Arsip Kategori: Berita

Berita dan info menarik terbaru seputar dunia musik Indonesia. Mengabarkan berita baik, kisah di balik karya, dan cerita tanpa gosip. Artis, orang-orang di balik layar produksi sebuah karya, tips ,review cd, fashion dan segudang informasi menarik lainnya.

Mengenang Yon Koeswoyo, 11 Lagu Koes Plus yang Selalu Nempel di Hati

Kamarmusik.net, JAKARTA – Indonesia kehilangan Yon Koeswoyo, salah satu musisi terbaik negeri yang mampu menghasilkan seratus album lebih bersama Koes Plus. Penyanyi bersuara merdu yang aktif berkarya sejak era Kus Brothers dan Koes Bersaudara ini meninggal dunia pada Jumat 5 Januari 2018. Jenazah pria kelahiran Tuban, 27 September 1940 itu dimakamkan keesokan harinya, Sabtu (6/1/2018), di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan.

Yon Koeswoyo bersama Koes Plus memang telah merilis lebih dari 100 album dari berbagai jenis genre musik. Lagu-lagu Koes Plus dominan menjadi hits dan kekuatan syair dan musiknya terus melegenda sepanjang masa.

Pria bernama lengkap Koesyono Koeswoyo itu selalu tampil energik dalam segala aktivitas panggung. Bahkan, saat ia terbaring sakit setahun lalu, tak menyurutkan keinginannya untuk kembali menghibur dan bersenandung.

Yon Koeswoyo adalah anak keenam dari sembilan bersaudara anak dari pasangan Raden Koeswoyo dan Rr. Atmini asal Tuban, Jawa Timur. Koes Plus adalah tonggak industri musik Indonesia.

Rahasia Yon Koeswoyo dan Koes Plus Bisa Produktif Membuat 100 Album Lebih

Mengenang Yon Koeswoyo, 11 Lagu Koes Plus yang Selalu Nempel di Hati
Ganteng maksimal kan Om Yon Koeswoyo waktu muda?

Menurut cerita Rian D’Masiv kepada Kamar Musik, Yon Koeswoyo merupakan figur musisi yang punya energi luar biasa dan tak pernah mau berhenti berkarya. Banyak lagu Koes Plus yang sekilas terdengar sederhana, namun memiliki pesan moral berbentuk kiasan yang hebat. Tak heran kalau lagu-lagu Koes Plus tetap melekat di hati.

“Koes Plus adalah band paling produktif di Indonesia bahkan dunia. Band sekelas The Rolling Stones dan The Beatles pun, belum mampu menandingi kehebatan karya Koes Plus yang sederhana namun berkelas,” jelas Rian.

Berikut 11 Lagu Koes Plus terbaik pilihan Kamar Musik. Tembang ini yang paling banyak dicari orang di Google. Dengarkan lagu-lagunya yang dinyanyikan Yon Koeswoyo. Resapi kekuatan syairnya, kulik pesan moralnya.

1. Why Do You Love Me

Banyak yang kecele dengan lagu ciptaan istri dari Yok Koeswoyo ini. Hampir sebagian besar orang menduga lagu ini dinyanyikan oleh band luar negeri. Ternyata tembang ini adalah milik Koes Plus yang mejeng di album Koes Plus, Golden Hits, Volume 1 yang dirilis pada tahun 1979.

Lagu ini bukan hanya jadi langganan top chart di radio nasional, tapi juga beken di luar negeri. Tembang ikonik dengan lirik full berbahasa Inggris ini pernah nongkrong hampir sebulan di radio Australia. Oh iya, lagu “Why Do You Love Me” kemudian di remake dengan baik oleh Sandhy Sondoro dalam album solonya.

Banyak cerita unik di balik lahirnya lagu yang syairnya ditulis oleh Sonya, istri pertama Yok. Awalnya lagu ini akan dinyanyikan Yok sendiri, tapi Yon berhasil membujuk adiknya dengan janji akan menyanyikan dengan sebaik-baiknya. Yok tidak perlu menyesal karena lagu ini sampai saat ini adalah lagu Koes Plus yang paling sering diminta penggemar untuk dibawakan di panggung selain lagu Kolam Susu. Konon, lagu ini sangat diminati Julio Iglesias.

Selanjutnya..

Heboh Meme Meninggal Bondan Prakoso di Tengah Promo ‘What The F?!’

Kamarmusik.net, JAKARTA – Belum lama ini panggung musik Indonesia dibuat geger dengan beredarnya meme Bondan Prakoso meninggal. Anehnya, gosip itu berhembus berbarengan dengan keluarnya single terbaru Bondan yang berjudul “What The F?!”. Apakah ini memang sebuah kebetulan atau bagian dari strategi marketing untuk kembali melejitkan popularitas Bondan, Kamar Musik pun segera mengonfirmasi kebenaran rumor tersebut.

“Alhamdulillah, Bondan sehat,” ucap Bagus Satrio, manager sekaligus adik kandung Bondan Prakoso, saat dihubungi Kamar Musik via WhatsApp, baru-baru ini.

Buat mereka yang berpikir pendek tanpa melakukan kroscek, boleh jadi viralnya meme R.I.P Bondan Prakoso di sosial media, langsung ditelan bulat-bulat. FYI, meme bertuliskan R.I.P bukan sebagai info bahwa Bondan beneran meninggal dunia. R.I.P merupakan kependekan dari sebuah lagu di album Unity yang dirilis tahun 2007 lalu. Lagu “Rhyme In Peace” tersebut ada di track ke-8, saat Bondan masih bekerjasama dengan grup hip hop, Fade2Black.

Saat dikonfirmasi lebih lanjut apakah meme tersebut “dipesan” khusus untuk mendongkrak lagu baru Bondan, Bagus langsung menampiknya.

“Nggak tahu kok bisa begitu. Bukan kami yang buat meme itu,” tegas pria bertubuh jangkung tersebut.

Bagus Satrio melanjutkan, beredarnya meme itu sudah diketahui langsung oleh Bondan. Namun, hal tersebut sama sekali nggak mengganggu fokus kakaknya dalam mempromosikan single “What The F?!”.

Single Baru, Bondan Prakoso Terima Challenge Dari Istri Tercinta

Heboh Meme Meninggal Bondan Prakoso di Tengah Promo 'What The F!'
Single kece berbahasa Inggris Bondan Prakoso dibuat hanya dalam 1 hari (Foto: Dok. BondanPrakosoOfficial/Facebook).

Proses kreatif di balik lahirnya lagu “What The F?!” cukup unik. Pertama, lagu ini dibuat dan direkam dalam waktu singkat, nggak sampai 24 jam! Kedua, lagu ini muncul berawal dari keisengan sang istri yang bikin challenge kepada Bondan. Margareth Caroline Fatah menantang suaminya untuk membuat sebuah lagu dalam satu hari untuk memeriahkan HUT RI yang ke-72 pada 17 Agustus 2017 lalu.

Hasilnya, luar biasa. Jadi deh sebuah karya musik yang ramai diperbincangkan di kalangan fans fanatik Bondan setelah ia mengunggah lagu (beserta video liriknya) pada 2 September 2017 lalu di kanal Youtube miliknya.

Respons dan komentar positif dari lagu tersebut membuat Bondan beserta manajemen memutuskan untuk merilis “What The F?!” secara resmi di bawah naungan label indie miliknya, VOLD Record.

Setelah melakukan polling yang melibatkan warganet untuk menentukan tanggal rilis, akhirnya “What The F?!” resmi dipublikasikan pada 8 Desember 2017.

“Ya, saya melibatkan warganet untuk penentuan tanggal rilis melalui polling via Snapgram. Saya mau mereka ikut berperan dan menjadi bagian dari proses perjalanan lagu ‘What The F?!’,” papar musisi yang ultah setiap 8 Mei ini.

