Kamarmusik.net, JAKARTA – Apa momen yang kamu rindukan waktu kecil? Tentu saja banyak dan itu ngangenin. Satu hal yang paling menyejukkan adalah menyimak orangtua mendongengkan cerita dan menyanyikan lagu pengantar tidur. Momen ini yang menggugah Sheila Permatasaka untuk membuat video di akun Instagramnya berjudul “Pengantar Lelap”. Lagu yang menggugah ini, bisa juga kamu simak di album solo bassist perempuan ini.
Dalam captionnya, Sheila Permatasaka menceritakan bahwa video sederhana ini berawal dari sebuah lagu yang ia tulis sebagai lullaby song atau lagu pengantar tidur untuk anaknya yaitu Hans.
“Pesan dari lagu ini adalah hubungan kasih antara orangtua dengan anak yang terjalin sewaktu anak tersebut siap untuk beristirahat. Selamat menikmati video ini dan semoga pesan sederhana yang ada dapat tersampaikan dengan baik,” ujar Sheila via akun Instagram sheilapermatasaka
Kepada Kamar Musik, musisi kelahiran Jakarta, 4 Maret 1984 ini memercayakan lagu “Pengantar Lelap” (Lullaby) oleh Evelyne Hutagalung. Track manis ini tertuang dalam sebuah album bertitel Midnight Superstar. Sheila yang sampai saat ini masih aktif sebagai bassist di berbagai kegiatan musik sebagai player, organizer, maupun composer ini berbagi kisah seputar penggarapan album solonya.
Selain gandeng The Upmost, Sheila Permatasaka juga libatkan banyak musisi andal
Awal tahun 2017 merupakan momen yang tepat untuk Sheila dalam berkontribusi untuk perkembangan musik Indonesia. Album solo bass ini ia kerjakan dengan bantuan beberapa teman bermusiknya yang tergabung di sebuah band yaitu The Upmost. Tingginya jam terbang, membuat ia tak kesulitan dalam merampungkan albumnya. Hanya kurang dari 3 bulan, album Sheila And The Upmost yang bermaterikan 6 lagu ini pun rilis di pasaran.
Sebagian besar merupakan karya original dari Sheila. Agar produksi albumnya lancar, ia bekerjasama dengan Yessi Kristianto dan Indra Aryadi. Tak cukup sampai di situ. Dalam 5 track instrumental albumnya, ia menggandeng sederet drummer hebat. Sebut saja Echa Soemantri, Handy Salim, Jeane Phialsa, Dimas Pradipta. Wujud keseriusan album ini ia tonjolkan dengan menggaet drummer dari Australia, Brody Simpson.
Musisi yang aktif main bass sejak tahun 2003 ini mengajak penikmat musik larut dalam karya indahnya, macam “Lullaby for Hans”, “All is Well”, “Be Not Nobody”, “Midnight Superstar”, dan “The Dawn Has Come”. Isian bassnya tak lepas dari pengaruh mentornya di LPM Farabi seperti Indro Harjodikoro, Adi Dharmawan, dan Ilyas Muhadji.
Sejumlah alasan mengapa album solo Sheila Permatasaka wajib dimiliki
Pengalamannya malang-melintang di industri musik membuat ia matang secara musikalitas. Salah satu prestasinya adalah bassist terbaik di Festival Budaya Jakarta dan Juara 1 (bersama Starlite) di Festival Jazz Goes To Campus UI 2004. Sheila pernah mengiringi para penyanyi terbaik Indonesia seperti Gita Gutawa, Dewi Sandra, Vidi Aldiano, Mike Mohede, Denada, dan banyak lagi. Belum lagi festival musik yang ia ikuti baik di dalam maupun di luar negeri.
Sebelum merilis album solo Midnight Superstar, ia juga pernah merilis project rekaman bersama Starlite dalam album berjudul Our Journey (2014). Album tersebut diproduksi bersama rekan-rekan satu bandnya yang terdiri dari Jeane Phialsa (drum) dan Rieke Astari (piano). Beberapa penyanyi juga turut mensupport albumnya. Sebut saja Olive Latuputty, Grace Sahertian, dan Eno ‘Darajana’. Ia juga pernah menjadi bassist perempuan di Baim Trio.
Well, perjalanan panjang itulah yang akhirnya membulatkan tekad Sheila Permatasaka untuk merilis album solo ini.