Arsip Tag: chrisye

Awas, Terpesona Suara dan Akting Sheryl Sheinafia di Film Galih & Ratna

Kamarmusik.net, JAKARTA – Boleh jadi tanggal 4 Desember kemarin adalah salah satu momen indah bagi Sheryl Sheinafia. Sehari setelah perayaan ultahnya ke-20, teaser trailer film Galih & Ratna resmi dipamerin. Di film yang disutradarai oleh Lucky Kuswandi, musisi cantik yang jago main gitar ini dipercaya memerankan tokoh Ratna.

Film yang akan diputar di bioskop bulan Maret 2017 mendatang ini, tentu banyak orang yang setia menunggu. Mengapa? Masyarakat pasti akan penasaran seperti apa sih film yang diadaptasi dari Gita Cinta Dari SMA ini? Secara film yang diperankan oleh Rano Karno dan Yessy Gusman pada 1979 ini sukses menembus jajaran film legendaris Indonesia. Bagaimana Sherly Sheinafia bisa menghidupkan kembali sosok Ratna dalam nuansa kekinian?

“Iya sampai akhirnya kami ketemu sama om Rano dan tante Yessy. Akhirnya, satu beban lepas lah dari punggung aku karena ada approval dari mereka. Mereka memercayakan kepada tim produksi kita untuk mengeksekusi film Galih & Ratna. Sementara aku bertugas untuk mengeksekusi karakter Ratna,” papar Adik Derryl Imanalie tersebut.

Awas, Terpesona Suara dan Akting Sheryl Sheinafia di Film Galih & Ratna

Galih & Ratna bukan film pertama yang terinspirasi judul-judul film terdahulu. Sebelumnya ada Badai Pasti Berlalu (1977, diproduksi ulang pada 2007) dan Tiga Dara (1957, menjadi inspirasi untuk Ini Kisah Tiga Dara pada 2016). Tentu banyak orang berekspektasi lebih terhadap film ini, terutama papa dan mama kita yang mungkin pernah menonton langsung Gita Cinta Dari SMA. Terlebih sosok ikonik yang melekat pada Rano Karno dan Yessy Gusman.

Sementara pemeran Galih dan Ratna versi kekinian dibintangi oleh wajah-wajah baru, seperti Refal Hady yang memerankan tokoh Galih. Sheryl Sheinafia sendiri mungkin lebih dikenal sebagai penyanyi bukan sebagai aktris. Galih & Ratna adalah film Sheryl setelah Marmut Merah Jambu (2014), Cai Lan Gong (2015), dan Koala Kumal (2016). Menarik untuk dinanti, apakah pelantun hits “Ku Tunggu Kau Putus” bisa memuaskan penonton film ini?

Sorotan bukan hanya bertumpu pada Shery semata. Pengalaman aktingnya pasti makin terasah ketika ia menjadi co producer film Cai Lan Gong. Sosok sang sutradara Galih & Ratna sih yang sangat memegang peran penting. Lucky Kuswandi merupakan sineas berusia 36 tahun yang pernah membuat The Fox Exploits The Tiger’s Might, film yang terpilih untuk berkompetisi di Semaine de La Critique dalam Festival Film Cannes 2015.

Membalik cerita 37 tahun lalu, Gita Cinta Dari SMA merupakan buah karya sutradara Arizal. Menurut data yang Kamar Musik himpun dari PT Peredaran Film Indonesia, film itu nangkring di peringkat ketiga daftar film terlaris di Jakarta. Saat itu, mungkin banyak di antara kamu yang belum lahir, jumlah penontonnya mencapai 162.050 orang.

Niwey, buat yang udah liat teaser trailer film ini pasti paham apa tujuannya? Yupss… ini dilakukan untuk lebih memfokuskan perhatian penonton kepada lagu tema dari film ini, yaitu “Gita Cinta” yang dinyanyikan langsung oleh Sheryl. Lagu ini merupakan lagu tema Gita Cinta Dari SMA. Saat itu, penyanyi yang melantunkan lagu ciptaan Guruh Soekarno Putra dan Eddy D. Iskandar (sang penulis novel) ini adalah almarhum Chrisye.

Awas, Terpesona Suara dan Akting Sheryl Sheinafia di Film Galih & Ratna

Hampir semua film yang dilibatinya, Sheryl Sheinafia turut mendapat porsi sebagai pengisi soundtrack film. Di 2 layar lebar karya Raditya Dika, kamu pasti mendengar iringan lagu yang dilantunkan penggemar John Mayer ini. Tentu seru ya melihat akting Sheryl di film Ratna & Galih dengan iringan ilustrasi musik yang ia nyanyikan sendiri.

Bagaimana dengan album baru Sheryl? Tenang, tahun 2017 ini ia berjanji akan segera meluncurkan album keduanya. Yang pasti kamu bisa melihat kedewasaan bermusik Sheryl Sheinafia di album anyarnya nanti. Jelas dong, kan album pertama dulu ia rekam ketika masih berusia 14 tahun. Kita nantikan sama-sama deh perubahan apa yang terjadi…

(@edofumikooo)

Noah, Album Seperti Seharusnya: Kharisma yang Tak Musnah

Kamarmusik.net, JAKARTA – Noah – yang dulunya adalah Peterpan – adalah sebuah kharisma dan karya. Band yang beranggotakan Ariel (vokal), David (kibor), Lukman (gitar) , Reza (drum) dan Uki (Gitar) kini menuangkan karya mereka dalam album bertajuk Seperti Seharusnya.

