Arsip Tag: bandung

Nikmati Aja, Single Terbaru /rif yang Bisa Bikin Kamu Berhenti Mengeluh

Kamarmusik.net, JAKARTA – Akhir November 2016 lalu, grup band /rif resmi mengenalkan single anyar berjudul “Nikmati Aja”. Kalau kamu jeli, kuintet rock asal Bandung ini pernah merilis judul album ke-3 bertitel Nikmati Aja pada tahun 2000. Entah kebetulan atau ketidaksengajaan, yang pasti lagu baru ini jauh dari kesan keras seperti musik yang lazim dibawakan oleh Andy (vokal), Jikun [gitar], Ovy (gitar), Tedy (Bass), dan Magi (drum).

Lagu “Nikmati Aja” lebih menonjolkan sisi humanis dan kerinduan kepada sesama personel /rif, setelah setahun lebih nggak merilis single. Terakhir mereka melempar single berjudul “Turn of the Light” pada pertengahan bulan Mei tahun 2015. Selama hampir 22 tahun berkelana di industri musik Indonesia, pasti banyak kisah sedih dan bahagia yang telah mereka lewati bersama. Para personel /rif ingin mengenang momen–momen tersebut melalui single ini.

Bicara soal momen, tentu nggak lepas dari perjalanan sejarah. Sejak band ini terbentuk tanggal 27 Mei 1995, /rif telah menggelontorkan 8 album yaitu: Radja (1997), Salami (1998), Nikmati Aja (2000), Dan Duniapun Tersenyum (2002), The Best Of (2004), Pil Malu (2006), 7 (2010), dan 18 Years Of Rock (2013). Kebayang dramatisnya dong kalau seluruh kenangan tersebut kemudian mereka capture ke dalam sebuah lagu?

“Nikmati Aja” pertama kali digagas oleh Magi, lalu digubah secara keroyokan dalam sesi jamming. Lagu ini terasa pas untuk ketika didengarkan lewat radio. Video musiknya pun unik karena lokasi syutingnya mengambil tempat di pedesaan yang alamnya masih asri. Untuk penggarapan videonya, /rif memercayakan ke sutradara Anton Gimbal.

Kembali ke Alam, Suasana Lagu /rif yang Menggambarkan Indahnya Kebersamaan

Nikmati Aja, Single Terbaru /rif yang Bisa Bikin Kamu Berhenti Mengeluh

Beberapa moge dihadirkan dalam syuting video musik di tengah suasana alam pegunungan dan pedesaan yang sangat indah. Sisi kebersamaan dan kembali ke alam sangat kental di video musik “Nikmati Aja”. Bagaimana kebersamaan antara sesama personel band dengan tokoh-tokoh masyarakat pedesaan. Sesuai judulnya, /rif ingin mengajak pecinta musik Indonesia untuk bisa menikmati pemandangan yang divisualisasikan dalam video musik ini.

Bukan hanya visualnya aja, audionya pun bisa bikin kamu menikmati lagu ini dengan nyaman. Ya iya dong, apalagi proses mixing dan mastering lagu ini dikerjakan langsung oleh Stephan Santoso. Semoga deh ya single baru /rif ini mampu mengobati kerinduan rakjat /rif dan seluruh pecinta musik Indonesia.

Hidup ini seperti perjalanan cinta. Kadang bikin hati berbunga-bunga, kadang bikin sakit hati juga. Nikmati aja…

(@edofumikooo)

Heals, Band Keren Asal Bandung Ini Masih Suka Mentas di Acara Sunatan

Kamarmusik.net, JAKARTA – Kota Bandung emang juara deh dalam melahirkan musisi tangguh dan jempolan. Heals, contohnya. Karya musik grup shoegaze ini layak banget untuk dinikmati secara luas. Paling anyar, single ketiga mereka yang berjudul “Myselves’. Padu padan shoegaze Jepang dengan racikan alternative ala Foo Fighters.

