Arsip Tag: alam urbach

Utak-Atik Kejeniusan Alam Urbach Menciptakan Lagu, Berapa Jumlahnya?

Kamarmusik.net, JAKARTA – Urusan meracik musik dan menulis lirik lagu, Alam Urbach adalah jaminan mutu. Ratusan lagu telah dibuat oleh adik kandung Nafa Urbach ini. Hampir semua lagu ciptaannya selalu jadi hits. Wajar kalau karya cowok kelahiran Magelang 21 Mei 1982 ini jadi rebutan para penyanyi top negeri ini. Sebut saja Afgan, Rossa, Nindy, Astrid, Judika, Rio Febrian, Isyana Sarasvati, Andien, Anji, Dewi Sandra, dan masih banyak lagi.

Bukan hanya jadi incaran penyanyi papan atas, Alam Urbach juga sosok kunci yang sering dikejar oleh para penyanyi pendatang baru. Lagu “Indah Cintaku” mampu melambungkan duet Nicky Tirta dan Vanessa Angel. Alam kembali melepas single “Cinta Harus Dijaga” dan Jangan Nakal” untuk Nicky Tirta yang gantian duet sama Rini Mentari. Ia pun mengatrol nama Maharani lewat singel “Pengalaman Cintaku” dan Marsheilla lewat “Kamulah Kelemahanku”.

Musisi bernama lengkap Alam Anggara Urbach juga mampu membuat Tiffany Kenanga menjadi nominator kategori Lagu Anak Anak Terbaik di AMI Awards 2013 melalui lagu “Sahabat”. Lagu ciptaannya yang lain yaitu “Kau Adalah” berhasil mengantarkan Isyana Sarasvati menggondol piala Artis Grup/Kolaborasi Soul/R&B/Urban Terbaik di AMI Awards 2016. Berkat lagu yang mejeng di album Explore! itu pula, Isyana menjadi pemenang Album of the Year di Indonesian Choice Awards 2016 dan Best Asian Artist Indonesia di ajang Mnet Asian Music Awards 2016.

Uniknya lagi, satu lagu miliknya yaitu “Cinta Adalah” dibawakan dalam versi berbeda oleh Rio Febrian dan The Overtunes. Menarik memang kisah balik lagu itu. Pertama kali Alam memberikannya untuk Mikha Angelo, The Overtunes. Namun berhubung stok lagu di albumnya udah full, akhirnya lagu itu dirilis lebih dulu oleh Rio Febrian.

Saking banyaknya lagu yang dibuat oleh Alam Urbach, ia sempat kebingungan saat Kamar Musik menanyakan soal kumpulan data mengenai katalog lagunya. Padahal nih, ada baiknya Alam kembali melakukan riset dan menghimpun jumlah lagu miliknya yang telah terpencar ke berbagai penjuru mata angin.

“Hahaha, iya nih. Sampai sekarang aku nggak pernah menghitung ada berapa lagu yang telah aku bikin untuk orang lain. Next deh, aku rapihin lagi katalognya. Hanya sebagian nih yang aku tulis di komputer,” lontar musisi yang pada tanggal 13 Mei 2017 kemarin sukses menggelar Konser Musika Foresta bersama Glenn Fredly, Astrid, Nafa Urbach, Sheryl Sheinafia, Sheila Dara Aisha, Tiffany Kenanga, Melanie Subono, Nina Tamam, dan sederet penyanyi lainnya.

Secuil Catatan Dari Katalog Lagu yang Disimpan Alam Urbach

Utak-Atik Kejeniusan Alam Urbach Menciptakan Lagu, Berapa Jumlahnya

Lagu di urutan pertama yang ada dikatalognya adalah “Kapan Lagi Bilang I Love You” (Dewi Sandra, 2008), “Satu Untuk Selamanya” (Dewi Sandra dan Alam Urbach, 2008), “Cinta Atau Uang” (Cinta Laura Kiehl, 2009), “Indah Cintaku”, (Nicky Tirta dan Vanessa Angel, 2012), “Katakan Tidak” dan “Cinta Tanpa Syarat” (Afgan, 2013), “Memang Harus Pisah” (Rio Febrian, 2014), “Kamu yang Ku Tunggu” (Afgan dan Rossa, 2014).

