Arsip Tag: Ariyo Wahab

The Dance Company Genap Berusia 9 Tahun, Ini Kesan dan Pesan Para Personelnya

Kamarmusik.net, JAKARTA – Happy Birthday The Dance Company! Yaaa, Selasa kemarin (13/12) band yang baru meluncurkan single “Dance With You” ini genap berusia 9 tahun. Bagaimana Ariyo Wahab a.k.a Riyo (vokal), Baim a.k.a Bebe (gitar & vokal), Pongki Barata a.k.a Wega (bass & vokal) dan Nugie a.k.a Embot (drum & vokal) menjaga kekompakan mereka selama hampir 1 dekade?

Melalui akun Instagram pribadinya, Pongki Barata turut meluapkan suka citanya terhadap band ini,

pongki_barata Selamat Ulang Tahun ke 9 @thedancecompanyband !!! Still enjoying the ride. Let’s make more money ! Hahahaha

Nggak kalah ketinggalan dengan Nugie. Di akun Instagram pribadinya, ia menggaungkan slogan 3 L,

nugietrilogy Let’s grow old together guys..Happy 9th Anniversary my TDC..the 1 and only kinda band in the world..larissssss…langgeeeeng…legennnnnd…love you Wega BeBe Riyo Nedoy😍😍😍

Nggak gampang lho menyatukan 4 kepala yang semuanya memiliki skill bermusik di atas rata-rata. Bukan perkara mudah juga untuk mengemas perbedaan cara pandang dan ego musikalitas mereka menjadi sebuah kesatuan. Namun, The Dance Company mampu membuktikan bagaimana cara mengolah segala bentuk perdebatan untuk melahirkan sederet karya yang sangat dinantikan.

Sejak mulai beredar tahun 2009, The Dance Company telah menghasilkan album The Dance Company (2009) TDC for Kids (2010), dan Happy Together (2014). Kalau nggak ada hambatan, tahun 2017 nanti kuartet ini akan merilis album bertitel Keliling Dunia.

The Dance Company Genap Berusia 9 Tahun, Ini Kesan Para Personelnya

Belum lama ini Pongki pernah menuangkan kesannya tentang The Dance Company melalui akun Twitter  Baik itu soal keunikan setiap personel, membuat lagu, cara menyatukan pendapat, sampai dalam hal mengelola band. Berikut Kamar Musik rangkum segelintir cuitannya.

“Yah namanya jg hahaha.. unik2 semua isinya. Semuanya tau harus ngapain. No particular leader. Semua punya peran.”

“Bikin band kayak mengelola negara. Semua pendapat harus punya tempat, didengarkan, dipertimbangkan, lalu diputuskan. Nah kptusan itu yg lama.”

“Band seperti tidak pernah bermasalah dlm songwriting. Lagu kita banyak. Tapi kita sgt concern trhdp yg kita rilis.”

“Satu lagi. Kerelaan utk menerima masukan dr teman se band jg harus diasah. Gak selalu bisa lho.”

Soal The Dance Company, Ariyo Wahab juga mengemukakan curhatannya. Ternyata…

“The Dance Company itu kayak bukan sebuah band, melainkan sebuah kebahagiaan dan sebuah pengertian. Kalau di band lain mungkin ada salah satu personelnya yang tidak bisa menerima sesuatu. Di sini, nggak ada sama sekali. Kami jalani apa yang menurut kami bahagia,” Ariyo buka-bukaan.

“Aku bukan memuji, karena aku udah melaluinya sendiri. Toleransi satu sama lain sangat tinggi. Ketika kami ditemukan, setiap personel udah di tahap yang nggak mikirin, ‘wah, lo mana nih kontribusinya?’ Semua yang penting ikut berkarya dan merasakan bahagia. Itu yang susah ditemukan di band lain,” beber musisi yang ulang tahun setiap tanggal 1 Juli ini.

The Dance Company Genap Berusia 9 Tahun, Ini Kesan Para Personelnya

Hal senada juga dilontarkan oleh Nugie. Ia bangga berkelana bersama The Dance Company.

“Saya memilih apa yang saya suka dan saya menyukai apa yang saya pilih. Begitu juga band ini, yang mungkin hanya ada 1 di dunia. Band yang semua personelnya adalah penyanyi dan semuanya sukses dengan karier solo masing-masing. Band ini bukan main-main,” lontar aktor film Sang Pemimpi ini.