Menurut Bondan, hal itu penting dilakukan, mengingat di industri musik Indonesia saat ini sudah tidak ada lagi hal baku terkait treatment dan promosi dari sebuah karya.

“Kita dituntut untuk super kreatif dari tahun-tahun sebelumnya,” ceplos pria berusia 33 tahun ini.

Alasan Bondan Prakoso Memilih Judul “What The F?!”

Heboh Meme Meninggal Bondan Prakoso di Tengah Promo 'What The F!'
Bondan Prakoso ingin mengajak penikmat musiknya merasakan akar musik saat ia berada di Funky Kopral. (Foto: Dok. BondanPrakosoOfficial/Facebook).

Single “What The F?!” merupakan track berbahasa Inggris yang mengangkat tema seputar hal-hal fenomenal yang belakangan ini terjadi. Bondan merasa muak hingga seakan ingin menenggelamkan diri dan menghilang dari carut-marut dunia yang dipenuhi fitnah, kebohongan, serta kepalsuan.

Namun di sisi lain, keluarga yang ia sayangi memberikan banyak dukungan dan energi positif, sehingga membuatnya terus bangkit untuk menghadapi tantangan demi tantangan.

Dengan genre musik yang kental bermuatan funk-rock, ditambah part solo bass khas a la Bondan, ia seakan kembali ke akar musik yang bakal mengingatkan kita pada masa kejayaan band terdahulunya, Funky Kopral.

Setelah kembali bersolo karier, Bondan Prakoso telah menelurkan beberapa single, di antaranya adalah “I Will Survive”, “Generasiku”, “Menerjang Matahari”, dan banyak lagi.

“Kita harus berani jujur ke diri kita sendiri, juga kepada masyarakat. Itulah esensi dari bermain musik, walaupun saya sadar akan ada banyak pertentangan dan gesekan di kemudian hari. But, yeaaah, it’s good to be ‘me’ again. I got my soul back!,” lontar pemilik akun Instagram @_bondanprakoso_ dengan 76.564 followers ini.

Hingga berita ini diturunkan, video musik “What The F?!” yang diunggah di YouTube pada 7 Desember 2017, telah disaksikan 182.744 viewers. Lagu ini ia ciptakan dan produseri langsung. Untuk mixing dan mastering, ia memercayakannya ke Osvaldorio. Ada 1573 komentar yang membanjiri perjalanan video musik anyar Bondan.

 

Teks : edofumikooo

Parade Foto Hiend Guitar Experience 2017, Lebarannya para Pecinta Gitar

Kamarmusik.net, JAKARTA – Tanggal 30 November sampai 2 Desember 2017 kemarin boleh jadi momen yang nggak akan pernah dilupakan oleh para pencinta gitar di seluruh Indonesia. Sebuah event gitar besar bertajuk Hiend Guitar Experience 2017 kembali diselenggarakan di Plaza Semanggi. Ya, ini adalah event kedua nasional yang digagas oleh Djuned, owner Hiend Guitar, setelah sukses dengan acara yang diadakan pada 11-14 Mei 2017 lalu.

Event gitar kedua ini digelar dengan skala yang lebih besar. Paramaternya adalah jumlah gitaris yang dihadirkan lebih rame. Booth yang disediakan panitia jauh lebih banyak. Satu hal istimewa dari Hiend Guitar Experience 2017 kedua dihadiri oleh gitaris beken dari band legendaris Guns N’ Roses, yaitu Ron “Bumblefoot” Thal.

“Acara ini konsepnya sederhana dan mulia yaitu ingin mengumpulkan seluruh gitaris hebat di Indonesia dan mempertemukan para penggemar gitar baik yang pemula maupun profesional di sebuah tempat. Kami ingin para pecinta gitar datang, menikmati acara, dan bisa bertukar pikiran dengan pengunjung lain maupun gitaris idolanya,” tutur Djuned, sang penggagas acara, saat ditemui Kamar Musik di acara Hiend Guitar Experience 2017.

Bergabungnya Semua Kompetitor Toko dan Distributor Gitar

Parade Foto Hiend Guitar Experience 2017, Lebarannya para Pecinta Gitar
Aksi memukau Six Strings Indonesia yang bikin mata semua penonton enggan berkedip (Foto: Dok. Djuned Hiend Guitar).

Djuned menambahkan nggak banyak event besar yang memiliki segmentasi tertentu untuk sebuah instrumen musik diadakan di Indonesia. Pagelaran akbar ini nggak hanya menyuguhkan gitar-gitar PRS saja, namun ada berbagai merek gitar, amplifier gitar, boutique pedals efek, sampai case baik dari merek lokal maupun impor.

“Dalam acara ini kami nggak memandang dia kompetitor atau bukan. Semua pemilik toko gitar dan distributor gitar kami ajak bergabung. Kalau ditanya untung atau rugi, yang kami pikirkan bukan itu. Totally, acara ini loose money. Berhubung gue gitaris dan penggemar gitar, visi misinya ya ini arena kumpulnya gitaris. Tak ada saing-saingan dan nggak ada pengkotak-kotakkan genre musik juga,” urai pengusaha sukses bernama lengkap Djuned Kusuma ini.

Silaturahminya Para Gitaris Hebat dan Multi-Talented

Parade Foto Hiend Guitar Experience 2017, Lebarannya para Pecinta Gitar
Djuned, sang penggagas acara ini berharap tahun depan event gitar ini bisa kembali berlangsung dalam skala yang lebih besar (Foto: Dok. Djuned Hiend Guitar).

Hiend Guitar Experience 2017 dibuka mulai Kamis 30 November 2017. Gitaris Kantoran dipercaya untuk membuka kemegahan event ini. Lalu dilanjutkan dengan aksi menawan pasutri yang sangat menginspirasi, Endah n Rhesa. Duo gitaris band Nidji, Ramadhista Akbar dan Andi Ariel Harsya ikutan beraksi. Setelah DeGils, tontonan cadas diperagakan oleh Pradikta Wicaksono ‘Yovie & Nuno’, dan penampilan super ciamik dari Ron ‘Bumblefoot’ Thal.

Parade Foto Hiend Guitar Experience 2017, Lebarannya para Pecinta Gitar
Klinik gitar yang ciamik diperagakan Aria Baron, eks gitaris GIGI yang juga personel Six Strings Indonesia (Foto: Dok. Djuned Hiend Guitar).

Pada hari kedua, Jumat 1 Desember 2017, Bumblefoot kembali menghibur ratusan penonton dengan klinik gitar yang atraktif. Tomo Widayat, yang beken dikenal sebagai additional player Sheila on 7, juga memperlihatkan kepiawaiannya sebagai gitaris. Setelah Areyoualone, giliran Gugun vokalis Gugun Blues Shelter yang tampil memukau. Selanjutnya Iga Massardi ‘Barasuara’, menunjukkan harmonisasinya dengan kawalan Ibrahim ‘Baim’ Imran.

Semakin malam, venue makin penuh karena penonton sangat menanti aksi Six Strings. Baim kembali unjuk gigi bersama Eross Candra, Aria Baron, Dewa Budjana, dan Tohpati. Eross yang selama ini jarang bernyanyi, ditantang mengeluarkan suara empuknya. Gitaris Sheila on 7 itu mampu menghibur penonton dengan jokes segarnya. Penonton banyak yang antre ingin berswafoto bersama Six Strings minus Dewa Budjana yang pulang lebih dahulu.

Owner Hiend Guitar sedikit memberi bocoran soal rahasia kesuksesan acara yang dikonsep dalam waktu singkat ini.

