Arsip Kategori: Berita

Berita dan info menarik terbaru seputar dunia musik Indonesia. Mengabarkan berita baik, kisah di balik karya, dan cerita tanpa gosip. Artis, orang-orang di balik layar produksi sebuah karya, tips ,review cd, fashion dan segudang informasi menarik lainnya.

Sajama Cut Terinspirasi Foto-Foto Makanan Untuk Video Musik Terdampar

Kamarmusik.net, JAKARTA – Belum lama ini Sajama Cut telah merilis single “Terdampar”. Demi menggencarkan promo, grup indie yang terbentuk di Jakarta tahun 1999 ini meluncurkan video musik “Terdampar”.

Marcel Thee (vokal) , Dion Panlima Reza (gitar), Randy Apriza Akbar (bass), Hans Citra Patria (kibor),  dan Banu Satrio (drum)  secara pede mengutarakan kalau video musik “Terdampar” dibikin dengan gaya yang jauh berbeda ketiumbang video musik mereka sebelumnya. Sajama Cut memberi amanah ke Telebising (Dmaz Brodjonegoro dan TB Putera) untuk menyutradarai video musik ini. Media sosial seperti Instagram dijadikan sebagai bahan inspirasi.

Foto-Foto Makanan Jadi Referensi Video Musik Anyar Sajama Cut

Sajama Cut Terinspirasi Foto-Foto Makanan Untuk Video Musik Terdampar
Ini lho tim kreatif di balik hadirnya video musik “Terdampar” Sajama Cut.

“Idenya sih karena kami sering lihat foto-foto makanan di media sosial yang selalu jadi top angle. Kayaknya lucu juga kalau hall itu diaplikasikan ke sebuah video musik,” papar salah satu sutradara, TB Putera.

Marcell Thee mengaku sangat hepi bisa berkolaborasi dengan Telebising dalam membuat video musik “Terdampar”.

“Jadi waktu kami kemarin me-remake ‘Terdampar’, kami terpikir kenapa nggak kerjasama aja dengan TB Putera untuk membuat sebuah konsep video yang kreatif. Syukur-syukur hasilnya seru banget. Menurut gue, keterlibatan Dmaz, Lala Bohang (model), dan Anggun ‘Goenrock’ Adi (DOP) benar-benar menambah unsur mautnya video musik ini,” tutur sang vokalis yang menambahkan proses penggarapan video musik “Terdampar” rampung hanya dalam waktu sekitar 10 jam aja.

FYI, Sajama Cut berhasil mencuri perhatian penikmat musik di dalam maupun di luar negeri. Band rock ini juga berpartisipasi di beberapa soundtrack kayak Janji Joni dan JKT: SKRG. Beberapa single mereka mampu menembus top chart di berbagai radio nasional. Sebut saja “Less Afraid”, “Fallen Japanese”, “Alibi”, “Fatamorgana”, dan lainnya.

Sajama Cut juga telah bekerja dengan beberapa musisi dan videografer dari Amerika Serikat, Inggris, Luxembourg, Jerman, Singapura, Jepang, Norwegia, Swedia, dan Belanda. Mereka juga eksis di banyak konser band kelas dunia seperti Asobi Seksu, MGMT, The Whitest Boy Alive, Ruins Alone, Ken Stringfellow, dan The Radio Dept.

Album Hobgoblin yang rilis medio tahun 2015 kemarin secara kilat menjual habis cetakan pertamanya lebih dari 1000 kopi. Album itu dirilis dalam format vinyl, CD, dan kaset. Keunikan lain, di album itu Sajama Cut berkolaborasi dengan para pelukis, ilustrator, penulis puisi, videografer dan sutradara sebagai bentuk kampanye promosinya.

(@edofumikooo)

Gugun Blues Shelter Pilih Rekam Album Baru di Amerika Serikat, Kenapa?

Kamarmusik.net, JAKARTA –  Para penggemar Gugun Blues Shelter kayaknya bakal hepi nih. Yak, grup band bergenre musik blues ini siap menghadirkan album baru mereka di penghujung tahun 2016 nanti. Album ke-9 band yang terbentuk tahun 2004 ini bakal istimewa, karena lagu-lagu anyar mereka direkam langsung di Amerika Serikat.

Belum lama ini, Gugun (vokal, gitar), Bowie (drum), dan Fajar (bass) mendapatkan kesempatan mentas di New York. Di sela-sela aktifitas manggung, personel Gugun Blues Shelter memanfaatkan waktu berharga mereka dengan sesi recording album. Nggak tanggung-tanggung, kebutuhan foto untuk sampul CD pun telah disiapkan dengan matang.

Ada Album Baru Gugun Blues Shelter Menjelang Pergantian Tahun Baru 2017

Gugun Blues Shelter Pilih Rekam Album Baru di Amerika Serikat, Kenapa?

“Album baru tinggal penyelesaian akhir. Bulan November, siap kami edarkan,” beritahu sang vokalis, baru-baru ini.

Padatnya jadwal tur membuat mereka bertiga jarang bisa ngomong fokus soal rekaman. Ketika ada momen bagus manggung di New York, Gugun dan kawan-kawan pun nggak mau menyia-nyiakan begitu aja.

“Kenapa di sana, karena kami bertiga bisa ngumpul. Kalau di sini (Indonesia), justru susah ketemu,” canda Bowie.