Baim juga mengeluarkan unek-uneknya. Dari seabrek project musik yang pernah ia lalui, suami Artika Sari Devi ini jujur mengatakan bahwa nggak ada yang seasyik kebersamaan di The Dance Company.

“Ya, konsentrasi saya yang paling besar ya untuk The Dance Company. Band yang paling leluasa dan santai ya, cuma ini, Alhamdulillah, kami selalu sama-sama baik itu dalam menciptakan lagu maupun mengaransemen musik,” jelas salah satu personel Six Strings tersebut.

Bukan hanya mereka berempat yang hepi dengan The Dance Company. Masyarakat Indonesia pun wajib bangga memiliki band yang mengusung slogan 3 L: Laris, Langgeng, Legend.

“Kami ini bukan lagi remaja, tapi masih punya kesempatan dikasih panggung. Puji Tuhan masih banyak orang yang mengundang The Dance Company. Semua kerja keras kami terbayar karena kami mengawalinya dengan serius dan nggak main-main,” imbuh aktor film Nada Untuk Asa itu.

“Kami memulai kebersamaan yang menyenangkan ini sejak tahun 2009. Berarti sudah 7 kali tahun baru dan cuma sekali kami nggak melewatkan tahun secara bersama,” tutup musisi yang telah menghasilkan ratusan lagu hits ini.

( )

Nugie Coba Mengurai Mata Rantai Karya Seni, Iklim Industri, dan Apresiasi

Kamarmusik.net, JAKARTA – Apa sih hubungan paling signifikan antara musisi, karya seni, dan industri? Yupss, apresiasi. Tanpa mendapatkan apresiasi, segenap pengorbanan yang dicurahkan musisi dalam memproduksi karya seni bercita rasa tinggi seakan nggak berarti. Selamat menikmati hidangan Topik Musik kami bersama Nugie.

Obrolan menarik ini mengalir begitu cair ketika Nugie melampiaskan keluh kesahnya seputar situasi industri musik terkini. Minimnya apresiasi terhadap seniman musik membuat adik kandung Katon Bagaskara ini dongkol bukan main. Perdebatan sengit pun terjadi ketika grup band The Dance Company ingin merilis album studio ke-3 mereka.

Nugie ngotot untuk tidak merilis album Keliling Dunia dengan segera. Pria yang ultah setiap tanggal 31 Agustus ini berpendapat bahwa The Dance Company sebaiknya menerapkan strategi merilis single per single saja. Apakah band yang ia bentuk bersama Ariyo Wahab, Baim, dan Pongki Barata ini positif nggak bakal meluncurkan album?

Sikap Tegas Nugie Menyikapi Karya Seni, Suasana Industri, dan Apresiasi

“Sebelum merilis single ‘Dance With You’, kami sempat tarik ulur soal konsep dalam merilis karya. Saya pokoknya nggak mau merilis album, tapi hanya single. Mengapa? Situasi industri saat ini lagi nggak enak. Percuma bikin album dengan banyak lagu, tapi promosinya nggak efektif. Yang dirilis masal paling cuma 1-2 lagu, terus nasib lagu lainnya gimana? Sayang kalau konsentrasi dengan produksi yang bagus, tapi hasilnya nggak diapresiasi,” sesal Nugie.

Rekan-rekannya di The Dance Company yang awalnya memperdebatkan, perlahan ikut menyepakatinya.

“Karya seni harus punya kelas tersendiri. Jangan disamakan dengan produk masif seperti sabun. Ketimbang karya jadi sia-sia, lebih baik dimatangkan strateginya. Kami udah punya 3 lagu, nambah 1 lagu, lalu muncul 1 lagu lagi. Lima lagu ini mewakili kami sekarang. Akhirnya muncul kesepakatan. Boleh ngeluarin album, asal harganya mahal sekalian. Itu nanti, setelah single demi single rilis. Pak Rahayu Kertawiguna dari Nagaswara pun setuju,” jelasnya.

