dan Deru Hujan (2012).

Nggak Pernah Bongkar Pasang Personel

Album Jabat Erat, Kolaborasi Kekompakan dan Konsistensi The Rain Selama 15 Tahun

Harmonisasi sebuah band terlihat dari cara mereka menyelesaikan masalah demi masalah yang melanda di tubuh band itu. Indra, Iwan, Ipul, dan Aang sangat mengerti bagaimana mereka menjaga kekompakan satu sama lain.

Ketika dapur mulai nggak ngebul, personel The Rain saling memberi ruang untuk setiap personel mengerjakan aktifitas di luar band. Patut dicontoh nih buat kamu yang lagi berjuang membentuk sebuah band.

Ada Apa di Album Ini?

Album Jabat Erat, Kolaborasi Kekompakan dan Konsistensi The Rain Selama 15 Tahun

Mendengarkan album ini sama serunya dengan membaca novel. Barisan kata lugas dan puitis saling bertubrukan.

“Untuknya aku rela menulis ulang mimpi-mimpiku,” senandung Indra Prasta di salah satu lagu. Meskipun terdengar matang, namun tidak menghilangkan unsur spontan dan “mentah” yang juga menjadi sumber energi band ini.

Daftar Lagunya: Ode Penyembuh Luka, Gagal Bersembunyi, 1995, Berkunjung ke Kotamu, Hingga Detik Ini, Penawar Letih, Getir Menjadi Tawa Bila Ku Bersamanya, Jawaban Paling Indah, Terlatih Patah Hati, Untuk Ayah Ibuku, dan Jabat Erat. Selamat menikmati album yang sangat luar biasa ini yaaa…

(@edofumikooo)

Lulus Wisuda Lewat Album Mbois, Grup Band Siboi Rilis Lagu Rindu Eksis

Kamarmusik.net, JAKARTA – Setelah menempuh perjuangan selama 4 tahun, grup band Siboi akhirnya sampai juga pada fase wisuda. Skripsi bermusik mereka yang berjudul Mbois, akhirnya dirilis secara resmi pada Rabu (14/9) kemarin di sebuah kafe di bilangan Kemang, Jakarta Selatan. Debut album studio Siboi tersebut memuat 11 lagu.

Launching album Mbois diiringi dengan menggelindingnya single ke-3 mereka yaitu “Rindu Eksis”. Sebelumnya, band bergenre rock yang terbentuk pada tanggal 17 Agustus 2012 ini lebih dahulu melempar 2 single berjudul “Sok Keren” dan “Jakarta”. Khusus lagu terakhir yang disebut, Siboi berkolaborasi dengan gitaris God Bless, Ian Antono.

Grup band yang bernaung di bawah Xabi Artist Management ini beranggotakan Izzy Ferissy (vokal), Dhanny Sohanza (gitar), Aldi Fachrobby (bass), dan Vhisnu Nanoe (gitar). Bima Wirayudha (drum) kemudian masuk dan membuat band ini tampil lebih solid dan unik. FYI, drummer asal kota Pekanbaru ini masih kelas 3 SMP lho.

Meski masih sangat belia, skill ngedrum Bima sangat luar biasa. Putra pasangan Henricus Aryo Triyoga dan Devi Lestari ini menyukai instrumen drum sejak ia berumur 3 tahun. Prestasinya pun cihuy. Anak didik Budhy Haryono dan Sandi Andarusman ini pernah menjadi Juara Favorit PMC Yamaha tahun 2012 dan 2013, Juara 1 Indonesia Drum Festival 2014, Juara 1 Zildjian Kontes tahun 2015, dan Juara 1 lomba solo drum kontes Avanza day 2015.

Vokalis Siboi pun bukan sembarangan penyanyi. Izzy merupakan pelantun lagu “Kamu Nyata” yang menjadi OST filmD’Bijis tahun 2007 lalu. Suaranya pun jangan ditanya, emang udah klop deh untuk membawakan lagu-lagu rock. Keistimewaan Izzy adalah ia anak band yang punya jenjang pendidikan tinggi di bidang hukum. Kebayang nggak kalau di balik tampang rocker Izzy, ternyata ia telah menamatkan studi S2 di bidang Notariat.

Demikian sekilas info ya pemirsa. Lanjut ngulik album mereka yukss. Album Mbois bermaterikan 11 lagu ciamik. Di antaranya “Rindu Eksis”, “Harusnya”, “Sok Keren”, “Tuti Tina Tini”, “Percuma”, “Untuk Kita Semua”, “Ayam”, “Jakarta”feat Ian Antono, “Alamat Bener”, “Ngebut (Awas)” dan “Meet the Baby (More Than a Lady)” sebagai bonus track.

