Kamarmusik.net, JAKARTA – Masih muda, punya wajah tampan, dan multi talenta. Pesona ini yang memancar dari penyanyi pendatang baru, Asad Motawh. Di usianya yang baru 16 tahun, penggemar Justin Bieber ini telah eksis sebagai penyanyi, penulis lagu sekaligus gitaris. Tampang unyu-unyu Asad tidak hanya bikin meleleh masyarakat Malaysia, tapi juga mampu memikat hati remaja-remaja Indonesia lewat singlenya yang berjudul “Senyum”.
Cowok yang aktif di social media sejak tahun 2015 ini telah memperkenalkan karya terbarunya yang bisa diintip di kanal YouTube. Sampai berita ini disuguhkan pada Senin (6/11/2017) sore, video musik “Senyum” telah mendapat atensi sekitar 7 juta penonton. Sejak diupload pada 18 Agustus 2017, video musik bertema friendship ini mampu menyedot antusiasme 6.708.342 orang dan dibanjiri sebanyak 7238 komentar.
Popularitas Asad Motawh bisa dipantau via akun Instagram miliknya, asad.motawh yang memiliki jumlah pengikut lebih dari 560 ribu orang. Penggemarnya tak hanya berasal dari negara asalnya Malaysia, namun juga berasal dari Indonesia. Tentu saja, ini terkait lagu “Senyum” yang dihiasi aransemen modern, fun, simpel dan easy listening.
Asad Motawh Senang Bisa Memperkenalkan Lagu “Senyum” Sampai ke Indonesia
Let’s smile and the world smile with you, itulah pesan positif Asad Motawh untuk para penggemarnya. Berkerja sama dengan label Alfa Records di Indonesia, ia berharap lagu “Senyum” terus mendapat respon yang baik di industri musik tanah air.
Pemilik nama lengkap As’ad Ahmad Muhammad Motawh merasa senang tinggal di Indonesia. Cowok yang menyukai sate Padang ini tersanjung melihat kebaikan hati orang Indonesia serta para penggemar barunya.
“Orang-orang di Indonesia sangat baik hati. Kemudian penggemar di sini sangat suportif,” terang Asad Motawh.
Kabar paling anyar adalah penyanyi kelahiran 3 September 2001 ini akan sepanggung bersama 2 penyanyi remaja yang memiliki jutaan penggemar di dunia yaitu Harris J dan Ismail Izzani pada tanggal 11 November 2017 di Kuala Lumpur. Seminggu berselang, tepatnya tanggal 17 November 2017, ia juga menggelar meet and greet bersama para pengagumnya di Singapore.
Kamarmusik.net, JAKARTA – Perlahan tapi pasti, karier musik Dilza terus menanjak. Di usia yang masih terbilang muda, dara kelahiran Padang 16 Februari 2001 ini memiliki suara merdu dan berkarakter. Pesona bintang yang mengalir pada dirinya telah dibuktikan lewat dua single yaitu “Seseorang Dihatimu” dan “Jangan Pernah Selingkuh”.
Kedua lagu tersebut ia rilis di tahun 2017. Lagu yang pertama disebut pada bulan April dan lagu yang terakhir diperkenalkan pada bulan September. Kedua singlenya diciptakan oleh musisi yang sama yaitu Ato, vokalis band Angkasa. Perbedaannya, adalah lagu yang baru ia kenalkan ini adalah hit dari band Angkasa yang kemudian dikemas kekinian dengan balutan aransemen musik Pop RnB.
Lagu ini menurut Ato, memang telah dipersiapkan secara matang untuk Dilza, tentunya atas persetujuan Rahayu Kertawiguna, CEO Nagaswara. Melalui lagu ini, Nagaswara ingin membawa Dilza lebih intens lagi dikenal luas oleh para penikmat musik tanah air. Penyanyi yang terinfluence oleh Ariana Grande ini digadang-gadang akan cepat naik daun, apalagi ia juga mahir ngedance dan bermain instrumen seperti piano dan gitar.
Mengenal lebih dekat sosok Dilza
Nama akte lahirnya adalah Fadila Amalda yang kemudian beken dengan nama panggung Dilza. Memang ia lahir di tanah Minangkabau, namun ia besar di kota Batam. Ketertarikannya pada dunia nyanyi, tercium sejak umur 10 tahun.
Sebelum nyemplung lebih dalam sebagai penyanyi, Dilza pernah berperan di sebuah film horor yang ditayangkan di Singapura. Selebihnya, prestasinya juga mentereng di ranah modelling. Ia pernah meraih Runner Up Bintang Indonesia 2009, Inez Icon 2014, Juara 3 REI IDOL 2015, Juara 2 Inul Vizta Icon 2016, dan Juara 3 Putri Campus 2016.
Putri dari seorang penyelenggara event organizer di kota Batam ini tampil pertama kali di acara launching sebuah motor pada tahun 2014. Setelah itu, banyak acara manggung yang ia lakoni. Bukan hanya sekadar di kandang sendiri di kota Batam, tapi juga ke kota lain seperti Padang, Pekanbaru, Lagoi, Tanjung Balai, Tanjung Pinang, dan lainnya.
Hijrah ke Jakarta
Bergabungnya Dilza dengan Nagaswara tak lepas dari peran Ato Angkasa. Kala itu, ibunya membuat event di kota Batam dengan mengundang penampil yaitu band Angkasa. Saat itu, ada sesi duet Dilza dengan Angkasa. Saat itu juga, Ato yakin bahwa Dilza bisa lebih bersinar kariernya kalau ia mau melebarkan sayapnya di ibukota Jakarta.
Ato pun memboyong Dilza bersama ibunya ke Jakarta dan segera memperkenalkannya ke Rahayu Kertawiguna. Gayung bersambut. CEO Nagaswara tersebut tertarik dan Dilza pun dikontrak oleh Nagaswara sebagai solois.
Tak mau berleha-leha dahulu, Ato bergegas menyiapkan 3 single untuk dinyanyikan Dilza. Dari materi yang disodorkan ke Nagaswara, terpilihlah single “Seseorang Dihatimu” yang menjadi single perdana Dilza. Lagu tersebut bertutur tentang kisah cinta yang dikhianati oleh pasangan yang pura-pura mencintai dan bersandiwara lewat sikapnya. Namun ternyata, dia telah mempunyai seseorang di hatinya.