‘Trauma’ yang Membuat Pemikiran Nugie Berubah Soal Konsep Merilis Karya Seni

Sikap Tegas Nugie Menyikapi Karya Seni, Suasana Industri, dan Apresiasi

Kegalauan Nugie bukan tanpa alasan. Sekitar 3,5 tahun lalu The Dance Company merilis album kedua mereka berjudul Happy Together. Sayang, gaung album itu nggak sekencang waktu mereka meluncurkan album The Dance Company tahun 2009 lalu. Banyak lagu di album Happy Together nggak dipromosikan dengan maksimal, bahkan mengendap begitu saja. Sejak itu, The Dance Company terpaksa memilih jalur independen alias no label.

“Album Happy Together, jujur nggak menjadi sesuatu yang dikenal masyarakat. Padahal kami selalu ngeluarin apa yang sesuai dengan selera masyarakat. Lagu-lagu di album tersebut sebetulnya punya kans luar biasa untuk meledak. Untuk itu di album ini, kami harus meramu langkah biar kedongkolan itu bisa diendapkan,” curcol Nugie.

Seiring perjalan waktu The Dance Company dipertemukan kembali dengan Pak Rahayu. Nagaswara kemudian memberikan kebebasan penuh kepada kami dalam berkarya alias nggak ada ikut campur sama sekali. Berangkat dari kepercayaan itu, Nugie dkk kembali ‘rujuk’ dengan label yang mendukung mereka sejak zaman “Papa Rock n Roll”.

“Kami bilang ke Nagaswara boleh mengeluarkan album tapi sekalian yang deluxe package. Mau laku cuma 50 atau 100 keping, ya nggak papa. Dari situ kami bisa melihat seberapa besar apresiasi masyarakat terhadap The Dance Company,” ulas Nugie yang pernah berakting di film Sang Pemimpi, Hati Merdeka, dan Jendral Soedirman.

Sebenarnya nggak ada alasan untuk kamu nggak memiliki album Keliling Dunia. Album yang bakal dikemas sangat menarik ini nggak hanya berisi 5 track keren, tapi juga banyak bonus plus plus yang bisa didapatkan.

“Band ini nggak main-main lho. Band yang semua personelnya adalah vokalis, semuanya berkarier solo, kemudian merger dalam sebuah band. Yang kayak gini nggak ada lagi di dunia, boleh di googling. Maka dari itu, saya nggak mau diapresiasi secara ecek-ecek. Aku menularkan kepercayaan diri ke teman-teman. Prinsip hepinya harus sama-sama,” ceplos musisi yang memiliki kepedulian sangat tinggi terhadap masalah sosial dan lingkungan hidup ini.

(@edofumikooo)

 

Ariyo Wahab Bicara Soal Karier Solo dan Menyanyi Sambil Main Instrumen

Kamarmusik.net, JAKARTA – Sebagai musisi, konsistensi Ariyo Wahab tak terbantahkan. Pria kelahiran Jakarta 1 Juli 1974 ini telah menjelajah panggung musik selama 25 tahun. Ariyo menjadi anak band dari zaman 24 Hours, Ungu, SOG, FOS, sampai The Dance Company. Saat ini ia lagi gencar-gencarnya melakukan promosi single “Dance With You” bersama The Dance Company. Namun, ia juga tengah menyiapkan materi kejutan untuk karier solonya.

Ariyo Wahab Gandeng Topan Tofano di Proyek Solo 

“Aku udah rekaman lagu baru, sekarang lagi tahap mastering. Aku kerjasama dengan Topan Tofano. Mengapa, karena lebih balance. Referensi musik masa lalunya bagus dan musik yang updatenya juga oke. Aku kan juga punya referensi musik di masa lalu yang gak bisa ditinggalin,” papar suami dari Milasari Wardhani ini.

Ariyo Wahab memastikan kalau fokusnya saat ini lebih ke The Dance Company. Di sisi lain, ayah dari Kyra – Jaimie – Sabineia ini juga rada galau ketika permintaan untuk panggung solonya terus berdatangan.

“Alhamdulillah, aku juga mulai banyak panggilan solo. Aku sendiri punya lagu, tapi masih belum pas dengan keinginan pribadi. Nah, Topan Tofano punya stok lagu banyak. Dia sempat mengirimi aku 3-4 lagu ciptaannya dan ternyata pas dengan apa yang aku mau. Kalau sudah waktunya rilis, nanti dikabari deh,” janji Ariyo Wahab.

