Arsip Tag: Yogyakarta

9 Lagu Sheila on 7 Ini Mampu Menghiburmu Saat Galau Maupun Bahagia

Kamarmusik.net, JAKARTA – Lagu-lagu Sheila on 7 emang selalu jadi favorit deh, baik itu anak muda sampai orang dewasa. Band yang udah 20 tahun berkarier di industri musik tanah air ini udah menghasilkan lebih dari 100 lagu. Sebagian besar karya Duta, Eross, Adam, dan Brian sukses menjadi hits.

Super band Indonesia yang ultah setiap tanggal 6 Mei ini telah menghasilkan 10 album. Mulai dari  album Sheila 0n 7 (1999), Kisah Klasik Untuk Masa Depan (2000), 07 Des (2002), OST 30 Hari Mencari Cinta (2003), Pejantan Tangguh (2004), The Very Best of Sheila on 7: Jalan Terus (2005), 507 (2006), Menentukan Arah (2008), Berlayar (2011), dan Musim yang Baik (2014). Sheilagank pun tumbuh menjamur sampai ke luar Indonesia.

Lagu-lagu dari 4 musisi Yogyakarta ini emang cocok untuk jadi mood booster. Untaian liriknya sangat menyentuh dan terasa nyantol untuk segala epidose kehidupan. Pas buat yang lagi galau membahana atau yang lagi berbahagia.

Anugerah Terindah yang Pernah Ku Miliki (Lagu Sheila on 7 di Album Sheila on 7)

9 Lagu Sheila on 7 Ini Mampu Menghiburmu Saat Galau Maupun Bahagia

Lama mencari dan menanti, akhirnya kamu punya belahan hati. Siapa yang nggak tersanjung kalau ada orang yang menyebut kamu sebagai anugerah terindah nya. Saat lagu ini pertama mengudara di radio, banyak cewek langsung baper. Padahal “Anugerah Terindah yang Pernah Kumiliki” bukan single utama di album perdana Sheila on 7.

Lagu ini mulai digandrungi setelah didapuk menjadi OST layar lebar berjudul Love. Sesuai dengan judul lagunya, lagu ini menyiratkan ungkapan terbesar seorang pria terhadap wanita yang dicintainya. Seorang wanita yang punya pengaruh begitu besar di dalam hidup dan masa depan.

Sephia (Lagu Sheila on 7 di Album Kisah Klasik Untuk Masa Depan)

9 Lagu Sheila on 7 Ini Mampu Menghiburmu Saat Galau Maupun Bahagia

Mungkin kamu mengira lagu ini cerita tentang seseorang yang memiliki kekasih gelap. Ternyata lagu ini tidak sesederhana itu. Lagu ini diciptakan Eross khusus untuk menghormati seorang penggemar berat Sheila on 7 yang telah meninggal.  Di malam hari ketika Eross sibuk mencari inspirasi, tiba-tiba telefon rumahnya berdering.

Di ujung telefon, seorang gadis bercerita tentang kesedihannya. Nama gadis itu, Sephia. Saking penasarannya, Eross mencari tahu di mana rumah Sephia. Ternyata Sephia mengalami kecelakaan dan nyawanya nggak tertolong. Lagu ini persembahan Eross untuk seorang penggemar yang pengin banget bertemu Sheila on 7 tapi belum kesampaian.

Seberapa Pantas (Lagu Sheila on 7 di Album 07 Des)

9 Lagu Sheila on 7 Ini Mampu Menghiburmu Saat Galau Maupun Bahagia

Nggak dipungkiri kalau lagu ini makin mengantarkan Sheila on 7 ke puncak popularitasnya. Lagu “Seberapa Pantas” bercerita tentang seorang pria yang meminta ketegasan pada kekasihnya. Apakah wanita tersebut sanggup menghadapi ribuan rintangan saat menjalin hubungan dengannya? Di tengah kegundahan dan keraguan, pada akhirnya pria itu yakin bahwa wanita ini yang pada akhirnya pantas untuk dipilih.

Keunikan di balik proses pembuatan video musik lagu ini, Duta kemudian bertemu dengan model video musik “Seberapa Pantas” yaitu Adelia Lontoh. Setahun berselang, pada tahun 2003, keduanya mantap menikah.

Pemuja Rahasia (Lagu Sheila on 7 di Album Pejantan Tangguh)

9 Lagu Sheila on 7 Ini Mampu Menghiburmu Saat Galau Maupun Bahagia

Kalau kamu suka sama seseorang, ngapain harus dipendam-pendam? Bilang aja terus terang. Soal ditolak, itu urusan belakangan. Lagu “Pemuja Rahasia” ini emang jleebh banget. Liriknya menceritakan tentang seseorang yang suka sama orang lain tapi nggak pernah berani untuk mengungkapkan isi hatinya.

Hasilnya, kamu cuma bisa mengagumi dia dari kejauhan. Kamu hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk dia. Risiko cinta seperti ini, kamu hanya bisa berharap dalam hati. Syukur-syukur dia bisa menangkap apa yang kamu rasakan.

Yang Terlewatkan (Lagu Sheila on 7 di Album Menentukan Arah)

9 Lagu Sheila on 7 Ini Mampu Menghiburmu Saat Galau Maupun Bahagia

Lagu ini punya lirik yang menyentuh buat mereka yang dulunya pernah memiliki seseorang yang sangat kamu sayang. Lagu ini mengisahkan tentang seseorang yang mengakui kesalahannya terhadap orang yang dicintainya.

