Semua tulisan dari Doddy Irawan

Mengenang Yon Koeswoyo, 11 Lagu Koes Plus yang Selalu Nempel di Hati

Kamarmusik.net, JAKARTA – Indonesia kehilangan Yon Koeswoyo, salah satu musisi terbaik negeri yang mampu menghasilkan seratus album lebih bersama Koes Plus. Penyanyi bersuara merdu yang aktif berkarya sejak era Kus Brothers dan Koes Bersaudara ini meninggal dunia pada Jumat 5 Januari 2018. Jenazah pria kelahiran Tuban, 27 September 1940 itu dimakamkan keesokan harinya, Sabtu (6/1/2018), di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan.

Yon Koeswoyo bersama Koes Plus memang telah merilis lebih dari 100 album dari berbagai jenis genre musik. Lagu-lagu Koes Plus dominan menjadi hits dan kekuatan syair dan musiknya terus melegenda sepanjang masa.

Pria bernama lengkap Koesyono Koeswoyo itu selalu tampil energik dalam segala aktivitas panggung. Bahkan, saat ia terbaring sakit setahun lalu, tak menyurutkan keinginannya untuk kembali menghibur dan bersenandung.

Yon Koeswoyo adalah anak keenam dari sembilan bersaudara anak dari pasangan Raden Koeswoyo dan Rr. Atmini asal Tuban, Jawa Timur. Koes Plus adalah tonggak industri musik Indonesia.

Rahasia Yon Koeswoyo dan Koes Plus Bisa Produktif Membuat 100 Album Lebih

Mengenang Yon Koeswoyo, 11 Lagu Koes Plus yang Selalu Nempel di Hati
Ganteng maksimal kan Om Yon Koeswoyo waktu muda?

Menurut cerita Rian D’Masiv kepada Kamar Musik, Yon Koeswoyo merupakan figur musisi yang punya energi luar biasa dan tak pernah mau berhenti berkarya. Banyak lagu Koes Plus yang sekilas terdengar sederhana, namun memiliki pesan moral berbentuk kiasan yang hebat. Tak heran kalau lagu-lagu Koes Plus tetap melekat di hati.

“Koes Plus adalah band paling produktif di Indonesia bahkan dunia. Band sekelas The Rolling Stones dan The Beatles pun, belum mampu menandingi kehebatan karya Koes Plus yang sederhana namun berkelas,” jelas Rian.

Berikut 11 Lagu Koes Plus terbaik pilihan Kamar Musik. Tembang ini yang paling banyak dicari orang di Google. Dengarkan lagu-lagunya yang dinyanyikan Yon Koeswoyo. Resapi kekuatan syairnya, kulik pesan moralnya.

1. Why Do You Love Me

Banyak yang kecele dengan lagu ciptaan istri dari Yok Koeswoyo ini. Hampir sebagian besar orang menduga lagu ini dinyanyikan oleh band luar negeri. Ternyata tembang ini adalah milik Koes Plus yang mejeng di album Koes Plus, Golden Hits, Volume 1 yang dirilis pada tahun 1979.

Lagu ini bukan hanya jadi langganan top chart di radio nasional, tapi juga beken di luar negeri. Tembang ikonik dengan lirik full berbahasa Inggris ini pernah nongkrong hampir sebulan di radio Australia. Oh iya, lagu “Why Do You Love Me” kemudian di remake dengan baik oleh Sandhy Sondoro dalam album solonya.

Banyak cerita unik di balik lahirnya lagu yang syairnya ditulis oleh Sonya, istri pertama Yok. Awalnya lagu ini akan dinyanyikan Yok sendiri, tapi Yon berhasil membujuk adiknya dengan janji akan menyanyikan dengan sebaik-baiknya. Yok tidak perlu menyesal karena lagu ini sampai saat ini adalah lagu Koes Plus yang paling sering diminta penggemar untuk dibawakan di panggung selain lagu Kolam Susu. Konon, lagu ini sangat diminati Julio Iglesias.

Selanjutnya..

Heboh Meme Meninggal Bondan Prakoso di Tengah Promo ‘What The F?!’

Kamarmusik.net, JAKARTA – Belum lama ini panggung musik Indonesia dibuat geger dengan beredarnya meme Bondan Prakoso meninggal. Anehnya, gosip itu berhembus berbarengan dengan keluarnya single terbaru Bondan yang berjudul “What The F?!”. Apakah ini memang sebuah kebetulan atau bagian dari strategi marketing untuk kembali melejitkan popularitas Bondan, Kamar Musik pun segera mengonfirmasi kebenaran rumor tersebut.

“Alhamdulillah, Bondan sehat,” ucap Bagus Satrio, manager sekaligus adik kandung Bondan Prakoso, saat dihubungi Kamar Musik via WhatsApp, baru-baru ini.

Buat mereka yang berpikir pendek tanpa melakukan kroscek, boleh jadi viralnya meme R.I.P Bondan Prakoso di sosial media, langsung ditelan bulat-bulat. FYI, meme bertuliskan R.I.P bukan sebagai info bahwa Bondan beneran meninggal dunia. R.I.P merupakan kependekan dari sebuah lagu di album Unity yang dirilis tahun 2007 lalu. Lagu “Rhyme In Peace” tersebut ada di track ke-8, saat Bondan masih bekerjasama dengan grup hip hop, Fade2Black.

Saat dikonfirmasi lebih lanjut apakah meme tersebut “dipesan” khusus untuk mendongkrak lagu baru Bondan, Bagus langsung menampiknya.

“Nggak tahu kok bisa begitu. Bukan kami yang buat meme itu,” tegas pria bertubuh jangkung tersebut.

Bagus Satrio melanjutkan, beredarnya meme itu sudah diketahui langsung oleh Bondan. Namun, hal tersebut sama sekali nggak mengganggu fokus kakaknya dalam mempromosikan single “What The F?!”.

Single Baru, Bondan Prakoso Terima Challenge Dari Istri Tercinta

Heboh Meme Meninggal Bondan Prakoso di Tengah Promo 'What The F!'
Single kece berbahasa Inggris Bondan Prakoso dibuat hanya dalam 1 hari (Foto: Dok. BondanPrakosoOfficial/Facebook).

Proses kreatif di balik lahirnya lagu “What The F?!” cukup unik. Pertama, lagu ini dibuat dan direkam dalam waktu singkat, nggak sampai 24 jam! Kedua, lagu ini muncul berawal dari keisengan sang istri yang bikin challenge kepada Bondan. Margareth Caroline Fatah menantang suaminya untuk membuat sebuah lagu dalam satu hari untuk memeriahkan HUT RI yang ke-72 pada 17 Agustus 2017 lalu.