Event ini persiapannya super kebut, hanya seminggu. Beda dengan yang Mei kemarin, persiapannya sampai sebulan. Selama ini mungkin nggak ada yang mau berkorban untuk mengumpulkan para gitaris dan artis dalam jumlah sebanyak ini. Seluruh artis yang datang termasuk Ron Thal kami bayar secara profesional,” imbuh Djuned.

Lebarannya Para Gitaris

Parade Foto Hiend Guitar Experience 2017, Lebarannya para Pecinta Gitar
Eross Candra ternyata tak hanya jago main gitar dan bikin lagu, tapi berbakat juga jadi MC (Foto: Dok. Djuned Hiend Guitar).

Hiend Guitar Experience 2017 seakan jadi obat kerinduan berkumpulnya para gitaris. Bagaimana tidak, cuma di acara ini gitaris dan para musisi bisa sharing ilmu dan seru-seruan bareng. Ajang ini sekaligus sebagai media silaturahmi para gitaris untuk bertemu teman baru. Berkaca dari kemeriahan itulah, Pongki Barata dalam akun Instagramnya menyebut event gitar tanggal 30 November sampai 3 Desember 2017 sebagai Lebarannya para Gitaris.

Bener sekali, ini semacam lebarannya para Gitaris. Mereka ketemuan, tanpa jarak, kumpul kumpul hore buat kesenangan yang sama, yaitu kayu yang di senarin hahaha.. Tidak pernah saya liat ada pameran gitar seperti ini, hangat, atmosfirnya santai tapi informatif. Dan yang penting, banyak gitar-gitar impian di depan mata! Hampir semua ‘jagoan pergitaran’ datang ke sini. Dari musisi profesional, newbie, pedagang gitar online, legend, sampai bapak-bapak yang mau beliin anaknya yang baru belajar gitar. Feels like home, man haha,” tulis Pongki.

Parade Foto Hiend Guitar Experience 2017, Lebarannya para Pecinta Gitar
Hanya di acara ini pengunjung bisa melihat dan mencoba langsung berbagai merek dan jenis gitar canggih (Foto: Dok. Djuned Hiend Guitar).

Benar adanya. Dua hari terakhir, pengunjung yang datang makin menyemut. Pada hari Sabtu 2 Desember 2017, bintang yang tampil nggak kalah kece. Mulai dari 2invasion, Gredy Ryan, Alena, Rendy Pandugo, Dwiki, Baron Clinic, Divaldi Addina Azhar Reza, Baken Nainggolan ‘Siksakubur’ sampai Regatta.

Menyaksikan skill luar biasa Bumblefoot Dari Jarak Super Dekat

Parade Foto Hiend Guitar Experience 2017, Lebarannya para Pecinta Gitar
Acara ini makin terasa istimewa dengan kehadiran Ron “Bumblefoot” Thal (Foto: Dok. Djuned Hiend Guitar).

Hari terakhir lebih petjaaah lagi. Acara dibuka oleh pasutri Cressentia Murniastuti dan Cornelius Prapaska dari See n See Guitar, Indranesia, Nissan Fortz, Zendhy Kusuma dan Denny Chasmala, Dediv Musila, Adli Noor, John Paul Ivan, Edwin ‘Cokelat’, dan ditutup oleh aksi luar biasa dari Aldy ‘Kanda Brothers’. Pemoles band Kanda Brothers, Once Mekel kebagian tampil mendampingi Ronald Jay Blumenthal alias Ron Thal yang adu keren dengan Andre Dinuth.

“Perbedaan Hiend Guitar Experience bulan Desember dengan Mei kemarin adalah, skalanya 3-4 kali lebih besar. Saya senang acara ini berlangsung meriah, meski kami harus nombok. Tapi bukan itu yang kami titikberatkan. Berkumpulnya semua gitaris di sini jauh lebih berharga. Gue berharap event gitar tahun depan akan lebih rame dan keren,” harap musisi gitar kelahiran Jakarta 17 Agustus 1979 tersebut.

Parade Foto Hiend Guitar Experience 2017, Lebarannya para Pecinta Gitar
Selama 4 hari, pengunjung bisa melihat secara dekat para gitaris terkenal Indonesia unjuk kebolehannya (Foto: Dok. Djuned Hiend Guitar).

edofumikooo

 

 

Album Let’s Go, Kekompakan dan Kematangan J-Rocks Selama 14 Tahun

Kamarmusik.net, JAKARTA – Album keren yang dinantikan itu akhirnya muncul juga. Setelah puasa merilis album fisik selama sewindu, J-Rocks resmi memperkenalkan album terbaru berjudul Let’s Go pada Kamis (26/10/2017) kemarin. Album studio keempat ini bermaterikan 10 lagu yang kental alunan musik pop rock. Single “Fly Away” yang dirilis tahun 2013 lalu kembali dihadirkan. Untuk track jagoan, J-Rocks sepakat mengusung lagu “Selamat Jalan”.

Iman Taufik Rachman (vokal dan gitar), Sony Ismail Robayani (gitar), Swara Wimayoga (bass), dan Anton Rudi Kelces (drum) mengcapture realita nyata di kehidupan sehari-hari. Mulai cinta hingga persahabatan. Representasinya bisa ditelaah lewat lagu “Selamat Jalan” yang dibuka denting piano dan string session yang menancap di sepanjang lagu.

Isian string mendramatisir suasana ‘gelap’ di lagu ciptaan Anton dan Wima. “Selamat Jalan” terasa lebih syahdu. Liriknya bikin baper campur haru karena menuangkan kisah nyata perpisahan dua insan yang menyayat hati. Visualisasinya bisa ditonton langsung di videoklip karya Ganesya Afgandos yang mengambil lokasi di Yogyakarta.

 

Pemilihan modelnya pun unik. J-Rocks mengajak 2 seniman wayang orang untuk menyampaikan pesan dari lagu “Selamat Jalan”. Hingga berita ini disiarkan Selasa (31/10/2017), videoklip anyar yang diupload pada 6 Oktober 2017, telah disaksikan sekitar 250 ribu orang. Beberapa testimoni menyatakan videoklip ini memeras air mata.

“Temanya masih tentang kehidupan, universal. Ada perpisahan, falling in love, kebersamaan, dan ada bahasa Jepang juga. Bedanya lagi pada penggunaan sound-sound elektronik yang era-era dulu masih jarang ada,” jelas Anton.

“Kami ada ide untuk memasukkan unsur Orkestra. Lalu kepikiran, siapa yang pas untuk mewarnai lagu ini. Pilihannya tentu ke mas Erwin Gutawa. Kami sih puas banget pas melihat hasil akhirnya,” beritahu Wima.

Album produksi label Aquarius Musikindo ini melibatkan segambreng musisi hebat. Sebutlah Irfan Aulia yang terjun mengaransemen musik bersama personel J-Rocks. Gitaris Samsons itu dipercaya sebagai produser album ini. Tiga pendekar musik juga membuat album ini komplet, di antaranya Pay Burhan, Denny Chasmala, dan Andi Rianto.

Soal penyaluran ide terpendam personel J-Rocks dan Upaya Merapatkan Barisan J-Rockstars

Album Let's Go, Kekompakan dan Kematangan J-Rocks Selama 14 Tahun
Band yang setia bernaung di label Aquarius Musikindo ini menggandeng Vinity untuk lebih mendekat ke hati para J-Rockstars. (Foto: Dok. J-Rocks)

Band yang pada 9 November nanti berusia 14 tahun ini ingin membuktikan bahwa album ini tak kalah kece dari Road to Abbey yang diproduksi 8 tahun lalu, maupun album sebelumnya: Topeng Sahabat (2005) dan Spirit (2007). Selama vakum, J-Rocks memang fokus mengembangkan musik mereka sekaligus melebarkan jam terbang.