Meski si dia telah dimiliki orang lain, tapi kamu masih menganggap orang itu sebagai salah satu yang terbaik di hidup kamu. Emang sih lagunya galau abis, apalagi kalau wajah sang mantan selalu terbayang sampai sekarang. Udah sih, lupakan masa lalu. Doa kan saja yang terbaik untuknya, meski si dia telah meraih kebahagiaanya bersama orang lain.

Hari Bersamanya (Lagu Sheila on 7 di Album Berlayar)

9 Lagu Sheila on 7 Ini Mampu Menghiburmu Saat Galau Maupun Bahagia

Lagu ini merupakan album ke-7 Sheila on 7. Eross dan kawan-kawan memilih judul Berlayar untuk album yang dirilis pada tahun 2011. “Hari Bersamanya” bercerita tentang seorang pria yang memohon kepada Tuhan untuk melancarkan satu hari yang spesial dengan wanita yang dicintainya.

Nggak heran kalau lagu ini beneran asyik diputar di saat hari pernikahan. Lagu ini mewakili sudut pandang calon suami yang berharap di hari bersejarah seumur hidupnya nanti, ia diberi kelancaran dan kemudahan untuk menikahi secara sah wanita yang selama ini dicintainya.

Lapang Dada (Lagu Sheila on 7 di Album Musim yang Baik)

9 Lagu Sheila on 7 Ini Mampu Menghiburmu Saat Galau Maupun Bahagia

Segala kejadian, segala peristiwa, pasti ada hikmahnya. Lagu “Lapang Dada” mengajarkan kamu untuk selalu positif thinking. Lagu Sheila on 7 di ini terkesan sederhana, namun kuat banget di bagian reffrain nya. “Lapang Dada” sempat menjadi Trending Topic World Wide di Twitter di awal rilisnya lagu ini.

Menurut Eross, lagu ini menyiratkan pesan bahwa ada hal-hal yang emang kita gak kuasa untuk mengubahnya. Untuk itu setiap orang harus bisa berbesar hati dan belajar menyikapi segala masalah berat dengan lapang dada.

Saat Aku Lanjut Usia (Lagu Sheila on 7 di Album 07 Des)

9 Lagu Sheila on 7 Ini Mampu Menghiburmu Saat Galau Maupun Bahagia

Cinta sejati adalah cinta yang nggak pernah lekang oleh waktu. Jangan hanya mencintai seseorang ketika orang tersebut masih muda. Ketika kulit sama-sama sudah keriput pun, kekuatan cinta harus tetap terjaga. Lagu ini menyuarakan pesan kalau cinta abadi itu adalah mencintai seseorang sampai akhir hayatnya.

Lagu ini pilihan yang tepat untuk merayakan momen pernikahan perak atau emas. Melalui aransemen yang nuansa country nya kental, Sheila on 7 mampu membuat pasangan yang telah lanjut usia kembali seperti anak muda lagi.

Itu Aku (Lagu Sheila on 7 di Album Pejantan Tangguh)

9 Lagu Sheila on 7 Ini Mampu Menghiburmu Saat Galau Maupun Bahagia

Barisan lirik dalam lagu ini mungkin menggambarkan kamu banget. Lagu ini bisa diterjemahkan dalam berbagai cerita, salah satunya tentang hubungan jarak jauh atau bahasa bekennya LDR. Lagu “Itu Aku” bercerita tentang seorang pria yang berusaha meyakinkan pasangannya.

Seberapa jauh wanita itu pergi, seberapa lama wanita itu terpisah dengannya, pada akhirnya dia akan pulang ke pelukan si pria itu juga. Lagu berirama mellow ini dulunya sering berseliweran sebagai theme song di salah satu sinetron yang tayang di teve swasta.

(@edofumikooo)

Mencoba Mengerti Fase Molor Panjang Munculnya Album Ke-6 Shaggydog

Kamarmusik.net, JAKARTA – Kalo ada band Indonesia keren yang tetap konsisten, Kamar Musik nggak ragu menyebut nama Shaggydog. Bayangkan, grup band asal Yogyakarta ini udah berkarier dengan mengusung genre musik reggae selama hampir 2 dekade. Penggemar fanatik karya-karya mereka nggak hanya tersebar luas di Indonesia, tapi juga mewabah sampai ke benua Amerika dan Eropa. Urusan go international? Jangan ditanya lah ya.

Shaggydog udah puluhan kali menjelajah panggung-panggung besar di Eropa. Terakhir, mereka menghentak di festival musik internasional South by South West (SXSW) di Austin, Texas, Amerika Serikat, pada pertengahan bulan Maret 2016 lalu. Dalam festival tersebut, Shaggydog perform sebanyak 2 kali, yaitu tanggal 17 Maret di Flamingo Cantina, dan tanggal 19 Maret di Russian House.

Jejak perjalanan Heru, Richard, Raymond, Bandizt, Lilik, dan Yoyo kemudian direkam lewat sebuah film dokumenter berjudul Shaggydog Goes SXSW 2016. Video berdurasi 20 menitan itu hasil karya Boris, videographer Malaria House. Video itu mengcapture perjalanan di balik panggung, mulai dari keberangkatan sampai aksi membagikan flyer jadwal gig di jalanan. Shaggydog juga bertemu langsung dengan praktisi musik dan film kelas dunia. Mereka sempat bertukar pikiran dengan Baauer, produser lagu Harlem Shake dan bertemu tim produksi film City of God.