Proses wisuda album Mbois ini nggak lepas dari peran sang Executive Producer, Henricus Aryo Triyoga, yang nggak lain adalah papanya Bima. Lalu ada Izzat Abdi, produser album yang juga menuntaskan proses mixing sekaligusmastering album ini. Nyaris seluruh lagu yang mejeng di album ini direkam di Royale Music Studio.

Sentilan Siboi Terhadap Industri Musik di Balik Single “Rindu Eksis”

Giliran kita ngomongin single “Rindu Eksis” nih. Apa alasan Siboi memilih track nomor 1 di album Mbois ini? Secara musik, single ke-3 ini lebih terasa kental nuansa rock nya. Beda dengan lagu “Jakarta” yang lebih akustik. “Rindu Eksis” diciptakan oleh Aldi Fachrobby sekaligus penggagas band ini. Lagu ini menyiratkan pesan bahwa dengan dibebaskannya kreativitas seseorang dalam bermusik atau berkesenian, pasti akan menghasilkan karya yang bagus dan mempertahankan esensi dari originalitas pekerja seni di Indonesia.

“Lagu ini mewakili unek-unek musik sekarang yang main musiknya serba dibatasi. Musisi itu harus konsisten berkarya untuk bisa eksis,” ulas Aldi.

Aldi pula yang menganalogikan proses pembuatan album ini layaknya menggarap skripsi. Launching nya album ini diterjemahkan sebagai proses wisudanya anak-anak Siboi. Setelah wisuda, nggak ubahnya seperti fresh graduateyang ingin menemukan pekerjaan yang layak dan bagus.

“Yaaa, kami senang pastinya bisa sampai wisuda. Berikutnya, ya kami akan mempromosikan lagu Rindu Eksis segencar mungkin. Kami berharap musik rock yang kami suguhkan bisa diterima,” lontar Aldi yang menambahkan kolaborasi Siboi dengan Ian Antono itu macam harmonisasi mahasiswa dengan dosen pembimbingnya.

Meski merupakan wajah baru di industri musik, kiprah Siboi nggak bisa dipandang sebelah mata. Tahun 2015 lalu, Siboi merupakan semi finalis Planetrox Indonesia. Sebuah ajang audisi band yang pemenangnya akan tampil di festival music Envol et Macadam, Quebec, Kanada. Siboi kalah tipis dari Street Walker, yang menjuarai ajang itu.

Ngeband itu sebelas dua belas dengan menjalankan pernikahan. Menurut Aldi, perjuangan dan buah kesabaran Siboi selama 4 tahun untuk merampungkan album, salah satu syarat bahwa personelnya kompak dan siap tempur.

“Dari awal ngeband, kami ingin membawa Siboi ke arah yang lebih serius. Untukk menjaga kekompakan sesama personel, kuncinya simpel. Harmonisasinya ditata dan toleransinya dijaga. Meski nggak lagi satu panggung, kami upayakan terus berkomunikasi baik itu melalui video call maupun skype,” beritahu Aldi.

(@edofumikooo)

Meneropong Keunikan Musik Penuh Energi Kelompok Penerbang Roket

Kamarmusik.net, JAKARTA – Nama band ini asli nyentrik, Kelompok Penerbang Roket. Sempet-sempetnya gitu, mereka memilih nama seunik ini. Jadwal panggung band hard rock asal Jakarta ini kenceng abis, sob. Salah satunya, mereka menghentak di panggung Soundrenaline 2016 di Bali hari Minggu (4/9) kemarin. Beberapa track yang dalam setlist mereka mampu menghipnotis penonton, macam “Mr Bloon”, “Hujan Badai”, dan “Mati Muda”.

Kelompok Penerbang Roket, atau biasa disebut KPR, terbentuk pada penghujung tahun 2011. Formasi band ini terdiri dari John Paul Patton (vokal, bass), Rey Marshall (gitar), dan Igusti Vikranta (drum). Dalam berkarya, KPR mengusung genre musik rock tahun 70-an yang ter-influence dari Black Sabbath, Led Zeppelin, Duo Kribo, Panbers, Jimi Hendrix, dan band-band rock lainnya pada zaman tersebut.

Single pertama yang mereka luncurkan yaitu “Mati Muda”. Sebuah lagu yang menyiratkan pesan bahwa jangan coba-coba pakai narkoba kalau nggak mau mati muda. Lokasi pengenalan lagunya pun cukup menarik perhatian, yaitu di Lapas Narkotika Kelas 2 Cipinang, Jakarta Timur. Setahun lalu, trio ini kemudian menegaskan identitas musik mereka dengan melepas debut album yang diberi titel Teriakan Bocah dan album kedua yang berjudul Haai.

Kelompok Penerbang Roket Juga Suka Dangdut?