Laris Manis Jadi Bintang Film

Kalau melongok ke belakang, karya solo cowok yang telah membintangi belasan FTV ini sempat membumi. Album solo pertamanya, Dunia Lebih Luas Dari Mimpi (2002). Album tersebut diproduseri oleh Pay dan Bongky. Salah satu lagunya, “Sepenuh Hati” ciptaan Andi Rianto, booming banget dan didaulat sebagai OST film Andai Ia Tahu (2002).

Seiring seirama, karier Ariyo Wahab sebagai aktor film mulai berkibar. Setahun berikutnya, wajah tampannya udah mejeng di film drama musikal Biarkan Bintang Menari. Selain sebagai pemeran utama, ia juga menyanyikan lagu untuk kebutuhan soundtrack film yang disutradarai oleh Indra Yudhistira tersebut.

“Total udah 9 film, Alhamdulillah, aku juga suka sering main teater. Kangen juga sih main film lagi,” ceplos Ariyo.

Selain Biarkan Bintang Menari, berikut adalah beberapa judul film yang telah ia lakoni: Maskot (2006), Lantai 13 (2007), Planet Mars (2008), King (2009), Gading Gading Ganesha (2009), Bahwa Cinta Itu Ada (2010), Negeri 5 Menara (2012), dan I am Hope (2016).

Ditantang Menyanyi Sambil Main Instrumen, Ini Jawaban Ariyo Wahab

Ariyo Wahab Bicara Soal Karier Solo dan Menyanyi Sambil Main Instrumen

Sepanjang 25 tahun kariernya sebagai musisi, boleh jadi Ariyo Wahab adalah vokalis yang belum pernah megang instrumen saat bernyanyi. Saat mendapat pertanyaan ini dari Kamar Musik, ia pun terbahak.

“Haha, iya ya. Mungkin aku belum siap aja joget-joget dan nyanyi di depan sambil mainin instrumen. Satu-satunya instrumen yang bisa aku mainkan, itu juga secara pas-pasan adalah gitar. Itu juga sekadar tahu kunci A sampai G aja, tambah-tambah minor dikit lah haha. Mungkin suatu saat nanti, aku akan memberanikan diri,” canda musisi yang berencana ingin mengembangkan bisnis makanan secara online bersama sang istri tercinta.

@edofumikooo

Berantem, Strategi The Dance Company Menyehatkan Kualitas Bermusik?

Kamarmusik.net, JAKARTA – Setelah melalui tahap perdebatan dan berantem argumentasi, akhirnya The Dance Company bulat memilih lagu “Dance With You” sebagai single pertama di album ke-3 mereka. Hari ini, Senin (21/11), lagu bernuansa Electronic Dance Music tersebut diputar secara serentak di 100 radio lebih di seluruh Indonesia.

Track “Dance With You” merupakan satu dari 5 judul lagu yang bakal mejeng di album berjudul Keliling Dunia. Ini merupakan rangkaian hasil musyawarah antara Ariyo Wahab (vokal), Baim (gitar, vokal), Pongki Barata (bass, vokal), Nugie (drum, vokal), dengan CEO label Nagaswara, Rahayu Kertawiguna.

Kamar Musik siap menyajikan liputan yang mungkin luput dari fokus pemberitaan media-media mainstream.

Kilasan Seputar Single Dance With You

Berantem, Strategi The Dance Company Menyehatkan Kualitas Bermusik?

Mungkin banyak pengamat maupun penikmat musik yang terperangah dengan adonan musik kekinian yang dihadirkan The Dance Company di lagu “Dance With You”. Latah kah mereka tren musik yang berkembang, atau?

“Lagu ini temanya lebih ke dance. Tujuan kami ya membuat orang senang ketika mendengarkan lagu ini. The Dance Company merupakan band yang nggak pernah menggenrekan sebuah musik. Ketika membuat lagu ini, ya mengalir begitu aja. Kalau orang menilai sound nya mirip dengan lagu-lagu masa kini yang beredar, ya sah-sah aja,” jelas Baim.