Untuk bisa tampil sebagai band undangan dalam festival sekaliber SXSW itu nggak gampil lho. Shaggydog terpilih dari 8000-an demo lagu yang masuk ke pihak penyelenggara festival. Ketika mengirimkan demo, mereka sekaligus menjelaskan ragam aktivitas sosial yang dilakukan. Di antaranya kampanye perlindungan satwa dan gelar duta orangutan yang pernah mereka sandang.

Cihuynya lagi niy, Shaggydog memanfaatkan momen luar biasa tersebut untuk membuat video musik berjudul “Rock Da Mic”, sebuah lagu yang bakal mejeng di album ke-6 mereka nanti. Lagu berbahasa Inggris yang diracik selama 1 bulan itu rampung pada penghujung tahun 2015 lalu. Selidik punya selidik, ternyata “Rock Da Mic” merupakan lagu yang paling sering dibawakan ketika proses rekaman album baru.

Muncul Pertanyaan Klasik, Kapan Keluarnya Album Anyar Shaggydog?

Coba deh direnungkan, mereka udah 7 tahun lho nggak melempar album baru. Yuk kita kilas balik. Mulai dari album Shaggydog (1999), Bersama (2001), Hot Dogz (2003), Kembali Berdansa (2006), dan terakhir Bersinar (2009). Sebuah ketidakwajaran kalau melihat siklus band ini dalam merilis album penuh. Biasanya dalam 2 atau 3 tahun, Shaggydog punya album baru. Ini, udah 7 tahun!

Tapi tenang, kawan! Mereka begitu bukan karena mandeg dalam berkarya, melainkan callingan panggung offair Shaggydog yang terus mengucur kayak air mancur. Hembusan album ke-6 bakal meluncur terdeteksi dari timeline Twitter mereka. Heru cs udah melakukan sesi foto untuk sampul album anyar mereka. Kangen juga kan menyimak gelondongan karya ciamik dari band pelantun hits “Kembali Berdansa”, “Hey Cantik”, “Jalan Jalan”, “Berteman Angin”, “Lagu Rindu”, “Cobalah Mengerti” “Lagu Reggae”, “Honey”, “Date”, dan “Special Buat Kamu”.

Dari hasil kasak-kusuk, banyak tema baru yang mereka angkat di album baru. Salah satunya, tema sosial soal pemilihan presiden. Band yang terbentuk tanggal 1 Juni 1997 ini juga bakal menggaet sederet musisi untuk berkolaborasi. Sebut saja Sujiwo Tedjo, Iwa K, dan Tony The Weed yang merupakan pemain harmonika asal Jepang. Biasanya nih yang produksi albumnya molor begini, hasilnya sih dijamin keren permanen…

(@edofumikooo)

Digoda Tukang Ojek dan Supir Angkot, Uut Selly Curhat via Cinta Sepabrik

Kamarmusik.net, JAKARTA – Menurut Uut Selly nih, jadi cewek cantik itu ternyata nggak selamanya enak lho. Cewek cantik itu harus tahan banting terhadap rayuan maut cowok-cowok ganjen. Meski hanya bekerja sebagai buruh pabrik dengan gaji kecil, si cewek cantik dan centil ini harus memutar otak ketika hari-harinya selalu digodain para tukang ojek sampai supir angkot.

Itu ilustrasi cerita dari lirik lagu “Cinta Sepabrik” yang dipopulerkan oleh Uut Selly. Lagu karya Papa T. Bob ini bisa didengar di album DanceDhut Nation 2016. Album rilisan label Nagaswara yang belum lama ini mendulang rekor MURI dunia. Nama Uut Selly udah jadi idola buat penggemar dangdut di Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Setiap kali Uut Selly naik panggung, udah pasti ratusan bahkan ribuan penonton langsung ikutan bergoyang. Banyak yang menilai aksi panggung cewek yang memiliki bodi aduhai dan payudara indah ini kelewat berani. Beruntung, penyanyi dangdut muda kelahiran Magelang 7 Juli 1994 ini tetap bisa membatasi diri. Ia juga nggak pelit untuk melayani setiap penggemarnya untuk sekadar minta tanda tangan dan foto bareng. Nggak heran kalau penggemar Uut Selly semakin banyak. Mereka menamakan diri sebagai Kopassus (Komando Pasukan Uut Selly).

Zaskia Gotik dan Siti Badriah Jadi Panutan Buat Uut Selly

Digoda Tukang Ojek dan Supir Angkot, Uut Selly Curhat via Cinta Sepabrik

Bukan hanya itu, keberuntungan lain Uut Selly adalah mendapat lagu dari pencipta terkenal yaitu Papa T Bob. Pencipta lagu anak-anak yang melambungkan karier Hesty Aryatura lewat single “Klepek-Klepek”.

“Aku ingin menjadi penyanyi profesional seperti Zaskia Gotik dan juga Siti Badriah. Bersama label Nagaswara. aku sangat optimistis bisa meraih sukses. Aku pun berharap kehadiranku di belantika musik DanceDhut bisa diterima oleh masyarakat luas,” lontar Uut Selly yang mulai menggeluti dunia dangdut sejak ia duduk di bangku SMP ini.