“Buat kami, ini sungguh-sungguh sesuatu yang excited. Materi album ini kami kumpulkan sejak tahun 2012. Bahkan ada lagu yang baru tercipta tahun lalu. Baru deh kami fokus karantina untuk menggodok album ini,” ujar Wima.

Album berisi 10 track ini merupakan tempat para personel J-Rocks menuangkan seluruh ide yang terpendam.

“Kalau gue pribadi, suka banget sama album ini. Fresh banget! Banyak nuansa yang kami buat, selain basic musik J-Rocks-nya tetap ada,” tutur Anton.

Banyak unsur musik yang dimasukkan ke dalam lagu yang menyuguhkan beragam kisah dan jiwa yang beberapa dibuat dengan sisipan bahasa Jepang serta bahasa Inggris. Musiknya pun variatif, dari orkestra, rap, dan lainnya.

Hal baru yang nggak kalah kekinian adalah J-Rocks juga membuka ruang kerjasama dengan aplikasi Vinity. Nantinya, buat mereka yang membeli album J-Rocks, akan mendapatkan sebuah kartu. Dari kartu tersebut, ada bonus plus-plus yaitu kamu bisa mendapatkan info-info terbaru tentang J-Rocks.

“Kami juga melibatkan korlap J-Rockstars. Nanti akan ada member card bagi yang punya album. Jadi, data J-Rockstars udah lengkap. Ada sertifikatnya juga berupa kartu. Kami pun berusaha hidupkan mereka yang selama ini banyak terpencar,” lontar Sony.

Aplikasi yang dimaksud Sony adalah wadah untuk menaungi komunitas fans J-Rocks yang tersebar di Indonesia. Jumlah komunitas seperti J-Rockstar bisa bertambah tiap tahunnya. Untuk mengapresiasinya, Vinity melalui fitur Vnews, Vpics, dan Vmedia, memberi ruang member komunitas seperti merasa memiliki media sendiri secara digital.

edofumikooo

 

 

Midnight Superstar, Album Solo Sheila Permatasaka yang Ajibbb Didengar

Kamarmusik.net, JAKARTA – Apa momen yang kamu rindukan waktu kecil? Tentu saja banyak dan itu ngangenin. Satu hal yang paling menyejukkan adalah menyimak orangtua mendongengkan cerita dan menyanyikan lagu pengantar tidur. Momen ini yang menggugah Sheila Permatasaka untuk membuat video di akun Instagramnya berjudul “Pengantar Lelap”. Lagu yang menggugah ini, bisa juga kamu simak di album solo bassist perempuan ini.

Dalam captionnya, Sheila Permatasaka menceritakan bahwa video sederhana ini berawal dari sebuah lagu yang ia tulis sebagai lullaby song atau lagu pengantar tidur untuk anaknya yaitu Hans.

Midnight Superstar, Album Solo Sheila Permatasaka yang Ajibbb Didengar
Lagu Pengantar Lelap, bukti cinta tulus Sheila terhadap Hans, sang buah hati tercinta (Foto: Dok. Facebook/Sheila Permatasaka).

“Pesan dari lagu ini adalah hubungan kasih antara orangtua dengan anak yang terjalin sewaktu anak tersebut siap untuk beristirahat. Selamat menikmati video ini dan semoga pesan sederhana yang ada dapat tersampaikan dengan baik,” ujar Sheila via akun Instagram sheilapermatasaka

Kepada Kamar Musik, musisi kelahiran Jakarta, 4 Maret 1984 ini memercayakan lagu “Pengantar Lelap” (Lullaby) oleh Evelyne Hutagalung. Track manis ini tertuang dalam sebuah album bertitel Midnight Superstar. Sheila yang sampai saat ini masih aktif sebagai bassist di berbagai kegiatan musik sebagai player, organizer, maupun composer ini berbagi kisah seputar penggarapan album solonya.

Selain gandeng The Upmost, Sheila Permatasaka juga libatkan banyak musisi andal

Midnight Superstar, Album Solo Sheila Permatasaka yang Ajibbb Didengar
Kolaborasi penuh harmoni antara Sheila dan The Upmost kental terasa. (Foto: Dok. Sheila Permatasaka).

Awal tahun 2017 merupakan momen yang tepat untuk Sheila dalam berkontribusi untuk perkembangan musik Indonesia. Album solo bass ini ia kerjakan dengan bantuan beberapa teman bermusiknya yang tergabung di sebuah band yaitu The Upmost. Tingginya jam terbang, membuat ia tak kesulitan dalam merampungkan albumnya. Hanya kurang dari 3 bulan, album Sheila And The Upmost yang bermaterikan 6 lagu ini pun rilis di pasaran.

Sebagian besar merupakan karya original dari Sheila. Agar produksi albumnya lancar, ia bekerjasama dengan Yessi Kristianto dan Indra Aryadi. Tak cukup sampai di situ. Dalam 5 track instrumental albumnya, ia menggandeng sederet drummer hebat. Sebut saja Echa Soemantri, Handy Salim, Jeane Phialsa, Dimas Pradipta. Wujud keseriusan album ini ia tonjolkan dengan menggaet drummer dari Australia, Brody Simpson.

Musisi yang aktif main bass sejak tahun 2003 ini mengajak penikmat musik larut dalam karya indahnya, macam “Lullaby for Hans”, “All is Well”, “Be Not Nobody”, “Midnight Superstar”, dan “The Dawn Has Come”. Isian bassnya tak lepas dari pengaruh mentornya di LPM Farabi seperti Indro Harjodikoro, Adi Dharmawan, dan Ilyas Muhadji.

Sejumlah alasan mengapa album solo Sheila Permatasaka wajib dimiliki

Midnight Superstar, Album Solo Sheila Permatasaka yang Ajibbb Didengar
Segambreng drummer jempolan dilibatkan di albumnya, termasuk drummer dari Australia. (Foto: Dok. Sheila Permatasaka).

Pengalamannya malang-melintang di industri musik membuat ia matang secara musikalitas. Salah satu prestasinya adalah bassist terbaik di Festival Budaya Jakarta dan Juara 1 (bersama Starlite) di Festival Jazz Goes To Campus UI 2004. Sheila pernah mengiringi para penyanyi terbaik Indonesia seperti Gita Gutawa, Dewi Sandra, Vidi Aldiano, Mike Mohede, Denada, dan banyak lagi. Belum lagi festival musik yang ia ikuti baik di dalam maupun di luar negeri.

Sebelum merilis album solo Midnight Superstar, ia juga pernah merilis project rekaman bersama Starlite dalam album berjudul Our Journey (2014). Album tersebut diproduksi bersama rekan-rekan satu bandnya yang terdiri dari Jeane Phialsa (drum) dan Rieke Astari (piano). Beberapa penyanyi juga turut mensupport albumnya. Sebut saja Olive Latuputty, Grace Sahertian, dan Eno ‘Darajana’. Ia juga pernah menjadi bassist perempuan di Baim Trio.

Well, perjalanan panjang itulah yang akhirnya membulatkan tekad Sheila Permatasaka untuk merilis album solo ini.

 

edofumikooo

Kali Pertama Berduet Sama Solois Perempuan, Ini Alasan Sandy Canester

Kamarmusik.net, JAKARTA – Apa sih bentuk paling sederhana dalam proses munculnya perasaan cinta? Bahagia. Ya, perasaan bahagia adalah segalanya dari awal sebuah hubungan. Bahkan, cinta bisa datang melalui cara-cara yang tak pernah disadari. Renungan itulah yang kemudian diterjemahkan Sandy Canester dalam lagu berjudul “Awalnya”.

