Arsip Kategori: Berita

Berita dan info menarik terbaru seputar dunia musik Indonesia. Mengabarkan berita baik, kisah di balik karya, dan cerita tanpa gosip. Artis, orang-orang di balik layar produksi sebuah karya, tips ,review cd, fashion dan segudang informasi menarik lainnya.

Fare Lyla Menyutradarai Video Musik Dalam Dua Kisah, Ini Cerita Gokilnya

Kamarmusik.net, JAKARTA – Tanggal 1 November kemarin, grup band Lyla melakoni syuting video musik terbaru mereka yang berjudul “Dalam Dua Kisah”. Naga, Fare, Dennis, Dharma, dan Difin memilih kota Bandung sebagai lokasi untuk memvisualisasikan adegan demi adegan cerita lagu yang mejeng di album Ga Romantis ini. Banyak hal menarik dari balik layar penggarapan video musik ini yang bakal Kamar Musik ungkap nih. Apa aja ya?

Pertama, sosok sutradaranya. Ahaaa… dia adalah Fare Adinata! Khusus di video musik “Dalam Dua Kisah”, sang gitaris bertukar peran menjadi sutradara. Fare bertanggungjawab penuh dalam menentukan angle gambar dan mengarahkan blocking seluruh talent. Sebuah handuk kecil pun melilit di lehernya, khas sutradara professional deh.

Fare Jadi Sutradara di Video Musik Dalam Dua Kisah, Intip Cerita Gokilnya

Kedua, sosok pemeran utamanya: si Keren vs si Culun. Dennis Rizky kudu beradu akting dengan Indra Perdana Sinaga. Keduanya terlihat begitu menghayati peran mereka sebagai anak SMA yang beda genre tongkrongan. Yang satu si beken dengan styling gaul dan keren, satunya lagi si kutu buku dengan penampilan cupu.

Fare Jadi Sutradara di Video Musik Dalam Dua Kisah, Intip Cerita Gokilnya

Ketiga, sosok asisten sutradara dan extras. Lyla melibatkan Lyla Community (fans) di video musik “Dalam Dua Kisah”. Potret keharmonisan antara idola dengan penggemarnya. Di kursi astrada, Tania Nisfanjani membantu tugas Fare. Sementara yang menjadi extras adalah Anisa Oktiana, Virna, Rere Aeninoor, Husni Thamrin, dan Bella Vista.

Kuintet asal Pekanbaru ini mengakui bahwa “Dalam Dua Kisah” merupakan video musik pertama yang melibatkan personel Lyla di belakang layar. Tongkrongin nih hasil interview seru Kamar Musik dengan Naga Lyla.

Apa sih sebenarnya yang ingin disampaikan lewat lagu “Dalam Dua Kisah”?

Fare Jadi Sutradara di Video Musik Dalam Dua Kisah, Intip Cerita Gokilnya

Lagu “Dalam 2 Kisah” ini bercerita tentang permintaan maaf seorang kekasih yang pernah terjebak dalam cinta segitiga. Bagaimana ia akhirnya memilih untuk tidak bisa memilih salah satu dari keduanya.

Bagaimana proses kreatif di balik terciptanya lagu tersebut?

Proses kreatifnya dimulai dari penulisan lirik, kemudian buat rekaman demo, lalu ngejam bareng di studio membuat aransemen musiknya. Pada saat pengerjaan lagu ini, kami sharing dengan almarhum mas Khrisna Sadrach.

Seperti apa konsep, cerita, dan suasana syuting video musik “Dalam Dua Kisah”?

Fare Jadi Sutradara di Video Musik Dalam Dua Kisah, Intip Cerita Gokilnya

Konsep video musik ini dibuat semacam film pendek. Jadi nggak ada scene ngeband. Ceritanya tentang 3 orang yang bersahabat sejak SMA yang diperankan oleh Naga, Dennis, dan Luthya Sury. Jadi separo video musik ini, kami kembali memakai seragam putih abu-abu haha. Di situ, cinta segitiga dimulai antara 3 orang sahabat ini. Siapa yang bakal di pilih oleh Luthya? Tunggu hasilnya sebentar lagi ya, klipnya lagi di edit sama pak Fare hehehe…

Cerita gokil apa yang terjadi selama Fare menyutradarai video musik ini?

