Arsip Tag: dewi lestari

Glenn Fredly, Luka Cinta & Merdeka Oleh TJ Singo

Kamarmusik.net, JAKARTA – Glenn Fredly, penyanyi pria penuh pesona bagi wanita. Itulah kesan (dan fakta) ketika menyaksikan show tunggal Glenn Fredly hampir setahun lalu di Yogya di sebuah hotel berbintang lima. Dua penonton wanita telah menyiapkan krans bunga untuk dipersembahkan padanya.

Mereka secara terpisah memberanikan diri menyeruak di antara penonton menuju panggung dimana Glenn Fredly bersuara dan memancarkan daya pikatnya. Mereka bahkan tak mau melepaskan pelukannya sampai Glenn selesai bernyanyi. Kedua wanita itu bahkan menangis di pelukan Glenn. Mereka merasa nyaman berada di dekat Glenn Fredly. Seakan tak ingin berpisah.

Glenn Fredly, Magnet Bagi Wanita Lewat Lagu-Lagu yang Penuh Romantika

Nyong Ambon berlesung pipit ini selalu menyapa ramah penontonnya. Bagaimana wanita tak jatuh hati padanya? Glenn juga mencintai orang-orang yang mengapresiasi karyanya. Dan ia juga mencintai negaranya. Kondisi negara yang tidak kondusif karena kehidupan politik yang tak berpihak pada rakyat membuat Glenn sering menyuarakan keprihatinannya di akun twitternya.

Tak berhenti di sana, Glenn menangis ketika mengadakan konser dalam rangka 17 tahun dia berkarya di dunia musik Indonesia beberapa saat yang lalu. Dia merasakan betul betapa memprihatinkan kondisi ini. Dia serasa tak berdaya sehingga harus menitikkan air mata di depan ribuan penonton konsernya. Dia terluka!

Tapi, luka itu tak dilanjutkan dengan bersuara lantang memprotes tanpa guna. Dia tuangkan segala keprihatinannya lewat tindakan nyata dan karya seni. Dia membuat dan mempromosikan gerakan VOTE (Voice from The East). Dia ingin mengingatkan pimpinan negara ini bahwa masih ada bagian dari negara ini yang mendapat ketidakadilan, dan itu ada di bagian timur negara tercinta ini.

Keprihatinan itu pula yang ingin dia sampaikan di karya terbarunya, sebuah album yang bertajuk Luka Cinta & Merdeka.

The Album

Didukung oleh band pengiring tetapnya, Bakuucakar, album ini dibuka dengan lagu “Merdeka”. Lagu ini menjadi lagu penyapa (pembuka) atas cerita yang ingin disampaikan Glenn pada pendengarnya. Di lagu berikutnya, Glenn bercerita tentang kondisi dunia yang disebutnya sebagai era gila serta kondisi negeri yang dipenuhi politisi gila materi di antara cerita cinta indah yang dimilikinya pada lagu “Selagi Ada Waktu”. Cerita dilanjutkan tentang “Jakarta”, kota yang angkuh tempat merajut kisah indah. Glenn adalah Glenn. Kondisi seperti apapun bisa diubahnya menjadi lirik lagu bertema cinta.

Cerita berlanjut ke rasa hati yang kuat, kerinduang yang sangat, “Renjana”. Judul lagu yang jarang digunakan kecuali lagu ciptaan Guruh Sukarno Putra lewat suara Grace Simon di tahun 1976. Setelah kerinduan yang sangat, Glenn bercerita tentang “Luka Dan Cinta”. Luka dan cinta adalah rasa getir dan manis. Setelah merasakan luka dan cinta, Glenn merasa seperti orang kehilangan arah sehingga dia harus “Menanti Arah”, bertanya pada penguasa negeri.

Cerita berlanjut pada lagu yang mendayu, “Sabda Rindu”. Dengan iringan musik yang lambat, Glenn ingin menyampaikan keinginannya menempuh perjalanan pulang ke hati pujaan hatinya. Setelah menyampaikan sabda rindunya, Glenn melanjutkan ceritanya tentang sebuah kisah sedih (balada) karena hidup tak semanis yang dikira. Balada itu dia sebut sebagai blues, “Blues Untuk Asmara”. Kisah sedih tak selalu terus terjadi. Glenn bercerita bagaimana ia berharap segera berjumpa dengan orang yang dikenalnya di “Lini Masa”. Sebuah lagu yang inspirasinya datang dari interaksi di jejaring sosial Twitter.

Membuka cerita di album ini dengan pekik merdeka serta kegalauannya kondisi dunia, Glenn menutup ceritanya dengan kisah sedih atas hubungan asmara seperti yang dikisahkannya pada “Untuk Sebuah Nama” dan “Abadi”. Dia harus bersedih atas hubungan yang tak berakhir dengan indah yang bisa saja terjadi para pengagum karyanya. Dan, cerita di album ini ditutup dengan lagu “Malaikat Juga Tahu”, satu-satunya lagu ciptaan orang lain (Dewi Lestari) di album ini. Lagu ini seolah adalah pelengkap kegalauan Glenn Fredly pada karyanya di album ini.

The Packaging and Distribution

Album ini dikemas dengan bungkus tebal yang kuat. Awet untuk disimpan menjadi koleksi. Dengan kemasan yang kuat dan lux dan berisi 12 karya lagu, harga yang harus dibayar menjadi sepadan. Desain sampul berupa kepalan dua tangan yang memegang mawar. Sebuah lambang luka karena terkena duri tangkai mawar yang sekaligus melambangkan cinta sementara kepalan dua tangan bersama adalah gerakan ketika memekikkan kata merdeka. Warna-warni disekitaran tangan menambah meriahnya disain sampul, bak “rainbow cake”

Album ini diproduksi oleh RPM dan didistribusikan secara bebas, tidak ekslusif milik satu toko CD berjaringan. Tentunya, hal ini memudahkan penyebaran album yang ditunggu. Kemudahan membeli juga diberikan lewat pembelian online di Musik Plus.

Teks : Tj Singo (@singolion) : Penikmat Musik Indonesia

Editor : (@edofumikooo)