Namun, kali ini Sandy tidak muncul dan menyanyi seorang diri. Musisi kelahiran Jakarta, 9 Januari 1980 ini berduet dengan solois cantik bernama Nadya Fatira. Perjumpaan Sandy dan Nadya melalui sebuah acara, membawa kecocokan mereka dalam bermusik. Sandy Canester pun meminang pemilik 13 ribu followers di Instagram untuk berkolaborasi di lagu “Awalnya”. Pas kebetulan, Sandy Canester menilai lagu ini lebih cocok kalau dibawakan berdua.

“Lagu ini intim, simpel, dan gue pengin menyuguhkan lagu ini dari sisi laki-laki dan perempuan. Gue enggak kepikiran duet sama penyanyi dengan karakter suara diva yang meliuk-liuk gitu. Gue pengin penyanyi yang bisa bernyanyi dengan simpel. Nadya lah orangnya,” jelas pria yang pada umur 11 tahun sudah meraih gelar juara 2 pada lomba menyanyi se-Jabotabek.

Menarik disimak bagaimana lagu ini berbeda ketimbang lagu-lagu yang ia ciptakan sebelumnya. Ia pernah menjadi vocal director maupun pencipta lagu untuk solois Indonesia sekaliber Agnes Monica, Bunga Citra Lestari, Ari Lasso, Once, maupun Baim. Namun bernyanyi dengan solois perempuan, baru kali ini ia mau melakukannya.

Sandy Canester cerita ide di balik lagu “Awalnya”

Inspirasi terciptanya lagu ini pun terbilang sederhana. Ide datang dari sebuah rencana reuni SMP. Di momen temu kangen teman lama itulah, Sandy mendapat cerita menarik dari sahabat lamanya. Dari tuturan cerita sahabatnya itu, sang pelantun hit “Sabtu Minggu” dan “Telepon Aku” ini menarik kesimpulan bahwa cinta bisa datang dari hal-hal sederhana yang terkadang jauh dari jangkauan radar seseorang.

“Temen gue bilang kalau awalnya dia biasa sama si cewek ini, tapi kok lama-lama dia merasa ada yang aneh. Dari curhatan dia, gue merasakan energi yang besar dan gue berusaha menerjemahkan ketulusan cerita dia. Ceritanya mungkin sangat sederhana, tapi buat gue sangat dalam dan itu yang mau gue bagikan,” ujar Sandy yang saat ini bernaung di label Mahakarya Inc.

Kembali ke gitar akustik 

Jika kita terbiasa melihat Sandy di dunia musik dengan gitar akustik, maka kini ia kembali dengan format tersebut. Sebelumnya, Sandy sempat mengekplorasi diri dengan berbagai konsep bermusiknya. Bahkan ia cukup dikenal piawai memainkan teknik looping. Apa yang menggerakkan Sandy untuk kembali ke gitar akustik?

“Gitar akustik sudah jadi teman gue sejak SD. Gue ngulik dan bikin lagu ya pakai akustik. Mungkin karena gue lebih nyaman aja dan kebetulan konsep untuk album ketiga lebih kuat di lead-lead akustiknya,” tuturnya .

Lagu ibarat memiliki kaya rasa dan suara, meski denting akustik bisa didengar dari awal hingga akhir lagu. Ia pun memperkaya lagu dengan sentuhan melodi gitar elektrik dan string. Mari kita nikmati duet indah Sandy Canester dengan Nadya Fatira di lagu “Awalnya”. Mereka ingin orang akan bahagia terus setelah mendengar lagu ini.

edofumikooo

Save Musik Original Indonesia, Nagaswara Gandeng Sinergi Karya Optima

Kamarmusik.net, JAKARTA – Save musik original! Nagaswara menghadirkan sebuah album kompilasi VCD Karaoke bertajuk I Love DanceDhut. Sesuai spiritnya dalam menuntaskan pembajakan, Big Indie Label ini kembali bekerjasama dengan Sinergi Karya Optima (SKO) untuk memasarkan album ini ke gerai AlfaMidi dan Lawson yang ada di seluruh Indonesia. Tentu saja kemudahan didapat karena album ini bisa dibeli di hampir 1500 gerai kedua toko tersebut.

Kerjasama ini semakin memperlihatkan kebersamaan yang kokoh dan berkomitmen penuh untuk mendukung kemajuan musik original di Indonesia. Pertama, tahun 2014. Album VCD Karaoke Goyank Dangdut yang berisi 12 lagu dengan 12 penyanyi. Setahun kemudian, NAGASWARA bersama SKO, ALFAMIDI dan LAWSON merilis CD album Wali yang berjudul Doain Ya Penonton yang memuat 14 lagu yang diciptakan Apoy dan kawan-kawan.

Tahun ini, kerjasama kembali terjalin industri. Tujuannya tentu saja menyelamatkan musik original, berupa penjualan album VCD kompilasi karaoke dari 8 artis penyanyi DanceDhut NAGASWARA untuk didistribusikan secara merata ke seluruh outlet ALFAMIDI dan LAWSON yang tersebar di lndonesia.

Semangat yang diterapkan SKO bersama ALFAMIDI dan LAWSON dalam target omzet 50 sampai 100 ribu keping album VCD karaoke telah dipikirkan dengan baik. Pemberian insentif untuk kasir, top seller, bundling product, dan visit artis ke outlet-outlet yang tersebar diseluruh Indonesia, menjadi strategi dan daya tarik dalam meningkatkan penjualan.

“SKO, dalam hal ini, sangatlah terbuka untuk mendukung penjualan musik dan lagu-lagu karya anak bangsa, ”ujar Pradana Sugarda, selaku Direktur PT Sinergi Karya Optima.

Nah, tanggal 29 Agustus 2017 kemarin, album kompilasi VCD karaoke ini resmi dirilis di sebuah kafe di bilangan Melawai, Jakarta Selatan. Seluruh artis yang namanya tertera di album tersebut tentunya hadir dan memeriahkan acara launching ini. Sebut saja Siti Badriah, Fitri Carlina, Duo Anggrek, Hesty Klepek Klepek, Sherly May, Mozza Kirana, Ratu Idola, dan Baby Shima.

Materi lagu yang ada di album kompilasi VCD karaoke I Love DanceDhut berisi 12 lagu asyik: “Undangan Mantan”, “Pujaan Hati”, ”Telolet Klepek Klepek”, “Goyang Nasi Padang”, ”Makan Hati”, “Ada Gajah Di Balik Batu”, “Mama Minta Pulsa”, “Musim Hujan Musim Kawin”, “Tua-Tua Keladi”, “Sumo” (Susah Move on), ”Firasat” dan “Tanpa Kekasih” Kekuatan hampir 1500 toko Alfamidi dan Lawson di Indonesia, diharapkan album ini bisa didapatkan dengan mudah.

“Kami harap bisa mencapai target omset 50 sampai 100 ribu keping VCD Karoke. Insentif untuk kasir, top seller, bundling product, dan visit artis ke outlet-outlet yang tersebar di seluruh Indonesia. Ini menjadi strategi dan daya tarik dalam meningkatkan penjualan. CD original ini tentu lebih baik kualitasnya untuk berkaraoke dari pada yang bajakan. Kita boleh adu kualitasnya,” papar Rahayu Kertawiguna, CEO Nagaswara.

Sampai kapan para pembajak nakal tega menghancurkan musik original Indonesia?

Dulu kalau kita ingin beli karya musik berupa kaset dan CD original, yang langsung terpikir dalam pikiran kita adalah jaringan toko kaset Disc Tarra dan lainnya. Sekarang, di rezim virtual, ritual beli produk karya musik original sudah tak lagi seperti dulu. Kesempatan musisi dan label musik untuk memajang produk originalnya kian terbatas. Kenapa?