“Bangkit Lagi” (Judika, 2015), “Kau Adalah” (Isyana Sarasvati, 2015), “Demi Kita” (Astrid, 2015), “Ku Tunggu Kau Putus” (Sheryl Sheinafia feat Ariel NOAH, 2015) dan “Cinta Adalah” The Overtunes, 2016). Lagu “Kamu Yang Ku Tunggu” sukses menjembatani Afgan dan Rossa menang Duo Kumpulan Terbaik di Anugerah Planet Muzik 2015.

Oh iya… ngomong-ngomong soal lagu “Satu Untuk Selamanya”, ada cerita yahud juga lho. Awalnya lagu tersebut ingin diberikan Alam kepada Afgan. Entah mengapa, feeling sang komposer mengatakan lagu ini lebih cocok kalau dibawakan oleh Dewi Sandra. Benar saja. Album berjudul Wanita milik wanita yang kini telah berhijab itu langsung meledak. Lagu duet tersebut menjadi hits dan dipinang sebagai OST film Nada Cinta.

Lagu Spesial Untuk Nafa Urbach

Utak-Atik Kejeniusan Alam Urbach Menciptakan Lagu, Berapa Jumlahnya

Dari hasil penelusuran Kamar Musik, masih banyak dan bahkan teramat banyak lagu miliknya yang wajib kita tahu. Kita coba mention secara random aja deh ya. “Melepasmu Kelemahanku” (Nafa Urbach, 2017), “Pasangan Cinta” (Nadhira, 2017), “Ini Hidupku” Audrey Lestari, 2017), dan “Jalan Terus” Afgan, 2016). Ada juga beberapa ciptaan Alam Urbach yang segera dirilis seperti lagu Dheandra Adelina, Maudy Ayunda, dan Rio Febrian.

Menarik disimak gimana Alam Urbach menunjukkan sayangnya kepada sang kakak dengan menciptakan lagu “Melepaskanmu Kelemahanku”. FYI, ini karya anyar Nafa Urbach setelah vakum rekaman beneran selama 7 tahun. Jauh sebelum itu, ternyata Nafa telah menyanyikan lagu ciptaan Alam yang berjudul “Temukan aku”. Lagu tersebut didapuk menjadi theme song sinetron produksi Multivision Plus yang dibintangi Nafa yaitu Ku Rindu Jiwaku.

Ternyata Judul Lagu Ini Ditulis Alam Urbach Untuk Sang Istri Tercinta

Utak-Atik Kejeniusan Alam Urbach Menciptakan Lagu, Berapa Jumlahnya-KamarMusikCom

Kepiawaian cowok yang pernah jadi gitaris di Denny Chasmala Big Band itu mulai terasah sejak ia masih berseragam sekolah putih abu-abu. Ternyata eh ternyata lagu yang ia tulis pertama adalah “I Still Love You Forever”. Menurut penuturan Alam nih, sampai detik ini lagu tersebut belum pernah dipublikasikan.

Salah satu sumber inspirasi terbesar Alam Urbach dalam menulis lagu adalah sang istri tercinta, Susie Urbach. Wanita yang menjadi pelengkap kebahagiannya sampai sekarang. Salah satu lagu yang ia buat untuk Susie, booming.

“Lagu itu adalah ‘Kamu yang Ku Tunggu’ yang dinyanyikan duet oleh Afgan dan Rossa,” bisiknya. So sweet abiezzz!