Fare Jadi Sutradara di Video Musik Dalam Dua Kisah, Intip Cerita Gokilnya

Proses pembuatan klip ini gokil abis. Ini pertama kali Lyla melibatkan personel band menjadi director, seru karena yang di direct teman sendiri. Kami banyak pindah-pindah lokasi selama di Bandung. Tantangannya ya bertarung dengan cuaca, kemacetan, sampai ada kejadian kami memencet bel rumah orang secara random. Kami minta tolong lorong rumahnya supaya boleh dipakai syuting karena nggak keburu pindah ke lokasi yang udah disiapkan hahaha…

(@edofumikooo)

Celoteh Kece Chandra Liow di Lagu Gapapa Jelek yang Penting Sombong

Kamarmusik.net, JAKARTA – Heran deh, kenapa sih social media malah menjadi ajang untuk saling mencela? Siapa yang nggak sedih dan sakit hati, kalo menyaksikan orang lain terus-menerus di bully. Sentilan kritis ini yang kemudian disampaikan Chandra Liow melalui sebuah lagu berjudul “Gapapa Jelek yang Penting Sombong”.

Dalam lagu bergenre hip hop ini, Chandra Liow berkolaborasi dengan Devina Aureel dan Eka Gustiwana. Inisiator Indovidgram ini menulis lirik lagu, mengambil gambar, sekaligus menyutradarai langsung video musik “Gapapa Jelek yang Penting Sombong”. Menurut pemilik nama lengkap Chandra Timothy Liow, musik bisa menjadi pelipur kegundahan hati hingga saluran pesan-pesan moral yang ingin disampaikan oleh para pelantunnya.

Pemeran Joe dalam film Single garapan Raditya Dika ini menghadirkan musik dengan kumandang syair-syair yang konyol namun positif. Lagu “Gapapa Jelek yang Penting Sombong” sepintas terdengar provokatif. Namun kandungan lirik yang to the point itu, laksana ingin melecut pendengarnya agar sadar dengan potensi diri. Kekurangan bukan menjadi halangan untuk menjadi yang terdepan. Tampang boleh minus, asal bakat plus-plus!

Ini Dia Pesan-Pesan Positif di Balik Syair Ciptaan Chandra Liow

Celoteh Kece Chandra Liow di Lagu Gapapa Jelek yang Penting Sombong

Coba deh kamu telusuri secara seksama pesan keren di balik lirik lagu “Gapapa Jelek yang Penting Sombong”. Berikut Kamar Musik rangkum beberapa penggalan lagunya, khusus buat kamu…

Berkarya jujur dan jangan bohong
Tunjukin mereka lo bukan tong kosong
Gak papa jelek yang penting sombong

Muka elo jelek
Saking jelek bikin yang lagi pacaran selek
Berantem karna kesel liat muka elo jelek
Sendal aja lebih ganteng it’s a fact

Dibully dibully tiap hari
Mau sampai kapan elo begini

Jangan marah itu salah
Diem aja juga salah

Mereka juga ngejudge luar dan dalam
Tiap minus pasti ada plus

(jalan keluarnya)

Lo harus sombong
Tunjukin kalo lo bukan tong kosong
Sombongkan bakat lo jangan cuma bengong

Let’s start do something
Jangan cuma bacot aja
Stop hating do something
Unjuk karya bukan cela

Karya gue jelek, karya gue hina
Buang kata-kata itu sekarang juga
Sombongkan karya lu itu langkah utama

Butuh media, udah sedia
Kita itu hidup di jaman sosial media
Kritik pedas jangan masuk ke hati
Koreksi diri jadikan motivasi

Sebuah wacana menyegarkan dengan motivasi bagus dari pria kelahiran 21 Juni 1993 ini buat para penikmat musik Indonesia yang lagi haus akan hiburan ringan. Lagu kreasi YouTuber keturunan Cina dan Manado ini mungkin bisa jadi alternatif cihuy buat kamu-kamu yang masih terkesima dengan kehebohan duet Young Lex dan Awkarin.

(@edofumikooo)

Deadsquad Libatkan Sederet Musisi Hebat di Album Terbaru, Siapa Hayo?

Kamarmusik.net, JAKARTA – Band metal Deadsquad menjanjikan album terbaru mereka tetap akan dirilis tahun 2016. Album ketiga yang berjudul Tyranation mengalami penundaan jadwal rilis yang direncanakan pada awal tahun kemudian mundur menjadi akhir tahun 2016. Salah satu pemicunya adalah padatnya jadwal manggung mereka termasuk show Deadsquad selama 5 hari di Jepang, baru-baru ini.

Cieee, yang baru balik manggung dari Jepang

Deadsquad Libatkan Sederet Musisi Hebat di Album Terbaru, Siapa Hayo?

Yaaa… band yang terbentuk di Jakarta 29 Agustus 2006 ini baru menyelesaikan Deadsquad Tyranation Over Japan 2016 dari tanggal 30 Oktober sampai 3 November 2016 kemarin. Setelah menghentak di Synchronize Fest pada Jumat malam (28/10), keesokan harinya Deadsquad langsung bertolak ke Negeri Sakura. Berikut Kamar Musik rangkum agenda manggung pasukan death metal ini selama di Jepang.