Hasilnya, luar biasa. Jadi deh sebuah karya musik yang ramai diperbincangkan di kalangan fans fanatik Bondan setelah ia mengunggah lagu (beserta video liriknya) pada 2 September 2017 lalu di kanal Youtube miliknya.

Respons dan komentar positif dari lagu tersebut membuat Bondan beserta manajemen memutuskan untuk merilis “What The F?!” secara resmi di bawah naungan label indie miliknya, VOLD Record.

Setelah melakukan polling yang melibatkan warganet untuk menentukan tanggal rilis, akhirnya “What The F?!” resmi dipublikasikan pada 8 Desember 2017.

“Ya, saya melibatkan warganet untuk penentuan tanggal rilis melalui polling via Snapgram. Saya mau mereka ikut berperan dan menjadi bagian dari proses perjalanan lagu ‘What The F?!’,” papar musisi yang ultah setiap 8 Mei ini.

Menurut Bondan, hal itu penting dilakukan, mengingat di industri musik Indonesia saat ini sudah tidak ada lagi hal baku terkait treatment dan promosi dari sebuah karya.

“Kita dituntut untuk super kreatif dari tahun-tahun sebelumnya,” ceplos pria berusia 33 tahun ini.

Alasan Bondan Prakoso Memilih Judul “What The F?!”

Heboh Meme Meninggal Bondan Prakoso di Tengah Promo 'What The F!'
Bondan Prakoso ingin mengajak penikmat musiknya merasakan akar musik saat ia berada di Funky Kopral. (Foto: Dok. BondanPrakosoOfficial/Facebook).

Single “What The F?!” merupakan track berbahasa Inggris yang mengangkat tema seputar hal-hal fenomenal yang belakangan ini terjadi. Bondan merasa muak hingga seakan ingin menenggelamkan diri dan menghilang dari carut-marut dunia yang dipenuhi fitnah, kebohongan, serta kepalsuan.

Namun di sisi lain, keluarga yang ia sayangi memberikan banyak dukungan dan energi positif, sehingga membuatnya terus bangkit untuk menghadapi tantangan demi tantangan.

Dengan genre musik yang kental bermuatan funk-rock, ditambah part solo bass khas a la Bondan, ia seakan kembali ke akar musik yang bakal mengingatkan kita pada masa kejayaan band terdahulunya, Funky Kopral.

Setelah kembali bersolo karier, Bondan Prakoso telah menelurkan beberapa single, di antaranya adalah “I Will Survive”, “Generasiku”, “Menerjang Matahari”, dan banyak lagi.

“Kita harus berani jujur ke diri kita sendiri, juga kepada masyarakat. Itulah esensi dari bermain musik, walaupun saya sadar akan ada banyak pertentangan dan gesekan di kemudian hari. But, yeaaah, it’s good to be ‘me’ again. I got my soul back!,” lontar pemilik akun Instagram @_bondanprakoso_ dengan 76.564 followers ini.

Hingga berita ini diturunkan, video musik “What The F?!” yang diunggah di YouTube pada 7 Desember 2017, telah disaksikan 182.744 viewers. Lagu ini ia ciptakan dan produseri langsung. Untuk mixing dan mastering, ia memercayakannya ke Osvaldorio. Ada 1573 komentar yang membanjiri perjalanan video musik anyar Bondan.

 

Teks : edofumikooo

Parade Foto Hiend Guitar Experience 2017, Lebarannya para Pecinta Gitar

Kamarmusik.net, JAKARTA – Tanggal 30 November sampai 2 Desember 2017 kemarin boleh jadi momen yang nggak akan pernah dilupakan oleh para pencinta gitar di seluruh Indonesia. Sebuah event gitar besar bertajuk Hiend Guitar Experience 2017 kembali diselenggarakan di Plaza Semanggi. Ya, ini adalah event kedua nasional yang digagas oleh Djuned, owner Hiend Guitar, setelah sukses dengan acara yang diadakan pada 11-14 Mei 2017 lalu.

Event gitar kedua ini digelar dengan skala yang lebih besar. Paramaternya adalah jumlah gitaris yang dihadirkan lebih rame. Booth yang disediakan panitia jauh lebih banyak. Satu hal istimewa dari Hiend Guitar Experience 2017 kedua dihadiri oleh gitaris beken dari band legendaris Guns N’ Roses, yaitu Ron “Bumblefoot” Thal.

“Acara ini konsepnya sederhana dan mulia yaitu ingin mengumpulkan seluruh gitaris hebat di Indonesia dan mempertemukan para penggemar gitar baik yang pemula maupun profesional di sebuah tempat. Kami ingin para pecinta gitar datang, menikmati acara, dan bisa bertukar pikiran dengan pengunjung lain maupun gitaris idolanya,” tutur Djuned, sang penggagas acara, saat ditemui Kamar Musik di acara Hiend Guitar Experience 2017.

Bergabungnya Semua Kompetitor Toko dan Distributor Gitar

Parade Foto Hiend Guitar Experience 2017, Lebarannya para Pecinta Gitar
Aksi memukau Six Strings Indonesia yang bikin mata semua penonton enggan berkedip (Foto: Dok. Djuned Hiend Guitar).

Djuned menambahkan nggak banyak event besar yang memiliki segmentasi tertentu untuk sebuah instrumen musik diadakan di Indonesia. Pagelaran akbar ini nggak hanya menyuguhkan gitar-gitar PRS saja, namun ada berbagai merek gitar, amplifier gitar, boutique pedals efek, sampai case baik dari merek lokal maupun impor.

“Dalam acara ini kami nggak memandang dia kompetitor atau bukan. Semua pemilik toko gitar dan distributor gitar kami ajak bergabung. Kalau ditanya untung atau rugi, yang kami pikirkan bukan itu. Totally, acara ini loose money. Berhubung gue gitaris dan penggemar gitar, visi misinya ya ini arena kumpulnya gitaris. Tak ada saing-saingan dan nggak ada pengkotak-kotakkan genre musik juga,” urai pengusaha sukses bernama lengkap Djuned Kusuma ini.

Silaturahminya Para Gitaris Hebat dan Multi-Talented

Parade Foto Hiend Guitar Experience 2017, Lebarannya para Pecinta Gitar
Djuned, sang penggagas acara ini berharap tahun depan event gitar ini bisa kembali berlangsung dalam skala yang lebih besar (Foto: Dok. Djuned Hiend Guitar).

