Kamarmusik.net, JAKARTA- Ini dia solois imut yang lagi ramai diberitakan oleh media. Marya Genova namanya. Dara berusia 16 tahun ini menjadi penyanyi pertama yang diberi kepercayaan oleh Krishna Balagita untuk merecycle sebuah hit milik ADA Band yang berjudul “Haruskah Ku Mati”.
Nggak gampang memang menyanyikan kembali lagu yang pernah jadi hits. Pilihannya: lebih sukses atau terkesan maksa. Namun dengan warna vokal altonya yang khas, cewek yang piawai bermain piano klasik ini sukses membius pasar musik Indonesia. “Haruskah Ku Mati” versi Marya Genova lagi kenceng-kencengnya diputar di seluruh radio.
Siswi kelas 2 SMA Budi Mulia Bogor ini curhat soal pengalamannya saat take vokal di studio rekaman.
“Suerrr, aku spontan menangis ketika membawakan lagu ini. Mungkin karena aku terlalu menjiwai lirik lagunya kali ya,” ulas pengagum style fashion Ariana Grande ini.
Sang Executive Producer – Christopher Eddy Khusen – gak menyangka kalau seorang Krishna Balagita tertarik dan menyodorkan karya hitnya untuk dinyanyikan kembali seorang penyanyi baru.
“Mas Krishna kan mendampingi langsung Marya Genova saat rekaman. Beliau bilang Marya punya suara yang gak spesifik. Beliau pun memuji penguasaan teknik vokal Marya di lagu ini sangat baik. Mas Krishna pun berujar kalo Marya bisa menyanyikan semua genre lagu dengan baik,” papar ayah kandung Marya Genova ini yang menirukan quote dari Krishna Balagita.
Bakat seni Marya Genova di dunia tarik suara Mengalir Dari Kedua Ortunya
“Waktu umur 4 tahun, aku diajari bunda bermain piano. Sejak itu, aku makin suka dan tertarik mendalami piano klasik sampai sekarang. Ibaratnya kalo sehari gak main piano, kepalaku bisa pusing. Nah untuk bernyanyi, aku banyak digembleng oleh ayah. Kalo ada acara keluarga, aku yang selalu ditunjuk menjadi penyanyinya,” canda adik kandung dari bassist grup band Tokyolite itu.
Cewek yang bercita-cita menjadi dokter ini gak cuma menonjol dari segi kualitas vokal. Ia memiliki sederet prestasi sekolah yang lumayan bikin geleng-geleng kepala. Sejak SD, Marya langganan menyabet medali emas di bidang renang. Ia juga aktif mengikuti latihan balet sampai akhirnya dipercaya menjadi instruktur balet. Gokilnya lagi, ia berkali-kali menggondol juara nasional nyinden dan seni karawitan Sunda.
“Di saat banyak remaja sekarang melulu berkiblat ke luar negeri, aku berpikir kenapa gak mencoba mencintai budaya nasional. Budaya Indonesia itu keren-keren loh. Aku sebagai remaja terpanggil untuk turut melestarikan kebudayaan Indonesia melalui kesenian daerah. Tahun 2011 lalu, aku pernah jadi juara 1 nasional karawitan Sunda mulai tingkat kota, provinsi, sampai nasional,” ceplos si cantik kelahiran 23 April 1998 ini
“Aku pernah juga jadi juara 1 Degung se Jawa Barat. Belum lama ini aku meraih juara 3 Sinden se kota Bogor. Aku juga bisa menari Jaipong. Sebagai penyanyi kan harus ada keunikan dan plus-plusnya. Nah ke depan, bukan gak mungkin aku bakal mengkolaborasikan unsur etnis dan modern dalam lagu-laguku berikutnya,” celetuk Marya.