Single “Cinta Sepabrik” yang digeber oleh Uut Selly merupakan potret kehidupan nyata yang terjadi di masyarakat menengah ke bawah. Kita tunggu deh single-single kece lain dari Uut Selly yang kabarnya akan segera dirampungkan ke dalam full album.

(@edofumikooo)

Mantan Ngajak Balikan? Vivien Vania Kasih Solusi di Lagu Penak Jamanku

Kamarmusik.net, JAKARTA – Pernah mengalami momen ditinggal pergi sama pacar yang kamu sayangi? Nyesek, pastinya deh. Apalagi orang yang kamu cintai langsung menclok ke lain hati. Di saat udah bisa move on dan mau membuka lembaran baru, eh dia minta balikan lagi. Terima atau abaikan? Biar nggak bimbang dalam mengambil keputusan, ada baiknya dengerin single terbaru Vivien Vania berjudul “Penak  Jamanku”.

Lagu ciptaan Jaya Shalwa ini bisa jadi mewakili kegalauan yang kamu rasakan. Hal menarik dari single kedua Vivien di label Nagaswara ini, sang penulis lagu sangat jeli menangkap “meme” yang berkembang di masyarakat yaitu kata Penak Jamanku. Please ya, lagu ini nggak ada kaitannya dengan dunia politik.

Vivien Vania Bikin Skak Mat Cowok-Cowok yang Hobi Meninggalkan Pacarnya

Mantan Ngajak Balikan? Vivien Vania Kasih Solusi di Lagu Penak Jamanku

Single “Penak Jamanku” ini pure nyurhatin soal cowok yang ingin balikan dengan mantan kekasihnya. Padahal, cowok ini dengan tanpa bersalah telah mencampakkan pacarnya demi cewek lain. Setelah semuanya berubah, cowok ini minta maaf dan berharap bisa kembali ke cewek yang telah ditinggalkannya. Nggak mau terperosok ke jurang yang sama, cewek itu balik menyindir dengan santai, masih “Penak  Jamanku” toh?

Lagu “Penak Jamanku” millik Vivien Vania bisa kamu temukan dengan cara mendownload album DanceDhut Nation 2016 lewat Volup. Paduan cengkok dangdut yang aduhai dari suara merdu Vivien dan untaian lirik yang dalam ini siapa tahu bisa menjadi kunci jawaban dari segala masalah di atas.

FYI, Vivien Vania merupakan penyanyi multi talenta lho. Wanita yang juga jago ngemsi ini ternyata juga pandai bernyanyi keroncong, pop, dan melayu. Jangan ragukan kemampuan Vivien di dunia tarik suara. Wanita lulusan jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Gajah Mada ini udah mulai bernyanyi sejak kelas 4 SD.

Di awal meniti karier, Vivien sempat mengais hoki di genre pop dan keroncong. Begitu masuk SMP, ia bulat memutuskan untuk fokus di jalur musik dangdut. Tekadnya menembus industri rekaman terus bergelora. Vivien Vania memperkaya jam terbang nyanyinya dengan mentas dari pangung ke panggung di daerah Yogyakarta.

Pada tahun 2001, ia sukses masuk dapur rekaman. Prestasi membanggakan ia torehkan 3 tahun kemudian. Bersama  penyanyi Beniqno, Vivien Vania berhasil memboyong anugerah AMI Awards untuk kategori Duet Melayu Terbaik 2004 lewat lagu “Jinak Jinak Merpati”. Te-o-pe!

Single “Penak Jamanku” adalah single ke-2 Vivien bersama Nagaswara. Sebelumnya, ia pernah meluncurkan single “Basah Basah” ciptaan Endang Raes. Lagu yang sebelumnya pernah sukses dibawakan oleh Hesty Damara. Jauh sebelumnya, penyanyi bernama lengkap Erfin Damayanti ini pernah menggelontorkan single “Takut Sama Istrimu”. Berkat lagu yang awalnya berjudul “Wedi Karo Bojomu” itu, kualitas vokal Vivien semakin matang dan terasah.

So, penyesalan emang sering muncul belakangan. Kalau mantan yang pernah mencabik-cabik perasaan kamu tiba-tiba datang dan ngajak balikan, udah tahu dong kamu harus menjawab apa?

(@edofumikooo)

Singgah Yukss di Hati Trio Folk-Pop Asal Yogyakarta, Chick and Soup

Kamarmusik.net, JAKARTA – Kota Yogyakarta emang menyuguhkan jutaan pesona. Baik itu keindahan wisatanya, ragam kulinernya, maupun keistimewaan budayanya. Kota Yogyakarta juga banyak melahirkan musisi yang memiliki kreatifitas dan talenta luar biasa. Chick and Soup, misalnya. Kali ini Kamar Musik mau mengajak kamu untuk berkenalan dengan trio Folk-Pop ini.

Mereka adalah Gusti Arirang (vokal, gitar, glockenspiel), Margareta Dana (vokal, pianika), dan Nikolas Nino (vokal, gitar). Chick and Soup terbentuk sejak tahun 2012 lalu. Unik juga ya namanya. Band ini aktif menjadi bagian dari kancah musik Folk-Pop di Indonesia dengan melibati acara-acara lokal seperti Lelagu (Yogyakarta), Homegrown (Yogyakarta), An Intimacy (Bandung), Sunday Sunset (Yogyakarta), dan lain-lain.