Hiend Guitar Experience 2017 dibuka mulai Kamis 30 November 2017. Gitaris Kantoran dipercaya untuk membuka kemegahan event ini. Lalu dilanjutkan dengan aksi menawan pasutri yang sangat menginspirasi, Endah n Rhesa. Duo gitaris band Nidji, Ramadhista Akbar dan Andi Ariel Harsya ikutan beraksi. Setelah DeGils, tontonan cadas diperagakan oleh Pradikta Wicaksono ‘Yovie & Nuno’, dan penampilan super ciamik dari Ron ‘Bumblefoot’ Thal.

Parade Foto Hiend Guitar Experience 2017, Lebarannya para Pecinta Gitar
Klinik gitar yang ciamik diperagakan Aria Baron, eks gitaris GIGI yang juga personel Six Strings Indonesia (Foto: Dok. Djuned Hiend Guitar).

Pada hari kedua, Jumat 1 Desember 2017, Bumblefoot kembali menghibur ratusan penonton dengan klinik gitar yang atraktif. Tomo Widayat, yang beken dikenal sebagai additional player Sheila on 7, juga memperlihatkan kepiawaiannya sebagai gitaris. Setelah Areyoualone, giliran Gugun vokalis Gugun Blues Shelter yang tampil memukau. Selanjutnya Iga Massardi ‘Barasuara’, menunjukkan harmonisasinya dengan kawalan Ibrahim ‘Baim’ Imran.

Semakin malam, venue makin penuh karena penonton sangat menanti aksi Six Strings. Baim kembali unjuk gigi bersama Eross Candra, Aria Baron, Dewa Budjana, dan Tohpati. Eross yang selama ini jarang bernyanyi, ditantang mengeluarkan suara empuknya. Gitaris Sheila on 7 itu mampu menghibur penonton dengan jokes segarnya. Penonton banyak yang antre ingin berswafoto bersama Six Strings minus Dewa Budjana yang pulang lebih dahulu.

Owner Hiend Guitar sedikit memberi bocoran soal rahasia kesuksesan acara yang dikonsep dalam waktu singkat ini.

Event ini persiapannya super kebut, hanya seminggu. Beda dengan yang Mei kemarin, persiapannya sampai sebulan. Selama ini mungkin nggak ada yang mau berkorban untuk mengumpulkan para gitaris dan artis dalam jumlah sebanyak ini. Seluruh artis yang datang termasuk Ron Thal kami bayar secara profesional,” imbuh Djuned.

Lebarannya Para Gitaris

Parade Foto Hiend Guitar Experience 2017, Lebarannya para Pecinta Gitar
Eross Candra ternyata tak hanya jago main gitar dan bikin lagu, tapi berbakat juga jadi MC (Foto: Dok. Djuned Hiend Guitar).

Hiend Guitar Experience 2017 seakan jadi obat kerinduan berkumpulnya para gitaris. Bagaimana tidak, cuma di acara ini gitaris dan para musisi bisa sharing ilmu dan seru-seruan bareng. Ajang ini sekaligus sebagai media silaturahmi para gitaris untuk bertemu teman baru. Berkaca dari kemeriahan itulah, Pongki Barata dalam akun Instagramnya menyebut event gitar tanggal 30 November sampai 3 Desember 2017 sebagai Lebarannya para Gitaris.

Bener sekali, ini semacam lebarannya para Gitaris. Mereka ketemuan, tanpa jarak, kumpul kumpul hore buat kesenangan yang sama, yaitu kayu yang di senarin hahaha.. Tidak pernah saya liat ada pameran gitar seperti ini, hangat, atmosfirnya santai tapi informatif. Dan yang penting, banyak gitar-gitar impian di depan mata! Hampir semua ‘jagoan pergitaran’ datang ke sini. Dari musisi profesional, newbie, pedagang gitar online, legend, sampai bapak-bapak yang mau beliin anaknya yang baru belajar gitar. Feels like home, man haha,” tulis Pongki.

Parade Foto Hiend Guitar Experience 2017, Lebarannya para Pecinta Gitar
Hanya di acara ini pengunjung bisa melihat dan mencoba langsung berbagai merek dan jenis gitar canggih (Foto: Dok. Djuned Hiend Guitar).

Benar adanya. Dua hari terakhir, pengunjung yang datang makin menyemut. Pada hari Sabtu 2 Desember 2017, bintang yang tampil nggak kalah kece. Mulai dari 2invasion, Gredy Ryan, Alena, Rendy Pandugo, Dwiki, Baron Clinic, Divaldi Addina Azhar Reza, Baken Nainggolan ‘Siksakubur’ sampai Regatta.

Menyaksikan skill luar biasa Bumblefoot Dari Jarak Super Dekat

Parade Foto Hiend Guitar Experience 2017, Lebarannya para Pecinta Gitar
Acara ini makin terasa istimewa dengan kehadiran Ron “Bumblefoot” Thal (Foto: Dok. Djuned Hiend Guitar).

Hari terakhir lebih petjaaah lagi. Acara dibuka oleh pasutri Cressentia Murniastuti dan Cornelius Prapaska dari See n See Guitar, Indranesia, Nissan Fortz, Zendhy Kusuma dan Denny Chasmala, Dediv Musila, Adli Noor, John Paul Ivan, Edwin ‘Cokelat’, dan ditutup oleh aksi luar biasa dari Aldy ‘Kanda Brothers’. Pemoles band Kanda Brothers, Once Mekel kebagian tampil mendampingi Ronald Jay Blumenthal alias Ron Thal yang adu keren dengan Andre Dinuth.

“Perbedaan Hiend Guitar Experience bulan Desember dengan Mei kemarin adalah, skalanya 3-4 kali lebih besar. Saya senang acara ini berlangsung meriah, meski kami harus nombok. Tapi bukan itu yang kami titikberatkan. Berkumpulnya semua gitaris di sini jauh lebih berharga. Gue berharap event gitar tahun depan akan lebih rame dan keren,” harap musisi gitar kelahiran Jakarta 17 Agustus 1979 tersebut.

Parade Foto Hiend Guitar Experience 2017, Lebarannya para Pecinta Gitar
Selama 4 hari, pengunjung bisa melihat secara dekat para gitaris terkenal Indonesia unjuk kebolehannya (Foto: Dok. Djuned Hiend Guitar).

edofumikooo

 

 

Senyum Memesona Asad Motawh yang Manjur Bikin Meleleh 7 Juta Orang

Kamarmusik.net, JAKARTA – Masih muda, punya wajah tampan, dan multi talenta. Pesona ini yang memancar dari penyanyi pendatang baru, Asad Motawh. Di usianya yang baru 16 tahun, penggemar Justin Bieber ini telah eksis sebagai penyanyi, penulis lagu sekaligus gitaris. Tampang unyu-unyu Asad tidak hanya bikin meleleh masyarakat Malaysia, tapi juga mampu memikat hati remaja-remaja Indonesia lewat singlenya yang berjudul “Senyum”.