Menyoal latah tadi, ada baiknya kita sejenak kembali ke awal The Dance Company saat merilis album pertama pada tahun 2009. Di saat orang marak merilis lagu-lagu melayu, menurut Baim, mereka justru melawan arus dengan mengeluarkan “Papa Rock N Roll”. Hasilnya, lagu itu booming! The Dance Company pun eksis sampai sekarang.

Yang pasti, lagu ini paling unggul dalam hearing season antara label dengan The Dance Company. Setelah lagu terpilih, kemudian digarap deh video musiknya. Syutingnya dilakukan pada pertengahan bulan November kemarin di Jalan Puyuh, Bintaro. Video musiknya disutradarai oleh Eman Pradipta dan Whulandary Herman dipercaya sebagai model yang tepat untuk merepresentasikan suasana fun dari lagu “Dance With You”.

“Ada orang yang pengin meluapkan kegembiraan dengan cara mengajak berdansa. Mas Eman memvisualisasikan dengan cara ‘menggila’ di panggung. Nggak heran kalau setting dekorasinya a la sebuah party di club,” ceplos Pongki.

Pembuatan video musik ini nyaris saja batal karena lokasi untuk syuting dilanda banjir.

“Seneng sekali, akhirnya syuting video musiknya berjalan baik. Malam sebelum hari H, kami sempat deg-degan. Lokasi rumah yang dipakai sebagai tempat syuting banjirnya sampai se dengkul orang dewasa. Tadinya nyaris di cancel. Beruntung banjir cepat surut dan kami bersyukur bisa melalui syuting dengan lancar,” beritahu Pongki.

Adu Argumen, Berantem-Berantem Kecil, dan Silang Pendapat

berantem-strategi-the-dance-company-menyehatkan-kualitas-bermusik-kamar-musik-tdc

Berantem dan beda pendapat itu justru saling menguatkan. Ini rahasia kekompakan mereka. Apalagi, kata Nugie, The Dance Company merupakan satu-satunya band di dunia yang semua personelnya para penyanyi yang memiliki prestasi lewat sederet album solonya. Demikian halnya, ketika mereka menggodok 5 lagu baru untuk album ini.

“Tadi dikasih tahu Baim, ternyata kami melakukan siklus 3 tahunan dalam melahirkan album. Nggak pernah kepikiran sama sekali dengan konsep itu sih. Lebih ke kebutuhan repertoar lagu baru pada saat manggung. Boleh jadi, saya yang paling kenceng dalam berargumen di grup ini. Bagaimana visi dan misi bermusik, juga tentang kebutuhan untuk mengeluarkan single dan album,” lontar Nugie.

“Kami sempat tarik ulur soal konsep album. Berkaca dari situasi industri musik dan berangkat dari pengalaman album Happy Together, aku pribadi sih nggak mau langsung merilis album. Cukup keluarin single demi single aja. Sayang kan kalau konsentrasi membuat produksi yang bagus, tapi hasilnya malah nggak diapresiasi. Bikin banyak lagu untuk album tapi yang kedengeran cuma 1, itu juga belum tentu,” lanjut adik kandung Katon Bagaskara itu.

“Dari yang awalnya hanya mau rilis 3 lagu, nambah 1 lagu, eh ternyata dapat 5 lagu. Aku akhirnya setuju dengan catatan. Kalau mau rilis album, harus dikemas bagus dengan harga mahal sekalian. Nggak papa kalau misalnya nanti hanya laku 100 keping. Setidaknya, itu lah bentuk nyata apresiasi masyarakat terhadap karya musik,” tegas Nugie.

Pilih Mana, Kalem Tapi Minim Karya atau Sering Berantem Tapi Produktif?

Berantem, Strategi The Dance Company Menyehatkan Kualitas Bermusik?

Begitu juga sikap Ariyo Wahab tentang perbedaan pemikiran dan fase berantem-berantem kecil dalam sebuah band.

“Kalau dibanding 2 album sebelumnya, sekarang frekuensi berantem nya lebih sering. Menurut saya, beda pendapat itu wajar untuk sebuah kemajuan. The Dance Company ini produk yang bagus sekali. Ibaratnya, pelopor yang belum pernah ada di Indonesia. Karya-karyanya juga sangat fresh dan ditunggu oleh masyarakat. Jangan gara-gara berantem, terus sebuah band harus berhenti berkarya,” timpal penyanyi yang telah membintangi 9 judul film ini.