Kurang lebih inilah lirik single perdana dari Dilza yang telah memiliki 13 ribu lebih pengikut di Instagram.
Senyummu membuatku/ Percaya akan tingkah lakumu/ Baikmu kepadaku/ Menyamarkan kepribadianmu/ Kau sentuh aku dengan dustamu/ Kau permainkan perasaanku/
Aku tahu kamu pura pura memcintaiku/ Tapi tak dengan hatimu/ Ku tahu kamu sebenarnya/ Telah mempunyai seseorang dihatimu/
Senyummu membuatku/ Percaya akan tingkah lakumu/ Baikmu kepadaku/ Menyamarkan kepribadianmu/
Kau sentuh aku dengan dustamu/ Kau permainkan perasaanku//
Lagu yang bisa bikin sedih dan baper ini telah mengundang penasaran 28 ribu lebih penonton YouTube per tanggak 5 Juni 2017. Sampai berita ini diturunkan, Kamis (25/10/2017), videoklip “Seseorang di Hatimu” telah disaksikan sekitarr 40 ribu penonton.
Bagaimana dengan single keduanya? Ternyata, antusiasmenya lebih gokil. Baru 2 minggu diupload, videoklip “Jangan Pernah Selingkuh” telah menyita perhatian lebih dari 65 ribu viewers. Sebuah pergerakan bagus untuk penyanyi pendatang baru. Apalagi ia mampu membuat pangling penonton lewat hentakan musik pop RnB nya.
Kamarmusik.net, JAKARTA – Banyak cara dilakukan musisi untuk memeriahkan perayaan hari ulang tahun kemerdekaan Indonesia ke-72. Salah satu kontribusi positif dilakukan oleh grup band Hybrid dengan menelurkan single berjudul “Indonesia Juara”. Sebenarnya apa sih yang coba disuguhkan oleh band asal Garut, Jawa Barat ini?
Kuintet pengusung musik alternatif pop rock ini mencoba mengingatkan dan mengenalkan kembali indahnya alam Indonesia. Sebagai generasi penerus kemerdekaan, sejatinya para anak muda harus giat untuk menjaga kelestarian alam sekitar. Nah.. lagu “Indonesia Juara” menyuarakan tema agar kita wajib bangga dengan pariwisata di negeri ini.
Memang sudah waktunya anak-anak muda Indonesia bersatu dalam mengisi kemerdekaan. Caranya? Ya sama-sama bergerak untuk mengenalkan keramahtamahan budaya beserta potensi alam keindahan Indonesia kepada dunia luar. Lewat lagu ciptaan Anjar Budiman dan Hadi Winaya ini, Hybrid ingin menegaskan kalau kita semua bersaudara.
Sebelum lanjut, alangkah cihuynya kita kenalan dulu sama mereka. Hybrid terdiri dari Kahfi (vokal), Smith (gitar), Anjar (bass), Dry (gitar), dan Awink (drum). Beberapa bulan lalu, band yang terbentuk pada 11 November 2011 itu merilis single religi berjudul “Kembali Pada Nya”. Kembali ke single baru, apa menu yang bikin lagu ini menjadi seru?
Single “Indonesia Juara”, Wujud Nyata Kecintaan Hybrid Pada Tanah Air
Temukan faktanya di video musik anyar Hybrid. Mereka rela ngebolang membawa genset naik turun bukit ke berbagai lokasi wisata di Garut Selatan seperti Pantai Cibadak, Gunung Geder, Pantai Sayang Heulang, dan lainnya.
Buat kamu yang hobi traveling, video musik ini bisa menjadi rujukan kece. Ternyata banyak lho panorama menawan yang bisa kita nikmati di beberapa tempat wisata di daerah Jawa Barat, khususnya kabupaten Garut. Nggak berhenti di situ. Bray Photowork, selaku pembuat video musik ini, menyisipkan surga keindahan pariwisata Indonesia yang terbentang di Tidore, Aceh, Ternate dan lainnya. Makin kepo kan? Woles, nih Kamar Musik kasih video musiknya.
Wahai anak-anak muda Indonesia, siap-siap deh hati bergetar dan merinding setelah nonton klip “Indonesia Juara”.
Kamarmusik.net, JAKARTA – Nama Baby Shima mungkin masih terdengar asing di industri musik Indonesia. Padahal, figur cewek cantik kelahiran 20 September1992 ini begitu hits di negara tetangga kita, Malaysia. Shima, sapaan akrabnya, telah memiliki 3 single bergenre pop dance: “Tak Sabar”, “Nombor 2”, dan “Lelaki Lama”. Kini, melalui bantuan label Nagaswara, Ratu Smule dari Malaysia itu menyatakan serius ingin berkarier di Indonesia.
Uniknya, Baby Shima berani keluar dari zona nyamannya di ranah pop dance. Demi mengeksplor skill musiknya, pemilik nama lengkap Nor Ashima Ramli itu mencoba terjun ke genre DanceDhut. Sebuah single berjudul “Makan Hati” pun diluncurkan. Bagaimana cara Shima beradaptasi dan melewati kesulitannya dalam cengkok dangdut?
Nggak ada yang susah ketika seseorang punya semangat untuk terus belajar. Saat take vokal di studio Nagaswara, ternyata Baby Shima nggak mengalami kendala. Bahkan ia berhasil menyanyikan lagu tersebut dengan lancar dan bahkan selesai dalam waktu yang singkat. Tentu saja hal ini nggak lepas dari peran Yogi Gaijin, guide sekaligus sang pencipta lagu “Makan Hati” yang telaten memandu gadis kelahiran Johor Bahru itu selama proses rekaman.
Lagu berirama DanceDhut ini sendiri nyurhatin soal pasangan yang selalu berbohong dan pintar bersandiwara. Padahal di belakang sikap manisnya itu, ternyata dia berani selingkuh dengan orang lain. Fans die hard Baby Shima di Malaysia sangat senang idolanya itu mengepakkan karier musiknya di Indonesia. Video lirik lagu “Makan Hati” udah bisa kamu tonton di YouTube. Baru 3 minggu dirilis, videonya telah ditonton sekitar 50 ribu viewers.