Senyum Memesona Asad Motawh yang Manjur Bikin Meleleh 7 Juta Orang
Belum sampai 3 bulan, video musik “Senyum” miliknya telah ditonton sekitar 7 juta orang. (Foto: Dok. Asad Motawh).

Cowok yang aktif di social media sejak tahun 2015 ini telah memperkenalkan karya terbarunya yang bisa diintip di kanal YouTube. Sampai berita ini disuguhkan pada Senin (6/11/2017) sore, video musik “Senyum” telah mendapat atensi sekitar 7 juta penonton. Sejak diupload pada 18 Agustus 2017, video musik bertema friendship ini mampu menyedot antusiasme 6.708.342 orang dan dibanjiri sebanyak 7238 komentar.

Popularitas Asad Motawh bisa dipantau via akun Instagram miliknya, asad.motawh yang memiliki jumlah pengikut lebih dari 560 ribu orang. Penggemarnya tak hanya berasal dari negara asalnya Malaysia, namun juga berasal dari Indonesia. Tentu saja, ini terkait lagu “Senyum” yang dihiasi aransemen modern, fun, simpel dan easy listening.

Asad Motawh Senang Bisa Memperkenalkan Lagu “Senyum” Sampai ke Indonesia

 

Let’s smile and the world smile with you, itulah pesan positif Asad Motawh untuk para penggemarnya. Berkerja sama dengan label Alfa Records di Indonesia, ia berharap lagu “Senyum” terus mendapat respon yang baik di industri musik tanah air.

Pemilik nama lengkap As’ad Ahmad Muhammad Motawh merasa senang tinggal di Indonesia. Cowok yang menyukai sate Padang ini tersanjung melihat kebaikan hati orang Indonesia serta para penggemar barunya.

“Orang-orang di Indonesia sangat baik hati. Kemudian penggemar di sini sangat suportif,” terang Asad Motawh.

Senyum Memesona Asad Motawh yang Manjur Bikin Meleleh 7 Juta Orang
Senyum khas Asad yang begitu memikat banyak penggemarnya (Foto: Dok. Asad Motawh).

Kabar paling anyar adalah penyanyi kelahiran 3 September 2001 ini akan sepanggung bersama 2 penyanyi remaja yang memiliki jutaan penggemar di dunia yaitu Harris J dan Ismail Izzani pada tanggal 11 November 2017 di Kuala Lumpur. Seminggu berselang, tepatnya tanggal 17 November 2017, ia juga menggelar meet and greet bersama para pengagumnya di Singapore.

edofumikooo

 

Album Let’s Go, Kekompakan dan Kematangan J-Rocks Selama 14 Tahun

Kamarmusik.net, JAKARTA – Album keren yang dinantikan itu akhirnya muncul juga. Setelah puasa merilis album fisik selama sewindu, J-Rocks resmi memperkenalkan album terbaru berjudul Let’s Go pada Kamis (26/10/2017) kemarin. Album studio keempat ini bermaterikan 10 lagu yang kental alunan musik pop rock. Single “Fly Away” yang dirilis tahun 2013 lalu kembali dihadirkan. Untuk track jagoan, J-Rocks sepakat mengusung lagu “Selamat Jalan”.

Iman Taufik Rachman (vokal dan gitar), Sony Ismail Robayani (gitar), Swara Wimayoga (bass), dan Anton Rudi Kelces (drum) mengcapture realita nyata di kehidupan sehari-hari. Mulai cinta hingga persahabatan. Representasinya bisa ditelaah lewat lagu “Selamat Jalan” yang dibuka denting piano dan string session yang menancap di sepanjang lagu.

Isian string mendramatisir suasana ‘gelap’ di lagu ciptaan Anton dan Wima. “Selamat Jalan” terasa lebih syahdu. Liriknya bikin baper campur haru karena menuangkan kisah nyata perpisahan dua insan yang menyayat hati. Visualisasinya bisa ditonton langsung di videoklip karya Ganesya Afgandos yang mengambil lokasi di Yogyakarta.

 

Pemilihan modelnya pun unik. J-Rocks mengajak 2 seniman wayang orang untuk menyampaikan pesan dari lagu “Selamat Jalan”. Hingga berita ini disiarkan Selasa (31/10/2017), videoklip anyar yang diupload pada 6 Oktober 2017, telah disaksikan sekitar 250 ribu orang. Beberapa testimoni menyatakan videoklip ini memeras air mata.

“Temanya masih tentang kehidupan, universal. Ada perpisahan, falling in love, kebersamaan, dan ada bahasa Jepang juga. Bedanya lagi pada penggunaan sound-sound elektronik yang era-era dulu masih jarang ada,” jelas Anton.

“Kami ada ide untuk memasukkan unsur Orkestra. Lalu kepikiran, siapa yang pas untuk mewarnai lagu ini. Pilihannya tentu ke mas Erwin Gutawa. Kami sih puas banget pas melihat hasil akhirnya,” beritahu Wima.

Album produksi label Aquarius Musikindo ini melibatkan segambreng musisi hebat. Sebutlah Irfan Aulia yang terjun mengaransemen musik bersama personel J-Rocks. Gitaris Samsons itu dipercaya sebagai produser album ini. Tiga pendekar musik juga membuat album ini komplet, di antaranya Pay Burhan, Denny Chasmala, dan Andi Rianto.

Soal penyaluran ide terpendam personel J-Rocks dan Upaya Merapatkan Barisan J-Rockstars

Album Let's Go, Kekompakan dan Kematangan J-Rocks Selama 14 Tahun
Band yang setia bernaung di label Aquarius Musikindo ini menggandeng Vinity untuk lebih mendekat ke hati para J-Rockstars. (Foto: Dok. J-Rocks)

Band yang pada 9 November nanti berusia 14 tahun ini ingin membuktikan bahwa album ini tak kalah kece dari Road to Abbey yang diproduksi 8 tahun lalu, maupun album sebelumnya: Topeng Sahabat (2005) dan Spirit (2007). Selama vakum, J-Rocks memang fokus mengembangkan musik mereka sekaligus melebarkan jam terbang.

“Buat kami, ini sungguh-sungguh sesuatu yang excited. Materi album ini kami kumpulkan sejak tahun 2012. Bahkan ada lagu yang baru tercipta tahun lalu. Baru deh kami fokus karantina untuk menggodok album ini,” ujar Wima.