Karya Kreatif Alam Urbach Lain yang Cihuy Untuk Ditongkrongin

Utak-Atik Kejeniusan Alam Urbach Menciptakan Lagu, Berapa Jumlahnya-KamarMusikCom

Tuh kan, beneran banyak lho lagu cowok yang pernah menjadi vokalis band Sabila ini. Dari hasil pencarian keyword Alam Urbach di Google, ternyata masih segambreng lagu ciptaan Alam Urbach yang kece beuuudhh. Apa saja?

“Dirimu dan Diriku” (Shanty, 2005), “Ceraikan” (Elora 2010), “Muka Dua” (Prisa, 2012), “Benci Kamu” (Ika Putri, 2015), “Sorry” (Kunci feat Berry Saint Locco, 2015), “Saat Bersamamu” (Sheila Dara Aisha, 2016), “Bintang Kecilku” (Mulan Jameela, 2016), “Ceritaku Ceritamu” (Barry Item, 2016), “Banyak Lelaki” (Nindy Ayunda, 2016), “Cinta dan Pesona” (Rimar, 2016), “Banyak yang Cantik” (S5, 2016), dan buaaanyaaaak lagi dah pokoknya. Teope bin gokil lah.

Apa Iya Sebelum Bikin Lagu, Kita Harus Galau Dulu?

Utak-Atik Kejeniusan Alam Urbach Menciptakan Lagu, Berapa Jumlahnya-KamarMusikCom

Katanya nih, galau itu baik untuk mengucurkan inspirasi yang terpendam. Benarkah begitu?

“Hmmm, kalau aku sih nulis lagu ya nggak harus nunggu galau lah. Aku itu tipikal orang yang jarang galau lho. Makanya kalau mau menulis lagu galau, sebisa mungkin harus membuat kuat hati para pendengarnya,” imbuhnya.

Terus cara mengalirkan ide dalam menghayati sebuah cerita gimana tuh?

“Rata-rata lagu galau yang aku buat nggak jauh dari real story. Akan lebih berasa soalnya kalau itu diambil dari kisah nyata si penulis lagu. Bagaimana caranya? Coba aja mengenang kembali, rasakan di hati, lalu lihatlah kondisi masa kini. Terus harus ditambah momen yang pas untuk dapat mood saat menulis lagu,” urai Alam.

Jadi, kita harus ngapain dan pergi ke mana dulu untuk mencairkan pikiran saat menulis lirik?

“Nah, Itu yang nggak bisa diatur. Mostly, ide itu paling gampang datang ketika aku lagi banyak menyendiri atau tiba-tiba teringat perjalanan hidup yang pernah aku lalui. Entah itu cinta yang indah maupun cinta yang galau. Mereka memenuhi ruang hidup dan membawa kepada sebuah coretan lukisan hidup yang kemudian aku tuangkan dalam syair dan musik,” ungkap Alam Urbach yang berbaik hati membagikan tips sederhana menulis lagu.

edofumiko

Perjuangan Respect 86 Menerobos Industri Rekaman Selama 9 Tahun (1)

Kamarmusik.net, JAKARTA – Bertahun-tahun langganan menjuarai puluhan ajang festival musik, kuintet asal Pekanbaru ini akhirnya naik kelas jadi band rekaman. Album bertitel Future ibarat kado terindah persembahan band Respect 86. Masa depan yang diidamkan untuk eksis di industri musik Indonesia, kini berada dalam genggaman.

Sebagai nomor perkenalan, band yang terbentuk tanggal 8 bulan 8 tahun 2008 ini menyuguhkan single keren berjudul “Di Antara Kita”. Tanggal 19 April 2017 kemarin, track andalan Respect 86 diperdengarkan secara berantai di ratusan radio seluruh tanah air. Video musiknya pun udah bisa dinikmati bareng-bareng di YouTube. Bahkan 9 materi lagu bergenre modern rock yang mejeng di album Future juga udah bisa didonlot secara legal di iTunes.