Baby Shima Nyaris Bergabung dengan Cherrybelle?
Lompatan karier seseorang tidak ada yang pernah bisa menebak arahnya. Termasuk Baby Shima yang kabarnya pernah dirayu untuk menjadi member girl band Cherrybelle. Rekam jejak ini berhasil Kamar Musik telusuri dari hasil wawancara Shima dengan salah satu media online di Malaysia.
“Itu dah lama sangat lah. Iye dulu pernah dijemput (diminta, red) masuk Cherrybelle,” katanya dengan malu-malu seperti Kamar Musik lansir dari mediawarga.com.
“Saya kan ada kat Malaysia, Cherrybelle itu kan kat Indonesia. Jauh. Tak kan tiap hari kena pergi balik buat latihan. Pasal, Cherrybelle ini kan group. Mesti banyak berlatih,” timbangnya kala itu.
Minat menyanyi Shima terasah sejak berumur 12 tahun. Di Malaysia, ia pernah menggondol penghargaan macam “The Winner of Mangga Star Search tahun 2009”, “The Winner of Bintang Idola Berita Harian tahun 2010”, dan “The Winner of KPOPNya Raya (ASTRO Ria) tahun 2014”. Bukan hanya piawai mengolah suara, Shima juga pintar berakting. Ia pernah membintangi sinetron “Ayam Ribut Syawal” (2014) di salah satu teve swasta di Malaysia.
Apa Iya Andrigo yang Akhirnya Membuat Baby Shima Sering Makan Hati?
Bergabung di sebuah label besar sekaliber Nagaswara, menjadi kebanggaan tersendiri buat pemilik 126 ribu lebih followers Instagram ini. Baby Shima pun berani melawan arus dengan menggeluti genre DanceDhut. Sekarang, ia telah resmi merilis single berjudul “Makan Hati”. Lalu ada hubungan apa ia dengan Andrigo?
Nah.. secara nggak sengaja Shima berkenalan dengan penyanyi solo Nagaswara itu melalui satu aplikasi karaoke online. Tali silaturahmi pun berlanjut. Andrigo yang kemudian berjasa mengenalkan Shima ke Pak Rahayu Kertawiguna. Melihat potensi cihuy yang dimiliki Shima, CEO Nagaswara itu pun bulat untuk mengorbitkan dan menandatangani kontrak Shima menjadi penyanyi solo. Shima pun mendapat dukungan dari masyarakat Malaysia.
Lewat single “Makan Hati”, sahabat Faank Wali ini berharap bisa diterima di hati seluruh pecinta musik Indonesia.
Kamarmusik.net, JAKARTA – Imej DJ seksi sangat melekat pada wanita berambut panjang ini. Setelah memutuskan hijrah dari kota Padang ke Jakarta, Shelda Vaizha mengekspresikan hobi bermusiknya dengan menjadi female DJ. Selama menggeluti profesi FDJ selama 3 tahunan, Shelda telah memiliki banyak penggemar. Namun si cantik kelahiran Padang, 26 April 1987 ini akhirnya banting setir dengan menekuni musik dangdut. Apa alasannya?
“Sejak SMA, aku udah hobi nyanyi lagu-lagu pop dan rock. Seiring perjalanan waktu, ternyata aku duluan berjodoh dengan dunia DJ. Selama 3 tahun aku main di berbagai klub di Indonesia. Makin ke sini, aku gerah melihat banyak DJ seksi dadakan yang rela membanting harga tapi skill nya biasa banget. Dari situ aku ingin coba berkembang deh lewat jalur dangdut yang dibalut dalam kemasan EDM,” beritahu Shelda Vaizha ke Kamar Musik, baru-baru ini.
Kamu bisa buktikan langsung dengan mendengar karya perdana Sheiza berjudul “Sayang Cepat Sayang”. Lagunya lagi lumayan sering lho diputar di berbagai radio. Bahkan menurut tim kreatif Kotak Nada Production, Agoes Blankon, single tersebut nangkrik di chart no 1 selama hampir 1 bulan di Mahkota FM Padang dan Top FM Padang Panjang. Video musik yang mengambil setting di Kemang, Jakarta Selatan, juga udah bisa kamu tonton di YouTube.
Lagu “Sayang Cepat Sayang” diciptakan oleh Ricky Hutagaol dan Dedy Kalis. Single ini nyurhatin tentang seseorang yang udah nggak sabar menunggu sang pujaan hati untuk menyatakan cinta kepada dirinya. Dangdut yang diracik dengan bumbu musik EDM ini membuat lagu yang dinyanyikan oleh DJ seksi ini terasa lebih energik dan berwarna.
“Kalau emang cinta, ayo dong buruan tembak. Jangan pedekate terus. Emang enak apa kalau kita di PHP in melulu,” ceplos Shelda yang Sabtu (8/7) kemarin baru manggung di Kota Padang sekaligus promo tur radio Sumatera Barat.
Imej DJ Seksi yang Dulu Apa Masih Menancap Setelah Ia Putar Haluan ke Dangdut?
“Sayang Cepat Sayang” boleh jadi merupakan ajang pembuktian Shelda Vaizha. Yaaa… jalur musik yang ia pilih sekarang bukanlah dangdut biasa. Sebagai penyanyi yang lumayan makan asam garam di panggung per DJ-an, tentu nggak bisa melupakan influence musik jedag-jedug yang selama ini dihentakkan oleh sang DJ seksi ini.
“Dangdut yang aku suguhkan jelas berbeda. Bukan seperti dangdut yang dibawakan oleh Zaskia Gotik, Ayu Ting Ting, maupun Cita Citata. Genrenya lebih mudah diterima oleh anak muda deh. Iramanya lebih ceria, bukan seperti dangdut klasik pada umumnya,” timpal si cantik yang merupakan putri dari penyanyi senior Emma Abbas.
Selayaknya penyanyi dangdut kebanyakan, ia dituntut harus pandai bergoyang seiring irama lagu-lagu yang dinyanyikannya. Tapiii, Shelda Vaizha mengaku nggak memprioritaskan goyangan seksi pada setiap penampilannya.