“Dari 5 lagu yang ada, punya keunikan masing-masing. Kami menyuguhkan musik yang sesuai selera kami tanpa ada batasan genre. Saya pikir ‘Dance With You’ menjadi spirit baru yang lebih fresh setelah ‘Papa Rock N Roll’ dan ‘Happy Together’. Mudah-mudahan karya-karya kami mendapat apresiasi bagus dari masyarakat,” imbuh Ariyo.

Sisi lain yang nggak kalah cihuy dibongkar oleh Pongki Barata. Awalnya, bukan “Dance With You” yang dijagokan.

“Benar. Harusnya bukan ini lagu yang mau dimajukan lebih dahulu. Waktu kami meeting dengan label, tiba-tiba ada suasana yang membuat semua terperangah dengan ‘Dance With You’. Saat hearing, Pak Rahayu mengemukakan argumennya untuk memilih lagu yang terdengar seperti musik kekinian. Ya nggak masalah juga, apalagi Nugie dan Ariyo penggemar musik elektronik. Ini sesuatu yang baru buat kami dan patut untuk dicoba,” papar Pongki.

(@edofumikooo)

The Dance Company Libatkan Miss Universe di Video Klip Dance With You

Kamarmusik.net, JAKARTA – Makin kekinian, fresh, dan dijamin bikin pangling! Sebuah konsep kece dihadirkan The Dance Company melalui single terbaru mereka, yaitu “Dance With You”.

Ariyo Wahab a.k.a Riyo (vokal), Ibrahim Imran a.k.a Bebe (gitar, vokal), Stefanus Pongki Tri Barata a.k.a Wega (bass, vokal), dan Agustinus Gusti Nugroho a.k.a Embot (drum/vokal) mendadak ber EDM ria di single perkenalan album studio ke-3 mereka. Tanggal 21 November, “Dance With You” diputar serentak di seluruh radio di Indonesia.

Serius, Ada Miss Universe di Video Klip Anyar The Dance Company?

The Dance Company Libatkan Miss Universe di Video Klip Dance With You

Lewat lagu ini, The Dance Company ingin mengobarkan semangat senang-senang kepada seluruh pecinta musik tanah air. Video musiknya digarap dengan suasana serba fun oleh sutradara Eman Pradipta. Model video musiknya pun nggak sembarangan – Whulandary Herman – yang mewakili Indonesia di Miss Universe 2013 di Moskow, Rusia.

“Lagu ‘Dance With You’ ini bermaksud membuat semua orang bisa senang-senang dengan berdansa. Kami memilih model yang mampu merepresentasikan konsep itu.  Peran ini dimainkan dengan sempurna oleh Whulandary Herman,” lontar Eman, sosok bersahaja yang menyutradarai hampir seluruh video musik The Dance Company.

The Dance Company Libatkan Miss Universe di Video Klip Dance With You

Penuturan Eman Pradipta apa adanya. Putri Indonesia tahun 2013 ini berhasil mengimbangi antara suasana energik lagunya dan keceriaan visualnya. Kehadiran cewek kelahiran Padang Panjang, 26 Juni 1989 itu, sukses membuat keempat personel The Dance Company nggak jaim lagi saat harus nge-dance.

“Ya, bintang klip The Dance Company kali ini yaitu Putri Indonesia tahun 2013. Ini semua berkat istri Baim. Dia yang mengkondisikan Whulandary Herman menjadi model video klip kami. Pokoknya dengerin deh single terbaru dan hasil dari video musik ‘Dance With You’ yaaa,” pesan Pongki Barata.

Apa Semua Lagu di Album ke-3 Bernuansa Electronic Dance Music?

The Dance Company Libatkan Miss Universe di Video Klip Dance With You

Boleh dibilang, The Dance Company merupakan kuartet yang nggak pernah mengkotak-kotakkan genre musik. “Dance With You” pasti bikin nengok karena memang beda dari hits mereka sebelumnya macam “Papa Rock N Roll”, “Coba Kau Bayangkan”, “So Far Away”, dan lainnya.The Dance Company Libatkan Miss Universe di Video Klip Dance With You

“Dari dulu, kami nggak pernah latah mengikuti tren. Dari 5 lagu yang ada di album ini, musiknya variatif. Kebetulan pas hearing dengan Nagaswara, yang terpilih adalah ‘Dance With You’. Saat bikin lagu ini, sound yang muncul ya mengalir gitu aja. Nggak pernah terpikir kalau banyak yang bilang seperti Electronic Dance Music,” timpal Baim yang mengutarakan kalau video musik ini mengisahkan tentang ketertarikan seorang pria terhadap wanita.