Heals merupakan kuintet yang memiliki personel Alyuadi Febryansyah (vokal/gitar), Reza Arinal (vokal/gitar), Muhammad Ramdhan (gitar), Octavia Variana (vokal/bass), dan Adi Reza (drum). Di akun Instagram @healsmusic, mereka juga membuka diri lho kalau ada yang mengundang tampil di acara wedding, sunatan, dan hajatan lainnya.

Mereka menceritakan penggalan proses terciptanya lagu “Myselves” yang dianggap masih sangat konvensional.

“Awalnya humming dulu, lalu direkam di handphone. Setelah tersimpan lumayan lama, akhirnya lagu itu ditumpahkan ke gitar dan disebar ke yang lain deh,” beritahu Alyuadi.

Proses lahirnya lagu “Myselves” boleh diibaratkan ala mahasiswa yang menggarap skripsi sistem kebut semalam.

“Bahkan, liriknya baru ditulis begitu kami mau merekam vokal,” lontar Octavia, satu-satunya personel paling cantik, yang menambahkan Heals juga menggunakan metode serupa waktu menciptakan singel kedua, “Wave”.

Persamaannya lagi nih, lagu “Myselves” dan “Wave” yang rilis sambung menyambung di tahun 2016 ini disertai artwork karya pelukis Arin Dwihartanto.

Imajinasi super liar dari Heals yang ada di lagu “Myselves”

Heals, Band Keren Asal Bandung Ini Masih Suka Mentas di Acara Sunatan

“Kami berfantasi tentang kondisi manusia yang memiliki dua jiwa di dalam raganya. Kemudian, kedua jiwa itu malah jatuh cinta satu sama lain,” Alyuadi gantian mengisahkan cerita menarik di balik hadirnya lagu “Myselves”.

Karya-karya mereka identik dengan distorsi riff gitar yang berlapis, suara dan efek yang unik. Belum lagi alunan vokal yang tenang sekaligus melodius. Dalam perjalanan musiknya, Heals banyak dipengaruhi oleh band macam Amusement Parks On Fire, My Vitriol, Cocteau Twins, Anne, The Depreciation, Tokyo Shoegazer dan Real Estate.

Perjuangan Heals bukan hasil yang didapat secara instan lho. Karya pertama mereka diluncurkan di ujung tahun 2014 lalu, judulnya “Void”. Tiga lagu telah meluncur dan lumayan dapat apresiasi yang positif. Hal ini yang kemudian bikin penasaran, apakah Heals akan memproduksi album penuh pertama mereka? Sepertinya sih, iya…

(@edofumikooo)

Rocket Rockers Goes to USA, Di Balik Cerita Kebanggaan yang Tertunda

kamarmusik.net, JAKARTA – Lebih dari 17 tahun Rocket Rockers berkelana di industri musik Indonesia. Siapa yang menyangka band yang mengawali panggungnya di acara 17 Agustus-an ini bisa eksis dan berumur panjang. Entah berapa puluh ribu lembar cerita yang bisa mereka sampaikan sejak resmi terbentuk tanggal 17 Agustus 1999.

Seabrek cerita bahagia maupun nelangsa Rocket Rockers tentu menarik untuk dibingkai. Eksistensi mereka dalam mengusung musik pop punk nggak hanya berbuah manis di Indonesia, tapi juga di luar Indonesia. Kuintet asal Bandung ini bahkan telah berkali-kali tampil di luar negeri. Catatan prestasi demi prestasi yang patut diapresiasi.

Jarang Nongol di Teve, Rocket Rockers Justru Sering Tur ke Luar Negeri

Rocket Rockers Goes to USA, Di Balik Cerita Kebanggaan yang Tertunda

Saat ini Rocket Rockers beranggotakan Aska Pratama (vokal dan gitar), Bisma Aria Nugraha (bass), Rizky Fadli (gitar), dan Khrisna a.k.a Ozom (drum). Selama 17 tahun, wajar kalau ada bongkar pasang formasi. Rocket Rockers emang bukan band yang tiap sebentar tampil di teve, tapi jejak mereka tampil di pentas luar negeri lumayan ngeri.