Gugun Blues Shelter tergolong band yang sangat produktif dalam menelurkan album penuh. Bayangkan, dalam 12 tahun wara-wiri manggung di dalam dan luar negeri, mereka mampu menghasilkan 9 buah album.

Debut album mereka adalah Get The Bug (2004). Berikut secara urut adalah Turn It On (2007), Gugun Blues Shelter (2010), Satu Untuk Berbagi (2011), Far East Blues Experience (2011-compilation album), Solid Ground (2011), Soul Shaker (2013), dan High Life (2015).

Beberapa tembang mereka pun melejit jadi hits. Sebut saja “Set My Soul On Fire, “Give Your Love”, dan banyak lagi.

“Kami buat album bahasa Indonesia untuk memudahkan masuk ke kota kecil. Sebenarnya bisa aja bikin yang bahasa Inggris. Nah kalau nyanyi lagu bahasa Indonesia, kesan kami sebagai band Indonesia jauh lebih kuat,” papar Gugun.

Album Pertama Gugun Blues Shelter Tanpa Jono Armstrong

Gugun Blues Shelter Pilih Rekam Album Baru di Amerika Serikat, Kenapa?

Album ke-9 ini juga terasa berbeda karena adanya personel baru. Fajar Adi Nugroho dipercaya oleh Gugun dan Bowie untuk menggantikan kekosongan pemain bass yang sebelumnya dihuni Jono Armstrong. Cowok bule yang kerap menghiasi acara-acara komedi di berbagai stasiun teve itu mengundurkan diri tanggal 3 Desember 2015 lalu.

Fajar sendiri, masih memiliki band yaitu Art of Tree.  Ia juga langganan menjadi session player untuk para penyanyi dan band-band besar, salah satunya Six Strings. Fajar dinilai mampu menyuguhkan warna baru dan kemajuan kualitas bermusik Gugun Blues Shelter. Makanya, nggak ada alasan untuk nggak membeli album ke-9 mereka kan?

(@edofumikooo)

Fatin Nyanyikan Ulang Lagu Ciptaan Maia Estianty, Ini Luapan Bahagianya

Kamarmusik.net, JAKARTA – Ada berita cihuy nih dari Fatin Shidqia Lubis. Juara 1 X Factor Indonesia tahun 2013 ini dipercaya untuk menyanyikan ulang lagu “Salahkah Aku Terlalu Mencintaimu”. Buah karya dari Maia Estianty tersebut terbukti sukses membawa duo Ratu meraih puncak kejayaan mereka pada tahun 2003 silam.

Ketika lagu itu booming, duo Ratu masih diperkuat oleh Pinkan Mambo. Selain Ratu, Pasto juga pernah menyanyikan ulang hits “Salahkah Aku Terlalu Mencintaimu”. Nah, tahun ini giliran Fatin yang ditunjuk untuk membawakannya. Beban kah buat Fatin?

Beruntung, Penyanyi Solo Wanita Terdahsyat 2015 itu dikawal Stephan Santoso yang bertugas mengaransemen ulang “Salahkah Aku Terlalu Mencintaimu”. Lagu ini dikemas dalam format akustik dengan racikan musik modern.

Ketika pihak Sony Music menawarkan lagu itu ke Fatin, dara cantik kelahiran 30 Juli 1996 ini mengaku terkejut.

Ratu Melejitkan “Salahkah Aku Terlalu Mencintaimu” Saat Fatin Baru Masuk SD

Fatin Nyanyikan Ulang Lagu Ciptaan Maia Estianty, Ini Luapan Bahagianya

“Saat lagu itu muncul, aku baru berumur 7 tahun. Aku tahu lagu itu sering diputar di radio-radio. Ketik diminta untuk membawakan lagu itu, pastinya  aku merasa senang dan tersanjung,” lontar penyanyi yang pada Agustus kemarin meraih penghargaan Best Asian New Female Act Award, The Daf Bama Music Award 2016 di Jerman.

“Salahkah Aku Terlalu Mencintaimu” yang resmi dirilis tanggal 16 September kemarin terpilih sebagai single utama pada album Y2Koustic. Rencananya, Sony Music akan meluncurkan album tersebut bulan Oktober mendatang.

“Mbak Maia itu salah satu musisi yang aku kagumi. Pastinya aku senang banget bisa bawain karyanya,” jelas penyanyi yang terlibat di film 99 Cahaya di Langit Eropa dan Dream ini.

Album ini mengusung konsep mengangkat kembali lagu-lagu di zaman tahun 2000-an yang pernah hit. Sederet lagu tersebut kemudian diaransemen ulang dengan format akustik dan dibawakan oleh para penyanyi generasi kekinian.

Lewat album Y2Koustic, pendengar diajak untuk merasakan sensasi bernostalgia dengan cita rasa dan kemasan musik masa kini. Selain Fatin Shidqia Lubis, album ini juga melibatkan sederet penyanyi seperti Isyana Sarasvati, GAC, Rendy Pandugo, TheOvertunes, dan lainnya.

Halooo Fatinistic, gimana nih komen jujur kalian tentang lagu Fatin yang satu ini?