Perjalanan mereka pun membuahkan sejumlah karya yang akhirnya berhasil dirilis dalam full album bertitel Singgah. Hal ini menjadi bukti bahwa Chick and Soup punya komitmen untuk ikut memeriahkan industri musik Indonesia. Sebelum merilis single “Chicken with the Bubble Gun”, tahun 2015 lalu mereka lebih dahulu memperkenalkan single berjudul “Favorite Afternoon” dan “Jadi Siapa Hari Ini?”.

Kisah Anak Ayam Pemberani di Lagu Chick and Soup

Beberapa bulan lalu, tepatnya tanggal 16 Maret 2016, single “Chicken with the Bubble Gun” diluncurkan. Lagu ini nyurhatin tentang seekor anak ayam pemberani yang menyelamatkan sebuah kota dari kemuraman karena kota tersebut dilanda mendung tak berkesudahan. Si anak ayam itu menembakkan pistol gelembungnya agar mendung itu pecah dan berganti hujan. Setelah itu muncul pelangi yang bisa membuat semua masyarakat kembali riang.

Mengapa ayam yang dipilih? Chick and Soup beranggapan bahwa hewan ini paling dekat dengan keseharian manusia. Lewat single “Chicken with the Bubble Gun”, mereka berusaha menyampaikan pesan bahwa pahlawan nggak harus datang dari kalangan atas. Anak ayam yang dicap medioker pun ternyata mampu menjadi sosok pahlawan berkat kecerdikannya.

Rugi lho kalau kamu belum menikmati album Singgah ini. Di Twitter, banyak netizen yang memuji bahwa karya-karya yang digelontorkan oleh Chick and Soup itu terasa adem di hati.

(@edofumikooo)

Dinno Alshan Curhat Hebatnya Badai Kenangan Mantan di Jauh Berbeda

Kamarmusik.net, JAKARTA – Mencoba warna baru dan tantangan baru, cukup membuat saya (Dinno Alshan, red) ragu untuk menjadi solois. Jujur aja sih, saran untuk menjadi solois datang dari sahabat dan teman-teman saya.

Sebelumnya, pernah dulu banget (tahun 2000-2013), saya menge-band-kan diri bersama SHAKEY dan 8ILIV, dan berkegiatan jauh dari musik pada kerjaan kantoran yang juga sampai sekarang ini masih saya jalani (walau banyak absennya hihihi…).

Pernah beberapa kali jadi songwriter dari artis-artis Indonesia, membuat lagu-lagu saya menumpuk di Playlist. Hingga punya kepikiran, kenapa nggak saya bawain aja dengan versi solo? Tapi sekali lagi, tetep aja saya belum memiliki keberanian untuk mencoba “bermusik”.

Sampai suatu ketika, ketakutan-ketakutan itu dikikis oleh para sahabat yang mencoba untuk meyakinkan saya, “Kenapa nggak lu coba solo aja, pasti keren”. Ya… cuma se-sederhana itu aja.

Dari situ akhirnya jalan mulai terbuka lebar, ketika niat tulus saya disambut baik oleh beberapa pihak yang mau bekerja sama di album ini.

Proses Lahirnya Lagu Jauh Berbeda Milik Dinno Alshan

Pada bulan September 2015, akhirnya dimulai penggarapan album di kota Yogyakarta dengan produser dan arranger musik Cornel dan Widi. Keduanya adalah additional player dari Band Letto. Sekarang saya sangat bersyukur, sebentar lagi akan rilis radio dengan single pertama “Jauh Berbeda”, yang memang menurut saya beda banget dengan “pembawaan” saya sebelumnya.

Saya hanya pelempar panah yang masih ditutupi kabut, walaupun dengan strategi dan kemampuan yang tentu masih sangat terbatas. Busur harus ditarik sejauh mungkin ke belakang agar panah bisa melesat cepat. (Maaf, saya mantan motivator :D).

Doa saya, semoga dengan dilemparnya anak panah bernama “Jauh Berbeda” di radio-radio dan di berbagai media manapun, bisa menjadi “teman” anda menghibur diri dari hebatnya “badai kenangan mantan” yang nggak kelar-kelar, meski sudah tahu bahwa semuanya sudah jauh berbeda. Yeaaa.. begitulah gambaran isi lagu seorang Dinno Alshan. Semoga bisa dinikmati dan di ejawantahkan sebagaimana mestinya.

Teks : Dinno Alshan

Editor : Doddy Irawan

Review Joe Box Diamond Back Distortion Pedal Oleh Jikun /rif

Kamarmusik.net, JAKARTA – Beberapa waktu lalu, Jikun /rif membuat review tentang pedal distortion Joe Box buatan Wahyu,  anak negeri dari Yogyakarta. Bagaimana hasilnya? Simak runutan tweet Jikun /rif yang sudah Kamar Musik rangkum dalam artikel berikut ini:

1. Selamat sore teman gitaris, saya akan meriview pedal stomb box buatan anak bangsa @joebox_evl type distortion ‘diamond back’ #joeBoxDist

2. Pedal ini sangat mungkin untuk dijadikan sound distorsi untuk pemakaian di semua type ampli, terutama untuk Channel Clean. #joeBoxDist