Apalagi kalau bukan karena karya musik original masih dikangkangi para pembajak karya cipta, Keberadaan para pembajak ibarat penjajah yang membuat para pencipta lagu dan pemilik royalti jadi terbelenggu di negeri sendiri.

“Aku serius mau bawa DanceDhut ini ke Amerika, karena di sana fasilitas alat musiknya sudah lengkap. Minimal mau mengenalkan ke komunitas masyarakat Indonesia di US bahwa kita punya genre bernama DanceDhut. Harapan aku, musik Dancedhut bisa dikenal sampai mancanegara dan jadi musik dunia,” lontar Sherly May

Sementara itu ada satu-satunya penyanyi dari luar Indonesia, namanya Baby Shima. Untuk genre DanceDhut, penyanyi yang terkenal sebagai Ratu Smule ini sukses menjadi satu-satunya penyanyi Dancedhut asal Malaysia.

“Shima tahu dangdut musik masyarakat dan digemari di Indonesia. Shima tidak pikir dua kali untuk menerima tawaran Nagaswara untuk bernyanyi dangdut,” paparnya.

Satu per satu penyanyi mendendangkan lagu miliknya. Termasuk penyanyi yang pada hari launching album, berulang tahun, yaitu Mozza Kirana.

“Terima kasih atas kejutannya, tadinya mau diam-diam nggak dirayain ulang tahun aku. Eh tiba-tiba ada kue ulang tahun buat aku. Terima kasih semuanya,” ceplos Mozza

Sementara itu, Fitri Carlina membawakan lagu berjudul “Pujaan Hati”. Sebuah track indah yang mengungkapkan curhat penyanyi yang memiliki bisnis Banyuwangi Savana Cake tersebut karena sering ditinggal kerja oleh suaminya.

Sherly May kebagian menyanyikan lagu “Firasat” ciptaan Ato Angkasa.

“Saya merasa terhormat karena menyanyikan lagu Ato Angkasa pertama yang bergenre dangdhut,” ungkapnya.

lain lagi cerita Devay Duo Anggrek. Lagu “Goyang Nasi Padang” sering nangkring di top chart Radio. Menurutnya, lagi ini lebih dangdut dan menjadi semacam lagu kebangsaan rumah makan padang.

“Awalnya nggak kepikiran lagu ‘Goyang Nasi Padang’ bisa meledak secepat ini. Hasilnya memuaskan. Meski sempat tertunda, tapi Alhamdulillah jadi chart nomor satu di banyak radio,” beber Devay.

Ya, lagu tersebut memang juara. Sejak dipublish di YouTube pada tanggal 25 Mei 2017, video musik “Goyang Nasi Padang” telah dinikmati lebih dari sejuta penonton. Data yang dihimpun pada Rabu (20/9/2017), viewers nya telah melampaui jumlah 1.076.635. Salut, save musik original Indonesia.

edofumikooo

 

Setelah Menikmati ‘Halusinasi’ di Album Baru Neurotic, Siap-Siap Bergairah

Kamarmusik.net, JAKARTA – Yeeaay.. album kedua Neurotic Dimensi Alternatif resmi dirilis. Album anyar band yang terbentuk tahun 2012 ini bermaterikan 8 + 1 lagu ciamik. Sebagai perkenalan, band bentukan Jonathan ‘Jones’ Mono ini bulat mengusung “Halusinasi” yang liriknya terinspirasi “Lucy in the Sky With Diamonds” nya The Beatles.

Kelahiran lagu lain di album ini mirip sama single “Halusinasi”, menyeruak dari imajinasi liar Jones yang memikirkan kejadian fiktif yang ia yakin ada di alam nyata. Album ini fresh karena Neurotic menggandeng beberapa kolaborator macam Ben Sihombing, adik Petra Sihombing di track “Asmara Membara”, grup elektronik Bandung Rock n Roll Mafia dan saksofonis Tommy Pratomo di track “Masa Depan”, serta Randy M.P di track “Misteri Ilusi”.

Album yang diproduseri Jones bersama Petra Sihombing ini mempersembahkan 4 lagu yahud seperti “Problema Dilema”, “Dimensi Alternatif”, “Afeksi Layar Sentuh”, dan “Gairah Sia-Sia”. Lagu terakhir disebut itu single teaser yang duluan mejeng di pada 24 Mei lalu. Keseluruhan lagu ini digarap mulai bulan Juni 2016 sampai Januari 2017.

Sekadar gambaran, kalo beli fisiknya dijamin menang banyak. Dengan harga 35 ribu, kamu bisa dengerin CD album baru plus bonus album Weird edisi deluxe yang berisikan 1 track campuran materi-materi demo lama, rekaman, dan versi live berdurasi 30 menit. Ada juga “Surga Durjana” versi awal dan “Sehabis Gelap” yang nggak jadi dirilis.

Album ini sekaligus membuktikan bahwa Neurotic tetap rajin berkarya. Sebelumnya, pada bulan Oktober 2014, Jones dan kawan-kawan telah merilis album berjudul Weird. Band yang berakar pada musik pop rock dengan menambahkan sentuhan-sentuhan synthesizer ini mampu membuat pendengarnya hepi lewat 9 lagu terdahulu.

Lalu mengapa “Halusinasi” yang naik lebih dahulu dan seperti apa konsep halusinasi yang diterjemahkan oleh Neurotic lewat asoynya suntikan aransemen reggae berbalut elektronik ini?

“Semenjak kami nggak lagi bernaung di label, pilihannya pun lebih bebas. Gue, Petra, dan Ben suka sama lagu itu. Kami juga mikirin kebutuhan live. ‘Gairah Sia-Sia’ dan ‘Halusinasi’ representatif banget begitu digabung dengan lagu-lagu yang ada di album Weird,” terang Jones secara eksklusif kepada Kamar Musik.

Ada kisah seru lain apa yang mungkin belum banyak orang tahu di balik proses pengerjaan album ini?

“Sebulan jelang dirilis, Calvin Harris merilis lagu sama Pharrell Williams dan Katy Perry yang progressnya mirip banget hahahaha. Ini, kebetulan banget. Padahal kami rekaman dari setahun yang lalu. Berarti mereka mungkin juga rekaman di momen yang nggak jauh-jauh sama Neurotic, dan secara kebetulan output nya mirip,” beritahu Jones.

Cihuynya Album Baru Neurotic yang Serba Effortless

 

Setelah Menikmati 'Halusinasi' di Album Baru Neurotic, Siap-Siap Bergairah

Oh iya, ada perbedaan paling mencolok yang terjadi di band yang namanya terinspirasi dari album Erotica milik Madonna. Kalau di album pertama ada Eno Gitara, Said, Byan, dan Andra. Namun, sekarang berubah total.

Jones resmi mengumumkan line up kekinian dari Neurotic. Mulai dari hadirnya Yosaviano ‘YSVN’ Santoso (multi instrumentalis), Rizky “Greybox” Argadipraja (multi instrumentalis), Dhani ‘The Unreal” Syah (kibor dan synthesizer), Ramanandha ‘Uel’ Satya (drum dan samplers), dan Karel William (drum, cowbell, dan vokal).

Mungkin ada ganjalan yang boleh jadi sungkan untuk kamu tanyakan. Ya, kemana perginya para personel lama?

“Anak-anak Neurotic yang lama, bukan cabut, tapi udah punya project masing-masing. Eno stop karena Netral mulai jalan lagi. Said udahan karena dia bikin Blackteeth. Byan mulai sibuk nge-DJ dan bikin kantor. Andra bikin kantor dan sibuk di music production. Meski nggak ngeband bareng, kami masih sering nongkrong lho,” beber Jones.