Awali dulu dari negara tetangga dulu deh. Rocket Rockers pernah melanglang buana ke Malaysia, Singapore dan Phillipines di event Peter Says Denim Southest Asian Invasion Tour 2012. Pencapaian keren mereka makin komplet saat bertandang ke Jerman dan Belanda, yaitu event Peter Says Denim Europe Invasion Tour 2012.

Belum lama ini ramai berita tentang Rocket Rockers Goes to USA. Rencananya, mereka berada di negara Paman Sam sejak tanggal 3 sampai 19 Agustus 2016 untuk tampil di Pennsylvania dan New York. Manusia boleh punya segudang rencana, namun tetap ada Yang Maha Berkehendak. Tur mereka batal, begini rilis resmi dari management.

Rocket Rockers Batal Sepanggung dengan Lady Antabellum

Rocket Rockers Goes to USA, Di Balik Cerita Kebanggaan yang Tertunda

“Berkaitan berita rencana tour Rocket Rockers ke Amerika Serikat pada bulan Agustus 2016, dengan sangat berat hati kami umumkan bahwa kami gagal melakukan tour tersebut. Hal ini dikarenakan masalah birokrasi visa kunjungan kami ke Amerika Serikat yang ditangguhkan oleh pihak Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta. Setelah semua persyaratan dan proses yang dilewati, di luar prediksi sebelumnya, kami diharuskan memiliki Visa P1 atau Visa Performer dan persyaratan baru tersebut harus kami tempuh, tetapi sayangnya keberangkatan kami yang semakin dekat menyebabkan persyaratan baru tersebut tidak dapat kami penuhi karena kendala waktu.”

“Ada beberapa spekulasi mengapa kami diharuskan memiliki visa tersebut sementara beberapa band Indonesia yang sudah pernah melakukan tour ke Amerika Serikat memakai visa dengan jenis lain/ bukan Visa P1, salah satunya mungkin karena kami dibayar dan disediakan akomodasi oleh pihak promotor event sehingga kami diharuskan memiliki visa yang berbeda dan termasuk jenis visa khusus. Well, serba salah juga ya ternyata, kami diapresiasi oleh promotor luar negeri untuk tampil bahkan dibayar di sana tetapi malah menimbulkan masalah lain hehe.”

“Suatu kebanggaan bagi kami bisa satu event dengan nama besar internasional seperti RUN DMC dan Lady Antabellum (pemenang Grammy Awards 2014) di event Musikfest 2016. Tetapi kebanggaan ini terpaksa dengan berat hati harus pupus di tengah jalan.”

“Setelah dikomunikasikan dengan pihak promotor, mereka sangat menyayangkan kebatalan tour kami. Nama Rocket Rockers sudah tercantum di official flyer, official website event, juga di semua media promo event. Bahkan booking number hotel sudah tersedia dan diterima oleh pihak management Rocket Rockers, begitu juga parking pass event, id card, dan kelengkapan lainnya. Intinya mereka tinggal menunggu kedatangan Rocket Rockers untuk menampilkan performa terbaik di sana. Bahkan pihak promotor Musikfest (Betlehem, Pennsylvania USA) bersedia untuk kembali mengundang Rocket Rockers di tahun 2017 dengan persyaratan yang sudah valid untuk pengajuan Visa kami.”

November 2016, Rocket Rockers Terbang ke Amerika Serikat?

Rocket Rockers Goes to USA, Di Balik Cerita Kebanggaan yang Tertunda

Hal ini tidak membuat kami patah semangat, di penghujung bulan Juli 2016 kami menerima kabar gembira bahwa kami diundang untuk tampil di ONE MO SOUL MUSIC NIGHTS di Art Share Los Angeles USA pada tanggal 18 November 2016. Hal ini kami sambut baik dan tentunya langsung kami respon untuk selanjutnya kami urus segala persyaratan untuk keberangkatan kami ke sana.”