Ini Penjelasan Sutradara Seputar Konsep Video Musik “Dance With You”

The Dance Company Libatkan Miss Universe di Video Klip Dance With You

“Konsepnya sederhana, video ini menggambarkan secara langsung apa isi lagu ‘Dance With You’. Semua personel The Dance Company merupakan musisi yang sangat mampu memberikan emosi dan rasa pada setiap lagu ketika mereka performing,” terang pria dari Ulut Bulu Production yang juga jadi sutradara layar lebar berjudul Anak Kos Dodol.

Konsepnya sederhana, video ini menggambarkan secara langsung apa isi lagu 'Dance With You'. Semua personel The Dance Company merupakan musisi yang sangat mampu memberikan emosi dan rasa pada setiap lagu ketika mereka performing

“Untuk itu saya memberikan ruang itu dengan membangun set party (monochrome set) warna silver dan mereka bermain band di dalam set itu dengan emosi atau rasa mereka masing-masing,” sambung Eman yang sebelumnya menyutradai Wali, Astrid, Dewa Budjana, Shaggydog, KLA Project, dan proyek solo personel The Dance Company.

(@edofumikooo)

Tarikan Modern Rock N Roll ala Free On Saturday di Album Gravity

Kamarmusik.net, JAKARTA – Berisi 10 lagu bernunsa rock n roll dengan seluruh lirik berbahasa Inggris, FOS yang merupakan kependekan dari Free on Saturday, kembali bikin gebrakan.

Band beranggotakan Ariyo Wahab (vocal), Coki Sitompul (gitar), Bey (kibor), Rival Himran (bass), Rama Moektio (drum), dan Liek (gitar) memberi judul Gravity di album keduanya ini.

Album dibuka dengan hentakan lagu “Gravity” yang berirama medium. Ariyo Wahab membawa mood yang misterius ke pendengar dengan bernyanyi setengah berbisik. Sebuah opening track yang tenang tapi membius.

Perhatikan potongan lirik yang menarik, but love is stronger than gravity…

Di lagu “Tomorrow”, “Who Wants to Know”, dan “Welcome to My World”, mengajak kuping kita terbuai dengan lantunan rock n roll bernuansa modern khas FOS. Banyak sound unik yang muncul di lagu-lagu ini.

Perpaduan gitar raw namun tertata dari Coki dan Liek, cukup gagah dan seksi. Bass dari Rival dan drum dari Rama, mampu mengajak kita bergoyang. Kibor seakan tau diri menempatkan sound di tengah gemuruh instrumen lain.

Modernisasi Rock n Roll

Apabila didengarkan detil, turut menyumbang modernisasi pada band rock n roll ini. Riff gitar yang mengingatkan kita pada The Rolling Stones, band junjungan FOS, terdengar manis dan akrab di lagu “So Easy”. Menyusul lagu yang nggak kalah menarik kemudian yaitu “Ball and Chain” dan “Gimme Some Good”.

Lagu terakhir memberikan kejutan buat pendengar karena bernuansa santai ala musik di pantai dan hangat oleh sound akustik, dipadukan dengan nyanyian Ariyo yang santai tanpa beban. Aktor film Biarkan Bintang Menari ini menghadirkan choir yang dinyanyikan ketiga putrinya: Kyra, Jaimie, dan Sabine di lagu “Follow The Rainbow”.

Album Gravity di mastering oleh engineer asal Amerika, Steve Corrao di Nashville, USA. Sedangkan artworknya dikerjakan oleh penyanyi Ipang Lazuardi. Tidak berhenti disitu, album ini juga didukung oleh Oleg Sanchabakhtiar, yang dengan Planet Design Indonesia-nya, membuat 10 video musik yang DVD juga disertakan dalam kemasan.

Saya yakin gravitasi album ini bisa menarik anda semua, khususnya yang menggemari music rock n roll berkelas.

(@edofumikooo)