(@edofumikooo)

JKT48 Meluncurkan Single ke-14 Berjudul Love Trip, Ini Dia Kisah Serunya

Kamarmusik.net, JAKARTA – Ada kabar gembira lho dari JKT48. Belum lama ini, di JKT48 Theater, Fx Sudirman, idol group ini resmi merilis single berjudul “Love Trip”. Istimewanya, lagu baru tersebut bakal dibawakan oleh 16 personel yang memenangkan Janken Competiton JKT48 pada tanggal 18 Agustus 2016 lalu.

Ini Alasan Kamu Bakal Langsung Suka Sama Singel Baru JKT48

JKT48 Meluncurkan Single ke-14 Berjudul Love Trip, Ini Dia Kisah Serunya

“Love Trip” akan tersedia dalam versi reguler dan music download card. Untuk yang reguler dibandrol 80 ribu rupiah, sedangkan yang music download card dijual 35 ribu rupiah. Dalam bungkus CD “Love Trip” berisi track “Love Trip”, “Pioneer”, “How Come?”, “Tetaplah Ada Di Langit Biru – Aozora no Soba ni Ite” dan “Love Trip (English Version). Untuk DVD, ada video musik “Love Trip” dan Behind The Scenes -JKT48 Janken Competition 2016 Digest.

Seperti apa kerennya penggalan reffrain “Love Trip” yang dijadikan lagu tema drama NTV Toki wo Kakeru Shoujo?

I wanna go
LOVE TRIP hingga ke ujung waktu
LOVE TRIP ayo pulang
Ke suatu masa yang tersimpan di dalam hati

I was there
LOVE TRIP dimana engkau berada
LOVE TRIP ingin jumpa
Dahulu ada hal yang lupa kusampaikan padamu

Curhat Sinka Juliani yang terpilih Menjadi Center di Lagu “Love Trip”

JKT48 Rilis Single Love Trip

 

Sebagian personel yang membawakan single ke-14 ini adalah wajah baru. Salah satunya adalah, Sinka Juliani. Pemenang pertama dari kompetisi kemarin pengin membuat citra JKT48 makin lucu dan imut-imut.

“Aku akan menampilkan ‘Love Trip’ yang beda dari AKB48 yang seksi. Kalau aku pengin membuat imej yang lucu.”

Terpilih dalam senbatsu, apalagi menjadi center dalam sebuah single merupakan impian besar dari para member JKT48. Sinka Juliani baru saja mendapatkan anugerah yang nggak biasa.

“Aku kan baru pertama kali senbatsu ya, jadi harus banyak nanya sama Kak Melody, Kak Veranda, Kak Kinal, Kak Haruka, dan Kak Shania,” ceplos adik dari Sinta Naomi ini.

Salah satu staff JKT48 membocorkan kalau Sinka sempat dapat omelan dari Melody saat jadi center.

“Saat pertama kali kan aku masih malu-malu banget. Jadi dikasih tahu gitu (oleh Melody) biar lebih percaya diri, lebih senyum dan lebih banyak ngomong,” papar cewek yang kerap dipanggil Dudut tersebut.

(@edofumikooo)

Rocket Rockers Goes to USA, Di Balik Cerita Kebanggaan yang Tertunda

kamarmusik.net, JAKARTA – Lebih dari 17 tahun Rocket Rockers berkelana di industri musik Indonesia. Siapa yang menyangka band yang mengawali panggungnya di acara 17 Agustus-an ini bisa eksis dan berumur panjang. Entah berapa puluh ribu lembar cerita yang bisa mereka sampaikan sejak resmi terbentuk tanggal 17 Agustus 1999.

Seabrek cerita bahagia maupun nelangsa Rocket Rockers tentu menarik untuk dibingkai. Eksistensi mereka dalam mengusung musik pop punk nggak hanya berbuah manis di Indonesia, tapi juga di luar Indonesia. Kuintet asal Bandung ini bahkan telah berkali-kali tampil di luar negeri. Catatan prestasi demi prestasi yang patut diapresiasi.

Jarang Nongol di Teve, Rocket Rockers Justru Sering Tur ke Luar Negeri

Rocket Rockers Goes to USA, Di Balik Cerita Kebanggaan yang Tertunda

Saat ini Rocket Rockers beranggotakan Aska Pratama (vokal dan gitar), Bisma Aria Nugraha (bass), Rizky Fadli (gitar), dan Khrisna a.k.a Ozom (drum). Selama 17 tahun, wajar kalau ada bongkar pasang formasi. Rocket Rockers emang bukan band yang tiap sebentar tampil di teve, tapi jejak mereka tampil di pentas luar negeri lumayan ngeri.

Awali dulu dari negara tetangga dulu deh. Rocket Rockers pernah melanglang buana ke Malaysia, Singapore dan Phillipines di event Peter Says Denim Southest Asian Invasion Tour 2012. Pencapaian keren mereka makin komplet saat bertandang ke Jerman dan Belanda, yaitu event Peter Says Denim Europe Invasion Tour 2012.

Belum lama ini ramai berita tentang Rocket Rockers Goes to USA. Rencananya, mereka berada di negara Paman Sam sejak tanggal 3 sampai 19 Agustus 2016 untuk tampil di Pennsylvania dan New York. Manusia boleh punya segudang rencana, namun tetap ada Yang Maha Berkehendak. Tur mereka batal, begini rilis resmi dari management.

