Konser di San Francisco, Tulus Siapkan Lagu yang Bikin Baper Penonton

Konser di San Francisco, Tulus Siapkan Lagu yang Bikin Baper Penonton

Kamarmusik.net, JAKARTA – Hari Sabtu (1/10) besok, Tulus bakal menggelar konser di Social Hall, San Francisco, Amerika Serikat. Untuk bisa menyaksikan aksi panggung penyanyi berdarah Minangkabau ini, lebih dari 500 penonton siap untuk membeli tiket yang dibandrol sekitar 60 dollar.

Ini Cara Tulus Membuat Bangga Musisi Indonesia di Mata Dunia

Konser di San Francisco, Tulus Siapkan Lagu yang Bikin Baper Penonton

Konser yang dilangsungkan di The Regency Ballroom ini merupakan rangkaian panjang promo album ketiga, Monokrom. Sejumlah lagu andalan di 2 album sebelumnya: Tulus dan Gajah, juga akan ia bawakan. Meski manggung di Amerika Serikat, Tulus akan lebih banyak menggunakan bahasa Indonesia saat berinteraksi dengan penonton.

“Saya selalu berupaya gimana musik saya sebagai orang Indonesia nggak hanya diapresiasi di luar negeri, tapi tetap dikenal sebagai orang Indonesia,” lontarnya pada sesi jumpa pers di Menara Global, Jakarta, Jumat (23/9) lalu.

Fenomena musik pop jazz Indonesia ini bukan cuma sekali dua kali tampil di luar Indonesia. Ia pernah manggung di berbagai negara seperti Australia, Jerman, dan Jepang. Sebelum San Francisco, penyanyi bernama lengkap Muhammad Tulus ini juga mentas di Asia Music Festival 2016 yang diselenggarakan di Hamamatsu, Jepang.

“Contohnya saat saya tampil di Jepang belum lama ini. Saya lebih memilih mengucapkan salam dan berbicara ke penonton dengan bahasa Indonesia,” jelas cowok yang telah 5 tahun terjun ke dunia entertainment.

Apa Aja Ya Persiapan Tulus Menjelang Konser di San Francisco?

Konser di San Francisco, Tulus Siapkan Lagu yang Bikin Baper Penonton

Apakah terobosan ini salah satu upaya Tulus untuk menyandang titel sebagai penyanyi yang go international?

“Definisi go international itu menjadi bias sekali. Karya saya sudah bisa diakses di sejumlah negara di dunia. Semenjak adanya Internet, rasanya semua orang bisa melakukan itu,” imbuhnya dengan rendah hati.

Social Hall San Francisco itu bukan venue sembarangan lho. Hal ini dibocorkan oleh Ari Renaldi, sang produser.

Venue nya beda, emang venue yang heritage. Venue tersebut untuk upgrading dan pengakuan seseorang sebagai musisi,” ujar pria yang selama ini berjasa dalam menata musik di album Tulus menjadi lebih easy listening.

Hal senada juga disampaikan oleh Tulus. Pria berpostur tinggi besar ini bersyukur bisa mentas di venue tersebut.

“Sangat bersyukur sekali dan sangat bangga bisa mendapat kesempatan seperti ini,” beritahunya.

“Deg-degan karena saya belum lihat gedungnya, suasana penontonnya, dan seperti apa musik di sana,” sambungnya.

Demi menjaga staminanya, Tulus membeberkan sebuah resep sederhana yang diajarkan oleh ortunya.

“Ini resep dari bapak saya aja sih, yaitu rajin minum air putih dan mengonsumsi madu. Resep sehat ini udah turun-temurun di keluarga kami,” tuturnya.

Tulus dan Album Monokrom

Konser di San Francisco, Tulus Siapkan Lagu yang Bikin Baper Penonton

Terhitung dari tahun 2011, 3 album studio mewarnai langkah Tulus di dunia musik. Meski album debutnya nggak berjalan mulus, ia tetap menjalani passion bermusiknya dengan hati yang tulus. Ketika album Gajah dirilis, semua pandangan tertuju padanya. Video musik “Gajah” didukung WWF Indonesia. Sederet lagunya berhasil membuat pendengarnya terkesima. Sebut saja seperti “Sepatu”, “Gajah”, “Jatuh Cinta”, “Sewindu”, dan lainnya.

Tanpa menunggu lama, album ketiga pun meluncur. “Pamit” dipilih sebagai lagu andalan di album Monokrom.

“Dengan segala keterbatasan pengetahuan musik saya, mungkin rasa-rasanya ini lagu ballad pertama yang saya tulis. Aransemen yang bener-bener hanya piano dan strings aja,” papar Tulus.

Terobosan album ini pun terbilang ciamik. Pengerjaan album Monokrom ini dibuat di Indonesia dan Praha, Ceko.

“Ini salah satu bentuk eksplorasi yang ingin saya kembangkan bersama produser saya. Untuk membuat album ini berbeda, saya ingin album ini ada sentuhan string section,” seloroh Tulus.

“Lagu ‘Monokrom’ di album Monokrom ini bercerita tentang ungkapan rasa terima kasih terhadap orang-orang yang udah memberi apresiasi terhadap musik saya. Mereka mendengarkan lagu saya dan membeli karya yang legal. Apresiasi baliknya, saya ingin menunjukkan kalau saya berusaha ada progress dari sisi musikalitas,” papar penyanyi yang namanya makin sering muncul di berbagai ajang penghargaan musik bergengsi di dalam maupun di luar negeri.

Sejumlah lagu lain di album Monokrom seperti “Pamit” dan “Ruang Sendiri” sukses jadi bahan perbincangan di media sosial. Lagu-lagu Tulus dianggap memiliki lirik lagu yang puitis dan mendalam. Contoh lain seperti “Langit Abu-abu”, lagu yang liriknya ditulis hanya hitungan menit. Ada juga “Manusia Kuat” dan “Tukar Jiwa”. Untuk lagu yang terakhir disebut, menceritakan seseorang yang bisa menangkap apa yang kita rasakan tanpa harus diceritakan.

(@edofumikooo)