“Mudah-mudahan #RRGOESTOUSA yang seharusnya dilaksanakan pada bulan Agustus dapat terlaksana di bulan Oktober-November 2016 dengan event yang berbeda. Berita berikutnya akan segera kami rilis setelah ada kabar terbaru mengenai rencana tour terbaru ini.”

“Kami berterima kasih kepada semua pihak yang sudah membantu proses keberangkatan kami ke Amerika Serikat. Dari mulai Pemerintahan Kota Bandung melalu surat rekomendasi yang telah dikeluarkan oleh Bapak Walikota Ridwan Kamil untuk pihak Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta dan Kedutaan Besar Indonesia di New York. Pihak Konsulat Jendral Republik Indonesia New York yang sudah bersedia menerima kami di sana apabila kami jadi melaksanakan tour di New York. Brand–brand clothing yang sudah support secara materi maupun non materi dan yang paling terutama dukungan seluruh ROCKET ROCK FRIENDS untuk project tour Amerika Serikat ini.”

Berdoa yuk agar event ini nggak menemui kendala perizinan lagi. Semoga #RRGOESTOUSA kembali berkumandang.

(@edofumikooo)

 

Seringai, Sebuah Album Musik Rock Kontemporer Bertajuk TARING

Kamarmusik.net, JAKARTA –TARING, adalah album ketiga dari band Seringai yang dirilis pada tanggal 11 Juli 2012. Sebuah album yang sudah dinantikan para penikmat musik rock/metal di seluruh Indonesia. Bermula pada bulan April 2012, ada sebuah berita lewat Facebook dan Twitter resmi Seringai yang mengumumkan peluncuran single lagu untuk album baru mereka Tragedi.

Seringai secara terang-terangan mengajak para penikmat musik untuk mendonlot lagu “Tragedi” melalui website mereka dan tentu saja 100% free. Namun single “Tragedi” ini masih belum terlalu matang dalam pengerjaan mixing lagunya. Saya pikir cara yang dilakukan Seringai ini cukup cerdas. Mereka ingin memberikan “makanan pembuka” kepada para Serigala (sebutan untuk fans Seringai) yang telah menanti album ini selama 5 tahun. Seringai ingin mengobati sedikit rasa penasaran dan mengajak fans untuk memberikan apresiasi terhadap lagu baru mereka ini.

Wah baik hati sekali ya mereka. Namun jangan senang dulu, saat itu pas malam harinya saya mencoba untuk membuka link donlotnya, eh ternyata eror. Seringai sendiri telah memberikan konfirmasi bahwa link untuk men donlot lagu itu memang sibuk karena saking ramenya fans yang ingin mendonlot.

Jadilah suatu perbincangan menarik di antara para jurnalis dan penikmat musik di Indoesia. Berbagai pujian maupun kritikan diterima oleh Seringai. Menurut saya, apa yang dilakukan ini juga untuk membuka mata mereka terhadap reaksi dari fans. Dengan cara seperti itulah, Seringai dapat belajar dan mencari tahu kekurangan atau kelebihan yang bisa dijadikan referensi untuk proses finishing album TARING.

Seringai akhirnya melepas album TARING pada tanggal 11 Juli 2012 dengan 2 versi yaitu deluxe edition dan regular edition. Deluxe edition hanya dijual sebanyak 999 keping di 2 Distro yang berada dalam wilayah Jakarta (@lawless_jkt ) dan Bandung (@omuniuum ). Sedangkan versi regular, bisa memesan lewat email di 2 toko tersebut.

Nah, ada cerita menarik dibalik pemilihan tanggal rilisnya album ini. Entah disengaja atau tidak, pemilihan tanggal 11 Juli ini bertepatan dengan tanggal pemilihan gubernur di salah satu kota tadi. Meskipun tokonya belum dibuka, puluhan fans sudah ramai berkumpul demi mendapatkan CD TARING deluxe edition ini di hari pertama. Toko @lawless_jkt dijadikan “tempat pencoblosan” bagi para Serigala.