“Kalau penyanyi dangdut dibilang seksi, aku tetap akan membawa imej seksi tapi bukan dengan outfit yang terbuka. Musik dangdut ini kan punya kekuatan tersendiri. Meski orang yang mendengarkannya lagi galau, tapi begitu dengar musik dangdut, ia masih bisa berjoget. Semoga lagu ‘Sayang Cepat Sayang’ ini diterima dengan baik oleh penikmat musik dangdut dan bisa memberikan pilihan serta warna baru untuk industri dangdut itu sendiri,” harap Shelda.
Kamarmusik.net, JAKARTA – Bertahun-tahun langganan menjuarai puluhan ajang festival musik, kuintet asal Pekanbaru ini berhasil naik kelas jadi band rekaman. Album bertitel Future ibarat kado terindah persembahan band Respect 86. Masa depan yang diidamkan untuk eksis di industri musik Indonesia, kini berada dalam genggaman. Nah, ini dia cerita lanjutan yang penuh makna gimana perjuangan Respect 86 dalam menembus industri rekaman.
Single keren berjudul “Di Antara Kita” yang bergenre alternatif dipercaya sebagai nomor perkenalan. Setelah tanggal 19 April 2017 track andalan Respect 86 diperdengarkan secara berantai ke ratusan radio tanah air, kini band yang terbentuk tanggal 8 bulan 8 tahun 2008 ini melanjutkan kampanye promo mereka dengan melakukan phoner radio dan visit ke berbagai media online dan televisi. Dont miss it, video musik mereka udah bisa ditonton di YouTube lho.
Menelusuri Jejak Perjuangan Respect 86, Langganan Juara Berbagai Festival Band
Perlu dicatat nih, Respect 86 adalah transformasi dari nama band mereka sebelum ini, yaitu The Future. Sekadar melongok sejarah, The Future lahir karena eratnya hubungan pertemanan antara Dhika dan Diego.
“Aku kenal sama Diego sejak kelas 2 SD dan mulai ngeband bareng sejak kelas 1 SMP. Setelah itu ketemu deh sama Clinton yang merupakan teman SMP kami. Dari situ kami sering jamming di studio sendiri yang sekaligus dijadikan beskem. Kemudian datanglah Enda, yang nggak lain adalah pacar kakak aku. Ternyata dia bisa nyanyi dan bersedia untuk bergabung,” jelas Dhika yang memiliki jiwa toleransi yang tinggi.
Ternyata, ada sisi lain cerita menarik dari sejarah perjuangan Respect 86 yang Kamar Musik kulik dari Diego.
“Jadi waktu itu ada acara pensi di sekolah kami, SMP 5 Pekanbaru. Sementara band ini baru ada aku dan Dhika. Kami bergegas nyari gitaris karena acaranya tinggal seminggu lagi. Ketemu deh sama Clinton, siswa baru pindahan dari kota Duri. Kegalauan berikut adalah mencari vokalis,” beber Diego, personel paling muda sekaligus paling jangkung yang sekilas tampangnya mirip Uki, gitaris band NOAH.
“Vokalis pertama kami namanya Tomi dan vokalis kedua kami bernama Rifki. Belakangan Clinton pengin konsep band ini memiliki 2 gitaris, muncul lah nama Marias. Berhubung kami berlima, tercetus lah nama Five Boys. Waktu mau ikutan festival band di kota Payakumbuh tahun 2010, Marias dan Rifki nggak bisa ikut. Dari situ kami ketemu Bang Enda dan nama band pun berubah jadi The Future,” sambung Diego, model yang mengantongi gelar Semi Finalis L-Men 2014, Goifex Indonesia Fitness Ambassador 2016, dan Juara Favorit Gading Model Search 2017.
Setelah menemukan vokalis yang pas, The Future memberanikan diri ikutan lomba di sebuah acara festival band.
“Pertama ikut festival band ya di Payakumbuh, Sumatera Barat. Penampilan perdana kami langsung dapat juara 2. Tahun-tahun berikutnya, kami rajin ikut festival band dan Alhamdulillah sering menang. Terakhir, kami bikin konsep berbeda dengan penambahan kibordis. Pada tahun 2011, ketemu deh sama Angga,” lontar Enda dan Clinton.
Juara Melulu Tapi Jadi Bulan-Bulanan Bullying, Jleeebhhh… Sakitnya Tuh Di Sini
Perubahan line updari kuartet menjadi kuintet, ternyata membawa aura positif bagi The Future.
“Sebenarnya tahun 2011 itu kami berenam, plus Kevin sebagai additional gitar. Formasi baru ini yang mengantarkan kami jadi juara 1 umum seluruh Sumatera,” celetuk Clinton.
Seringnya nama The Future keluar menjadi juara festival band, membuat para peserta lain jadi iri dan membully mereka. Nggak jarang juga berseliweran tudingan miring kalau kemenangan Enda dan kawan-kawan berkat “bantuan” dari orang dalam yang menjadi panita penyelenggaraevent.
“Iya kami dituduh KKN karena kenal sama jurinya lah, main sogok lah, ini itu lah. Banyak cercaan dan bully dari peserta yang kalah. Sampai berita tersebut beredar luas di social media. Kami yang tadinya sabar dan menahan diri, mau nggak mau harus bikin klarifikasi. Ternyata setelah dikroscek langsung ke panitia, yang menuduh kami pun pada malu sendiri karena memang nggak terbukti. Mereka pun segera meminta maaf atas perbuatannya,” urai Enda.
Banyak bahkan teramat banyak kisah dan perjuangan Respect 86 waktu mengikuti berbagai lomba di festival band.
“Kalau ingat zaman festival band, kami bersyukur udah jalan sampai sejauh ini. Kalau ada festival di Padang, misalnya. Dari Pekanbaru, siangnya kami berangkat ke Padang dengan masih berseragam sekolah. Kami mulai manggung jam 8 malam. Selesai manggung, dapat juara, malam itu juga balik lagi ke Pekanbaru karena jam 5 pagi udah harus mandi untuk kembali beraktivitas di sekolah,” ratap Dhika, anak kelima dari enam bersaudara ini.