Album berisi 10 track ini merupakan tempat para personel J-Rocks menuangkan seluruh ide yang terpendam.

“Kalau gue pribadi, suka banget sama album ini. Fresh banget! Banyak nuansa yang kami buat, selain basic musik J-Rocks-nya tetap ada,” tutur Anton.

Banyak unsur musik yang dimasukkan ke dalam lagu yang menyuguhkan beragam kisah dan jiwa yang beberapa dibuat dengan sisipan bahasa Jepang serta bahasa Inggris. Musiknya pun variatif, dari orkestra, rap, dan lainnya.

Hal baru yang nggak kalah kekinian adalah J-Rocks juga membuka ruang kerjasama dengan aplikasi Vinity. Nantinya, buat mereka yang membeli album J-Rocks, akan mendapatkan sebuah kartu. Dari kartu tersebut, ada bonus plus-plus yaitu kamu bisa mendapatkan info-info terbaru tentang J-Rocks.

“Kami juga melibatkan korlap J-Rockstars. Nanti akan ada member card bagi yang punya album. Jadi, data J-Rockstars udah lengkap. Ada sertifikatnya juga berupa kartu. Kami pun berusaha hidupkan mereka yang selama ini banyak terpencar,” lontar Sony.

Aplikasi yang dimaksud Sony adalah wadah untuk menaungi komunitas fans J-Rocks yang tersebar di Indonesia. Jumlah komunitas seperti J-Rockstar bisa bertambah tiap tahunnya. Untuk mengapresiasinya, Vinity melalui fitur Vnews, Vpics, dan Vmedia, memberi ruang member komunitas seperti merasa memiliki media sendiri secara digital.

edofumikooo

 

 

Midnight Superstar, Album Solo Sheila Permatasaka yang Ajibbb Didengar

Kamarmusik.net, JAKARTA – Apa momen yang kamu rindukan waktu kecil? Tentu saja banyak dan itu ngangenin. Satu hal yang paling menyejukkan adalah menyimak orangtua mendongengkan cerita dan menyanyikan lagu pengantar tidur. Momen ini yang menggugah Sheila Permatasaka untuk membuat video di akun Instagramnya berjudul “Pengantar Lelap”. Lagu yang menggugah ini, bisa juga kamu simak di album solo bassist perempuan ini.

Dalam captionnya, Sheila Permatasaka menceritakan bahwa video sederhana ini berawal dari sebuah lagu yang ia tulis sebagai lullaby song atau lagu pengantar tidur untuk anaknya yaitu Hans.

Midnight Superstar, Album Solo Sheila Permatasaka yang Ajibbb Didengar
Lagu Pengantar Lelap, bukti cinta tulus Sheila terhadap Hans, sang buah hati tercinta (Foto: Dok. Facebook/Sheila Permatasaka).

“Pesan dari lagu ini adalah hubungan kasih antara orangtua dengan anak yang terjalin sewaktu anak tersebut siap untuk beristirahat. Selamat menikmati video ini dan semoga pesan sederhana yang ada dapat tersampaikan dengan baik,” ujar Sheila via akun Instagram sheilapermatasaka

Kepada Kamar Musik, musisi kelahiran Jakarta, 4 Maret 1984 ini memercayakan lagu “Pengantar Lelap” (Lullaby) oleh Evelyne Hutagalung. Track manis ini tertuang dalam sebuah album bertitel Midnight Superstar. Sheila yang sampai saat ini masih aktif sebagai bassist di berbagai kegiatan musik sebagai player, organizer, maupun composer ini berbagi kisah seputar penggarapan album solonya.

Selain gandeng The Upmost, Sheila Permatasaka juga libatkan banyak musisi andal

Midnight Superstar, Album Solo Sheila Permatasaka yang Ajibbb Didengar
Kolaborasi penuh harmoni antara Sheila dan The Upmost kental terasa. (Foto: Dok. Sheila Permatasaka).

Awal tahun 2017 merupakan momen yang tepat untuk Sheila dalam berkontribusi untuk perkembangan musik Indonesia. Album solo bass ini ia kerjakan dengan bantuan beberapa teman bermusiknya yang tergabung di sebuah band yaitu The Upmost. Tingginya jam terbang, membuat ia tak kesulitan dalam merampungkan albumnya. Hanya kurang dari 3 bulan, album Sheila And The Upmost yang bermaterikan 6 lagu ini pun rilis di pasaran.

Sebagian besar merupakan karya original dari Sheila. Agar produksi albumnya lancar, ia bekerjasama dengan Yessi Kristianto dan Indra Aryadi. Tak cukup sampai di situ. Dalam 5 track instrumental albumnya, ia menggandeng sederet drummer hebat. Sebut saja Echa Soemantri, Handy Salim, Jeane Phialsa, Dimas Pradipta. Wujud keseriusan album ini ia tonjolkan dengan menggaet drummer dari Australia, Brody Simpson.

Musisi yang aktif main bass sejak tahun 2003 ini mengajak penikmat musik larut dalam karya indahnya, macam “Lullaby for Hans”, “All is Well”, “Be Not Nobody”, “Midnight Superstar”, dan “The Dawn Has Come”. Isian bassnya tak lepas dari pengaruh mentornya di LPM Farabi seperti Indro Harjodikoro, Adi Dharmawan, dan Ilyas Muhadji.

Sejumlah alasan mengapa album solo Sheila Permatasaka wajib dimiliki

Midnight Superstar, Album Solo Sheila Permatasaka yang Ajibbb Didengar
Segambreng drummer jempolan dilibatkan di albumnya, termasuk drummer dari Australia. (Foto: Dok. Sheila Permatasaka).

Pengalamannya malang-melintang di industri musik membuat ia matang secara musikalitas. Salah satu prestasinya adalah bassist terbaik di Festival Budaya Jakarta dan Juara 1 (bersama Starlite) di Festival Jazz Goes To Campus UI 2004. Sheila pernah mengiringi para penyanyi terbaik Indonesia seperti Gita Gutawa, Dewi Sandra, Vidi Aldiano, Mike Mohede, Denada, dan banyak lagi. Belum lagi festival musik yang ia ikuti baik di dalam maupun di luar negeri.

Sebelum merilis album solo Midnight Superstar, ia juga pernah merilis project rekaman bersama Starlite dalam album berjudul Our Journey (2014). Album tersebut diproduksi bersama rekan-rekan satu bandnya yang terdiri dari Jeane Phialsa (drum) dan Rieke Astari (piano). Beberapa penyanyi juga turut mensupport albumnya. Sebut saja Olive Latuputty, Grace Sahertian, dan Eno ‘Darajana’. Ia juga pernah menjadi bassist perempuan di Baim Trio.