Kenalan Yukss Sama Personel Band Respect 86

Perjuangan Respect 86 Menerobos Industri Rekaman Selama 9 Tahun (1)

Sebelum mengulas kisah tersembunyi di balik single “Di Antara Kita” dan lagu-lagu lain di album Future, Kamar Musik mau ajak kamu kenalan sama member Respect 86. Mereka adalah Hendra Rifan Novianto a.k.a Enda (vokal), Wahyu Clinton a.k.a Clinton (gitar), M. Diego Afisyah a.k.a Diego (bass), Andhika Putra Nugraha a.k.a Dhika (drum), dan Hendri Triswandi a.k.a Angga (kibor). Gaya musik mereka terinfluence dari genre alternatif dan modern rock.

Enda, misalnya. Cowok kelahiran Pekanbaru, 13 Desember 1989 ini terinspirasi oleh Armand Maulana ‘GIGI’, Jared Letto ‘Thirty Seconds to Mars’, Chris Martin ‘Coldplay’, dan Danny O’ Donoghue ‘The Script’. Sementara, Dika lebih terpengaruh oleh para pendekar di scene Electronic Dance Music. Cowok kelahiran Pekanbaru, 6 Januari 1995 ini mengagumi Hardwel, Zedd, dan Cash Cash.

Gimana dengan Diego? Cowok kelahiran Medan, 15 Agustus 1995 yang aktif di dunia modelling ini terpengaruh musik Coldplay, Red Hot Chili Peppers, The Script, dan band Jepang One Ok Rock. Sebelas dua belas sama Angga. Cowok kelahiran Rengat, 31 Mei 1989 ini terinfluence oleh musisi Negeri Matahari Terbit macam Kitaro, Light Bringer, dan Abingdon Boys School. Kalau Clinton condong ke ranah british. Cowok kelahiran Pekanbaru, 19 November 1994 ini terpengaruh oleh Coldplay, One Republic, Ed Sheeran, sampai Zayn Malik.

Kisah di Balik Lagu “Di Antara Kita” yang Suerrr Bikin Baper  

Perjuangan Respect 86 Menerobos Industri Rekaman Selama 9 Tahun (1)
Lagu “Di Antara Kita”, kisah nyata Enda yang tergoda untuk mendua.

Pasti ada alasan kuat mengapa track “Di Antara Kita” terpilih sebagai single jagoan. Selidik punya selidik, ini real story dari drama cinta LDR sang vokalis. Bikin kepo kan?

“Ini benar-benar pengalaman pribadi aku pada tahun 2011. Waktu itu pacarku, Amanda, lagi kuliah di Singapore. Ada sebuah masalah yang menyebabkan kami jadi mis komunikasi. Di tengah kegalauanku, ada cewek lain yang mengisi kehampaan itu. Hubungan kami pun semakin erat sampai akhirnya aku dan dia jadian,” kenang Enda.

Para pejuang LDR pasti pernah deh mengalami momen galau kayak gini. Merajut cinta dari jarak jauh, emang gampang-gampang susah. Antara menjaga kesetiaan dan godaan perselingkuhan yang menjadi ujian berat.

“Ternyata aku sadar bahwa cewek itu hanya pelarian dalam kesendirian. Hubungan kami pun hanya bertahan selama sebulan. Setelah Amanda kembali ke Indonesia, aku berusaha menguatkan kembali hubungan kami yang sempat renggang. Apalagi Amanda merupakan pasangan yang telah mendampingi aku dengan setia selama bertahun-tahun. Dari awal ngeband sampai sekarang kami telah memiliki album,” curcol Enda.

Ilmu dan pesan penting nih buat kita semua. Mendua itu cuma kesenangan sesaat dan pelarian itu bikin hubungan jadi berantakan. Ketika muncul orang ketiga, pastikan langkahmu secara matang. Tetap setia atau nekat mendua?