Daniel Mardhany (vokal), Stevie Item (gitar), Arslan Musyfia (bass), Karisk (gitar), dan Andyan Gorust (drum) itu mengawalinya di panggung Asakusa Death Fest (30/10) di Tokyo, Flower & Dragon (31/10) di Yokohama, Antiknock (1/11) di Shinjuku, Tokyo, Alive (2/11) di Kashiwa-Shi, Chiba, dan Heaven’s Door (3/11) di Sangenjaya, Tokyo. Di akun Instagram @deadsquad.official, mereka berfoto bersama Scarred, band death metal asal Luxembourg.

Pulang dari Jepang, Deadsquad bakal menyiapkan waktu khusus untuk meluncurkan album Tyranation yang telah rampung seluruh proses produksinya.

“Album udah ready, tinggal nyari tanggal baik. Kami sekalian pengin bikin showcase juga,” beritahu Stevie Item.

Kalau nggak ada perubahan, album anyar Deadsquad bakal memuat 10 lagu.

“CD udah jadi juga dan kami inginnya ya (akhir) tahun ini rilis,” sambung kakak ipar aktor Iko Uwais ini.

Ada Sujiwo Tejo sampai Dewa Budjana di album terbaru Deadsquad

Deadsquad Libatkan Sederet Musisi Hebat di Album Terbaru, Siapa Hayo?

Sepuluh tahun sudah usia perjalanan bermusik Deadsquad. Dua album telah mereka gelindingkan yaitu Horror Vision (2009) dan Profanatik (2014). Semua orang pasti akan mengajukan pertanyaan begini, “Apa sih yang membedakan album baru ini dengan album-album Deadsquad sebelumnya?”.

Band yang telah melejitkan lagu macam “Pasukan Mati”, “Dominasi Belati”, “Merakit Sakit”, “Patriot Moral Prematur” ini jelas bakal bikin penggemarnya bahagia. Dari hasil kasak kusuk Kamar Musik, banyak seniman hebat yang khusus dilibatkan untuk membuat album ini menjadi sempurna.

Sebut saja Dewa Budjana, Andra Ramadhan, Sujiwo Tejo, Stephan Santoso, sampai Adam Koil. Di judul lagu mana aja para pesohor musik Indonesia itu menayangkan skill gokilnya? Tunggu tanggal main rilis album Tyranation yaaa…

(@edofumikooo)

Nuansa Etnik di Konser KLa Project yang Bikin Kamu Tak Bisa ke Lain Hati

Kamarmusik.net, JAKARTA – Bagi penggemar karya-karya KLa Project, segera lingkari deh tanggal 15 Desember 2016. Grup band fenomenal ini akan menggelar konser bertajuk Passion, Love, and Culture di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki. Kejutan apa yang bakal dipersembahkan Katon Bagaskara, Lilo, dan Adi Adrian?

Kla Project siap menggelar konser dengan mengedepankan sentuhan etnik!

“Saya dan temen-teman selalu bersemangat menghadirkan sesuatu yang berbeda. Kalau kebanyakan musisi menggabungkan etnik dan modern, namun etniknya yang mengikuti modern. Sekarang kami akan rombak lagu KLa Project jadi mengikuti instrumen etnik,” pungkas Adi Adrian di Jakarta, belum lama ini.

Dalam konser nanti, akan ada beberapa unsur karawitan yang dapat mewakili nyaris semua daerah di Indonesia. Instrumen tersebut di antaranya gamelan Jawa, Bali, Sunda, Batak dan lain sebagainya. Kebayang dong betapa indahnya kalau sederet hits KLa Project macam “Yogyakarta”, “Tentang Kita”, “Menjemput Impian”, “Tak Bisa ke Lain Hati”, dan “Terpurukku Di Sini” dihadirkan dengan bebunyian instrumen etnik?

“Harmoni alat musik tradisional itu kaya banget. Banyak harmoni yang ternyata nggak terdapat di gitar maupun kibor yang telah kami mainkan bertahun-tahun,” terang Adi.

28 Tahun Berkarya, KLa Project Mendadak Etnik?

Katon cs akan memainkan lagu-lagu yang diarasemen ulang mengikuti elemen musik daerah. Apa nggak ada lagu yang dikemas dalam balutan musik modern?

“Masih berproses, belum ada yang fixed. Yang pasti, konser ini akan Indonesia banget,” imbuh Adi.

Nggak gampang lho mendaur ulang lagu-lagu yang telah dimainkan hampir 3 dekade dengan sentuhan baru.

“Susah sih. Kalau nggak mau susah, ya nggak ada tantangannya dong,” ceplos sang kibordis.

