Semua tulisan dari Doddy Irawan

Lewat Single ‘Muara’, Adera Tegaskan Jatuh Cinta Itu Nggak Ada Batasnya

Kamarmusik.net, JAKARTA – Ada lagu kece nih yang kembali dipersembahkan oleh Adera, judulnya “Muara”. Video musiknya udah meluncur di YouTube sejak tanggal 18 April 2017 lalu. Single ciptaan Abietyasakti K.K (kakak Adera, red) ini kian mempertegas identitas penyanyi kelahiran 6 Januari 1986 ini sebagai juaranya lagu-lagu ballads. Lirik nan puitis abis itu semakin sempurna dengan balutan gitar akustik yang dimainkan oleh Andre Dinuth.

Resapi deh penggalan lirik dari lagu ini, luar biasa romantis! Kau adalah puisi hati/ Di kala rindu tak bertepi/ Ku ingin kau ada/ Saat ku membuka mata/ Hingga ku menutupnya kembali//

Lewat Single 'Muara', Adera Tegaskan Jatuh Cinta Itu Nggak Ada Batasnya

Yupsss, dari awal sampai akhir lagu dijubeli deretan lirik yang super puitis. Lagu “Muara” seakan sengaja dibuat untuk membius para pemuja cinta dan siapa pun yang sedang memuja-muja pasangannya.

Video musik “Muara” pun dijamin berbeda dari single-single Adera sebelumnya. Sang sutradara, Risky Jusuf, memvisualisasikan Muara sebagai perempuan yang menderita sebuah penyakit serius. Beruntung, Muara memiliki kekasih yang sangat mencintainya dan selalu sabar dalam mendampinginya. Sampai berita ini diturunkan, Senin (15/5), video musik “Muara” telah ditonton lebih dari 153 ribu orang. Penasaran kan? Tonton videonya yuksss.

Putra kedua penyanyi legendaris Ebiet G Ade ini pernah meraup sukses lewat sejumlah hits macam “Lebih Indah”, “Terlambat”, “Melewatkanmu”, “Melukis Bayangmu”, “Bahagia Bersamamu”, “Dengarkan Hatiku”, sampai “Catatan Kecil”. Adera nggak pernah memikirkan lagu “Muara” bisa diterima apa nggak. Hal penting yang ia terapkan bagaimana bisa terus berkarya dan merilis lagu yang lahir dari hati.

Sentuhan Lirik Puitis bin Romantis Adera Dalam Single Terbaru ‘Muara’

Lewat Single 'Muara', Adera Tegaskan Jatuh Cinta Itu Nggak Ada Batasnya

“Lagu ini bercerita tentang seorang yang telah menemukan belahan hatinya. Mengapa dari awal sampai akhir berisi lirik yang puitis? Itu adalah cara dia mengungkapkan pujian untuk kekasihnya. Buat saya, jatuh cinta itu nggak ada batasnya, apapun kondisinya,” beritahu Adera seperti disampaikan lewat managernya, Wisnu Purbaya.

Yupsss… di video musik itu dikisahkan seorang cewek (diperankan oleh model bernama Rosiana Dewi) yang terjangkit penyakit serius yaitu skizofrenia. Meski demikian, kekasihnya tetap tegar dan setia menemaninya. Penyanyi yang memposting karya pertamanya “Lebih Indah” lewat Friendster pada tahun 2006 ini berharap lagu anyarnya ini bisa menginspirasi seluruh Aderable (julukan fans, red) di manapun mereka berada.

edofumikooo

 

Perjuangan Respect 86 Menerobos Industri Rekaman Selama 9 Tahun (2)

Kamarmusik.net, JAKARTA – Bertahun-tahun langganan menjuarai puluhan ajang festival musik, kuintet asal Pekanbaru ini berhasil naik kelas jadi band rekaman. Album bertitel Future ibarat kado terindah persembahan band Respect 86. Masa depan yang diidamkan untuk eksis di industri musik Indonesia, kini berada dalam genggaman. Nah, ini dia cerita lanjutan yang penuh makna gimana perjuangan Respect 86 dalam menembus industri rekaman.

Single keren berjudul “Di Antara Kita” yang bergenre alternatif dipercaya sebagai nomor perkenalan. Setelah tanggal 19 April 2017 track andalan Respect 86 diperdengarkan secara berantai ke ratusan radio tanah air, kini band yang terbentuk tanggal 8 bulan 8 tahun 2008 ini melanjutkan kampanye promo mereka dengan melakukan phoner radio dan visit ke berbagai media online dan televisi. Dont miss it, video musik mereka udah bisa ditonton di YouTube lho.

Menelusuri Jejak Perjuangan Respect 86, Langganan Juara Berbagai Festival Band

Perjuangan Respect 86 Menerobos Industri Rekaman Selama 9 Tahun (2)
Diego mengungkap fakta sejarah bahwa nama band pertama mereka adalah Five Boyz. Olala… boy band abiezzz!

Perlu dicatat nih, Respect 86 adalah transformasi dari nama band mereka sebelum ini, yaitu The Future. Sekadar melongok sejarah, The Future lahir karena eratnya hubungan pertemanan antara Dhika dan Diego.