Membulatkan Tekad Untuk Merantau dan Melanjutkan Perjuangan di Jakarta
Tahun 2012, Clinton memutuskan untuk kuliah di Jakarta. Personel The Respect pun tinggal 5 orang. Mak Nanan, orang paling setia dan berjasa dalam band ini menanyakan komitmen apakah mereka bersedia hijrah ke Jakarta? Setelah rembukan, pada tahun 2013 berangkat lah seluruh personel band ini ke ibukota, kecuali Kevin sang additionalgitar, yang memutuskan tetap staydi Pekanbaru.
Pola pikir mereka terus berkembang. Mau sampai kapan jadi band festival terus? Apa nggak mau jadi band rekaman yang karyanya bisa didengar di seluruh pelosok negeri? Mereka bulat ingin naik kelas. Materi lagu untuk rekaman mulai dicicil, sambil masih mengikuti berbagai festival band di Jakarta dan di luar Pulau Jawa. Festival band pasti akan ada terus dan nggak akan pernah ada habisnya. Terakhir, mereka mengikuti festival band pada tahun 2015.
Ketika rekaman, mereka mengubah nama The Future menjadi Respect 86. Nama tersebut memiliki makna filosofis siap untuk saling menghormati dan menghargai satu sama lain.
“Kalau mau maju, kami nggak bisa terus berada di daerah. Kami harus merantau untuk melanjutkan perjuangan Respect 86. Lewat single ‘Di Antara Kita’ dan album Future, kami berharap bisa mengenalkan karya musik ini secara luas ke seluruh masyarakat Indonesia dan juga dunia,” harap Dhika.
Kamarmusik.net, JAKARTA – Cewek jadi pemain bass? Uhmm… nyentrik sih. Tapi bukannya, instrumen gitar bass ini lebih cocok dimainkan oleh cowok ya? Bobot bass kan lumayan berat tuh, belum lagi senarnya yang gendut berpotensi banget bikin kulit jari cewek jadi nggak mulus. Itu pemikiran mainstream sih. Semakin hari tambah rame kok cewek yang penasaran dengan profesi bassist. Biar asyik, kita ngobrol lebih jauh yuk sama Sheila Permatasaka.
Cewek kelahiran Jakarta, 4 Maret 1984 ini mulai curi-curi pandang dengan instrumen bass sejak ia SMP.
“Pertama suka instrumen ini sejak SMP. Mulai menekuni secara profesional ya ketika aku kuliah,” tutur Sheila.
Mengulik bass secara otodidak bukan perkara sepele. Sheila Permatasaka pun mengakui secara terus terang.
“Awalnya nyoba untuk otodidak, tapi pada satu titik aku merasa mentok. Aku putuskan untuk belajar di Farabi Music School. Waktu itu aku belajar sama Mas Indro Hardjodikoro dan Adi Darmawan,” kenangnya.
Apa Iya Bass Itu Melulu Jadi Dunia Cowok? Begini Jawaban Sheila Permatasaka
Kalau udah menyerempet soal gender, memang sih profesi bassist mayoritas lebih dikuasai oleh cowok.
“Menarik sih kalau kita berada di situasi seperti ini. Tapi semua itu kan bisa disiasati. Caranya, kita harus bisa membuktikan kalau cewek pun bisa bermain bass sebaik cowok. Ya berusaha semaksimal mungkin aja untuk menguasai instrumen ini dengan baik. Bass itu elemen penting dalam bermusik yang penekanannya ada di ryhtim sama groove,” urai cewek yang pernah terlibat di proyek Baim Trio ini.
Pandangan sebelah mata banyak orang terhadap bassist cewek, bisa dijungkirbalikkan oleh Sheila.
“Dari awal sampai sekarang, aku terus konsisten jadi pemain bass. Aku bisa melakukan dan menunjukkan ke orang banyak bahwa bermain bass itu menyenangkan. Cewek itu sebaiknya nggak melulu harus di jalur mainstream. Yakin deh, kamu bisa hidup sebagai bassist. Bertahun-tahun main bass, aku bisa membeli rumah dan mobil sendiri. Bahkan bisa manggung ke berbagai benua di dunia,” papar cewek berusia 33 tahun ini.
Sheila Permatasaka dan Mimpinya Memiliki Album Solo
Biar kamu, cewek-cewek makin terbuka pemikirannya dan mudah-mudahan tergerak menjadi pemain bass, Kamar Musik bisa nambahin referensi kece tentang bassist cewek Indonesia nih. Sebut saja Chua ‘Kotak, Nissa Hamzah ‘Omellete’, sampai Prinzes Amanda a.k.a Icez ‘The Rock’. Belum lagi sederet bassist teope dari luar negeri.
Mulai dari Aina Yamauchi (bassist grup band Silent Siren dari Jepang), Doris Yeh (bassist dari Taiwan Symphonic Black Metal Chothonic Band), sampai Anna Sentina. Nama yang terakhir disebut menarik karena sangat populer di YouTube. Cewek kelahiran 16 September 1994 ini udah tampil di seluruh berbagai tempat mentereng macam Whiskey A Go Go, the Viper Room, the Mint, SOMA San Diego, the Hard Rock Cafe dan the House of Blues.
Kembali ke Sheila. Bassist terbaik di ajang Festifal Budaya Jakarta (2004) ini juga tergabung bersama Jeane Phialsa (drum) dan Rieke Astari (piano) dalam grup Starlite, pemenang Jazz Goes to Campus Competition (2004). Bersama Starlite pula, ia telah melepas sebuah album digital berjudul Our Journey.
Yang nggak kalah menarik, Sheila Permatasaka lagi serius untuk merampungkan album solonya lho.
“Iya, mohon doanya ya untuk album solo ini. Formatnya lebih dititikberatkan di bass dan ada juga nuansa orkestrasinya. Nggak cuma instrumental, rencananya ada juga penyanyinya yang membawakan lagu aku. Belum ada gambaran sih siapa yang mau nyanyi. Sampai saat ini aku masih nyari yang paling pas,” terang Sheila.
Waahhh, barangkali ada pembaca setia Kamar Musik yang bisa membantu Sheila tuh. Semoga lancar albumnya ya…
Kamarmusik.net, JAKARTA – Bertahun-tahun langganan menjuarai puluhan ajang festival musik, kuintet asal Pekanbaru ini akhirnya naik kelas jadi band rekaman. Album bertitel Future ibarat kado terindah persembahan band Respect 86. Masa depan yang diidamkan untuk eksis di industri musik Indonesia, kini berada dalam genggaman.