“Alat musik tradisional kan nada-nadanya pentatonis, sementara lagu-lagu kami itu nadanya diatonis. Untuk konser ini, kami akan mengaransemen lagu kami mengikuti nada pentatonis,” sambung Adi.

Boleh jadi konser Passion, Love, and Culture ini akan menjadi hiburan paling berkesan di penghujung tahun 2016. Ayo deh, mulai dari sekarang hafalin lagi yukss lirik-lirik lagu KLa Project yang jadi favorit kamu.

(@edofumikooo)

Rilis Album Countdown, Joey Alexander Gandeng Saksofonis Chris Potter

Kamarmusik.net, JAKARTA – Kalau iya kamu adalah anak muda kekinian, pliss deh jangan buang waktu untuk jadi alay dan haters yang cuma berani nyinyir nggak jelas di social media. Ada baiknya kamu berpikir gimana bisa menjadi sosok yang menginspirasi dan membanggakan nama Indonesia di mata dunia, seperti Joey Alexander.

Di usianya yang masih sangat muda, nama pianis jazz cilik ini telah berkibar di panggung Grammy Award. Bahkan Joey Alexander sukses tampil memukau di hadapan 2 presiden Amerika Serikat, Bill Clinton dan Barack Obama. Ia juga mendapat kesempatan emas tampil sepanggung dengan musisi hebat dunia macam Adele, Bruno Mars, Ed Sheeran, sampai Taylor Swift. Media-media internasional pun berebut memberitakan kejeniusan skill bermusiknya.

Udah jenius, produktif pula! Baru-baru ini, Joey Alexander telah merilis album kedua yang berjudul Countdown. Sebuah album berisi lagu-lagu yang semakin menunjukkan perkembangan level bermusik cowok yang ultah setiap tanggal 25 Juni ini. Di salah satu lagunya, “‘Maiden Voyage”, Joey berkolaborasi dengan Chris Potter.

Pianis yang lahir di kota Denpasar ini juga menyuguhkan sederet lagu lain dengan komposisi musik yang ciamik. Kamar Musik merekomendasikan kamu untuk nongkrongin track keren seperti “Chelsea Bridge”, “Soul Dreamer”, “City Lights”, “Countdown”, dan “Sunday Waltz”. Boleh dibilang album ini merupakan cerminan kepercayaan diri dan kematangan musisi yang udah mahir main piano sejak usia 7 tahun ini sebagai seniman tingkat dunia.

Joey Alexander, Anak Ajaib Kebanggaan Indonesia yang Makin Mendunia

Rilis Album Countdown, Joey Alexander Gandeng Saksofonis Chris Potter

Album yang diproduksi oleh Motema Record, New York, ini jelas dan wajib untuk dikepoin. Apalagi album debutnya berjudul My Favorite Things yang dirilis pada 12 Mei 2015 lalu, meraup sukses.  Melalui album ini, Joey Alexander mendapatkan nominasi Grammy Award untuk dua kategori: Best Instrumental Jazz Album dan Best Jazz Solo Improvisation (lagu “Giant Steps” dari album My Favorite Things).

Siapa coba yang nggak merinding ketika diumumkan bahwa Joey merupakan artis pertama dari Asia Tenggara yang tampil di acara penghargaan bergengsi di dunia. Sebelum merilis album pertamanya, putra pasangan pasangan Denny Sila dan Farah Leonora Urbach ini menjadi kampiun di Master-Jam Fest 2013.

Nggak heran kalau Wynton Marsalis yang merupakan pemain terompet, pencipta lagu, dan musical director Jazz At Lincoln Center, mengundang Joey untuk mentas di Jazz At Lincoln Center tahun 2014. Joey juga pernah menggelar show di Montreal International Jazz Festival dan Newport Jazz Festival 2015. Keponakan penyanyi Nafa Urbach dan songwriter Alam Urbach ini tercatat sebagai artis Indonesia pertama yang karyanya nongkrong dalam Billboard 200.

Joey Alexander juga dilibatkan dalam pagelaran International Jazz Day All-Star Global Concert. Ia mempersembahkan komposisi “Footprints” bersama saksofonis Wayne Shorter dan bassist Esperanza Spalding. Kombinasi spektakuler 3 musisi dari 3 generasi berbeda di sebuah event yang diadakan UNESCO! Wayne Shorter yang berumur 80 tahun lebih, Esperenza Spalding yang berusia 3o tahun lebih, sementara Joey masih 12 tahun!

Semoga album Countdown ini bisa membuat Joey Alexander terus menorehkan segudang prestasi bergengsi di level internasional ya. Nah… buat para alay yang masih hobi nge-bully dan nyinyir, apa kalian nggak merasa tersindir?