3. Barusan saya latihan bersama @__rif di salah satu studio di jakarta dan hanya tersedia ampli guitar Rolland Jazz Chorus. #joeBoxDist

4. Seperti kita ketahui Rolland JazzChorus memiliki sound Clean di channel clean paling bersih tak ada drive atau distorsi#joeBoxDist

5. Saya setting vol.jam 8, treb.jam 1/2 10, mid.jam 1/210 dan bass jam 2 #joeBoxDist

6. Untuk pedal saya setting: gain full, volume jam 2, presence jam 2, tone jam 12,dan Booster vol jam7 #joeBoxDist http://t.co/7Z1pxGlr5Z

7. Channel 1 di pedal nya sendiri menghasilkan sound yang heavy dist. Low mid tone ga terlalu basah oleh efek jelas not per not #joeBoxDist

8.Untuk pola maen powerChord, downStroke, PalmMute..pedal ini sangat cocok..setiap not jelas terdengar tidak ketutup oleh frek dist. #joeBoxDist

9.Untuk pola maen clean/crunch cukup kurangi volume di gitar setiap not akan tetap terdengar-tetap nendang meski masih di ch.dist #joeBoxDist

10. Channel 2 Booster Lead..ini yang dahsyat! Setiap detail solo kamu jelas terbaca, lebih galak, ga ketutup dan lebih menjerit! #joeBoxDist

11. Kesimpulan ga rugi punya pedal ini..sangat mudah utk dipakai di berbagi venue dan Ampli gitar yg berbeda,aman &tetap ekspresif! #joeBoxDist

edofumikooo

Shopping List Merilis Mini Album Bertema Kegelisahan Sosial

Kamarmusik.net, JAKARTA – Tanggal 8 Mei 2012 lalu di Hugos Cafe Yogyakarta, grup band Shopping List merilis album EP pertamanya. Di acara launching itu juga dihadiri beberapa penampil seperti Narnia, Veronica, 9TIGA, Encore feat. Dear Vienda, dan The Koplak.

“Ini album EP kami yang bertema kegelisahan sosial. Kami meramu musik, lirik, dan pengalaman pribadi. Harapannya, album ini memberi referensi dalam khasanah musik, khususnya di Yogyakarta”.

Shooping List didirikan oleh Dwe Rachmanto (frontman/vokalis HAVEANICEDAY/HND) dan Bangkit Sanjaya (frontman/gitaris NOTEND band) pada tahun 2011. Awalnya kami adalah duo yang memainkan accoustic version. Merasa ingin mengeksplorasi musik, bergabunglah Prihatmoko Mokky (Frontman/drummer AIRPORTRADIO) bersama Damar Ajiyasa (bassis NOTEND band).

Nama  Shopping List

Berhubungan dengan kegemaran yang kadang nggak bisa terkontrol, menjamurnya teknologi distribusi membuat kita lebih rajin mengunduh atau berbelanja juga.Budaya belanja emang mengasyikkan bagi sebagian orang, menemukan hal baru yang bisa berbagi dengan orang lan.

Shopping List menawarkan sesuatu yang berbeda dalam soal musik dan lirik, tentunya juga berada dalam jangkauan belanja kaum pengunduh. Dalam album ini Shopping List memuat 4 rangkaian lagu

Musim Belanja”

Bercerita tentang anak muda yang memiliki segalanya untuk mendapatkan keinginannya, bagimana juga tempat-tempat penjualan yang sekarang begitu manis tersusun di tiap kota dan desa, dan ini hanya bisa juga dirasakan keuntungannya oleh kalangan ber’uang berlimpah, bagaimana pasar-pasar tradisional tidak bisa mengimbangi keinginan penguasa.

Musik Musim Belanja sangat ringan sekali sentuhan melodi yang memang di set familiar di kuping orang awam tidak njlimet.

“Radio”

Setelah memikirkan globalisasi yang menekan kaum bawah, lagu ini memang menenangkan, lirik kerinduan atas pasangan lewat memori mendengarkan radio. Bagi orang awam, radio emang media yang sangat dekat, di pasar-pasar tradisional di mana dia memberi informasi, memberi hiburan, dan teman penantian yang paling setia.

Musik “Radio” sangat dalam, petikan guitar dan ketukan drum yang indah dan tenang sepanjang lagu, dan meledak di akhir lagu, tidak lupa sisipan banyak delay di lagu ini.

“Amnesia”

Lagu ini bercerita tentang kelupaan, secara spesifik lupa akan pasar, atau lupa diri sendiri, keadaan siapapun karena lupa dia tidak perduli dengan kehidupannya. Dalam beberapa kasus lupa ini juga dimanfaatkan untuk unsur jelek maupun untuk kebaikan.

Amnesia di monotonkan oleh suara drum yang dari awal lagu sampai akhir tetap sama ketukannya, suara bass juga monoton, dan suara guitar delay sepanjang lagu, kita di bawa menerawang jauh karena suara guitar berseliweran di belakang, samping, dan depan secara acak.

“Sita, Ayah, Rumah”

Berhubung budaya pasar dan belanja sudah masuk ke dalam wilayah anak muda, tanpa mereka tau dari mana mereka mendapatkan uang untuk membelinya. Atau karena kesibukan ayahnya, jadi budaya tersebut berjalan dengan alami. Anak tidak mendapatkan lebih perhatian dari orang tuanya.