Sederet Nama Musisi Beken yang Ikut Berkontribusi di Album Future 

Perjuangan Respect 86 Menerobos Industri Rekaman Selama 9 Tahun (1)
Clinton, gitaris Respect 86 yang lagi berjuang dengan skripsinya.

Sebagai pendatang baru di industri musik Indonesia, Respect 86 udah well prepared. Kehadiran mereka nggak hanya bermodalkan satu single doang. Belasan amunisi terbaik siap dihidangkan. Setelah proses seleksi, mereka bulat memutuskan kalau debut album mereka berisikan 9 lagu. Di antaranya adalah “Wanita Terbaik”, “Hanya Kamu”, “Kagum”, “Arti Hidupku”, “Masih Cemburu”, “Dan Hilang”, “Temukan Aku”, “Di Antara Kita”, dan “Kau Luar Biasa”.

Keunikan lain album ini, ada lagu yang dibuat di Pekanbaru dan juga di Jakarta. Lagu yang direkam di kampung halaman adalah “Masih Cemburu”, “Dan Hilang”, “Arti Hidupku”, dan “Kau Luar Biasa”. Sisanya direkam di Jakarta.

“Proses rekaman debut album ini kurang lebih memakan waktu setahun yaitu mulai tahun 2014 sampai 2015. Awal-recording, kami banyak beradaptasi supaya ego bermusik selama di festival nggak terbawa saat rekaman untuk kebutuhan industri. Kami harus cerdas meramu musik yang tadinya kencang dibikin jadi lebih smooth,” jelas Dhika.

Oh iya, music director Respect 86 pun berbeda. Kalau di Pekanbaru, mereka dikawal oleh Rizon. Sementara di Jakarta, mereka dibimbing oleh Budhy Haryono. Supaya nggak terlihat pincang, ke-9 lagu tersebut di balance kembali di Royale Studio, Jakarta. Untuk proses mixing dan mastering, Respect 86 memercayakannya pada Indra Q.

Nama besar musisi lain yang dilibatkan dalam rekaman album Future adalah Sandy Canester dan Alam Urbach.

“Kami juga dibantu Sandy Canester. Dia jadi vocal director untuk lagu ‘Di Antara Kita’ dan ‘Temukan Aku’. Sementara Alam Urbach mengisi part DJ untuk lagu ‘Temukan Aku’. Kami masih kaget dan nggak terpikir terjun sampai sejauh ini. Bertahun-tahun jadi band festival, sekarang bisa merekam karya-karya kami dalam sebuah album. Sebuah penantian panjang dari tahun 2008 sampai sekarang dengan personel yang sama,” imbuh Enda.

 

 

Makin seru ya cerita perjuangan mereka? Biar nggak penasaran, tongkrongin bagian ke-2 di artikel berikutnya yaaa.

edofumikooo

Cokelat Rilis Dikhianati dan Cinta Matiku Sekaligus, Lebih Cihuy Mana Ya?

Kamarmusik.net, JAKARTA – Grup band Cokelat kembali menebar pesona musik mereka. Satu dari sedikit band era pertengahan 90-an yang masih berdiri tegak, rajin manggung dan tahun lalu merilis album penuh bertajuk #Like!. Jackline Rossy (vokal), Edwin Marshal Syarif (gitar), dan Ronny Febry Nugroho (bass) lanjut tancap gas dengan mengeluarkan dua karya anyarnya yaitu “Dikhianati” dan “Cinta Matiku”. Lalu, apa sih perbedaan kedua single dari band asal Bandung yang telah berkarier di industri musik Indonesia selama 21 tahun  ini?

Mari kita kulik bersama. Cokelat lagi gencar-gencarnya mempromosikan lagu “Dikhianati” di media online, radio, dan televisi. Momentum istimewa ini mereka manfaatkan dengan mencanangkan penyegaran di segala lini. Mulai dari label baru Halo Hei, manajemen baru, pembuatan website baru, sampai penerapan pola pikir baru dalam bermusik.