Rocket Rockers Batal Sepanggung dengan Lady Antabellum

Rocket Rockers Goes to USA, Di Balik Cerita Kebanggaan yang Tertunda

“Berkaitan berita rencana tour Rocket Rockers ke Amerika Serikat pada bulan Agustus 2016, dengan sangat berat hati kami umumkan bahwa kami gagal melakukan tour tersebut. Hal ini dikarenakan masalah birokrasi visa kunjungan kami ke Amerika Serikat yang ditangguhkan oleh pihak Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta. Setelah semua persyaratan dan proses yang dilewati, di luar prediksi sebelumnya, kami diharuskan memiliki Visa P1 atau Visa Performer dan persyaratan baru tersebut harus kami tempuh, tetapi sayangnya keberangkatan kami yang semakin dekat menyebabkan persyaratan baru tersebut tidak dapat kami penuhi karena kendala waktu.”

“Ada beberapa spekulasi mengapa kami diharuskan memiliki visa tersebut sementara beberapa band Indonesia yang sudah pernah melakukan tour ke Amerika Serikat memakai visa dengan jenis lain/ bukan Visa P1, salah satunya mungkin karena kami dibayar dan disediakan akomodasi oleh pihak promotor event sehingga kami diharuskan memiliki visa yang berbeda dan termasuk jenis visa khusus. Well, serba salah juga ya ternyata, kami diapresiasi oleh promotor luar negeri untuk tampil bahkan dibayar di sana tetapi malah menimbulkan masalah lain hehe.”

“Suatu kebanggaan bagi kami bisa satu event dengan nama besar internasional seperti RUN DMC dan Lady Antabellum (pemenang Grammy Awards 2014) di event Musikfest 2016. Tetapi kebanggaan ini terpaksa dengan berat hati harus pupus di tengah jalan.”

“Setelah dikomunikasikan dengan pihak promotor, mereka sangat menyayangkan kebatalan tour kami. Nama Rocket Rockers sudah tercantum di official flyer, official website event, juga di semua media promo event. Bahkan booking number hotel sudah tersedia dan diterima oleh pihak management Rocket Rockers, begitu juga parking pass event, id card, dan kelengkapan lainnya. Intinya mereka tinggal menunggu kedatangan Rocket Rockers untuk menampilkan performa terbaik di sana. Bahkan pihak promotor Musikfest (Betlehem, Pennsylvania USA) bersedia untuk kembali mengundang Rocket Rockers di tahun 2017 dengan persyaratan yang sudah valid untuk pengajuan Visa kami.”

November 2016, Rocket Rockers Terbang ke Amerika Serikat?

Rocket Rockers Goes to USA, Di Balik Cerita Kebanggaan yang Tertunda

Hal ini tidak membuat kami patah semangat, di penghujung bulan Juli 2016 kami menerima kabar gembira bahwa kami diundang untuk tampil di ONE MO SOUL MUSIC NIGHTS di Art Share Los Angeles USA pada tanggal 18 November 2016. Hal ini kami sambut baik dan tentunya langsung kami respon untuk selanjutnya kami urus segala persyaratan untuk keberangkatan kami ke sana.”

“Mudah-mudahan #RRGOESTOUSA yang seharusnya dilaksanakan pada bulan Agustus dapat terlaksana di bulan Oktober-November 2016 dengan event yang berbeda. Berita berikutnya akan segera kami rilis setelah ada kabar terbaru mengenai rencana tour terbaru ini.”

“Kami berterima kasih kepada semua pihak yang sudah membantu proses keberangkatan kami ke Amerika Serikat. Dari mulai Pemerintahan Kota Bandung melalu surat rekomendasi yang telah dikeluarkan oleh Bapak Walikota Ridwan Kamil untuk pihak Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta dan Kedutaan Besar Indonesia di New York. Pihak Konsulat Jendral Republik Indonesia New York yang sudah bersedia menerima kami di sana apabila kami jadi melaksanakan tour di New York. Brand–brand clothing yang sudah support secara materi maupun non materi dan yang paling terutama dukungan seluruh ROCKET ROCK FRIENDS untuk project tour Amerika Serikat ini.”

Berdoa yuk agar event ini nggak menemui kendala perizinan lagi. Semoga #RRGOESTOUSA kembali berkumandang.

(@edofumikooo)

 

Konser di San Francisco, Tulus Siapkan Lagu yang Bikin Baper Penonton

Kamarmusik.net, JAKARTA – Hari Sabtu (1/10) besok, Tulus bakal menggelar konser di Social Hall, San Francisco, Amerika Serikat. Untuk bisa menyaksikan aksi panggung penyanyi berdarah Minangkabau ini, lebih dari 500 penonton siap untuk membeli tiket yang dibandrol sekitar 60 dollar.

Ini Cara Tulus Membuat Bangga Musisi Indonesia di Mata Dunia

Konser di San Francisco, Tulus Siapkan Lagu yang Bikin Baper Penonton

Konser yang dilangsungkan di The Regency Ballroom ini merupakan rangkaian panjang promo album ketiga, Monokrom. Sejumlah lagu andalan di 2 album sebelumnya: Tulus dan Gajah, juga akan ia bawakan. Meski manggung di Amerika Serikat, Tulus akan lebih banyak menggunakan bahasa Indonesia saat berinteraksi dengan penonton.