Nah… lewat formasi anyar ini, Jones berharap mimpi-mimpi besar para personelnya bisa terwujud.

“Dengan hadirnya tongkrongan baru ini, satu sama lain bisa bekerja dengan skema yang lebih team effort. Apalagi ada Greybox, dia produser top banget. Next, mungkin gue bisa lebih fokus bikin lagu dan nyanyi,” celetuk Jones.

Eniweiii, omong-omong soal effortless tadi, penggarapan album kedua ini beneran super duper effortless lho.

“Yupss, proses pembuatan albumnya sangat effortless. Kami membuat album ini di rumah gue, Weird Mansion. Petra sama Ben rumahnya nggak jauh. Untuk mixing juga cuma beberapa kilo dari rumah gue ke Harmoko Aguswan. Jadi bangun tidur, kami langsung produksi dan nggak ada deh tuh ketemu macet hahahaha,” canda Jones.

Terakhir deh, apa sih message yang pengen Neurotic tularkan ke seluruh pendengar melalui album baru ini?

Songwriting album ini lebih deep. Cukup berat, bahkan. Sebetulnya banyak isu sosial yang kayaknya tabu untuk gue bicarakan secara blak-blakan di album ini. Gue harap obyek dari topik-topik ini tahu semua lagu Neurotic dan bisa happy, karena kami membuat lagu-lagunya khusus untuk mereka,” tutup mantan bassist band Alexa itu.

edofumikooo

 

Vespunk Gaet Ladiescoot Veronicaa di Video Salam Damai Mari Berkawan

Kamarmusik.net, JAKARTA – Setelah bersuka-cita merayakan hari kemenangan dan mudik bareng keluarga ke kampung halaman, saatnya back to reality. Ayo kembali berkarya dan berkreativitas! Omong-omong.. Kamar Musik mau rekomen album keren dari band Vespunk nih sebagai penambah semangatmu dalam belajar dan bekerja. Judulnya Salam Damai Mari Berkawan. Baca artikelnya lebih enak sambil nyeruput secangkir kopi panas, kuuuy.

Album kedua milik Wawah (vokal), Ledu (gitar), Fahri (drum), Matto (gitar), dan Farre (bass) ini memuat 10 track yang sarat dengan teriakan pesan moral positif. Single pertama “Satu Vespa Sejuta Saudara” yang rilis di penghujung tahun 2016 lalu menuai sukses. Coba deh cari kata kunci “Vespunk” di Google, berita tentang eksistensi band yang terbentuk tanggal 18 Agustus 2013 ini bertebaran di berbagai media nasional dan di segala penjuru media sosial.

Usai Lebaran, fokus band yang lahir dari komunitas vespa ini yaitu menggeber promo single kedua yang berjudul “Salam Damai Mari Berkawan”. Sebuah lagu yang menginspirasi pemilihan judul album mereka. Lagu ini merupakan motto dan slogan Vespunk untuk tetap saling menjaga persatuan dan selalu menghindar dari segala jenis pertikaian.

Bully Sana-Sini dan Hobi Sikut-Sikutan? Resapi Lirik Salam Damai Mari Berkawan

Vespunk Gaet Ladiescoot Veronicaa di Video Salam Damai Mari Berkawan

Lagu ini tercetus dari ide Matto, kemudian liriknya dikemas secara apik dan kolaboratif oleh Wawah dan Ayie The Soeratmans. Kalau liriknya kita bedah satu per satu, pesannya relevan banget lho dengan realita sosial-budaya-politik di negeri ini. Buat apa sesama saudara jotos-jotosan? Ngapain juga sesama tetangga pada berantem? Please deh, mending kita hidup bergandengan tangan dengan cinta damai. Lupakan perbedaan, jangan dikit-dikit baper lah.

Biar lebih nampol, nih Kamar Musik kasih tahu lirik lagunya secara lengkap. Kalau udah hafal, nyanyi bareng aja. Eh iya, ada hot news nih. Aseli masih ngebul banget. Video musik “Salam Damai Mari Berkawan” resmi meluncur di kanal YouTube resmi mereka pada hari Senin (24/7) kemarin. Neciiis bangeet hasilnya nih, tengokin rame-rame lah. Kawanan Vespunk terjun langsung memproduseri video ini lho. Modelnya? Cewek-cewek bening dan super ketjee…   

Biar kamu-kamu bisa hafal luar kepala sama lagunya, nih Kamar Musik persembahkan lirik lagunya secara lengkap.

Rambut kita sama-sama hitam/ Niat kita sama-sama cari makan/ Tapi kok kenapa/ Lo jadi baperan// 

Mari kawan kita bergandengan tangan/ Mari kawan lupakan perbedaan/ Tertawa bersama/ Indah kehidupan//

Mari kawan kita bergandengan tangan/ Mari kawan lupakan perbedaan/ Ayo kawan Vespunk/ Jangan sikut-sikutan/ Salam Damai Mari Berkawan//

Perbedaan itu pasti ada/ Jangan sampai kita bermusuhan/ Tapi kok kenapa/ Lo masih baperan//

Secercah Kisah di Balik Proses Syuting Video Musik Salam Damai Mari Berkawan

Vespunk Gaet Ladiescoot Veronicaa di Video Salam Damai Mari Berkawan

Menurut penuturan Farre, video musik Vespunk teranyar ini terbilang unik bin nyentrik.

“Kalau kemarin (video musik ‘Satu Vespa Sejuta Saudara’, red) modelnya batangan semua haha. Kali ini, jauh lebih adem. Kami melibatkan banyak komunitas Vespa Indonesia, salah satunya yaitu ladiescoot.veronicaa Mereka adalah model utamanya: Nelly, Rona, Amey, Trigel, Shelly, dan Suci,” jelas sang bassist saat ditemui di basecamp Vespunk.

“Sebenarnya masih ada lagi member lain, yang kebetulan saat itu berhalangan. Ada Nadiyah yang lagi solo riding dari Jakarta–Sumbawa–Makasar-Toraja. Ada Nunu dan Riska, ada Mamah dari Bogor dan Vira dari Ciganjur. Saat take video, hadir juga 3 orang perwakilan Komunitas Vespa Depok Bersatu,” sambung sang mantan jurnalis musik ini.

Siapakah ladiescoot.veronicaa? Mereka adalah sekumpulan perempuan pecinta Vespa yang bermarkas di Bogor, Jawa Barat. Ladyscoot.Veronicaa dibentuk oleh Nelly pada tahun 2008. Saat itu, ia masih berusia 17 tahun. Bersama member lainnya, Ladyscoot.Veronicaa sering touring menempuh ratusan kilometer keliling Indonesia dengan vespa.

Farre melanjutkan proses syuting video ini pure disutradarai oleh personel Vespunk. Gambar diambil pada 1 April 2017 dan berlokasi di Studio ALS Rempoa, Jakarta Selatan. Vespunk dibantu oleh Agung Prastyo dan Valent Mohammad Volks sebagai camera operator. Waktu syuting pun nggak lama, mulai jam 11 siang dan kelar jam 6 sore.

Kilas Balik Perjalanan Album Salam Damai Mari Berkawan

Vespunk Gaet Ladiescoot Veronicaa di Video Salam Damai Mari Berkawan

Album kedua ini resmi dirilis secara inter lokal pada 25 November 2016 di sebuah mal di Jakarta Selatan. Launching album Vespunk dijubeli oleh ratusan komunitas vespa di seluruh nusantara. Album ini jelas berbeda karena semua lagunya ditulis dalam Bahasa Indonesia. Jauh sebelum itu, Vespunk awalnya bernama Scooterhood dan album pertama berjudul United Souls yang bermaterikan 11 lagu, semua syairnya ditulis dalam bahasa Inggris.