Mungkin kalau di luar negeri, sudah jadi hal yang biasa melihat die hard fans rela antri di depan toko demi mendapatkan CD album dari band favorit mereka saat hari pertama. Namun di Indonesia, peristiwa tersebut sudah jarang kita temui, apalagi sekarang dengan maraknya donlot dan pembajakan. Semakin sedikit orang yang membeli CD dari musisi Indonesia. Seringai berusaha meyakinkan fans bahwa mereka “layak” untuk membeli CD album ini.

Seraya ingin menyampaikan pesan kepada die hard fans bahwa : “……………..kami tidak akan mengecewakan kalian dengan album yang dibuat asal asalan. Kami ingin membuat kalian merasa spesial saat mendengarkan album ini……………………….” Album TARING versi deluxe ludes 999 keping dalam 2 hari! Sebuah prestasi bagi Seringai.

Album TARING dibuka dengan lagu instrumental “Canis Dirus”. Judul yang aneh. Namun setelah dicari tahu, artinya adalah semacam jenis serigala yang mengerikan. Lagu ini diawali petikan gitar akustik kemudian disusul dengan elektrik dengan nada dan komposisi yang enak didengar. Walau rada slow, suasana yang dihadirkan cukup ‘gelap’,  seakan memberi peringatan awal kepada pendengar bahwa sisa lagu di album ini terasa ‘mengerikan dan berbahaya’.

Dilarang di Bandung

Dibuka dengan drum solo Edy Khemod, lagu pertama album TARING ini bertempo layaknya musik hardcore punk. Formula yang digunakan nggak jauh berbeda seperti 2 album sebelumnya. Lagu pembuka yang ingin berteriak kepada dunia bahwa “…..Seringai telah kembali, dan kami tidak merubah apapun. Mari kita bersenang senang……… ”.

Lagu ini menceritakan tentang pemberontakan kepada pihak pihak yang membenci Seringai dan komunitas penikmat musik metal di Bandung. Mereka nggak mau begitu saja tertindas. Lawan terus! Energi pemberontakan yang sangat terasa di lagu ini. Sangat cocok sebagai lagu pembuka, cepat dan agresif!

Taring

Judul lagu yang sama dengan judul album ini seperti lagu ‘penyemangat’ untuk para serigala. Seringai mengajak Serigala agar mau berusaha walaupun ada banyak ujian dalam meraih mimpi. Sebenarnya mereka ingin membangun musik yang bisa dinyanyikan bersama-sama dengan penggemar saat berada di atas panggung. Namun lirik yang ditulis menurut saya kurang pas kalau dibikin karaoke massal. Kurang menyatu dengan musiknya. “Taring” berisi lirik yang cukup positif.”…mari menghajar dunia…” . Mungkin pesan moralnya begitu. Lets rock and kick some ass 🙂

Fett Sang Pemburu

Lagu eksperimen dari Seringai ini terinspirasi dari cerita fiksi di film Star Wars. Jujur saja saya nggak mudeng sama liriknya, karena nggak pernah sama sekali nonton film itu. It’s fine for me. they do whatever they want. Rasanya seperti album dari Mastodon “Crack the Sky”, it opened my ears to the progressive side of Metal. Seringai bisa juga ya bikin lagu yang model begini dengan gitar solo Ricky Siahaan yang indah di menit ke-2.

Tragedi

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, awalnya lagu ini diperkenalkan ke publik melalui free download di website Seringai. Menurut berita, hari pertama saja udah 23.000 kali didonlot. Hingga hari ini angkanya menyentuh lebih dari 200.000 kali dan terus bertambah. Sebuah angka yang cukup fantastis. Dapat disimpulkan bahwa ‘secara umum’ banyak yang suka dan ingin mendonlotnya. Lewat “Tragedi”, Seringai berhasil merangkul para penggemar baru yang lebih muda dan penggemar yang belum pernah sekalipun mendengar musik Seringai.