Well, perjalanan panjang itulah yang akhirnya membulatkan tekad Sheila Permatasaka untuk merilis album solo ini.

 

edofumikooo

Bikin Pangling, Dilza Hadirkan ‘Jangan Pernah Selingkuh’ dalam Versi RnB

Kamarmusik.net, JAKARTA – Perlahan tapi pasti, karier musik Dilza terus menanjak. Di usia yang masih terbilang muda, dara kelahiran Padang 16 Februari 2001 ini memiliki suara merdu dan berkarakter. Pesona bintang yang mengalir pada dirinya telah dibuktikan lewat dua single yaitu “Seseorang Dihatimu” dan “Jangan Pernah Selingkuh”.

Kedua lagu tersebut ia rilis di tahun 2017. Lagu yang pertama disebut pada bulan April dan lagu yang terakhir diperkenalkan pada bulan September. Kedua singlenya diciptakan oleh musisi yang sama yaitu Ato, vokalis band Angkasa. Perbedaannya, adalah lagu yang baru ia kenalkan ini adalah hit dari band Angkasa yang kemudian dikemas kekinian dengan balutan aransemen musik Pop RnB.

Lagu ini menurut Ato, memang telah dipersiapkan secara matang untuk Dilza, tentunya atas persetujuan Rahayu Kertawiguna, CEO Nagaswara. Melalui lagu ini, Nagaswara ingin membawa Dilza lebih intens lagi dikenal luas oleh para penikmat musik tanah air. Penyanyi yang terinfluence oleh Ariana Grande ini digadang-gadang akan cepat naik daun, apalagi ia juga mahir ngedance dan bermain instrumen seperti piano dan gitar.

Mengenal lebih dekat sosok Dilza

Bikin Pangling, Dilza Hadirkan 'Jangan Pernah Selingkuh' dalam Versi RnB
Dilza kerap disebut Ariana Grande nya Indonesia (Foto: Dok. Nagaswara).
Nama akte lahirnya adalah Fadila Amalda yang kemudian beken dengan nama panggung Dilza. Memang ia lahir di tanah Minangkabau, namun ia besar di kota Batam. Ketertarikannya pada dunia nyanyi, tercium sejak umur 10 tahun.
Sebelum nyemplung lebih dalam sebagai penyanyi, Dilza pernah berperan di sebuah film horor yang ditayangkan di Singapura. Selebihnya, prestasinya juga mentereng di ranah modelling. Ia pernah meraih Runner Up Bintang Indonesia 2009, Inez Icon 2014, Juara 3 REI IDOL 2015, Juara 2 Inul Vizta Icon 2016, dan Juara 3 Putri Campus 2016.

Putri dari seorang penyelenggara event organizer di kota Batam ini tampil pertama kali di acara launching sebuah motor pada tahun 2014. Setelah itu, banyak acara manggung yang ia lakoni. Bukan hanya sekadar di kandang sendiri di kota Batam, tapi juga ke kota lain seperti Padang, Pekanbaru, Lagoi, Tanjung Balai, Tanjung Pinang, dan lainnya.

Hijrah ke Jakarta 

Bergabungnya Dilza dengan Nagaswara tak lepas dari peran Ato Angkasa. Kala itu, ibunya membuat event di kota Batam dengan mengundang penampil yaitu band Angkasa. Saat itu, ada sesi duet Dilza dengan Angkasa. Saat itu juga, Ato yakin bahwa Dilza bisa lebih bersinar kariernya kalau ia mau melebarkan sayapnya di ibukota Jakarta.

Ato pun memboyong Dilza bersama ibunya ke Jakarta dan segera memperkenalkannya ke Rahayu Kertawiguna. Gayung bersambut. CEO Nagaswara tersebut tertarik dan Dilza pun dikontrak oleh Nagaswara sebagai solois.

Tak mau berleha-leha dahulu, Ato bergegas menyiapkan 3 single untuk dinyanyikan Dilza. Dari materi yang disodorkan ke Nagaswara, terpilihlah single “Seseorang Dihatimu” yang menjadi single perdana Dilza. Lagu tersebut bertutur tentang kisah cinta yang dikhianati oleh pasangan yang pura-pura mencintai dan bersandiwara lewat sikapnya. Namun ternyata, dia telah mempunyai seseorang di hatinya.

Kurang lebih inilah lirik single perdana dari Dilza yang telah memiliki 13 ribu lebih pengikut di Instagram.

Senyummu membuatku/ Percaya akan tingkah lakumu/ Baikmu kepadaku/ Menyamarkan kepribadianmu/ Kau sentuh aku dengan dustamu/ Kau permainkan perasaanku/

Aku tahu kamu pura pura memcintaiku/ Tapi tak dengan hatimu/ Ku tahu kamu sebenarnya/ Telah mempunyai seseorang dihatimu/

Senyummu membuatku/ Percaya akan tingkah lakumu/ Baikmu kepadaku/ Menyamarkan kepribadianmu/

Kau sentuh aku dengan dustamu/ Kau permainkan perasaanku//

Lagu yang bisa bikin sedih dan baper ini telah mengundang penasaran 28 ribu lebih penonton YouTube per tanggak 5 Juni 2017. Sampai berita ini diturunkan, Kamis (25/10/2017), videoklip “Seseorang di Hatimu” telah disaksikan sekitarr 40 ribu penonton.

Bagaimana dengan single keduanya? Ternyata, antusiasmenya lebih gokil. Baru 2 minggu diupload, videoklip “Jangan Pernah Selingkuh” telah menyita perhatian lebih dari 65 ribu viewers. Sebuah pergerakan bagus untuk penyanyi pendatang baru. Apalagi ia mampu membuat pangling penonton lewat hentakan musik pop RnB nya.

 

edofumikooo

 

Kali Pertama Berduet Sama Solois Perempuan, Ini Alasan Sandy Canester

Kamarmusik.net, JAKARTA – Apa sih bentuk paling sederhana dalam proses munculnya perasaan cinta? Bahagia. Ya, perasaan bahagia adalah segalanya dari awal sebuah hubungan. Bahkan, cinta bisa datang melalui cara-cara yang tak pernah disadari. Renungan itulah yang kemudian diterjemahkan Sandy Canester dalam lagu berjudul “Awalnya”.

Namun, kali ini Sandy tidak muncul dan menyanyi seorang diri. Musisi kelahiran Jakarta, 9 Januari 1980 ini berduet dengan solois cantik bernama Nadya Fatira. Perjumpaan Sandy dan Nadya melalui sebuah acara, membawa kecocokan mereka dalam bermusik. Sandy Canester pun meminang pemilik 13 ribu followers di Instagram untuk berkolaborasi di lagu “Awalnya”. Pas kebetulan, Sandy Canester menilai lagu ini lebih cocok kalau dibawakan berdua.