(@edofumikooo)

Ada Rindu yang Tertahan di Balik Album Solitude Milik Gerald Situmorang

Kamarmusik.net, JAKARTA – Akhirnya, karya solo Gerald Situmorang muncul ke permukaan juga. Cowok kelahiran Jakarta 31 Mei 1989 ini resmi melepas debut album fisiknya yang bertitel Solitude. Perilisan album berisi 12 lagu itu dirayakan lewat pertunjukan bertajuk Nights of Solitude di RUCI Art Space, Jakarta Selatan, pada akhir bulan Oktober kemarin. Bassist Barasuara ini bulat memilih single “Old Storiesuntuk merepresentasikan albumnya.

Asal kamu tahu, sepak terjang pemilik nama lengkap Gerald Hiras Situmorang di dunia musik, keren abis deh. Musisi yang akrab disapa GeSit ini kerap tampil mengiringi Raisa dan Indra Lesmana dalam beberapa showcase. Gerald juga yang menjadi aktor cerdas di balik kehadiran album Dandelion milik penyanyi berwajah cantik Monita Tahalea.

Ada Rindu yang Tertahan di Balik Album Solitude Milik Gerald Situmorang

Gokilnya Gerald, ia juga terlibat di proyek duo, trio, kuartet, bahkan kuintet. Cowok yang mulai bermain gitar sejak usia 13 tahun ini tergabung di Sketsa dan memiliki album Childhood’s Dream dan Different Seasons bersama Dimas Wibisana. Ia juga menggagas proyek Gerald Situmorang Trio dan merilis album berjudul Time is the Answer.

Di Hemiola Quartet, Gerald menempati posisi gitaris ditemani 3 musisi muda di genre jazz modern: Gabriella Miranda, Kevin Yoshua, dan Dimas Pradipta. Hemiola Quartet juga melahirkan album bertitel Oddventure. Gerald juga termasuk dalam kuintet Monita Tahalea & The Nightingales. Belum lagi dengan Barasuara yang fenomenal lewat album yang berjudul Taifun. Uniknya, di sini Gerald Situmorang memegang instrumen bass.

Kegalauan Gerald Situmorang Tercurah di Album Solitude

Ada Rindu yang Tertahan di Balik Album Solitude Milik Gerald Situmorang

Sadis banget kan kalau melihat jam terbang Gerald Barasuara, upss… maksudnya Gerald Situmorang. Gitaris yang pernah belajar dari Nikita Dompas ini kemudian bertutur soal album Solitude yang karya-karyanya terinspirasi dari rumah drumer Barasuara, Marco Steffiano. Rumah sekaligus studio yang sangat mempengaruhi karya musik Gerald.

“Proyek musik ini tercetus ketika saya mengetahui akan kehilangan sebuah tempat yang begitu memiliki pengaruh besar untuk saya pribadi, yaitu rumah sahabat saya Marco Steffiano. Sebuah studio yang memberikan banyak inspirasi. Kurang lebih semua proyek musik yang saya jalankan, lahir dari ruangan itu. Entah mengapa aura, reverb, dan sound yang dihasilkan dari ruangan itu selalu menghasilkan keunikan tersendiri,” curhat Gerald bersedih.

Hampir semua track di album Solitude diberi judul dalam bahasa Inggris, kecuali “Menahan Rindu”. Lagu-lagu lain yang wajib digebet di album ini di antaranya “Why?”, “Familiar Song”, “Beautiful Story”, dan “Puzzles in Mind”.

Bungsu dari 3 bersaudara pasangan Guntur Humuntal Situmorang dan Fara Marina Siahaan ini pun memiliki harapan untuk bisa merilis album di luar negeri seperti para musisi jazz kebanggaan Indonesia macam Dewa Budjana, Tohpati, Simak Dialog, dan Joey Alexander.

(@edofumikooo)

Genap 17 Tahun, Yakin Nih Bastian Steel Pindah Koridor ke Lagu Mellow?

Kamarmusik.net, JAKARTA – Nggak gampang lho menancapkan imej baru sebagai penyanyi remaja. Kegalauan itu yang mengaduk-aduk perasaan Bastian Steel ketika tengah menyiapkan single terbarunya. Pendewasaan lirik bertema cinta dalam lagu ini berhubungan dengan transformasi dirinya menuju usia lebih matang. Apalagi mantan personel Coboy Junior ini telah genap berusia 17 tahun pada tanggal 21 September 2016 kemarin.

“Iya nih, aku kan juga pengin berubah. Lewat single kedua nanti, Babas ingin orang-orang tahu kalau aku sudah berumur 17 tahun. Soalnya, banyak orang yang menyangka kalau Babas masih SMP,” ungkapnya terbahak.