Lagu ini bercerita mengenai kisah Arian 13, serta berisi kritik terhadap masalah moral di negeri ini. Memang cukup propokatibbb. Sebelumnya, lagu ini sudah sering dibawakan Seringai saat manggung. Awalnya memang belum ada judul lagunya . Namun saat proses rekaman, lagu ini di aransemen ulang lirik dan musiknya sehingga menjadi lebih berkelas. Terdapat bass solo dan gitar solo yang sangat nendang di lagu ini.

“……….salahkan yang diluar kendalimu. logika mati. mudah amarah………..” coba kamu temukan ada nggak band di Indonesia yang bikin lirik powerful kaya begini. Cuma SERINGAI yang cukup berani membuat lirik seperti itu. Mengejutkan juga, ada sedikit unsur Kvelertak di lagu ini. Menurut saya “Tragedi” is a perfect metal song.

Serenada Membekukan Api

Lirik lagu yang cukup propokatibb kembali ditulis oleh Arian 13. Lagu ini menyampaikan kritik sosial dan politik atas kebijakan pihak pihak tertentu yang merasa paling benar. Sangat terasa sekali nuansa stoner metal nya. Salah satu kalimat di dalam liriknya dituliskan begini “…..menabukan malam, membekukan api, sia sia………..” Seringai berani menuliskan kritikan kedalam penulisan lirik yang cukup puitis. Mereka menyampaikan aspirasi dengan cerdas.

Discotheque

Merupakan lagu cover dari Duo Kribo di era 70-an. Versi original dari lagu ini memang cukup kental nuansa progressive rock dan sedikit arabian. Namun kali ini coba dibongkar dengan aransemen khas musik stoner metal. Walaupun awalnya cukup aneh, namun tetap tidak kehilangan ciri khas dari musik Seringai. Really catchy.

Program Party Seringai

This one is my favorite song on the album. Paling berasa heavy metalnya. Saat diputer dengan volume maksimal, rasanya Seringai main band LIVE secara brutal di depan kamar saya. ”adrenalinku semakin terpacu”, nikmat banget buat headbang dan moshing

Lagu Lama

Pertama denger, Seringai kayak mau nunjukin sisi thrash metal mereka! Lagu paling berasa amarahnya melalui teriakan kencang Arian 13. Yeahh dude, i felt yer anger. Mereka luapkan emosi dengan jujur. Terdapat penulisan lirik yang cukup kotor, untung nggak kena sensor yah. Tempo lagu ini super cepat! Pokoknya gas puollllllllll……..!!

Lissoi

Seringai membuat cover untuk lagu daerah. Hah, yang bener??? Mereka kan band metal??? Emang bisa??? Jawabannya, siapapun nggak ada yang menyangka! Setelah pendengar dihantam dengan teriakan kasar di lagu sebelumnya, kali ini Seringai mengajak untuk lebih sedikit calm down . Pertama denger awalnya saya cukup jengkel dan nggak ngerti apa maksud mereka. Ngapain sih pake acara bikin lagu daerah???

Benar saja, saya nggak mengerti lirik lagu ini karena memakai bahasa Batak. Tapi setelah beberapa kali di dengar, wah asik juga. Lagunya easy listening and fun. Enak buat lagu karaoke bersama teman-teman saat nongkrong. Siapa bilang metalhead bisanya cuma membenci dan mencaci-maki? Siapa bilang metalhead nggak cinta tanah air? Lewat lagu ini, Seringai mencoba menyampaikan pesan bahwa mereka respect kepada seni daerah di Indonesia. Salut!

Infiltrasi

Durasinya terlalu cepat, alangkah lebih bagus kalo dipanjangin sedikit. Lagu yang komposisinya seperti album-album sebelumnya. Tidak ada yang spesial. Berasa banget suara bass solo dari Sammy Bramantyo. Motorhead style!

Gaza

Ini lagu instrumental pertama yang pernah dibuat Seringai. Pertama kali mendengarnya, timbul pertanyaan, “Ada juga ya BAND INDONESIA yang bisa bikin lagu seperti ini????”. “Gaza” terdengar ajaib, cerdas dan gilaaa! Seringai itu sekumpulan wong edan! Heavy metal dicampur terompet dan trombon itu ide sangat nggak masuk akal! Tapi Seringai berhasil meramunya jadi sebuah komposisi lagu yang harmonis. Apalagi denger pake earphone, akan lebih berasa kedaleman soundnya. Nggak membosankan walau diputer berulang ulang, 6 menit terasa sangat ringan.