Meneropong Keunikan Musik Penuh Energi Kelompok Penerbang Roket

Merilis 2 album dalam waktu berdekatan, merupakan bentuk totalitas mereka dalam bermusik. Sebuah keinginan tulus untuk menyuguhkan aneka pilihan rasa kepada para penikmat musik mereka. Band yang juga melejitkan nomor “Bimbang dan Ragu” ini kemudian makin dilirik setelah memperdengarkan lagu “Jimi Hendrikoes”. Lagu yang awalnya diluncurkan dalam format kaset berbuah laris manis. Begitu pula ketika disuguhkan dalam format reguler.

Lagu “Jimi Hendrikoes” ini merupakan lagu pertama Kelompok Penerbang Roket yang diracik dengan tema fiksi. Sang tokoh dalam lagu dideskripsikan sebagai musisi kelahiran Surabaya yang memiliki cita-cita kuat untuk menjadi musisi terkenal dan legendaris. Musiknya pun nggak kalah sip. Mereka ingin menghadirkan perbedaan dengan memadupadankan elemen distorsi fuzz dengan dangdut. Mengapa dangdut? Itu tadi. Lewat musik rock, KPR pun ingin melestarikan dangdut yang menjadi salah satu identitas musik indonesia.

Meneropong Keunikan Musik Penuh Energi Kelompok Penerbang Roket

Dalam membuat video musik pun, Kelompok Penerbang Roket selalu ingin all out. Belum lama ini mereka merilis video musik “Dimana Merdeka” dan “Cekipe”. Konsep video yang Kamar Musik sebut terakhir terbilang cihuy dan unik karena mengusung konsep virtual reality.

Baby Sexyola Punya Trik Mempercantik Goyang dan Cengkok Dangdutnya

Kamarmusik.net, JAKARTA – Sesuai dengan namanya, pedangdut ini emang dianugerahi bodi seksi. Namun Baby Sexyola sadar untuk menjadi penyanyi nggak cuma butuh modal seksi. Lewat single “Gila Gila Kaya”, cewek bermata indah ini ingin ngasih pembuktian bahwa suaranya pun berkualitas prima.

Single “Gila-Gila Kaya” bertutur tentang wanita yang merasa gila kaya, tapi kaya karena cinta. Berkonsep musik DanceDhut dan balutan vokal manja ala Baby, lagu yang iramanya menghentak ini terasa renyah untuk di dengar.

Baby Sexyola Punya Trik Mempercantik Goyang dan Cengkok Dangdutnya

Baby Sexyola mengawali karier bernyanyi dengan gabung bersama girl band V-Angel. Seiring waktu berjalan, cewek yang juga presenter ini merasa yakin untuk menjadi penyanyi solo. Dangdut pun menjadi pilihannya. Bintang iklan dan aktris film ini pernah merilis lagu “Susu Lagi” ciptaan Yogi Gaijin. Kali ini, cewek yang pernah mengalami tabrakan beruntun di tol Jagorawi itu mengeksplor talentanya lewat “Gila Gila Kaya” ciptaan Fitri Camelia Ananda.

Totalitas Baby Sexyola Terjun ke Panggung Dangdut

Baby Sexyola Punya Trik Mempercantik Goyang dan Cengkok Dangdutnya

Nggak mudah lho membanting setir dari genre musik pop ke dangdut. Untuk memunculkan cengkok dangdut yang berkarakter, Baby nggak lelah untuk serius belajar dan ulet dalam berlatih. Nggak cuma berhenti di situ, pedangdut dituntut memiliki goyangan yang unik dan berkonsep. Bodi semlohai Baby kian melengkapi semua elemen tersebut.

“Tentunya aku berharap selalu diberikan kebebasan ekspresi dalam bernyanyi. Lagu-lagu dangdut yang aku nyanyikan harus penuh totalitas. Semuanya aku persembahkan untuk menghibur para pecinta musik dangdut di seluruh Indonesia,” ceplos Baby Sexyola yang juga memopulerkan lagu “Jangan Kawin Lagi” itu.

Baby Sexyola Punya Trik Mempercantik Goyang dan Cengkok Dangdutnya

Berangkat dari dunia model dan mantap mengais rezeki di dunia tarik suara, membuat pemilik nama asli Imas Lia ini nggak mau cepat merasa puas. Dulu Baby Sexyola mengaku sering sakit. Setelah berdiskusi dengan keluarga, ia kemudian memutuskan mengganti nama saat usianya genap 29 tahun. Cewek yang pertama pacaran saat kelas 5 SD ini berharap bisa terus berkarya lewat jalur DanceDhut. Semoga dangdut membawa berkah dan rezeki buat Baby.

(@edofumikooo)

Ini Alasan Wima Membelah Hatinya Dari J-Rocks ke Arkenstoned

Kamarmusik.net, JAKARTA – Belum lama ini Kamar Musik menghidangkan artikel tentang band Arkenstoned. Itu lho band mathcore asal Jakarta yang merilis single “Survival Mode”, liriknya bisa membantu kamu tetap semangat untuk memperjuangkan hidup. Salah satu personelnya itu adalah Wima, pencabik bass grup band J-Rocks.