Sebagai nomor perkenalan, band yang terbentuk tanggal 8 bulan 8 tahun 2008 ini menyuguhkan single keren berjudul “Di Antara Kita”. Tanggal 19 April 2017 kemarin, track andalan Respect 86 diperdengarkan secara berantai di ratusan radio seluruh tanah air. Video musiknya pun udah bisa dinikmati bareng-bareng di YouTube. Bahkan 9 materi lagu bergenre modern rock yang mejeng di album Future juga udah bisa didonlot secara legal di iTunes.
Kenalan Yukss Sama Personel Band Respect 86
Sebelum mengulas kisah tersembunyi di balik single “Di Antara Kita” dan lagu-lagu lain di album Future, Kamar Musik mau ajak kamu kenalan sama member Respect 86. Mereka adalah Hendra Rifan Novianto a.k.a Enda (vokal), Wahyu Clinton a.k.a Clinton (gitar), M. Diego Afisyah a.k.a Diego (bass), Andhika Putra Nugraha a.k.a Dhika (drum), dan Hendri Triswandi a.k.a Angga (kibor). Gaya musik mereka terinfluence dari genre alternatif dan modern rock.
Enda, misalnya. Cowok kelahiran Pekanbaru, 13 Desember 1989 ini terinspirasi oleh Armand Maulana ‘GIGI’, Jared Letto ‘Thirty Seconds to Mars’, Chris Martin ‘Coldplay’, dan Danny O’ Donoghue ‘The Script’. Sementara, Dika lebih terpengaruh oleh para pendekar di scene Electronic Dance Music. Cowok kelahiran Pekanbaru, 6 Januari 1995 ini mengagumi Hardwel, Zedd, dan Cash Cash.
Gimana dengan Diego? Cowok kelahiran Medan, 15 Agustus 1995 yang aktif di dunia modelling ini terpengaruh musik Coldplay, Red Hot Chili Peppers, The Script, dan band Jepang One Ok Rock. Sebelas dua belas sama Angga. Cowok kelahiran Rengat, 31 Mei 1989 ini terinfluence oleh musisi Negeri Matahari Terbit macam Kitaro, Light Bringer, dan Abingdon Boys School. Kalau Clinton condong ke ranah british. Cowok kelahiran Pekanbaru, 19 November 1994 ini terpengaruh oleh Coldplay, One Republic, Ed Sheeran, sampai Zayn Malik.
Kisah di Balik Lagu “Di Antara Kita” yang Suerrr Bikin Baper
Pasti ada alasan kuat mengapa track “Di Antara Kita” terpilih sebagai single jagoan. Selidik punya selidik, ini real story dari drama cinta LDR sang vokalis. Bikin kepo kan?
“Ini benar-benar pengalaman pribadi aku pada tahun 2011. Waktu itu pacarku, Amanda, lagi kuliah di Singapore. Ada sebuah masalah yang menyebabkan kami jadi mis komunikasi. Di tengah kegalauanku, ada cewek lain yang mengisi kehampaan itu. Hubungan kami pun semakin erat sampai akhirnya aku dan dia jadian,” kenang Enda.
Para pejuang LDR pasti pernah deh mengalami momen galau kayak gini. Merajut cinta dari jarak jauh, emang gampang-gampang susah. Antara menjaga kesetiaan dan godaan perselingkuhan yang menjadi ujian berat.
“Ternyata aku sadar bahwa cewek itu hanya pelarian dalam kesendirian. Hubungan kami pun hanya bertahan selama sebulan. Setelah Amanda kembali ke Indonesia, aku berusaha menguatkan kembali hubungan kami yang sempat renggang. Apalagi Amanda merupakan pasangan yang telah mendampingi aku dengan setia selama bertahun-tahun. Dari awal ngeband sampai sekarang kami telah memiliki album,” curcol Enda.
Ilmu dan pesan penting nih buat kita semua. Mendua itu cuma kesenangan sesaat dan pelarian itu bikin hubungan jadi berantakan. Ketika muncul orang ketiga, pastikan langkahmu secara matang. Tetap setia atau nekat mendua?
Sederet Nama Musisi Beken yang Ikut Berkontribusi di Album Future
Sebagai pendatang baru di industri musik Indonesia, Respect 86 udah well prepared. Kehadiran mereka nggak hanya bermodalkan satu single doang. Belasan amunisi terbaik siap dihidangkan. Setelah proses seleksi, mereka bulat memutuskan kalau debut album mereka berisikan 9 lagu. Di antaranya adalah “Wanita Terbaik”, “Hanya Kamu”, “Kagum”, “Arti Hidupku”, “Masih Cemburu”, “Dan Hilang”, “Temukan Aku”, “Di Antara Kita”, dan “Kau Luar Biasa”.
Keunikan lain album ini, ada lagu yang dibuat di Pekanbaru dan juga di Jakarta. Lagu yang direkam di kampung halaman adalah “Masih Cemburu”, “Dan Hilang”, “Arti Hidupku”, dan “Kau Luar Biasa”. Sisanya direkam di Jakarta.
“Proses rekaman debut album ini kurang lebih memakan waktu setahun yaitu mulai tahun 2014 sampai 2015. Awal-recording, kami banyak beradaptasi supaya ego bermusik selama di festival nggak terbawa saat rekaman untuk kebutuhan industri. Kami harus cerdas meramu musik yang tadinya kencang dibikin jadi lebih smooth,” jelas Dhika.
Oh iya, music director Respect 86 pun berbeda. Kalau di Pekanbaru, mereka dikawal oleh Rizon. Sementara di Jakarta, mereka dibimbing oleh Budhy Haryono. Supaya nggak terlihat pincang, ke-9 lagu tersebut di balance kembali di Royale Studio, Jakarta. Untuk proses mixing dan mastering, Respect 86 memercayakannya pada Indra Q.
Nama besar musisi lain yang dilibatkan dalam rekaman album Future adalah Sandy Canester dan Alam Urbach.