Lagu ini dibagi kedalam 3 bagian. Dan mulai bagian ke dua, emosi kamu akan akan digiring dan dicabik-cabik layaknya suasana perang di Gaza. Suara double pedal drum Edy Khemod terdengar super powerful. Heavy and beauty at the same time. Lagu terbaik di album ini! Gaza is one of the coolest things i’ve ever heard from Indonesian Band , seriously dude!!!!

Saya pernah menulis pesan singkat kepada Seringai ” ……lagu GAZA ini bisa membuat Seringai menjadi salah satu band legend di Indonesia……..”

Secara keseluruhan, TARING merupakan album metal yang tetep heavy, namun dibawa ke level yang jauh lebih tinggi untuk ukuran band dari Indonesia. Menampilkan beberapa eksperimen yang cukup berhasil. Heavy Metal, thrash, acoustic, hardcore, punk, progressive, classic rock, hingga Kvelertak style! Mereka campur semua dalam album ini, they want it all in one album. Namun tetap terdengar ciri khas musik Seringai.

Walaupun Seringai enggan dibilang dewasa, tapi saya harus bilang secara musik mereka lebih dewasa. Tanpa mengurangi respect pada 2 album sebelumnya: High Octane Rock dan Serigala Militia, kali ini saya harus mengatakan TARING adalah album terbaik dari Seringai.

it’s a metal masterpiece.

Teks : Kurniawan Ardianto

Editor : Doddy Irawan

Kombinasi Fotografi dan Musik Lokal, Suguhan Variatif ala Alienation #2

Kamarmusik.net, JAKARTA – Setelah tahun lalu sukses “menerbangkan” para pencinta musik gigs, belum lama ini Alienation kembali hadir dengan hal nggak kalah menarik. Project Vade sebagai penggagas acara ini mengemas Alienation 2016 dengan konsep asyik, memadukan kegiatan fotografi dan gigs musik musisi lokal kota Bandung.

Konsep Alienation #2 ini lebih bervariatif dan mengundang banyak komunitas di Bandung, terutama komunitas fotografi. Salah satu dari komunitas yang diajak bekerjasama adalah Stereo Snap. Media yang udah 3 tahun meliput berbagai acara musik lokal, nasional, maupun international itu memberikan workshop pada hari pertama (12/8).

Pada hari kedua, komunitas yang udah mengikuti workshop di challange untuk mempraktekkan apa yang mereka pelajari langsung di gigs Alienation #2. Pada hari ketiga sampai seminggu kemudian, hasil foto yang dari komunitas fotografi yang sudah dikurasi oleh Stereo Snap dipamerin selama 6 hari (14/08–19/08).

Parade Band-Band Keren Menggebrak Panggung Alienation #2

Alienation #2 diawali oleh hujan yang memaksa acara ditunda sejenak. Setelah hujan reda, suasana jadi pecah oleh band pembuka, Eyenapatna. Membuka dengan intro sedikit pelan, namun lama-lama teriakan dari vokalis Eyenapatna membuat suasana semakin ramai. Lewat single “UPHEAVEL”, Eyenapatna berhasil membius penonton. dalam alunan melodi yang terdengar.

Suasana makin meriah saat PROJECT VADE membagikan Mixtape gratis di Alienation #2 yang dinamai “Project VADE : MIXTAPE Vol.2”. Mixtape ini dibuat sebagai bentuk nyata mencari band-band potensial untuk penerus skena musik di Bandung. Banyak sekali genre yang ada, dari pop sampai metal. Penampil kedua di panggung Alienation #2 itu Maraha. Band ini menarik hati para wanita lewat lagu-lagu pop mereka, salah satunya “Telecaster”.