“Saya selalu berupaya gimana musik saya sebagai orang Indonesia nggak hanya diapresiasi di luar negeri, tapi tetap dikenal sebagai orang Indonesia,” lontarnya pada sesi jumpa pers di Menara Global, Jakarta, Jumat (23/9) lalu.

Fenomena musik pop jazz Indonesia ini bukan cuma sekali dua kali tampil di luar Indonesia. Ia pernah manggung di berbagai negara seperti Australia, Jerman, dan Jepang. Sebelum San Francisco, penyanyi bernama lengkap Muhammad Tulus ini juga mentas di Asia Music Festival 2016 yang diselenggarakan di Hamamatsu, Jepang.

“Contohnya saat saya tampil di Jepang belum lama ini. Saya lebih memilih mengucapkan salam dan berbicara ke penonton dengan bahasa Indonesia,” jelas cowok yang telah 5 tahun terjun ke dunia entertainment.

Apa Aja Ya Persiapan Tulus Menjelang Konser di San Francisco?

Konser di San Francisco, Tulus Siapkan Lagu yang Bikin Baper Penonton

Apakah terobosan ini salah satu upaya Tulus untuk menyandang titel sebagai penyanyi yang go international?

“Definisi go international itu menjadi bias sekali. Karya saya sudah bisa diakses di sejumlah negara di dunia. Semenjak adanya Internet, rasanya semua orang bisa melakukan itu,” imbuhnya dengan rendah hati.

Social Hall San Francisco itu bukan venue sembarangan lho. Hal ini dibocorkan oleh Ari Renaldi, sang produser.

Venue nya beda, emang venue yang heritage. Venue tersebut untuk upgrading dan pengakuan seseorang sebagai musisi,” ujar pria yang selama ini berjasa dalam menata musik di album Tulus menjadi lebih easy listening.

Hal senada juga disampaikan oleh Tulus. Pria berpostur tinggi besar ini bersyukur bisa mentas di venue tersebut.

“Sangat bersyukur sekali dan sangat bangga bisa mendapat kesempatan seperti ini,” beritahunya.

“Deg-degan karena saya belum lihat gedungnya, suasana penontonnya, dan seperti apa musik di sana,” sambungnya.

Demi menjaga staminanya, Tulus membeberkan sebuah resep sederhana yang diajarkan oleh ortunya.

“Ini resep dari bapak saya aja sih, yaitu rajin minum air putih dan mengonsumsi madu. Resep sehat ini udah turun-temurun di keluarga kami,” tuturnya.

Tulus dan Album Monokrom

Konser di San Francisco, Tulus Siapkan Lagu yang Bikin Baper Penonton

Terhitung dari tahun 2011, 3 album studio mewarnai langkah Tulus di dunia musik. Meski album debutnya nggak berjalan mulus, ia tetap menjalani passion bermusiknya dengan hati yang tulus. Ketika album Gajah dirilis, semua pandangan tertuju padanya. Video musik “Gajah” didukung WWF Indonesia. Sederet lagunya berhasil membuat pendengarnya terkesima. Sebut saja seperti “Sepatu”, “Gajah”, “Jatuh Cinta”, “Sewindu”, dan lainnya.

Tanpa menunggu lama, album ketiga pun meluncur. “Pamit” dipilih sebagai lagu andalan di album Monokrom.

“Dengan segala keterbatasan pengetahuan musik saya, mungkin rasa-rasanya ini lagu ballad pertama yang saya tulis. Aransemen yang bener-bener hanya piano dan strings aja,” papar Tulus.

Terobosan album ini pun terbilang ciamik. Pengerjaan album Monokrom ini dibuat di Indonesia dan Praha, Ceko.

“Ini salah satu bentuk eksplorasi yang ingin saya kembangkan bersama produser saya. Untuk membuat album ini berbeda, saya ingin album ini ada sentuhan string section,” seloroh Tulus.

“Lagu ‘Monokrom’ di album Monokrom ini bercerita tentang ungkapan rasa terima kasih terhadap orang-orang yang udah memberi apresiasi terhadap musik saya. Mereka mendengarkan lagu saya dan membeli karya yang legal. Apresiasi baliknya, saya ingin menunjukkan kalau saya berusaha ada progress dari sisi musikalitas,” papar penyanyi yang namanya makin sering muncul di berbagai ajang penghargaan musik bergengsi di dalam maupun di luar negeri.

Sejumlah lagu lain di album Monokrom seperti “Pamit” dan “Ruang Sendiri” sukses jadi bahan perbincangan di media sosial. Lagu-lagu Tulus dianggap memiliki lirik lagu yang puitis dan mendalam. Contoh lain seperti “Langit Abu-abu”, lagu yang liriknya ditulis hanya hitungan menit. Ada juga “Manusia Kuat” dan “Tukar Jiwa”. Untuk lagu yang terakhir disebut, menceritakan seseorang yang bisa menangkap apa yang kita rasakan tanpa harus diceritakan.

(@edofumikooo)

Eva Celia Menggandeng 2 Musisi Internasional di Album And So It Begins

Kamarmusik.net, JAKARTA – Eva Celia mempertegas keseriusannya nyemplung ke industri musik. Setelah melempar 2 single berjudul “Reason” (2015) dan “Against Time” (2016), putri cantik dari Indra Lesmana dan Sophia Latjuba ini bakal merilis album debutnya. Album yang diberi titel And So It Begins ini akan menyuguhkan 8 lagu yang seluruhnya ia ciptakan sendiri. Gokilnya lagi nih, Eva Celia sampai menggandeng 2 musisi internasional lho.