“Kami juga dibantu Sandy Canester. Dia jadi vocal director untuk lagu ‘Di Antara Kita’ dan ‘Temukan Aku’. Sementara Alam Urbach mengisi part DJ untuk lagu ‘Temukan Aku’. Kami masih kaget dan nggak terpikir terjun sampai sejauh ini. Bertahun-tahun jadi band festival, sekarang bisa merekam karya-karya kami dalam sebuah album. Sebuah penantian panjang dari tahun 2008 sampai sekarang dengan personel yang sama,” imbuh Enda.
Makin seru ya cerita perjuangan mereka? Biar nggak penasaran, tongkrongin bagian ke-2 di artikel berikutnya yaaa.
Kamarmusik.net, JAKARTA – Kali ini giliran Kamar Musik ajak kamu untuk berkenalan sama saksofonis berwajah tampan yang langganan mejeng di program The Comment NET TV. Yupsss, namanya Damez Nababan. Banyak fakta cihuy yang wajib kamu ketahui dari cowok berdarah Batak yang lahir di Batam pada tanggal 18 November 1988 ini. Yuks ah kita telusuri bersama jejak musikalitas sang pemilik akun Instagram dameznababan ini.
Nama lengkapnya Dame Pance Christian Nababan. Sejak SD, ia mulai penasaran dengan gitar. Sebelum nyemplung menekuni saksofon saat ia sekolah di SMKN SMM Yogyakarta, Damez Nababan juga memainkan flute dan bass.
Ini Dia Rekam Jejak Musikalitas Damez Nababan
Dari berbagai sumber hasil penelusuran, kamu bakal tercengang kalau melihat jam terbang saksofonis tampan ini. Selama 11 tahun, Damez Nababan telah wara-wiri di berbagai pertunjukkan musik. Prestasinya sebagai pemain saksofon profesional dan anak band pun terbilang mengkilap. Nih Kamar Musik ungkap fakta-fakta kerennya…
Music Performances
Orchestra
SMM Orchestra: Tantowi Yahya di Grand Melia Hotel dan New Year’s Eve di Horison Hotel (2006).
Lampung Orchestra: RRI Lampung (April 2007).
Vista Surya Orchestra: Ruth Sahanaya di Akpol Semarang dan AB Three di GOR Temanggung (2007).
Indonesian Wind Orchestra: Konser di Taman Budaya Yogyakarta, Perigatan Hari Sumpah Pemuda di TMII, bersama Idris Sardi (violin master) dan Andre Hehanusa di TMII (Oktober 2008).
Study Symphony Band: Konser di Taman Budaya Yogyakarta (November 2008).
Gita Bahana Nusantara: Upacara Peringatan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia di Istana Merdeka Jakarta (17 Agustus 2008).
Archipelago Orchestra: Ruth Sahanaya.
Band Festivals
1st winner SMAN 3 Music Festival (2007).
Runner up Yamaha Asean Beat Wilayah Yogyakarta dan Semarang (2006).
Runner up Indie Music (2006).
Yamaha Asean Beat favorite band (2007).
1st winner Yamaha Asean Beat Jakarta region (Agustus 2009).
1st winner Yamaha Asean Beat National (Agustus 2009).
1st winner Tokyo Band Summit vs Asean Beat di Yokohama, Jepang (November 2009).
The Best Player Unlimited Band Festival di Bandung (2010).
Individual Experiences
Part of Lian Panggabean Quartet for Bandung World Jazz (2009).
Participating at Java Jazz International Festival since 2009 with various artists.
Saxophonist for Harry Toledo for Bekasi Jazz Festival (2009).
Brass Section for Trio Lestari (Glenn Fredly, Tompi, dan Sandy Sondhoro, 2011).
Brass Section for Otti Jamalus Big Band in performance with Rossa and Elfa’s Singers (2011).
Saxophonist for Lala Suwages at Soulnation, Locafore Jazz Festival and local events.
Saxophonist for Tompi at Jazz Traffic Surabaya 2011 and local events.
Saxophonist for Glenn Fredly at Jazz Goes to Campus 2011 and local events.
Brass Section of Yance Manusama’s Funky Thumb performing at RW Lounge Kemang and Ancol (2011).
Indra Lesmana’s Jazz Tronika Project performing at RW Lounge.
Saxophonist for several Indonesian Idol’s local events (off-air performances).
Saxophonist for AIRS (All Indonesian Rock Star) at Bekasi (2011)
Saxophonist for Trio Lestari at Melbourne, Australia (April 2012).
Saxophonist for Tompi dan Glenn Fredly at Jazz Gunung (2012).
Brass section of Ari Lasso “Kisah Kita” (2012).
Saxophonist for Tompi at Brisbane, Australia, (September 2012).
Brass section of D’masiv at Java Jazz (2013).
Brass section of KOTAK at Java Jazz (2013).
Saxophonist for Afgan at Java Jazz (2014).
Dari data yang dihimpun sampai tahun 2014 aja udah gokil parah kan? Sekadar tambahan, Damez Nababan juga pernah tergabung di grup band Throne yang terbentuk pada medio 2008. Band bergenre pop initelah merilis album rohani berjudul Come. Damez bahu membahu bersama Alvin Kurniawan (vokal), Johnwill Dama (gitar), Ricky Edward (kibor), Toby Putra (bass), dan Luke B Santoso (drum).
Saxx in the City, Kolaborasi 4 Saksofonis dengan Skill yang Menghipnotis
Eksplorasi musik Damez Nababan pun terus menerobos tanpa batas. Setelah ngeband bersama Fusion Stuff dan Dud n Dudes, ia pun memberitahu nama proyek terbaru yang udah jalan sekitar setahun terakhir yaitu Saxx in the City. Kuartet saksofonis ini terdiri dari Damez Nababan, Tommy Pratomo, Bayu Isman, dan Nicky Manuputty.
“Iya sekarang saya aktif di Saxx in the City. Bulan Mei nanti, grup band ini genap setahun,” beritahu Damez.
Berawal dari sering nongkrong bareng, mereka pun kemudian menyatukan komitmen untuk membuat karya.