Kemudian dilanjutkan band metal, Helliost. Dengan musik yang hampir mirip dengan Lamb Of God, Helliost tampil garang di panggung Alienation #2 membawakan single “Ablution”. Semua mata tertuju pada penampilan band ini, karena band sekelas Helliost berkenan meramaikan gigs yang line up nya nggak ada band yang semetal mereka.

Terus juga ada penampilan The Fox and The Thieves, yang baru-baru ini tampil di Baybeats Festival, Singapura. Meski hujan mengguyur, mereka tetap melanjutkan penampilan sampai selesai. Pada penghujung acara ada satu line up yang cukup melegenda di genre musik post rock, yaitu Flukeminimix.

Band ini sukses menutup acara dengan membuat semua penonton tercengang. Mereka hanya berbicara lewat alunan musik instrumentalnya dan aksi panggung seperti membanting gitar sampai merobek t-shirt yang dipakai oleh salah satu gitaris Flukeminimix. Keren, Flukeminimix bisa menaikkan emosi penonton sedemikian rupa tanpa suara vokal.

(@edofumikooo)

Maera Melibatkan Sejumlah Pencipta Lagu Hebat di Album Berjudul Aku

Kamarmusik.net, JAKARTA – Meski udah mengenal dunia musik sejak usia belia, Maera baru berkesempatan merilis album pada 4 April 2012 atau tepat di hari ulang tahunnya. Dalam album bertajuk Aku, pemilik nama asli Maera Panigoro itu memberi warna baru di musik Indonesia dengan single pertama berjudul “Tak Ada Sepertimu”.

Album ini berisi 10 lagu. Maera menulis sendiri 9 lirik lagu di album ini. Satu lagu lain adalah tembang lawas berjudul “Ironi” ciptaan James F. Sundah dan Dodo Zakaria yang udah nggak asing lagi bagi penikmat musik Indonesia.

Kesibukan Maera di dunia lain yaitu sebagai Executive Producer dari beberapa pementasan Musikal seperti Ali Topan Jalanan dan Gita Cinta The Musical, nggak menyurutkan langkahnya untuk mewujudkan cita-cita membuat album sendiri. Dengan timbre suara Alto yang unik, perkenalkan…

Maera, perempuan pekerja seni kelahiran Bandung ini merupakan owner ArtSwara yang bergerak di bidang performing art production. Keluarga adalah salah satu yang sejak awal memperkenalkan berbagai genre musik kepadanya. Mulai dari Billy Holiday sampai The Beatles. Tiada hari tanpa musik di hidup Mea, sapaan akrabnya.

Album Solo, Maera Hadirkan Ifa Fachir, Bemby Noor, Sampai Pongki Barata

Maera Melibatkan Sejumlah Pencipta Lagu Hebat di Album Berjudul Aku

Di album Aku, Maera memercayakan Tohpati sebagai Produser, Music Director, dan Arranger untuk keseluruhan lagu. Tohpati a.k.a Bontot juga turut menciptakan 2 lagu yang berjudul “Di Atas Nama Cinta” dan “Hey You”. Putri pengusaha Arifin Panigoro ini melibatkan sederet musisi atau pencipta lagu di album yang dicetak 1000 keping ini.

Single jagoan “Tak Ada Sepertimu” diciptakan oleh Ifa Fachir. Satu lagu lain berjudul “Percaya” juga karya Ifa. Lalu ada Tengku Abdul untuk lagu “Benak”, Rieka Roeslan untuk lagu “Ada Dia”, Pongki Barata untuk lagu “Jiwa”, Bemby Noor untuk lagu “Menunggu”, dan Mhala Numata untuk lagu “Percakapan”.

“Harapan Maera adalah bisa memberikan alternatif baru di blantika musik Indonesia dan album Aku bisa diterima dengan baik oleh pencinta musik di tanah air,” terang penyanyi yang kemudian terlibat di film A Copy Of My Mind karya sutradara Joko Anwar, bersama dengan Tara Basro dan Chico Jericho.

(@edofumikooo)