Vespunk: Boleh Kere dan Terbatas, Tapi Jangan Pasrah dan Malas!

Vespunk: Boleh Kere dan Terbatas, Tapi Jangan Pasrah dan Malas!

Kamarmusik.net, JAKARTA – Vespunk, uhmmm… unik juga namanya. Awalnya adalah sebuah komunitas penyuka vespa bernama Scooterhood yang berdiri tahun 2013. Lambat laun, seiring berkembangnya komunitas ini, ocehannya nggak lagi berkutat di seputar Vespa. Urusan musik pun, akhirnya dihajar juga. Vespunk, sebuah band yang menyuarakan kegelisahan hati para personelnya melalui musik punk, lahir di tengah-tengah Scooterhood.

Satu album udah dirilis secara mandiri oleh band yang digawangi oleh Wawah (vokal), Ledu dan Matto (gitar), Fahri (drum), dan Farre (bass). Namun karena infrastruktur terbatas a la band-band indie, karya mereka hanya bisa dijual saat kebetulan sedang manggung atau ketika sedang eksis di acara komunitas vespa.

“Kami sih, realistis aja lah. Bikin yang bisa kami bikin. Rekam pas rezekinya ada. Jual pas emang momennya cocok buat jualan. Udah bisa berkarya, plus masih ada orang yang mau beli album kami, itu udah pencapaian yang luar biasa buat gue pribadi,” ujar Ledu sambil menyeruput kopi dingin sisa kemarin malam.

Selain berkarya, upaya promosi untuk menggenjot eksistensi adalah keniscayaan.

“Kami selalu update kegiatan Vespunk di sosial media. Misal, waktu kami bikin video musik ‘Love More’. Siapa pun yang nge-share, akan kami kasih stiker. Ada gimmick juga, dong. Masa udah punya album, nggak ada usaha promosi sama sekali. Kere dan terbatas sih, boleh. Tapi jangan pasrah dan malas! Ya, gimana pun, upaya-upaya sederhana itu adalah hal realistis yang bisa kami lakukan dengan bujet dan infrastruktur yang seadanya itu,” jelas Wawah.

Ketika ditanya soal rencana ke depan, anggota Vespunk yang datang paling belakangan, Farre, menjawab,

“Saat ini yang bisa kami lakukan adalah melangkah kecil, tapi kontinyu. Kami coba manage hal-hal kecil ini. Nyokap gue pernah nasehatin, Lo gimana mau jadi gede, kalo ngurus hal kecil aja kagak becus. Jadi, ya, langkah-langkah kecil kayak yang diceritain Wah tadi yang coba kami urus. Kalo bisa jadi band dengan pengaruh besar, ya, bagus. Tapi kalo pun akhirnya cuma jadi band dengan pengaruh kecil, ya, itu nggak jelek. Hahaha.”

Video-video Vespunk bisa dicari di kanal Vespunk Scoots dan Scooterhood Forum

Vespunk: Boleh Kere dan Terbatas, Tapi Jangan Pasrah dan Malas!

Isinya cukup banyak, meski video-video tersebut digarap dengan treatment sederhana.

“Itu kami bikin sendiri. Syuting-syuting sendiri dan edit-edit sendiri. Tapi seiring berjalannya waktu, banyak juga sih anak-anak multimedia yang mau bantuin kami,” tegas Matto yang di setiap pengerjaan video paling sering kebagian jatah pegang kamera dan bahkan menyunting.

“Jadi intinya, bergerak,” celetuk Fahri sang penabuh drum tiba-tiba.

“Sekecil apa pun cita-cita lo, kalo lo diem aja mah, kagak bakal kesampean. Bergerak! Apalagi kalo cita-cita lo gede, ya kudu bergerak makin rajin dan makin dinamis. Jangan ngemis. Jangan minta-minta. Usaha sendiri. Uji sampai sejauh mana kapabilitas mental dan fisik bisa kami geber. Kalo gue sih, karena gue bukan orang berjiwa memble ye, parameter-nya, selama gue masih bernyawa, gue akan berusaha terus. Kalo gue udah mati, ya, baru gue stop.”

Stop dari Vespunk, Bang Fahri? Gokil juga loyalitasnya. Sampai mati???

“Bukan. Bukan itu maksud gue. Gue lagi berusaha keras pengin beli rumah. Tadi barusan curcol aja,” tukas Fahri sambil cengar-cengir.

Oalaaah, Bang. Baiklah kalau begitu. Semoga rumahnya bisa terbeli melalui karier bersama Vespunk. Sukses terus!

Teks : Indaka Zikri

Editor : Doddy Irawan