“Proyek ini awalnya nggak sengaja. Ceritanya kami berempat sering nongrong bareng. Lalu kepikiran seru juga kalau para pemain saksofon ngeluarin karya yang fokusnya instrumental. Kami manggung tanpa memakai vokal. Nekat aja, modal sendiri. Setengah tahun pertama kami manggung di 11 kafe di Jakarta dan antusiasmenya bagus. Kami pun memberanikan bikin penawaran untuk tur ke beberapa kota, responnya beneran luar biasa banget,” ceplos Damez.
Dari hasil pantauan Kamar Musik di akun Instagram saxxinthecitymereka cukup sukses lewat Jawa Bali Tour 2017. Damez dan kawan-kawan berhasil memukau penonton di kota Malang, Surabaya, Solo, Bali, dan Jakarta.
“Orang makin kenal lagi sama Saxx in the City. Efek positifnya kami pun bikin single berjudul ‘In the Night’ yang rilis tanggal 31 Maret kemarin. Di lagu ini kami featuring sama Teza Sumendra,” lontar cowok yang juga terlibat di berbagai proses rekaman Nidji dan Calvin Jeremy.
Untuk kebutuhan song list di panggung, Saxx in the City melantunkan lagu-lagu yang lagi hits dan kekinian. Mereka juga membawakan lagu milik personelnya seperti Nicky Manuputty dan Tommy Pratomo. Seru banget deh kalau kamu melihat langsung bagaimana harmonisasi dan teknik memecah suara yang diperagakan oleh keempat saksofonis ini. Tonton deh karya-karya mereka yang ada di Instagram dan YouTube. Sukses terus ya bro Damez…
Kamarmusik.net, JAKARTA – Apa sih godaan terhebat dalam menjalani pernikahan? Yupss, perselingkuhan! Di satu sisi, mungkin selingkuh bisa membuat hati nyaman. Di sisi lain, nggak ada tuh istilah selingkuh bisa selamanya aman. Suatu saat pasti akan terbongkar dan ujungnya pernikahan jadi berantakan. Lewat lagu “Setaman”, Via Nabila curhat abis soal tema perselingkuhan.
Setaman yang dimaksud ini kependekan dari selingkuh tapi tetap aman. Lagu Via Nabila udah rame banget diputar di berbagai radio Indonesia. Bahkan banyak pendengar radio yang udah request lagu ini. Mungkin karena lirik lagu “Setaman” ini nyantol dengan kisah percintaan hampir semua orang.
Seperti apa sih lirik lagu bergenre dangdut modern ini, nih Kamar Musik kasih penggalan reffrain-nya
Ya sudah kita main setaman saja/ Biarlah selingkuh asalkan tetap aman/ Jangan sampai ketahuan sama pacarmu/ Kamu suka ku suka jalani saja/
Kita setuju main setaman saja/ Biarlah selingkuh asalkan tetap aman/ Sudah terlanjur kita suka sama suka/ Masalah jodoh biar Tuhan yang bicara//
Via Nabila, Ada Hubungan Famili Sama Elvy Sukaesih dan Ahmad Albar
Lahir di lingkungan keluarga musisi, kenapa baru sekarang Via Nabila terjun menjadi penyanyi? Ternyata, semua ini dilakukan karena ia nggak mau pendidikannya terbengkalai. FYI, cewek berdarah Arab-Turki ini adalah lulusan S 2 Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Ketika ia telah menuntaskan studi pasca sarjana, baru deh Via mulai memikirkan celah baru untuk kariernya di entertainment.
“Semua berawal dari iseng-iseng. Sejak kecil, aku udah hobi nyanyi. Mungkin aku menurunkan darah seni dari papa. Kenapa nggak dari dulu? Apalagi aku masih saudara dekat dengan Umi Elvi Sukaesih, Ahmad Albar, dan Camelia Malik. Itu tadi, kesempatannya baru datang sekarang. Begitu masuk dapur rekaman, baru terasa deh enaknya dunia tarik suara,” papar bintang iklan dan aktris FTV ini.
Kalau saja Via Nabila serius nyanyi sejak kecil, bukan tidak mungkin ia akan mendapat banyak kemudahan lewat mentoring dari Elvy Sukaesih. Sekarang, apa kamu nggak ingin mencoba belajar?
“Siapa sih penyanyi dangdut yang nggak pengin diajarin olah vokal sama Umi Elvy? Aku pun berharap demikian, tapi nggak berani ah secara umi itu diva dangdut. Apalagi denger-denger Umi Elvy galak kalau ngajarin orang nyanyi,” imbuh anak ke-2 dari 3 bersaudara ini.
Mengapa Harus Nyemplung di Genre Dangdut? Ini Alasan Keren Via Nabila
Single “Setaman” itu intinya lebih mengulas soal masalah jodoh adalah Tuhan yang menentukan. Cerita tentang sepasang kekasih yang saling mencintai. Si cewek sudah tahu dan memaklumi kalau cowoknya itu udah mempunyai pacar. Kekuatan cinta lah yang akhirnya membuat mereka tetap merajut asmara meski itu dilakukan secara sembunyi-sembunyi.
“Alhamdulillah, meski ini single pertama, tanggapan dari masyarakat sangat bagus. Keluarga, terutama papa pun sangat mendukung. Dangdut modern ini, job nya sangat menjanjikan. Teman aku, orang Amerika yang lama bermukim di sana aja bisa menyanyikan lagu dangdut, meski terbata-bata. Kalau orang luar negeri aja suka dangdut, masak kita malah nggak suka?” tutur Via Nabila.
Selain “Setaman”, Via Nabila yang disebut-sebut mirip sama Arumi Bachsin ini masih memiliki 2 lagu lain. Judulnya? Ia masih merahasiakannya. Yang pasti, cewek yang ultah setiap tanggal 15 Juli ini bakal menerobos segala jenis tantangan dan hambatan demi fokus di industri tarik suara.
“Aku terjun ke entertainment sejak umur 5 tahun. Orang-orang lebih mengenal aku sebagai pemain FTV. Lewat lagu ini, aku berharap masyarakat bisa menerimaku sebagai penyanyi. Untuk berikutnya, aku nggak menutup kemungkinan bisa berduet dengan penyanyi pria,” jelas cewek yang juga berharap bisa melanjutkan studinya dengan mengambil program S 3 di Ilmu Hukum.