“Lagu ini intim, simpel, dan gue pengin menyuguhkan lagu ini dari sisi laki-laki dan perempuan. Gue enggak kepikiran duet sama penyanyi dengan karakter suara diva yang meliuk-liuk gitu. Gue pengin penyanyi yang bisa bernyanyi dengan simpel. Nadya lah orangnya,” jelas pria yang pada umur 11 tahun sudah meraih gelar juara 2 pada lomba menyanyi se-Jabotabek.

Menarik disimak bagaimana lagu ini berbeda ketimbang lagu-lagu yang ia ciptakan sebelumnya. Ia pernah menjadi vocal director maupun pencipta lagu untuk solois Indonesia sekaliber Agnes Monica, Bunga Citra Lestari, Ari Lasso, Once, maupun Baim. Namun bernyanyi dengan solois perempuan, baru kali ini ia mau melakukannya.

Sandy Canester cerita ide di balik lagu “Awalnya”

Inspirasi terciptanya lagu ini pun terbilang sederhana. Ide datang dari sebuah rencana reuni SMP. Di momen temu kangen teman lama itulah, Sandy mendapat cerita menarik dari sahabat lamanya. Dari tuturan cerita sahabatnya itu, sang pelantun hit “Sabtu Minggu” dan “Telepon Aku” ini menarik kesimpulan bahwa cinta bisa datang dari hal-hal sederhana yang terkadang jauh dari jangkauan radar seseorang.

“Temen gue bilang kalau awalnya dia biasa sama si cewek ini, tapi kok lama-lama dia merasa ada yang aneh. Dari curhatan dia, gue merasakan energi yang besar dan gue berusaha menerjemahkan ketulusan cerita dia. Ceritanya mungkin sangat sederhana, tapi buat gue sangat dalam dan itu yang mau gue bagikan,” ujar Sandy yang saat ini bernaung di label Mahakarya Inc.

Kembali ke gitar akustik 

Jika kita terbiasa melihat Sandy di dunia musik dengan gitar akustik, maka kini ia kembali dengan format tersebut. Sebelumnya, Sandy sempat mengekplorasi diri dengan berbagai konsep bermusiknya. Bahkan ia cukup dikenal piawai memainkan teknik looping. Apa yang menggerakkan Sandy untuk kembali ke gitar akustik?

“Gitar akustik sudah jadi teman gue sejak SD. Gue ngulik dan bikin lagu ya pakai akustik. Mungkin karena gue lebih nyaman aja dan kebetulan konsep untuk album ketiga lebih kuat di lead-lead akustiknya,” tuturnya .

Lagu ibarat memiliki kaya rasa dan suara, meski denting akustik bisa didengar dari awal hingga akhir lagu. Ia pun memperkaya lagu dengan sentuhan melodi gitar elektrik dan string. Mari kita nikmati duet indah Sandy Canester dengan Nadya Fatira di lagu “Awalnya”. Mereka ingin orang akan bahagia terus setelah mendengar lagu ini.

edofumikooo

Save Musik Original Indonesia, Nagaswara Gandeng Sinergi Karya Optima

Kamarmusik.net, JAKARTA – Save musik original! Nagaswara menghadirkan sebuah album kompilasi VCD Karaoke bertajuk I Love DanceDhut. Sesuai spiritnya dalam menuntaskan pembajakan, Big Indie Label ini kembali bekerjasama dengan Sinergi Karya Optima (SKO) untuk memasarkan album ini ke gerai AlfaMidi dan Lawson yang ada di seluruh Indonesia. Tentu saja kemudahan didapat karena album ini bisa dibeli di hampir 1500 gerai kedua toko tersebut.

Kerjasama ini semakin memperlihatkan kebersamaan yang kokoh dan berkomitmen penuh untuk mendukung kemajuan musik original di Indonesia. Pertama, tahun 2014. Album VCD Karaoke Goyank Dangdut yang berisi 12 lagu dengan 12 penyanyi. Setahun kemudian, NAGASWARA bersama SKO, ALFAMIDI dan LAWSON merilis CD album Wali yang berjudul Doain Ya Penonton yang memuat 14 lagu yang diciptakan Apoy dan kawan-kawan.

Tahun ini, kerjasama kembali terjalin industri. Tujuannya tentu saja menyelamatkan musik original, berupa penjualan album VCD kompilasi karaoke dari 8 artis penyanyi DanceDhut NAGASWARA untuk didistribusikan secara merata ke seluruh outlet ALFAMIDI dan LAWSON yang tersebar di lndonesia.

Semangat yang diterapkan SKO bersama ALFAMIDI dan LAWSON dalam target omzet 50 sampai 100 ribu keping album VCD karaoke telah dipikirkan dengan baik. Pemberian insentif untuk kasir, top seller, bundling product, dan visit artis ke outlet-outlet yang tersebar diseluruh Indonesia, menjadi strategi dan daya tarik dalam meningkatkan penjualan.

“SKO, dalam hal ini, sangatlah terbuka untuk mendukung penjualan musik dan lagu-lagu karya anak bangsa, ”ujar Pradana Sugarda, selaku Direktur PT Sinergi Karya Optima.

Nah, tanggal 29 Agustus 2017 kemarin, album kompilasi VCD karaoke ini resmi dirilis di sebuah kafe di bilangan Melawai, Jakarta Selatan. Seluruh artis yang namanya tertera di album tersebut tentunya hadir dan memeriahkan acara launching ini. Sebut saja Siti Badriah, Fitri Carlina, Duo Anggrek, Hesty Klepek Klepek, Sherly May, Mozza Kirana, Ratu Idola, dan Baby Shima.

Materi lagu yang ada di album kompilasi VCD karaoke I Love DanceDhut berisi 12 lagu asyik: “Undangan Mantan”, “Pujaan Hati”, ”Telolet Klepek Klepek”, “Goyang Nasi Padang”, ”Makan Hati”, “Ada Gajah Di Balik Batu”, “Mama Minta Pulsa”, “Musim Hujan Musim Kawin”, “Tua-Tua Keladi”, “Sumo” (Susah Move on), ”Firasat” dan “Tanpa Kekasih” Kekuatan hampir 1500 toko Alfamidi dan Lawson di Indonesia, diharapkan album ini bisa didapatkan dengan mudah.