Pemilik nama lengkap Bastian Bintang Simbolon ini sedikit membocorkan tentang lagu barunya. Bastian menuturkan kalau ia ingin menyanyikan lagu cinta yang lebih dewasa dan lebih serius.

“Doain ya, semoga pembuatan lagunya berjalan lancar dan sukses. Yang pasti, single ini asyik lah dan beda banget sama lagu Babas kemarin yang temponya up beat,” ceplos cowok yang telah berakting di film 5 Elang, Jakarta Hati, Coby Junior The Movie, Comic 8, Suka Suka Super Seven: Habis Gelap Menuju Terang, dan Rudy Habibie.

Setelah memutuskan hengkang dari Coboy Junior pada 23 Februari 2014 lalu, Bastian membulatkan tekad untuk jadi penyanyi solo. Cowok yang kariernya melejit lewat drama musikal Laskar Pelangi itu melepas single perkenalan bertitel “Surat Izin Mencinta”. Berikutnya, Babas meluncurkan single berjudul “Juara di Hati”.  Lagu ciptaan Bemby Noor yang disebut Babas sebagai single pertama ini, menghadirkan konsep musik modern pop, disko, dan RnB.

Lewat lagu tersebut, cowok yang kini bermain di sinetron Mermaid in Love (season 2) ini mengakui seperti merintis karier dari nol lagi. Beda ketika Bastian merasakan puncak popularitas saat masih berseragam Coboy Junior. Untuk itu, pemilik 1,4 juta followers di Instagram ini nggak mau main-main dalam memilih lagu untuk karier solonya.

“Lagu baru nanti, aku penginnya sih berubah dari Bastian Steel yang sebelumnya. Iramanya lebih mellow yang bisa bikin baper. Ingin coba hal yang baru aja, bisa nggak aku bawain lagu baper gitu,” imbuh cowok yang sekarang juga meluaskan skill nya dengan menjadi co host di sebuah program acara televisi swasta.

Patut ditunggu nih single mellow penyanyi jebolan ajang Idola Cilik 2 ini. Menyanyikan lagu berirama slow jelas menjadi tantangan berat, karena sangat jauh dari zona nyaman Bastian Steel yang melekat dengan lagu-lagu up beat.  

(@edofumikooo)

Perhatian Perhatian, Album D’MASIV Ini Bisa Bikin Senyum Senyum Sendiri

Kamarmusik.net, JAKARTA – Hadirnya album D’MASIV atau yang kemudian beken disebut Orange album, semakin membuktikan konsistensi dan produktivitas band ini dalam melahirkan karya. Teramat banyak hal menyenangkan terangkum di album studio ke-5 band yang terbentuk tanggal 3 Maret 2003 ini. Mulai dari CLBK sama produser lama, keterlibatan sederet musisi hebat dalam meracik musik, sampai tema lagu yang serba fresh.

Siklus 2 tahunan rilis telah dipenuhi Rian Ekky Pradipta (vokal), Dwiki Aditya Marsall (gitar), Rayyi Kurniawan Iskandar Dinata (bass), Nurul Damar Ramadhan (gitar), dan Wahyu Piadji (drum) . Sebelumnya, D’MASIV menggelontorkan 4 album: Perubahan (2008), Perjalanan (2010), Persiapan (2012), dan Hidup Lebih Indah (2014).

Di album self titled ini, memuat 10 track super ciamik. Mulai dari “Di Bawah Langit yang Sama”, “Mengetuk Pintu”, “Dengarlah Sayang”, “Jeda”, “Melodi”, “Perhatian Perhatian”, “Tak Punya Nyali, “Teman Makan Teman”, “Single”, dan “Bersama Dalam Cinta”. Apa sih yang ingin D’MASIV sampaikan ke masyarakat melalui album Orange ini?

“Berhubung sampulnya warna orange, jadi kami menyebutnya orange album. Warna itu melambangkan karakter inovatif, kreatif, semangat, nggak pernah menyerah, fresh, dan menyenangkan. Energi itu yang ingin kami sampaikan. Banyak orang yang merasakan susah dan kami ingin orang jadi senyum-senyum sendiri begitu mendengar album ini. Lagu-lagunya sangat variatif, jadi enak didengerin dalam berbagai suasana,” beritahu Rian.

Sederet Musisi Hebat Turut Mengeroyok Album Baru D’MASIV

Perhatian Perhatian, Album D'MASIV Ini Bisa Bikin Senyum Senyum Sendiri

Pemilihan musisi-musisi hebat di album ini, bukan tanpa diskusi dan pemikiran yang matang dari personel D’MASIV.

