Mengenang Yon Koeswoyo, 9 Lagu Koes Plus yang Selalu Melekat di Hati

Mengenang Yon Koeswoyo, 11 Lagu Koes Plus yang Selalu Nempel di Hati

2. Kolam Susu

Lagu ini bagaikan anthem untuk memuji kekayaan alam Indonesia. Liriknya begitu menawan dan membekas di ingatan. Lagu yang didendangkan pada 1973 itu ternyata bukan terinspirasi dari salah satu obyek wisata di Atambua ‘Kolam Susuk’, melainkan terinspirasi dari kekayaan bahari Indonesia.

Lagu ciptaan Yok Koeswoyo ini merupakan single jagoan yang terbungkus di album Koes Plus Volume 8 dan rilis pada 1973. Menurut Yon dalam sebuah press conference, lagu ini dibuat untuk menyindir para pelaut asing yang datang ke Indonesia untuk mencuri ikan-ikan di laut Indonesia. Kekayaan bahari bumi pertiwi adalah surga.

3. Bujangan

Lagu ini jadi favorit banyak generasi, terutama kaum jomblo. Nasib seseorang yang betah melajang dikupas habis di lagu “Bujangan”. Tembang ini merupakan lagu terbaik Koes Plus yang cukup banyak diminati para penggemar musik Tanah Air. Lagu ciptaan Murry ini bisa didengar di album Koes Plus Volume 10 yang dirilis tahun 1974.

Dalam syairnya yang lugas, Koes Plus mengulas kelebihan para jomblo yang tak terikat dan bebas kemana pun ia mau melangkah. Bujangan adalah sebuah status yang nikmat. Buktinya, ia tetap senang meski kantongnya bokek. Beda hal ketika ia telah berkeluarga. Apapun akan diupayakan agar ia bisa memenuhi kebutuhan anak dan istrinya.

Musik lagu ini memancarkan semangat yang amat sangat. Apalagi pemilihan kata yang selalu bersifat terbuka bunyinya, menimbulkan asonansi yang kuat, yang bisa menguatkan makna kegembiraannya. Musik ceria terdengar karena kecepatan yang tinggi dan nada yang mudah diucapkan. Stigma negatif tentang bujangan pun terbantahkan. Galau bisa disembuhkan dengan cara bernyanyi.

4. Bunga di Tepi Jalan

Ini adalah salah satu lagu favorit Rian D’Masiv. Secara khusus, Yon Koeswoyo pernah menceritakan kisah sebenarnya yang terjadi saat ia menulis syair lagu ini. Namun Rian enggan membagi kisah yang menurut Yon, sangat confidential.

Lagu ini juga pernah dinyanyikan kembali oleh Sheila on 7. Saking dahsyatnya lirik lagunya, “Bunga di Tepi Jalan” pun pernah diangkat menjadi sebuah judul sinetron stripping di sebuah televisi swasta Lagu bertempo sedang ini tetap renyah didengar. Chordnya sesuaikan dengan vokal Yon yang lantang di refrain.

Tembang ini salah satu terapan majas metafora tentang gadis cantik desa yang rupawan dan berakhlak mulia. Dalam kalimat ‘alangkah indahnya’, pencipta lagu jelas mengagumi apa yang ia pandang. Cantik luar dan dalam.

Banyak yang menduga, wanita yang ia ceritakan di lagu ini kemudian dipilih sebagai pasangan hidup. Kalimat ‘penghias rumah’ bisa dimaksudkan sebagai istri yang setia menanti di rumah di kala suami bekerja. Saat tiba di rumah dalam keadaan lelah, saatnya memanjakan diri sebaik-baiknya dengan si penghias rumah.

Selanjutnya..