Eva Celia dan Snarky Puppy

Eva Celia Menggandeng 2 Musisi Internasional di Album And So It Begins

Siapa sih Snarky Puppy? Grup musik instrumental asal New York, Amerika Serikat, ini merupakan idola Eva. Yaaa… dara kelahiran Jakarta, 21 September 1992 itu pernah lama menetap di Amerika Serikat. Salah satu yang ia idolakan itu adalah Snarky Puppy yang beranggotakan Justin Stanton dan Mark Letteri.

“Bekerja sama dengan Justin dan Mark adalah salah satu highlight dari proses yang aku jalani demi album And So It Begins ini. Aku udah lama mendengar dan mengikuti karya mereka. Aku juga penggemar mereka. Sekarang, tiba-tiba kami bisa kerja bareng,”  lontar Eva yang mulai mentas di dunia entertainment sejak ia berusia 8 tahun.

Meski terpaut jarak yang sangat jauh, Snarky Puppy ternyata bisa memahami apa yang Eva Celia inginkan.

“Aku di Indonesia, mereka di New York. Meski tanpa arahan yang detail, mereka tahu harus membuat dan mengarahkan musik aku seperti apa. Ini sangat nggak terlupakan pastinya,” seloroh cucu dari Jack Lesmana itu.

Peran Indra Lesmana di Album Eva Celia

Eva Celia Menggandeng 2 Musisi Internasional di Album And So It Begins

Aktris film Pendekar Tongkat Emas dan Adriana ini membutuhan waktu 2 tahun untuk merampungkan album pertamanya. Jiwa mudanya yang perfeksionis membuat Eva nggak cepat puas dalam membuat lagu. Ia sering membongkar pasang aransemen dan lirik lagu yang diciptakannya. Tujuannya, nggak lain dan nggak bukan karena Eva ingin seluruh penggemarnya puas ketika memutar semua track di album And So It Begins.

“Peran ayah di album ini sebagai mentor, sahabat, sekaligus pendengar yang baik. Saya bilang ke ayah saya mau menjalankan idealisme bermusik dulu. Ayah menyambut baik keinginan saya untuk nggak terjun terlalu dalam,” ceplos Eva yang punya gitar Martin edisi Ed Sheeran yang dibeli tahun 2012 di Los Angeles dengan uangnya sendiri.

Beberapa nama musisi pun ia libatkan. Sebut saja Tendra (Gruvi), Aldhan Prasatya, Demas Narawangsa, dan sudah tentu sang ayah Indra Lesmana. Eva bukan hanya bernyanyi, namun ia juga bertindak sebagai produser album ini.

Ini Pesan Eva Celia lewat Album And So It Begins

Eva Celia Menggandeng 2 Musisi Internasional di Album And So It Begins

Album And So It Begins boleh dikatakan sebagai rangkuman perjalanan hidup pengagum Kiko Mizuhara.  Album ini nggak hanya merepresentasikan sisi musikalitas Eva Celia semata, tetapi juga hasil penafsirannya terhadap apa yang telah dijalaninya.

“Singel ‘Reason’ kemarin benar-benar membawa aku untuk fokus di musik. Hanya saja aku sempat terjebak stagnan dalam mendapatkan inti dari apa yang ingin aku sampaikan lewat musik aku sendiri. Aku mau menyampaikan suatu hal tetapi belum menemukan arah yang tepat. Akhirnya memang harus aku tentukan dulu secara besar, abum ini akan berbicara tentang apa nantinya,” beber cewek yang pernah les gitar secara online tersebut.

“Banyak yang aku mau sampaikan lewat album ini. Inti yang aku tulis di lagu ini berbicara tentang sesuatu yang positif dan penuh harapan. Dari sekian banyak cerita atau kejadian tentang kekecewaan dan kekerasan, aku ingin mengembalikan ke benang merah, yaitu cinta yang meliputi sikap menerima, kesabaran dan kebaikan. Bagaimana kita bisa melatih unsur-unsur tersebut di tengah kehidupan ini,” ujar Eva yang menyukai musik R&B, soul, dan jazz.

Kamar Musik penasaran nih sama hasilnya. Kita tunggu yukss tanggal main rilisnya album perdana Eva Celia.

@edofumikooo

 

The Rain Rilis Album Jabat Erat, Bukti Nyata Konsistensi Selama 15 Tahun

Kamarmusik.net, JAKARTA – Cihuy, album studio Jabat Erat The Rain resmi diluncurkan hari Rabu (14/9) lalu. Ratusan tamu undangan dari media, musisi, dan fans menyemut di Loops Station Blok M, Jakarta Selatan.

Hal ini nggak lepas dari wujud apresiasi dan rasa penasaran mereka pada album keenam milik Indra Prasta (vokal, gitar), Iwan Tanda (gitar), Ipul Bahri (bass), dan Aang Anggoro (drum).

Jalur Indie

Album Jabat Erat, Kolaborasi Kekompakan dan Konsistensi The Rain Selama 15 Tahun

Ini buah karya pertama The Rain yang dirilis secara mandiri di bawah Heavy Rain Records. The Rain mulai gerilya sendiri sejak tahun 2013, saat meluncurkan trilogi 18 November Terlatih Patah Hati”. Jalur indie terus mereka lanjutkan saat menggenapi trilogi dengan “Gagal Bersembunyi” (2014), dan “Penawar Letih” (2015).