“Semua yang terlibat, kami sesuaikan sama jenis lagunya. Om Yockie di lagu ‘Mengetuk Pintu’, karena perlu suasana klasik dan vintage. Andika The Titans emang cocok banget ngisi di lagu ‘Dengarlah Sayang’. Mas Oni mengisi string section di track ‘Di Bawah Langit yang Sama’. Berhubung ini untuk soundtrack film BoBoiBoy, jadi suasananya lebih orchestra dan grande. Windi yang ngisi accordion karena butuh suasana folk di lagu ‘Melodi’,” urai sang vokalis.

Oh gitu ya. Bagaimana dengan terpilihnya single “Dengarlah Sayang” dan kembalinya kalian ke produser yang lama?

“Nggak tau kenapa kami pengin balik ke Kang Noey dan Kang Capung lagi. Ternyata dapat energinya saat ngerjain demo, workshop, dan rekaman. Ibaratnya, D’MASIV kayak band yang baru pertama rekaman lagi. Soal ‘Dengarlah Sayang’ memang lagu itu punya respon bagus di Malaysia. Mungkin secara melodi dan lirik, notasinya mudah dicerna,” ceplos Rian yang di bulan puasa kemarin berkolaborasi dengan penyanyi Amerika Serikat, Raef Haggag.

Banyak juga lho yang memuji album Orange ini karena memiliki variasi tema lagu yang segar dan baru.

“Semakin bertambah pengalaman hidup dan sering ketemu orang baru, makin banyak yang bisa kami ambil sebagai inspirasi untuk membuat lirik lagu. Kalau dulu kan masih seputar kisah percintaan Rian, seperti ‘Cinta Ini Membunuhku’ dan ‘Di Antara Kalian’. Sekarang jangkauannya lebih luas,” ulas pria yang ultah tiap 17 November ini.

“Di album ini, ada beberapa tema lirik yang segar dan belum pernah ada di album D’MASIV. Sebut aja ‘Perhatian Perhatian’, ‘Teman Makan Teman’ dan ‘Bersama Dalam Cinta’. Khusus untuk ‘Bersama Dalam Cinta’, itu lagu persatuan dan dibutuhkan kalau melihat kondisi Indonesia sekarang. Lagunya etnik banget karena kami juga melibatkan musisi etnik,” sambung cowok yang sangat mengagumi sosok kharismatik Iwan Fals.

(@edofumikooo)

Lama Vakum, Apa Strategi Lingua Untuk Promosi Album Mampu Bertahan?

Kamarmusik.net, JAKARTA – Sekitar 20 tahun nggak terdengar kabarnya, banyak yang menduga kalau Lingua sudah bubar. Nyatanya, kelompok vokal yang melejitkan hit “Bila Ku Ingat” ini masih ada lho. Tuwuhadijatesih Amaranggana (Amara), Francois Mohede (Frans), dan Arie Widiawan Riadi (Arie) comeback dan menyuguhkan album Mampu Bertahan. Ada 8 lagu baru dan 4 lagu lama yang mejeng di album ketiga mereka. Ini daftarnya…

Untuk single pertama, Lingua mengenalkan “Kau Tak Di Sini”. Khusus lagu ciptaan Ipey Amir ini, mereka menggandeng pemain harpa kondang, Maya Hasan. Baru-baru ini mereka gantian menaikkan track “Mampu Bertahan” jadi single kedua. Lagu ciptaan Pongki Barata ini makin bernyawa dengan isian gitar ciamik dari Tohpati.

Lama Vakum, Apa Strategi Lingua Untuk Promosi Album Mampu Bertahan?

Nah, 6 lagu baru lain adalah “Rinduku Terjadi”, “Ku Coba”, “Langkah Baru”, “Sudah Sayang”, “Siapa Bilang”, dan “Sebuah Kemungkinan”. Sementara 4 ekstra track dicomot dari 2 album yang dulu: “Bila Ku Ingat” dan “Bintang” ciptaan Yovie Widianto, lalu “Jangan Kau Henti” dan “Takkan Habis Cintaku” ciptaan Adi Adrian dan Ipey Amir.

Kenapa akhirnya Lingua memutuskan untuk membuat album lagi?

Frans: Trigger nya karena kami terlibat sebuah project bersama Coboy pada akhir tahun 2015 lalu. Dari sana kami sepakat memutuskan, ya udah deh kita hidupkan Lingua lagi.

Effort apa saja yang udah dikeluarkan untuk Album Mampu Bertahan?

Amara: Waktu, udah jelas. Lalu, pastinya uang. Kerjaan lain yang menghasilkan uang kami kesampingkan dulu. Memproduksi album ini kan kami mengeluarkan uang. Apalagi sekarang saya udah punya 3 anak. Kami kerjakan semuanya, dari yang nggak ada sampai ada. Beruntung, kami bekerja dengan teman-teman yang sangat baik.

Zaman dan audience kan berubah, ketakutan apa dari sebuah grup yang comeback? 