Demi Lagu “Dikhianati”, Cokelat Sampai Harus Menggandeng Produser Ini

 

Cokelat Rilis Dikhianati dan Cinta Matiku Sekaligus, Lebih Cihuy Mana Ya

Secara musikal, ada progresi yang nggak pernah disentuh Cokelat sebelumnya. Untuk pertama kalinya mereka berkolaborasi dengan produser musik dalam arti sesungguhnya. Menurut Ronny, lagu ciptaan Alam Urbach ini terasa spesial karena mereka bekerja sama dengan produser sekelas bertangan dingin, Irwan “Opung” Simanjuntak.

Sampai berita ini diturunkan pada Selasa (2/5), video yang diunggah tanggal 16 Maret 2007 itu baru meraih sekitar 4500 penonton. Respon penonton video ini pun beragam, ada yang pro dan ada pula yang kontra.

“Baru denger sekali, kok aneh ya musiknya, keluar dari lagu2 yg lain nya, pop rock nya ilang # sukses buat sigle baru nya.”

“Lagu galau khas Indonesia mana Rock-nya Cokelat?”

“Sukses mewakili perasaan org2 yg pernah dikhianati seperti saya!”

“Sekali dengar langsung nempel di telinga… gatel juga nich pengin ikutan nyanyi… hehe good job.. berkarya terus… sukses tuk COKELAT.”

Wuiihhh, “Cinta Matiku” Jadi Lagu Tema Sinetron India

Cokelat Rilis Dikhianati dan Cinta Matiku Sekaligus, Lebih Cihuy Mana Ya

 

Yupss, lagu ini didapuk sebagai theme song sinetron kerjasama Indonesia-India yang berjudul Nadin (Antv). Lagu yang menggalaukan hati ini terdengar begitu menyentuh perasaan terdalam dan lumayan menggugah emosi. Lagu yang diciptakan oleh Stephen Wally ini kembali diaransemen oleh Irwan Simanjuntak. Sampai berita ini dihidangkan, video lirik yang diposting pertama pada 28 Maret 2017 ini udah ditonton sekitar 130 ribu orang.

Beberapa orang nyeletuk lirik lagu ini terasa sedih dan bisa bikin pendengarnya nangis bombay. Seperti apa liriknya?

Berjalan di gelap malam.
Langkahku pun tertatih.

Telah membeku hatiku ini.
Rasanya kau takkan tahu.
Tuk sejenak kini ku akhiri.
Namun rasa cinta, tak ingin berlalu.

Cuma kamu yang mampu sembuhkan hati yang terluka.
Aku yang terluka karna kamu.
Ku berharap kau sadari betapa sakitnya aku.
Karna kamu, karna kamu. Cinta matiku.

Bagaimanakah kisah cinta kita?
Terasa sedih ingin ku tangisi.
Walau tak sanggup ku hidup begini.
Apa lah daya ku?
Semua t’lah terjadi.

Cuma kamu yang mampu sembuhkan hati yang terluka.
Aku yang terluka karna kamu.
Ku berharap kau sadari betapa sakitnya aku.
Karna kamu, karna kamu. Cinta matiku.

Cuma kamu yang mampu sembuhkan hati yang terluka.
Aku yang terluka karna kamu.
Ku berharap kau sadari betapa sakitnya aku.
Karna kamu, karna kamu. Cinta matiku.

Kini telah membeku, hatiku, mati tak, terasa.
Cuma kamu yang mampu, sembuhkan, hati yang, terluka.

Biar makin sip, Kamar Musik ajak kamu nonton kedua video lagu ini bareng-bareng deh. Pilihanmu mana, gaesss?