Album Salam Damai Mari Berkawan ini dikerjakan melalui fase workshop, mengumpulkan materi, rekaman, sampai finishing selama 4 bulan. Sebagai perkenalan, mereka menjagokan lagu “Satu Vespa Sejuta Saudara”. Syuting video musiknya digarap pada tanggal 23 Oktober 2016 dan mengambil lokasi di Taman Tole Iskandar, Depok.

Selain “Satu Vespa Sejuta Saudara” dan “Salam Damai Mari Berkawan”, Wawah dkk memiliki sederet amunisi lagu lain yang teope abiezzz. Salah satunya adalah “Gila”. Lagu yang liriknya ditulis oleh Wawah dan Farre ini sempat mau naik menjadi single kedua. Setelah melalui berbagai diskusi dan pertimbangan, lagu ini rela mengalah untuk menang. FYI, “Gila” itu judul awalnya “Maling-Maling”. Berhubung terlalu ekstrem, judulnya pun diperhalus. Cerita simpel lagu ini tentang kritikan terhadap orang-orang yang petakilan, sok asyik, anti kritik, dan gila hormat. Siapa tuh yaaa?

Menjelang Perayaan Ulang Tahun ke-4

Vespunk Gaet Ladiescoot Veronicaa di Video Salam Damai Mari Berkawan

Tembang seperti “Kalem” juga cukup neciss. Lagu yang dibuat oleh Ledu dan liriknya ditulis oleh Wawah ini nyurhatin soal kegelisahan para pengendara ketika di jalan raya. Mulai soal angkot yang ngetem sembarangan sampai orang yang suka ngotot bin nyolot ketika terjadi senggolan di jalan. “Televisi” adalah satu-satunya lagu dari album lama yang kembali masuk ke album baru, tentunya dengan perubahan lirik menjadi bahasa Indonesia.

Jangan lupa simak lagu “Harapan” (Akustik). Sang vokalis berani menampilkan sisi romantisme dan syahdunya dari seorang pria, tanpa harus menjadi cengeng. So sweet! Intinya di album kedua ini, Vespunk mengeksplorasi lebih jauh genre punk sampai ke sub-sub genre. Mulai dari hard core punk dan emo, retro ala rockabilly, sampai glamornya sound ala-ala era new wave. Buat yang belum punya album mereka, order langsung ajah ke IG mereka, vespunk

Oh iya, bentar lagi, tanggal 18 Agustus, Vespunk bakal bulet berusia 4 tahun. Dari bisik-bisik tetangga nih, mereka mau mengadakan acara syukuran gitu bersama segambreng komunitas vespa lainnya. Seperti apa dan bagaimana konsep acara ultah Vespunk? Nantikan terus update cihuy dari kamarmusikcom ya. Salam Damai Mari Berkawan

edofumikooo

Gaet 2 Musisi Ini, Kimmi Chan Sampai 13 Kali Take Lagu Smile, I Miss You

Kamarmusik.net, JAKARTA – Kimmi Chan akhirnya sah merilis single terbarunya yang berjudul “Smile, I Miss You”. Ada kisah menarik di balik perjuangan cewek yang ultah setiap tanggal 2 September itu dalam menuntaskan rekaman lagu ini. Selain harus mondar mandir Jakarta-Bali, atlet yang juga master ice skating profesional ini wajib berlapang dada karena single tersebut harus dibongkar sampai 13 kali! Nah lho, kenapa bisa sampai serumit itu ya?

Tentu ada alasan khusus mengapa lagu “Smile, I Miss You” sampai harus diacak-acak sedemikian rupa. Ternyata, ada 2 musisi berpengalaman yang menghandle langsung project ini. Pertama, Paul Latumahina. Lead vocal T Five ini didaulat Kimmi sebagai vocal director. Kedua, DJ Echa Anggara 1945MF. Pria yang menjabat sebagai Head Resident DJ Sky Garden Bali sekaligus MD Hard Rock FM Bali ini terjun total sebagai produser musiknya.

Gaet 2 Musisi Ini, Kimmi Chan Sampai 13 Kali Take Lagu Smile, I Miss You

“Yups, spesial untuk single ini aku dibantu oleh 2 musisi super yaitu DJ Echa sebagai music director dan Paul T Five sebagai vocal director. Paul juga menambahkan suaranya ke dalam single ku ini. Jadi konsepnya aku featuring Paul Latumahina. Untuk take vocal, lokasi rekamannya di StudiMaya Dewi Sri, Bali. Mengapa harus di Bali? Soalnya Echa kan tinggalnya di Bali,” beritahu penyanyi yang telah merilis album Love Me pada tahun 2012 lalu.

Kimmi Chan pun melanjutkan curhatnya seputar keseruan rekaman bersama 2 musisi tersebut di Pulau Bali.

“Sebenernya bisa aja sih take vocal meski aku tetap di Jakarta dan Echa di Bali. Cuma aku nggak bisa kalau nggak ketemu langsung dan workshop dengan Echa. Tahu sendiri kan, aku orangnya bawel dan perfeksionis. Jadi apa yang aku mau harus disampaikan dan diimplementasikan oleh Echa,” papar Kimmi.

Ini Dia Keunikan Munculnya Lagu Smile, I Miss You

Gaet 2 Musisi Ini, Kimmi Chan Sampai 13 Kali Take Lagu Smile 'I Miss You'

“Sebenarnya Echa pertama bikin lagu ini akibat keisengan dia berkreasi di iPad. Mentahan lagu ini sebenarnya udah lama dia kirim ke aku, cuma pada saat itu aku belum punya waktu untuk mengkaryakannya. Nah begitu waktunya tepat, aku langsung minta Echa mengirimkan beberapa demo lagu yang lain. Entah kenapa, yang nyangkut tetep yang ‘Smile, I Miss You’ ini. Lucunya, Echa aja sampai lupa dia pernah membuat  lagu itu,” tawa Kimmi pun berderai.

Lalu, bagaimana ceritanya kamu akhirnya memilih featuring sama Paul T Five?

“Aku dan Paul itu udah berteman sejak lama. Nyaris loss contact lah pokoknya. Kayaknya sekitar 5 tahunan gitu nggak pernah ketemu lagi. Berkat lagu ini, kami jadi kontak lagi deh. Dari ngobrol seru, tukar pikiran, sampai minta pendapat dia tentang lirik yang aku bikin. Pas dia lagi lempeng otaknya, Paul langsung take di rumahnya. Begitu hasil verse 1 nya dia kirim, aku langsung sreg,” urai Kimmi.

Gaet 2 Musisi Ini, Kimmi Chan Sampai 13 Kali Take Lagu Smile, I Miss You

“Trus aku mau tidur karena besok pagi harus kerja dan Paul juga kalau nggak salah lagi mau promo radio untuk T Five ke Bogor. Nah aku tidur tuh, Paul juga bilangnya mau tidur. Ternyata jam 3 pagi dia nelfon aku dan nyuruh aku buka hape untuk dengerin kelanjutannya. Nah jadilah satu kesatuan,” sambung Kimmi yang mengaku mendapat inspirasi lagu ‘Smile, I Miss You’ karena kedekatan yang cukup intens dengan Steve Emmanuel.

Hasil diskusi Kimmi dan Paul, kemudian disampaikan kembali ke Echa sebagai penata musiknya.

“Begitu Echa dengerin lagi, dia punya ide gokil lainnya. Alhasil dari hasil mentah yang pertama dikirim sampai yang kemarin aku rekaman itu udah versi ke-13 nya haha. Dari situ langsung kami setting jadwal rekaman di Bali,” ceplos Kimmi yang menambahkan nuansa musik lagu ini tetap elektro namun ada unsur tropical beat dan trap nya juga.

edofumikooo