“Kami pikir setelah trilogi 18 November berjalan lancar dengan label rekaman sendiri, sudah saatnya lagu-lagu The Rain punya rumahnya sendiri,” papar Indra Prasta, frontman band The Rain.

Mereka sebenarnya nggak anti dengan label rekaman besar. Berkaca dari pengalaman ditolaknya lagu-lagu mereka oleh beberapa label, menjadi pemicu untuk merilis karya-karya secara independen. Untuk mendistribusikan rilisan fisik dan digital, The Rain menggandeng GP Records. Hasilnya, lebih dari 1.000 album pada sesi pre order, ludes.

“Semua kami cicil secara mandiri, mulai dari materi lagu sampai biaya produksi,” sambung vokalis humble ini.

Ogah Latah

Album Jabat Erat, Kolaborasi Kekompakan dan Konsistensi The Rain Selama 15 Tahun

Kuartet asal Yogyakarta ini nggak mau hanyut dalam kendali pasar, meski Electro Dance Music tengah merajalela. Mereka pun memilih single jago yang beda. Lagu “Berkunjung Ke Kotamu” memadukan nuansa 60 dan dan 90-an.

“Meski sekarang banyak yang beralih ke EDM, tapi kami nggak mau sama. Makanya kami suguhkan nuansa berbeda lewat single Berkunjung ke Kotamu,” tegas cowok yang terbiasa tampil plontos ini.

Lagu “Berkunjung ke Kotamu” terdengar seperti Koes Bersaudara yang tanpa sengaja menemukan mesin waktu di belakang studio mereka pada tahun 1964, lalu meluncur menuju tahun 1995 dan jatuh cinta di sana.

Jejak Perjalanan The Rain Selama 15 Tahun

Album Jabat Erat, Kolaborasi Kekompakan dan Konsistensi The Rain Selama 15 Tahun

Banyak cara merayakan perjalanan 15 tahun dari sebuah band. Pertama, membubarkan diri secara tiba-tiba dan menjadi legenda. Kedua, merilis karya baru. Ketiga, kombinasi keduanya. The Rain memilih merilis karya baru

 Album ini melengkapi katalog album mereka dari masa ke masa: Hujan Kali Ini (2003), Senandung Kala Hujan (2005), Serenade (2007), Perjalanan Tak Tergantikan (2009), sampai ke Jingga Senja dan Deru Hujan (2012).

Nggak Pernah Bongkar Pasang Personel

Album Jabat Erat, Kolaborasi Kekompakan dan Konsistensi The Rain Selama 15 Tahun

Harmonisasi sebuah band terlihat dari cara mereka menyelesaikan masalah demi masalah yang melanda di tubuh band itu. Indra, Iwan, Ipul, dan Aang sangat mengerti bagaimana mereka menjaga kekompakan satu sama lain.

Ketika dapur mulai nggak ngebul, personel The Rain saling memberi ruang untuk setiap personel mengerjakan aktifitas di luar band. Patut dicontoh nih buat kamu yang lagi berjuang membentuk sebuah band.

Ada Apa di Album Ini?

Album Jabat Erat, Kolaborasi Kekompakan dan Konsistensi The Rain Selama 15 Tahun

Mendengarkan album ini sama serunya dengan membaca novel. Barisan kata lugas dan puitis saling bertubrukan.

“Untuknya aku rela menulis ulang mimpi-mimpiku,” senandung Indra Prasta di salah satu lagu. Meskipun terdengar matang, namun tidak menghilangkan unsur spontan dan “mentah” yang juga menjadi sumber energi band ini.

Daftar Lagunya: Ode Penyembuh Luka, Gagal Bersembunyi, 1995, Berkunjung ke Kotamu, Hingga Detik Ini, Penawar Letih, Getir Menjadi Tawa Bila Ku Bersamanya, Jawaban Paling Indah, Terlatih Patah Hati, Untuk Ayah Ibuku, dan Jabat Erat. Selamat menikmati album yang sangat luar biasa ini yaaa…

(@edofumikooo)

Meneropong Keunikan Musik Penuh Energi Kelompok Penerbang Roket

Kamarmusik.net, JAKARTA – Nama band ini asli nyentrik, Kelompok Penerbang Roket. Sempet-sempetnya gitu, mereka memilih nama seunik ini. Jadwal panggung band hard rock asal Jakarta ini kenceng abis, sob. Salah satunya, mereka menghentak di panggung Soundrenaline 2016 di Bali hari Minggu (4/9) kemarin. Beberapa track yang dalam setlist mereka mampu menghipnotis penonton, macam “Mr Bloon”, “Hujan Badai”, dan “Mati Muda”.

Kelompok Penerbang Roket, atau biasa disebut KPR, terbentuk pada penghujung tahun 2011. Formasi band ini terdiri dari John Paul Patton (vokal, bass), Rey Marshall (gitar), dan Igusti Vikranta (drum). Dalam berkarya, KPR mengusung genre musik rock tahun 70-an yang ter-influence dari Black Sabbath, Led Zeppelin, Duo Kribo, Panbers, Jimi Hendrix, dan band-band rock lainnya pada zaman tersebut.