Anak yang jarang dirumah, orang tua yang jarang di rumah juga, kemudian ayah sama sekali tidak mengenal anaknya di mana, lagi apa dan sebagainya.

Editor: edofumikooo

Menyingkap Gagasan Sampul Album Frau Oleh Denny Sakrie

Kamarmusik.net, JAKARTA – Dua tahun silam (tahun 2010, red), saya terpukau dengan penampilan musik dari gadis bernama Frau, bernyanyi sembari memainkan pianonya yang diberi nama Oskar. Gadis berpenampilan polos dan sederhana  ini memiliki kedalaman dalam berkesenian. Musik yang dimainkannya, menurut saya tak sebersahaja penampilan yang nyaris tak berpupur itu. Akhirnya saya mengetahui nama pengguna nickname itu adalah Lani.

Saat itu saya menyimak karya-karya Frau melalui netlabel Yes No Wave. Hmm…kerinduan saya kian memuncak ketika menyimak lagu-lagu yang teduh tapi terkadang memiliki sebuah daya tiada terduga seperti galibnya folk era 70-an. Sebut saja seperti karya Joni Mitchel, Nina Simone atau pun Laura Nyro. Akhirnya album Frau itu dirilis juga secara fisik dalam bentuk CD yang didistribusikan oleh Demajors Jakarta

Sampul album Frau berjudul Starlit Carousel, seorang singer/songwriter dari Yogyakarta mengusik perhatian saya sejak album ini dirilis dua tahun lalu. Saat majalah Rolling Stone meminta kesediaan saya sebagai tim pemilih sampul album musik Indonesia terbaik, saya memang telah memberikan stabillo boss untuk sampul album Frau ini. Bersama dengan pemilih lainnya yaitu David Tarigan dan Arian Arifin, kami sepakat memilih sampul album Frau ini sebagai bagian dari 99 Sampul Album Musik Indonesia Terbaik.

Setelah proses pemilihan itu, saya menghubungi Gufi, manajer Frau, meminta informasi siapa sosok dibalik gagasan sampul album ini. Gufi menginformasikan bahwa Wowok alias Wok The Rock, salah satu penggagas Yes No Wave sebuah net label, adalah sosok dibalik penggarapan sampul album Frau. Ketika menghubungi Wok The Rock via Twitter, Wowok sedang berada di Australia. Akhirnya saya berdialog dengan Wowok melalui surat elektronik.

Dan inilah kutipannya. Yuk kita baca bersama :
Aku coba merangkai cerita tentang cover album nya Frau “Starlit Carousel” ya. Antara konsep visual dan musik Frau sebenarnya tidak terkait langsung. Saya mencoba mencapai nuansa yang sama dengan konsep musik Frau, bukan menterjemahkan atau menggambarkan konsep musik dan pesan yang terkandung dalam lagu-lagunya.

Pertamakali mendengar lagu-lagu Frau, saya teringat semangat anti-folk nya Regina Spektor-yang kemudian saya ketahui dari Lani kalo dia memang terinspirasi oleh Regina. Namun, Lani tidak berhaluan “anti-folk” sebagai sebuah genre atau movement. Lani suka apa adanya meski tak bisa dielakan dia sungguh membawakan musiknya dalam suasana yang sakral dan elegan. Kombinasi yang sangat saya sukai dalam berkarya visual juga.

Saya seniman yang tertarik dengan konsep apropriasi. Sebuah semangat berkesenian yang dipelopori oleh seniman-seniman dadaisme dan fluxus. Mencerap suatu imaji yang populer untuk kemudian “dikerjain” dengan tujuan memicu sebuah anti-tesis.

Artwork album Starlit Carousel ini awalnya dibuat untuk format MP3 yang dirilis digital di Yes No Wave Music. Artwork menampilkan sebuah foto yang merupakan apropriasi dari karya fotografer fashion papan atas dari Prancis, Guy Bourdin. Beliau fotografer fashion favorit saya setelah Helmut Newton. Karya Guy Bourdin ini menampilkan seorang perempuan dengan gaun pesta sedang terkapar kejatuhan lukisan.

Bagi saya, foto ini mengemukakan bahwa seni murni yang didominasi oleh lukisan sudah sangat angkuh dan sakral ini bisa jatuh menimpa sosok sosialita yang memujanya. Meski berniat anti-tesis atas dunia seni rupa murni (lukisan) yang kokoh, karya foto mas Guy Bourdin ini akhirnya menempati posisi yang sama. (dalam lingkup seni visual, fotografi dan seni media lainnya memang termarjinalkan). Untuk itu saya kemudian “ngerjain” karya ini.

Modelnya bukan sosialita dengan gaun pesta. Tapi seorang gadis lugu dengan dandanan yg mencoba elegan tapi pas-pas-an (gaya dandanan “cantik” yang umum ditemui di fakultas seni, filsafat dan sastra di Yogya). Gambar dari lukisan yang jatuh saya ganti dengan karya foto Guy Bourdin tersebut. Saya tambahkan handphone dalam foto tersebut untuk mengidentifikasi sebuah era, era dimana orang lebih suka menatap layar kecil dibanding tatap muka dalam berkomunikasi. Sebuah anti-tesis tentang dunia seni rupa kontemporer dan keangkuhan high culture.