Noah Lahir, Setelah Ariel Kembali Hadir

Adalah Ariel sebagai garda depan band ini yang tak bisa dipungkiri memiliki kharisma tak biasa. Setelah harus dua tahun di bui dengan alasan hukum yang masih dipertanyakan, para penggemarnya seperti menemukan oase di tengah padang pasir melihatnya kembali.

Teman-temannya dengan setia menanti dan kini mereka telah menghasilkan karya setelah didahului album Suara Lainnya yang waktu itu belum menggunakan nama Noah (hanya mencantumkan nama personilnya). Sebuah album yang berisi instrumentasi karya-karya mereka di band terdahulu (hanya satu karya berisi vocal Momo Geisha).

Sebelum bernama Noah, mereka (minus David) bersama personil lama menghasilkan sebuah lagu “Mimpi Yang Sempurna”. Lagu ini terdapat di album kompilasi Kisah 2002 Malam (2002) inilah yang mengantar mereka menuju sukses, menapak dunia rekaman dan menghasilkan album Taman Langit (2003), Bintang di Surga (2004), Ost. Alexandria (2005), Hari yang Cerah (2007) dan The Best of (Sebuah Nama Sebuah Cerita) (2008).

Karya-karya mereka di album-album tersebut menghasilkan banyak penghargaan, bukan hanya karena angka penjualan yang fantastis tapi juga konser-konser mereka yang dirancang tak lazim seperti konser maraton di enam provinsi dalam waktu 24 jam. Dan kini, Ariel, David, Lukman, Reza dan Uki sebagai Noah telah siap kembali meramaikan dunia industri musik Indonesia dengan album baru mereka, Seperti Seharusnya.

The Album

Desain sampul album ini berwarna putih seakan melambangkan sebuah lembaran baru babak perjalanan karier mereka. Pemberian sedikit warna pada wajah-wajah personil Noah memberi sentuhan artistik untuk tak sekedar hitam putih.

Album yang berisi sepuluh lagu ini hanya menyisakan satu lagu yang tak bertema cinta yaitu “Raja Negeriku” di track pertama. Lagu ini nampaknya “menggugat” keberadaan negeri ini untuk sebuah perubahan.

Dan terdengar, deru suara

Sapa jiwaku, sapa seluruh bangsaku

Aaa… Perih tangismu, perih jiwamu

Tersisihkan oleh kawanan hitam

Oh semua telah lelah menanti

Mungkinkah lagu ini sebuah jeritan atas apa yang dialami Ariel?

Dari kesembilan lagu, lagu “Separuh Aku” yang diciptakan oleh anggota baru, David dan Ihsan (additional bassist), sudah akrab terdengar dimana-mana. Selain itu, terdapat lagu lama ciptaan Ryan Kyoto, “Sendiri Lagi”, yang dulu dinyanyikan sang legenda, Chrisye, di album Sendiri Lagi (1993).

Terdapat satu lagu ciptaan Rian D’MASIV berjudul “Hidup Untukmu, Mati Tanpamu” dan selebihnya ciptaan personel Noah. Lagu “Jika Engkau”, “Ini Cinta”, “Terbangun Sendiri”, “Tak Lagi Sama” selanjutnya bisa menjadi hits karena lagu-lagu ini memang ciri mereka.

Sembilan lagu di album ini bertemakan cinta dengan cerita tentang harapan, penyesalan, ketulusan sebuah hubungan. Inilah karya yang telah ditunggu banyak pendengar musik Indonesia. Lantunan vokal Ariel yang banyak membius wanita tentunya akan semakin membawa pendengarnya larut ketika membaca baris demi baris lirik-lirik lagu di album ini. Pesona dan kharisma Ariel memang istimewa. Lagu-lagu yang dihasilkan suaranya selalu ditunggu.

The Distribution

Untuk band seperti Noah, sebenarnya tak ada alasan untuk meragukan distribusi. Distribusi lewat mana saja, banyak yang mencari dan bersedia membeli. Sistem bundling dengan makanan cepat saji bisa menambah gelembung volume yang besar dalam waktu cepat.

Perlu dipikirkan cara penjualan lain dimana gerai makanan cepat saji tak memiliki outlet di kabupaten tertentu atau di kecamatan, misalnya dengan penjualan online. Jika antusiasme fans untuk memiliki produk asli tak ditanggapi dengan cepat, mereka bisa saja melirik cara cepat memiliki albumnya dengan cara membeli bajakan.

Rilis album yang dibarengi dengan rentetan konser “Born To Make History” di beberapa kota di Indonesia tentunya bisa membuat penjualan album ini semakin laris asalkan di setiap konser mereka juga menyediakan penjualan langsung karena penjualan langsung di event konser terbukti manjur mengangkat angka penjualan fisik album.

Semoga kehadiran Noah dan pesona serta kharisma Ariel yang tak musnah bisa kembali menggairahkan pendengar musik Indonesia untuk tak hanya memuji pujaannya namun juga mengapresiasi dengan cara membeli produk asli asalkan sistem distribusinya bisa mereta ke seluruh penjuru nusantara.

Teks : Tj Singo (@singolion), Penikmat Musik Indonesia

Editor : Doddy Irawan