Ia berbicara tentang keputusannya untuk melabuhkan hati dan mantap bergabung bersama Arga Hermann (vokal), Indra Rockcat (gitar), Radit Nugroho (gitar), dan Sobron Haki (drum). Berikut curhat blak-blakan Wima, ternyata…

Wima, ini band project-an lo ke berapa selama di J-Rocks yaaa?

Arkenstoned adalah band project-an rekaman pertama gue di luar J-Rocks. Bermusik di jalur musik underground udah jadi obsesi gue sebelum J-Rocks terbentuk. Setelah belasan tahun, akhirnya terealisasi juga lewat Arkenstoned.

Apa sih alasan lo tertarik masuk ke band ini?

Kenapa akhirnya gue gabung, udah pasti karena musiknya ya. Beda jauh deh dengan J-Rocks. Pada akhirnya, ini yang menantang gue ada di tiap proses kreatif saat rekamannya.

Emang sengaja merilis lirik lagu dalam bahasa Inggris atau gimana?

Untuk lirik, sepenuhnya kami serahkan ke Arga. Kenapa bahasa Inggris, kebetulan cocok dengan musiknya. Arga selaku penulis lirik, lebih mudah menerjemahkan tema lagu ke dalam bahasa lirik menggunakan bahasa Inggris.

Segmen yang lo incar lewat band ini siapa aja?

Untuk segmen sih, kami nggak membatasi ya. Mau siapa pun dia, oke. Selama mereka cocok dengan musik Arkenstoned. Udah gitu, kami juga masih dalam tahap awal memperkenalkan musik Arkenstoned.

Tengkiiuuu buat sesi Q&A yang menyenangkan. Semoga sukses dan awet ya

(@edofumikooo)

Biar Gak Dicap Penakut, Raih Keberanianmu Lewat Lagu Bangkit nya Nidji

Kamarmusik.net, JAKARTA – Banyak cara dalam melawan rasa takut. Masak iya, hanya karena beratnya masalah trus membuat nyali kamu jadi ciut? Ayo dong bangkit dan jangan menjadi orang pengecut. Kurang lebih pesan keren itu yang ingin disampaikan grup band Nidji lewat single terbaru mereka berjudul “Bangkit”.

Bukan cuma liriknya saja yang kece. Musiknya yang menghentak dan bertenaga, dijamin nggak bakal membuat kamu jadi memble. Lagu ini pun berhasil dirampungkan oleh anak-anak Nidji di studio dalam waktu kilat.

“Kami mampu menyelesaikan lagu ‘Bangkit’ kurang lebih 4 jam. Awalnya sulit juga menemukan musik yang cocok untuk lagu ini. Beruntung, dalam 45 menit terakhir idenya bisa ngebul,” lontar sang frontman, Giring Ganesha.

Lagu “Bangkit” ini makin mengokohkan Nidji sebagai rajanya pembuat soundtrack musik untuk layar lebar. Judul lagunya sama dengan judul filmnya. Film produksi Kaninga Pictures dan Oreima Films yang baru-baru ini tayang di bioskop merupakan film action-disaster pertama di Indonesia.

Film arahan Rako Prijanto ini menampilkan banyak efek computer-generated imagery yang dikemas secara canggih. Aktor dan aktrisnya pun bertabur bintang. Sebut saja Vino G Bastian, Acha Septriasa, Deva Mahendra, Putri Ayudya, dan lainnya. Film ini berkisah tentang perjuangan tim SAR yang menyelamatkan masyarakat dengan sekuat tenaga dari bencana banjir besar di ibukota Jakarta.

Ini Kata Nidji Ketika Membuat Lagu “Bangkit” Untuk Soundtrack Film

Giring (vokal), Ariel (gitar), Andro (bass), Rama (gitar), Run-D (kibor), dan Adri (drum) mengakui kalau ini soundtrack yang paling inspiratif dalam pengerjaannya. Nggak heran kalau keyword “bangkit” dan “menang” ditegaskan berkali-kali dalam lirik lagu mereka. Ujung-ujungnya, band yang melejitkan hits “Biarlah”, “Disco Lazy Time”, “Hapus Aku”, dan “Bila Aku Jatuh Cinta” itu berusaha menyuarakan pesan kalau menyerah itu bukan pilihan.

Buat kamu yang nggak pengin dikatain bermental tempe, coba deh hayati banget lagu ini. Walau cobaan datang menerpa, jangan putus asa. Taklukkan sesegera mungkin rasa takutmu. Segera bangkit dan raihlah kemenangan.

(@edofumikooo)