Lama Vakum, Apa Strategi Lingua Untuk Promosi Album Mampu Bertahan?
Pongki Barata bangga bisa menciptakan lagu “Mampu Bertahan” untuk album ketiga Lingua.

Ari: Intinya setelah tidur selama 20 tahun, kemudian bangun lagi, pertama kami harus melek teknologi. Sistem rekaman pun beda. Dulu analog, sekarang digital. Sistem marketingnya pun beda, sekarang apa-apa lewat social media. Begitu ada album baru ini, ya kami pun bikin akun Instagram, Facebook, dan Twitter atas nama Lingua.

Amara: Kalau berpikir angkatan, pasti mikir ke idealisme kita di tahun 90-an. Cuma, ada perbedaan yang harus bisa kami masukkan ke audience. Jangan paksa mereka melihat kita sebagai produk yang dulu. Justru, strateginya kami yang harus mendekat ke mereka. Intinya sekarang, Lingua belajar semuanya untuk menyesuaikan.

Ari: Garis besarnya sih idealis kompromis, mungkin itu strategi adaptasi Lingua menghadapi industri musik saat ini.

(@edofumikooo)

Sandy Canester Bikinin Lagu Buat Kamu yang Susah Melupakan Mantan

Kamarmusik.net, JAKARTA – Jatuh cinta itu berjuta rasanya. Banyak hal nggak biasa tiba-tiba nggak sengaja kamu lakukan ketika asmara tengah melanda. Mulai dari senyum-senyum sendiri, berkhayal yang indah-indah, dan pengin terus bisa nempel bersama sang gebetan di mana pun dan kapan pun. Kenangan manis itulah yang ingin dicurhatin oleh Sandy Canester lewat single terbarunya yang berjudul “Sedang Jatuh Cinta”.

Ahaaa, Sandy Canester emang nggak biasa bertele-tele dalam menyampaikan perasaannya. Hal itu telah ia buktikan lewat seluruh lagunya. Sebut saja “Sabtu Minggu”, “Telepon Aku”, “Siap Sakit Hati”, sampai “Lelaki Dungu”. Kali ini musisi kelahiran Jakarta, 9 Januari 1980 ini mencoba untuk membagikan perasaan ketika dirinya sedang jatuh cinta.

Lagu “Sedang Jatuh Cinta” merupakan single yang ditulis, diaransemen, dan diproduseri sendiri oleh Sandy. Kepiawaiannya dalam menciptakan lagu udah nggak diragukan lagi deh. Namun cowok yang udah juara nyanyi sejak usia 11 tahun itu dapat bantuan dari Dede Kumala, additional drummer BIP dan produser album Ipang Lazuardi.

“Sejak dulu, gue bercita-cita pengin bikin single dan album yang diisi sama additional player sendiri. Band yang biasa mengiringi gue ngamen dan akhirnya kesampaian di single ini,” papar cowok yang ngetake gitar sendiri di lagu ini.

Ucapan Terima Kasih Sandy Canester Buat Para Mantan

Sandy Canester Bikinin Lagu Buat Kamu yang Susah Melupakan Mantan

Sejak awal, lagu “Sedang Jatuh Cinta” ia rancang dengan sangat ciamik dan matang. Sehingga ketika pengerjaan di studio pun nggak terlalu mengalami banyak perubahan. Dari mulai intro, part gitar, sampai interlude, semua nyaris sama seperti demo. Tentunya dengan sedikit sentuhan demii penyempurnaan.

Coba kamu tongkrongin penggalan lirik lagu ini deh,

Ku sedang jatuh cinta, jatuh cinta kepadamu/ Rasanya ingin terbang melayang ke awan/ Indahnya jatuh cinta, jatuh cinta kepadamu/ Rasanya ingin selalu ada dekatmu/ Ku jatuh cinta padamu

Sandy Canester Bikinin Lagu Buat Kamu yang Susah Melupakan Mantan

Tema jatuh cinta diambil Sandy karena sangat dekat dengan “lingkungan” sekitarnya. Selain ia menuangkan bagaimana indahnya saat jatuh cinta, pria yang hobi naik vespa ini sering mendengar kisah dari orang-orang di sekitarnya. Musisi yang belakangan gemar mengenakan topi fedora itu juga mencermati betapa banyak orang yang berlarut-larut dalam patah hati. Padahal, menurut Sandy, jatuh cintalebih menyenangkan ketimbang patah hati.

“Banyak banget dari kita yang terjebak patah hati. Padahal kita seharusnya berterima kasih sama mantan atau orang yang telah menyakitin perasaan kita. Dia memberi kesempatan buat kita untuk jatuh cinta kembali,” tutur Sandy.

(@edofumikooo)