Saya dan lani kemudian bereksperimen dengan industri musik. Album udah disebarkan gratis dalam format digital. Apakah akan ada yang beli jika dibikin versi fisiknya? Saya meyakinkan lani, bahwa orang Indonesia adalah pemuja benda, masyarakat yang fetish. Jika CD ini memiliki baju yang unik, saya yakin orang pasti ingin memilikinya. Bukan lagi membeli musik, tapi membeli bajunya (kemasannya).

Dari situ saya merancang kemasan unik, namun tetap pas jika ditaruh di rak CD. Hal ini memudahkan orang dalam meletakkan barang dengan ringkas. Format kemasan meniru buku lagu agama kristen seperti Puji Syukur, Madah Bakti, dll. Hal ini untuk memberi nuansa suara musik Frau yang agung. Saya juga ingin menampilkan foto yang ada di cover versi digital, kemudian saya tampilkan dalam bentuk pop-up sepeti kartu ucapan. Desain lirik lagu dalam lingkaran yang berputar adalah usulan dari Lani yang bertujuan menampilkan konsep carousel.

Begitu ceritanya. Maaf jadi nulisnya ngalor-ngidul nih, tapi emang harus diceritain panjang lebar begini. Ohya, catatan: Foto Guy Bourdin yang saya pakai tidak memiliki ijin dari beliau. Jika CD ini diedarkan di Eropa atau US, aku pikir akan bermasalah… Artinya saya harus bayar royalti atau meminta ijin dari pemegang hak cipta karyanya. Nah kita telah menguak gagasan yang dilontarkan Wowok yang menggarap konsep sampul albumnya.

Lika liku proses sebuah karya memang menarik untuk kita simak. Bahwa yang namanya gagasan tetap merupakan lokomotif yang menghela sebuah proses kreativitas. Semoga kita akan lebih hirau dan peduli terhadap sebuah karya, apa saja, terutama musik tentunya.

Teks : Denny Sakrie

Editor : Doddy Irawan

LaQuena, Bangkitkan Semangat Pantang Menyerah Melalui Lagu-Lagunya

Kamarmusik.net, JAKARTA – Pada tanggal 28 Februari 2003 di Yogyakarta, telah terjadi sebuah konspirasi yang dilakukan oleh 4 musisi. Mereka hanya ingin mendirikan sebuah grup band yang solid, unik, dan pure 100% membawakan karya sendiri. LaQuena adalah nama yang dipilih berasal dari bahasa latin kuno, yang memiliki arti “Semangat Kemenangan”.

LaQuena mencampurkan unsur musik dengan kemasan rock + punk + metal + distorsi dan biasa dikenal dengan “RAWK MUSIC”. Julia Candra sebagai vokalis sekaligus gitaris menghadirkan atmosfer keintiman lirik berpadu dengan harmoni ritmik distorsi yang merupakan ciri khas musik “RAWK” mereka.

Namun yang lebih utama “LaQuena” ingin memberikan semangat pantang menyerah menggapai tujuan hidup  melalui lagu-lagu dan lirik yang khas. Musikalitas mereka lebih terinfluence oleh jenis musik yang diusung oleh Metallica, Unearth, Atreyu, SUM 41, The Beatles, 311, Nirvana, Green Day, Avenged Sevenfold, dan semua band yang telah memberikan kontribusi bagi para penikmat musik.

Performance yang energik, soulful, atraktif, dan komunikatif kepada audience adalah ciri dari LaQuena. Mereka memilih tema-tema lagu yang simpel, jujur, dan universal. Musik yang ditawarkan hasil kombinasi sound yang dominan distorsi dan energik, simbiosis drum dan bass yang sangat menjaga ritmik, serta pengambilan nada vokal yang tegas dan mudah diingat. Band ini telah melakukan show di beberapa kota Indonesia dan beragam agenda.

Langkah Awal LaQuena

“Pacar Temanku” merupakan sebuah lagu yang telah membawa LaQuena kepada industri musik Indonesia, tepatnya album kompilasi Nescafe Get Started (2004) –  Aquarius Musikindo.  Single “Pacar Temanku” telah diputar di seluruh stasiun radio di Indonesia.

LaQuena, Bangkitkan Semangat Pantang Menyerah Melalui Lagu-Lagunya

Album Yang Baru adalah album perdana kuartet ini yang dirilis pada bulan Agustus 2006. Album ini memberikan warna tersendiri dalam ragam industri musik Indonesia. Album independen yang sepenuhnya diproduksi oleh LaQuena, telah didistribusikan di 20 kota di Indonesia.

Single “Di Bawah Hujan” telah diputar di kurang lebih 100 radio di seluruh Indonesia dan menembus chart #1 indie nasional, sebuah lagu yang bertutur tentang tekad seseorang yang tidak pernah menyerah untuk mencapai cita dan cintanya, halangan dan rintangan adalah sebuah keajaiban yang membawa seseorang makin dekat dengan tujuannya.

Melalui musik, LaQuena ingin memberikan suatu dukungan kepada seluruh penikmat musik di Indonesia, khususnya RAWK PEOPLE. Berkarya adalah sebuah tantangan, penghargaan terhadap karya adalah perjuangan. Mereka berterima kasih atas segala support yang diberikan oleh seluruh pihak agar dapat diterima oleh seluruh masyarakat.

(@edofumikooo)