 

edofumikooo

 

Rilis Album Countdown, Joey Alexander Gandeng Saksofonis Chris Potter

Kamarmusik.net, JAKARTA – Kalau iya kamu adalah anak muda kekinian, pliss deh jangan buang waktu untuk jadi alay dan haters yang cuma berani nyinyir nggak jelas di social media. Ada baiknya kamu berpikir gimana bisa menjadi sosok yang menginspirasi dan membanggakan nama Indonesia di mata dunia, seperti Joey Alexander.

Di usianya yang masih sangat muda, nama pianis jazz cilik ini telah berkibar di panggung Grammy Award. Bahkan Joey Alexander sukses tampil memukau di hadapan 2 presiden Amerika Serikat, Bill Clinton dan Barack Obama. Ia juga mendapat kesempatan emas tampil sepanggung dengan musisi hebat dunia macam Adele, Bruno Mars, Ed Sheeran, sampai Taylor Swift. Media-media internasional pun berebut memberitakan kejeniusan skill bermusiknya.

Udah jenius, produktif pula! Baru-baru ini, Joey Alexander telah merilis album kedua yang berjudul Countdown. Sebuah album berisi lagu-lagu yang semakin menunjukkan perkembangan level bermusik cowok yang ultah setiap tanggal 25 Juni ini. Di salah satu lagunya, “‘Maiden Voyage”, Joey berkolaborasi dengan Chris Potter.

Pianis yang lahir di kota Denpasar ini juga menyuguhkan sederet lagu lain dengan komposisi musik yang ciamik. Kamar Musik merekomendasikan kamu untuk nongkrongin track keren seperti “Chelsea Bridge”, “Soul Dreamer”, “City Lights”, “Countdown”, dan “Sunday Waltz”. Boleh dibilang album ini merupakan cerminan kepercayaan diri dan kematangan musisi yang udah mahir main piano sejak usia 7 tahun ini sebagai seniman tingkat dunia.

Joey Alexander, Anak Ajaib Kebanggaan Indonesia yang Makin Mendunia

Rilis Album Countdown, Joey Alexander Gandeng Saksofonis Chris Potter

Album yang diproduksi oleh Motema Record, New York, ini jelas dan wajib untuk dikepoin. Apalagi album debutnya berjudul My Favorite Things yang dirilis pada 12 Mei 2015 lalu, meraup sukses.  Melalui album ini, Joey Alexander mendapatkan nominasi Grammy Award untuk dua kategori: Best Instrumental Jazz Album dan Best Jazz Solo Improvisation (lagu “Giant Steps” dari album My Favorite Things).

Siapa coba yang nggak merinding ketika diumumkan bahwa Joey merupakan artis pertama dari Asia Tenggara yang tampil di acara penghargaan bergengsi di dunia. Sebelum merilis album pertamanya, putra pasangan pasangan Denny Sila dan Farah Leonora Urbach ini menjadi kampiun di Master-Jam Fest 2013.

Nggak heran kalau Wynton Marsalis yang merupakan pemain terompet, pencipta lagu, dan musical director Jazz At Lincoln Center, mengundang Joey untuk mentas di Jazz At Lincoln Center tahun 2014. Joey juga pernah menggelar show di Montreal International Jazz Festival dan Newport Jazz Festival 2015. Keponakan penyanyi Nafa Urbach dan songwriter Alam Urbach ini tercatat sebagai artis Indonesia pertama yang karyanya nongkrong dalam Billboard 200.

Joey Alexander juga dilibatkan dalam pagelaran International Jazz Day All-Star Global Concert. Ia mempersembahkan komposisi “Footprints” bersama saksofonis Wayne Shorter dan bassist Esperanza Spalding. Kombinasi spektakuler 3 musisi dari 3 generasi berbeda di sebuah event yang diadakan UNESCO! Wayne Shorter yang berumur 80 tahun lebih, Esperenza Spalding yang berusia 3o tahun lebih, sementara Joey masih 12 tahun!