Single pertama yang mereka luncurkan yaitu “Mati Muda”. Sebuah lagu yang menyiratkan pesan bahwa jangan coba-coba pakai narkoba kalau nggak mau mati muda. Lokasi pengenalan lagunya pun cukup menarik perhatian, yaitu di Lapas Narkotika Kelas 2 Cipinang, Jakarta Timur. Setahun lalu, trio ini kemudian menegaskan identitas musik mereka dengan melepas debut album yang diberi titel Teriakan Bocah dan album kedua yang berjudul Haai.

Kelompok Penerbang Roket Juga Suka Dangdut?

Meneropong Keunikan Musik Penuh Energi Kelompok Penerbang Roket

Merilis 2 album dalam waktu berdekatan, merupakan bentuk totalitas mereka dalam bermusik. Sebuah keinginan tulus untuk menyuguhkan aneka pilihan rasa kepada para penikmat musik mereka. Band yang juga melejitkan nomor “Bimbang dan Ragu” ini kemudian makin dilirik setelah memperdengarkan lagu “Jimi Hendrikoes”. Lagu yang awalnya diluncurkan dalam format kaset berbuah laris manis. Begitu pula ketika disuguhkan dalam format reguler.

Lagu “Jimi Hendrikoes” ini merupakan lagu pertama Kelompok Penerbang Roket yang diracik dengan tema fiksi. Sang tokoh dalam lagu dideskripsikan sebagai musisi kelahiran Surabaya yang memiliki cita-cita kuat untuk menjadi musisi terkenal dan legendaris. Musiknya pun nggak kalah sip. Mereka ingin menghadirkan perbedaan dengan memadupadankan elemen distorsi fuzz dengan dangdut. Mengapa dangdut? Itu tadi. Lewat musik rock, KPR pun ingin melestarikan dangdut yang menjadi salah satu identitas musik indonesia.

Meneropong Keunikan Musik Penuh Energi Kelompok Penerbang Roket

Dalam membuat video musik pun, Kelompok Penerbang Roket selalu ingin all out. Belum lama ini mereka merilis video musik “Dimana Merdeka” dan “Cekipe”. Konsep video yang Kamar Musik sebut terakhir terbilang cihuy dan unik karena mengusung konsep virtual reality.

Baby Sexyola Punya Trik Mempercantik Goyang dan Cengkok Dangdutnya

Kamarmusik.net, JAKARTA – Sesuai dengan namanya, pedangdut ini emang dianugerahi bodi seksi. Namun Baby Sexyola sadar untuk menjadi penyanyi nggak cuma butuh modal seksi. Lewat single “Gila Gila Kaya”, cewek bermata indah ini ingin ngasih pembuktian bahwa suaranya pun berkualitas prima.

Single “Gila-Gila Kaya” bertutur tentang wanita yang merasa gila kaya, tapi kaya karena cinta. Berkonsep musik DanceDhut dan balutan vokal manja ala Baby, lagu yang iramanya menghentak ini terasa renyah untuk di dengar.

Baby Sexyola Punya Trik Mempercantik Goyang dan Cengkok Dangdutnya

Baby Sexyola mengawali karier bernyanyi dengan gabung bersama girl band V-Angel. Seiring waktu berjalan, cewek yang juga presenter ini merasa yakin untuk menjadi penyanyi solo. Dangdut pun menjadi pilihannya. Bintang iklan dan aktris film ini pernah merilis lagu “Susu Lagi” ciptaan Yogi Gaijin. Kali ini, cewek yang pernah mengalami tabrakan beruntun di tol Jagorawi itu mengeksplor talentanya lewat “Gila Gila Kaya” ciptaan Fitri Camelia Ananda.

Totalitas Baby Sexyola Terjun ke Panggung Dangdut

Baby Sexyola Punya Trik Mempercantik Goyang dan Cengkok Dangdutnya

Nggak mudah lho membanting setir dari genre musik pop ke dangdut. Untuk memunculkan cengkok dangdut yang berkarakter, Baby nggak lelah untuk serius belajar dan ulet dalam berlatih. Nggak cuma berhenti di situ, pedangdut dituntut memiliki goyangan yang unik dan berkonsep. Bodi semlohai Baby kian melengkapi semua elemen tersebut.

“Tentunya aku berharap selalu diberikan kebebasan ekspresi dalam bernyanyi. Lagu-lagu dangdut yang aku nyanyikan harus penuh totalitas. Semuanya aku persembahkan untuk menghibur para pecinta musik dangdut di seluruh Indonesia,” ceplos Baby Sexyola yang juga memopulerkan lagu “Jangan Kawin Lagi” itu.

Baby Sexyola Punya Trik Mempercantik Goyang dan Cengkok Dangdutnya

Berangkat dari dunia model dan mantap mengais rezeki di dunia tarik suara, membuat pemilik nama asli Imas Lia ini nggak mau cepat merasa puas. Dulu Baby Sexyola mengaku sering sakit. Setelah berdiskusi dengan keluarga, ia kemudian memutuskan mengganti nama saat usianya genap 29 tahun. Cewek yang pertama pacaran saat kelas 5 SD ini berharap bisa terus berkarya lewat jalur DanceDhut. Semoga dangdut membawa berkah dan rezeki buat Baby.

(@edofumikooo)