“Kami harap bisa mencapai target omset 50 sampai 100 ribu keping VCD Karoke. Insentif untuk kasir, top seller, bundling product, dan visit artis ke outlet-outlet yang tersebar di seluruh Indonesia. Ini menjadi strategi dan daya tarik dalam meningkatkan penjualan. CD original ini tentu lebih baik kualitasnya untuk berkaraoke dari pada yang bajakan. Kita boleh adu kualitasnya,” papar Rahayu Kertawiguna, CEO Nagaswara.

Sampai kapan para pembajak nakal tega menghancurkan musik original Indonesia?

Dulu kalau kita ingin beli karya musik berupa kaset dan CD original, yang langsung terpikir dalam pikiran kita adalah jaringan toko kaset Disc Tarra dan lainnya. Sekarang, di rezim virtual, ritual beli produk karya musik original sudah tak lagi seperti dulu. Kesempatan musisi dan label musik untuk memajang produk originalnya kian terbatas. Kenapa?

Apalagi kalau bukan karena karya musik original masih dikangkangi para pembajak karya cipta, Keberadaan para pembajak ibarat penjajah yang membuat para pencipta lagu dan pemilik royalti jadi terbelenggu di negeri sendiri.

“Aku serius mau bawa DanceDhut ini ke Amerika, karena di sana fasilitas alat musiknya sudah lengkap. Minimal mau mengenalkan ke komunitas masyarakat Indonesia di US bahwa kita punya genre bernama DanceDhut. Harapan aku, musik Dancedhut bisa dikenal sampai mancanegara dan jadi musik dunia,” lontar Sherly May

Sementara itu ada satu-satunya penyanyi dari luar Indonesia, namanya Baby Shima. Untuk genre DanceDhut, penyanyi yang terkenal sebagai Ratu Smule ini sukses menjadi satu-satunya penyanyi Dancedhut asal Malaysia.

“Shima tahu dangdut musik masyarakat dan digemari di Indonesia. Shima tidak pikir dua kali untuk menerima tawaran Nagaswara untuk bernyanyi dangdut,” paparnya.

Satu per satu penyanyi mendendangkan lagu miliknya. Termasuk penyanyi yang pada hari launching album, berulang tahun, yaitu Mozza Kirana.

“Terima kasih atas kejutannya, tadinya mau diam-diam nggak dirayain ulang tahun aku. Eh tiba-tiba ada kue ulang tahun buat aku. Terima kasih semuanya,” ceplos Mozza

Sementara itu, Fitri Carlina membawakan lagu berjudul “Pujaan Hati”. Sebuah track indah yang mengungkapkan curhat penyanyi yang memiliki bisnis Banyuwangi Savana Cake tersebut karena sering ditinggal kerja oleh suaminya.

Sherly May kebagian menyanyikan lagu “Firasat” ciptaan Ato Angkasa.

“Saya merasa terhormat karena menyanyikan lagu Ato Angkasa pertama yang bergenre dangdhut,” ungkapnya.

lain lagi cerita Devay Duo Anggrek. Lagu “Goyang Nasi Padang” sering nangkring di top chart Radio. Menurutnya, lagi ini lebih dangdut dan menjadi semacam lagu kebangsaan rumah makan padang.

“Awalnya nggak kepikiran lagu ‘Goyang Nasi Padang’ bisa meledak secepat ini. Hasilnya memuaskan. Meski sempat tertunda, tapi Alhamdulillah jadi chart nomor satu di banyak radio,” beber Devay.

Ya, lagu tersebut memang juara. Sejak dipublish di YouTube pada tanggal 25 Mei 2017, video musik “Goyang Nasi Padang” telah dinikmati lebih dari sejuta penonton. Data yang dihimpun pada Rabu (20/9/2017), viewers nya telah melampaui jumlah 1.076.635. Salut, save musik original Indonesia.

edofumikooo

 

Masih Separo Hati Mencintai Negeri Ini? Simak Indonesia Juara dari Hybrid

Kamarmusik.net, JAKARTA – Banyak cara dilakukan musisi untuk memeriahkan perayaan hari ulang tahun kemerdekaan Indonesia ke-72. Salah satu kontribusi positif dilakukan oleh grup band Hybrid dengan menelurkan single berjudul “Indonesia Juara”. Sebenarnya apa sih yang coba disuguhkan oleh band asal Garut, Jawa Barat ini?

Kuintet pengusung musik alternatif pop rock ini mencoba mengingatkan dan mengenalkan kembali indahnya alam Indonesia. Sebagai generasi penerus kemerdekaan, sejatinya para anak muda harus giat untuk menjaga kelestarian alam sekitar. Nah.. lagu “Indonesia Juara” menyuarakan tema agar kita wajib bangga dengan pariwisata di negeri ini.

Memang sudah waktunya anak-anak muda Indonesia bersatu dalam mengisi kemerdekaan. Caranya? Ya sama-sama bergerak untuk mengenalkan keramahtamahan budaya beserta potensi alam keindahan Indonesia kepada dunia luar. Lewat lagu ciptaan Anjar Budiman dan Hadi Winaya ini, Hybrid ingin menegaskan kalau kita semua bersaudara.

Sebelum lanjut, alangkah cihuynya kita kenalan dulu sama mereka. Hybrid terdiri dari Kahfi (vokal), Smith (gitar), Anjar (bass), Dry (gitar), dan Awink (drum). Beberapa bulan lalu, band yang terbentuk pada 11 November 2011 itu merilis single religi berjudul “Kembali Pada Nya”. Kembali ke single baru, apa menu yang bikin lagu ini menjadi seru?

Single “Indonesia Juara”, Wujud Nyata Kecintaan Hybrid Pada Tanah Air

Masih Separo Hati Mencintai Negeri Ini Simak Indonesia Juara dari Hybrid

Temukan faktanya di video musik anyar Hybrid. Mereka rela ngebolang membawa genset naik turun bukit ke berbagai lokasi wisata di Garut Selatan seperti Pantai Cibadak, Gunung Geder, Pantai Sayang Heulang, dan lainnya.

Buat kamu yang hobi traveling, video musik ini bisa menjadi rujukan kece. Ternyata banyak lho panorama menawan yang bisa kita nikmati di beberapa tempat wisata di daerah Jawa Barat, khususnya kabupaten Garut. Nggak berhenti di situ. Bray Photowork, selaku pembuat video musik ini, menyisipkan surga keindahan pariwisata Indonesia yang terbentang di Tidore, Aceh, Ternate dan lainnya. Makin kepo kan? Woles, nih Kamar Musik kasih video musiknya.

Wahai anak-anak muda Indonesia, siap-siap deh hati bergetar dan merinding setelah nonton klip “Indonesia Juara”.

edofumikooo