Semoga album Countdown ini bisa membuat Joey Alexander terus menorehkan segudang prestasi bergengsi di level internasional ya. Nah… buat para alay yang masih hobi nge-bully dan nyinyir, apa kalian nggak merasa tersindir?

(@edofumikooo)

Cinta Adalah Ciptaan Alam Urbach, Milik Rio Febrian atau The Overtunes?

Kamarmusik.net, JAKARTA – Grup band The Overtunes lagi getol-getolnya mempromosikan lagu “Cinta Adalah”. Track yang ada di album Selamanya+ itu bahkan didaulat sebagai OST film The Fabulous Udin. Lagu yang dibawakan oleh Mikha Angelo, Mada Emmanuelle, dan Reuben Nathaniel ini kian hari semakin digemari.

Nah, ini yang menarik. Di sisi lain, Rio Febrian juga pernah menyanyikan lagu berjudul sama, “Cinta Adalah”. Bahkan lagu tersebut telah masuk ke album studio ke-6 penyanyi jebolan Asia Bagus ini yang diberi titel Love Is.

 

Pertanyaan menggelitik pun muncul. Apakah Lagu “Cinta Adalah” yang dinyanyikan Rio Febrian berbeda dengan yang dibawakan oleh The Overtunes? Secara, banyak judul lagu di Indonesia yang memang memiliki kemiripan dalam judul. Apakah ini hanya kebetulan? Kalau pun itu lagu yang sama, mengapa hal ini bisa terjadi?

Biar nggak keliru dan main tebak-tebakan, nih Kamar Musik kasih pencerahan. Jawaban yang benar itu lagu yang dibawakan oleh Rio Febrian dan The Overtunes adalah lagu yang sama. Bukan hanya cumi alias cuma mirip. “Cinta Adalah” merupakan lagu ciptaan Alam Urbach yang kemudian dibawakan oleh Rio Febrian dan The Overtunes.

Lho, kok bisa? Kalau menelusuri schedule rilisnya, album Love Is milik Rio Febrian jauh lebih dahulu keluar ketimbang album Selamanya+ milik The Overtunes. Bagaimana ini bisa terjadi? Ada cerita unik apa soal lagu ini?

Ini Penjelasan Akurat Dari Alam Urbach, Sang Pencipta Lagu Cinta Adalah

Biar nggak pada penasaran nih, kita langsung simak baik-baik yukss.

“Memang ada kisah menarik di balik lagu Cinta Adalah. Ketika pertama kali lagu itu aku buat, bukan untuk siapa-siapa. Faktanya, lagu ini aku berikan dulu ke Mika, The Overtunes. Berhubung waktu itu album pertama The Overtunes udah kepenuhan lagu, lagu tersebut aku simpan dulu,” papar songwriter muda yang lagi naik daun ini.

Ooo begono ceritanya. Terus, kenapa lagu “Cinta Adalah” bisa masuk ke dalam album Rio Febrian?

“Ceritanya, saat itu Rio pun butuh lagu. Setelah aku tawarkan beberapa lagu, ternyata Rio suka banget sama Cinta Adalah. Nah, dinyanyikan lah oleh Rio dan masuk ke album terbarunya. Padahal, lagu tersebut sudah pernah direkam sama Mikha dengan musik yang ada,” jelas pencipta lagu yang juga adik kandung Nafa Urbach ini.

“Ketika The Overtunes butuh lagu untuk album baru, Mikha kembali nanyain lagu Cinta Adalah. Inu Numata dari Sony Music datang dan bilang ke aku kalau Cinta Adalah mau dirilis lagi. Inu setuju lagu itu enak banget kalau dibawain Mikha. Ya udah, aku menyetujuinya. Lagu itu emang terasa adem pas dibawakan Mikha,” papar Alam yang lagu ciptaannya disukai Afgan, Dewi Sandra, Isyana Sarasvati, Sammy Simorangkir , Sheryl Sheinafia, dan lainnya.

(@edofumikooo)