“Aku kenal sama Diego sejak kelas 2 SD dan mulai ngeband bareng sejak kelas 1 SMP. Setelah itu ketemu deh sama Clinton yang merupakan teman SMP kami. Dari situ kami sering jamming di studio sendiri yang sekaligus dijadikan beskem. Kemudian datanglah Enda, yang nggak lain adalah pacar kakak aku. Ternyata dia bisa nyanyi dan bersedia untuk bergabung,” jelas Dhika yang memiliki jiwa toleransi yang tinggi.

Ternyata, ada sisi lain cerita menarik dari sejarah perjuangan Respect 86 yang Kamar Musik kulik dari Diego.

“Jadi waktu itu ada acara pensi di sekolah kami, SMP 5 Pekanbaru. Sementara band ini baru ada aku dan Dhika. Kami bergegas nyari gitaris karena acaranya tinggal seminggu lagi. Ketemu deh sama Clinton, siswa baru pindahan dari kota Duri. Kegalauan berikut adalah mencari vokalis,” beber Diego, personel paling muda sekaligus paling jangkung yang sekilas tampangnya mirip Uki, gitaris band NOAH.

“Vokalis pertama kami namanya Tomi dan vokalis kedua kami bernama Rifki. Belakangan Clinton pengin konsep band ini memiliki 2 gitaris, muncul lah nama Marias. Berhubung kami berlima, tercetus lah nama Five Boys. Waktu mau ikutan festival band di kota Payakumbuh tahun 2010, Marias dan Rifki nggak bisa ikut. Dari situ kami ketemu Bang Enda dan nama band pun berubah jadi The Future,” sambung Diego, model yang mengantongi gelar Semi Finalis L-Men 2014, Goifex Indonesia Fitness Ambassador 2016, dan Juara Favorit Gading Model Search 2017.

Setelah menemukan vokalis yang pas, The Future memberanikan diri ikutan lomba di sebuah acara festival band.

“Pertama ikut festival band ya di Payakumbuh, Sumatera Barat. Penampilan perdana kami langsung dapat juara 2. Tahun-tahun berikutnya, kami rajin ikut festival band dan Alhamdulillah sering menang. Terakhir, kami bikin konsep berbeda dengan penambahan kibordis. Pada tahun 2011, ketemu deh sama Angga,” lontar Enda dan Clinton.

Juara Melulu Tapi Jadi Bulan-Bulanan Bullying, Jleeebhhh… Sakitnya Tuh Di Sini

Perjuangan Respect 86 Menerobos Industri Rekaman Selama 9 Tahun (2)
Dhika, personel Respect 86 yang agak pendiam dan agak susah difoto.

Perubahan line up dari kuartet menjadi kuintet, ternyata membawa aura positif bagi The Future.

“Sebenarnya tahun 2011 itu kami berenam, plus Kevin sebagai additional gitar. Formasi baru ini yang mengantarkan kami jadi juara 1 umum seluruh Sumatera,” celetuk Clinton.

Seringnya nama The Future keluar menjadi juara festival band, membuat para peserta lain jadi iri dan membully mereka. Nggak jarang juga berseliweran tudingan miring kalau kemenangan Enda dan kawan-kawan berkat “bantuan” dari orang dalam yang menjadi panita penyelenggara event.

“Iya kami dituduh KKN karena kenal sama jurinya lah, main sogok lah, ini itu lah. Banyak cercaan dan bully dari peserta yang kalah. Sampai berita tersebut beredar luas di social media. Kami yang tadinya sabar dan menahan diri, mau nggak mau harus bikin klarifikasi. Ternyata setelah dikroscek langsung ke panitia, yang menuduh kami pun pada malu sendiri karena memang nggak terbukti. Mereka pun segera meminta maaf atas perbuatannya,” urai Enda.

Banyak bahkan teramat banyak kisah dan perjuangan Respect 86 waktu mengikuti berbagai lomba di festival band.

“Kalau ingat zaman festival band, kami bersyukur udah jalan sampai sejauh ini. Kalau ada festival di Padang, misalnya. Dari Pekanbaru, siangnya kami berangkat ke Padang dengan masih berseragam sekolah. Kami mulai manggung jam 8 malam. Selesai manggung, dapat juara, malam itu juga balik lagi ke Pekanbaru karena jam 5 pagi udah harus mandi untuk kembali beraktivitas di sekolah,” ratap Dhika, anak kelima dari enam bersaudara ini.

Membulatkan Tekad Untuk Merantau dan Melanjutkan Perjuangan di Jakarta

Perjuangan Respect 86 Menerobos Industri Rekaman Selama 9 Tahun (2)
Angga, personel Respect 86 paling imut sekaligus paling matang usianya. Tatapan matanya itu lho, macam tipe yang susah move on dari mantan.

Tahun 2012, Clinton memutuskan untuk kuliah di Jakarta. Personel The Respect pun tinggal 5 orang. Mak Nanan, orang paling setia dan berjasa dalam band ini menanyakan komitmen apakah mereka bersedia hijrah ke Jakarta? Setelah rembukan, pada tahun 2013 berangkat lah seluruh personel band ini ke ibukota, kecuali Kevin sang additional gitar, yang memutuskan tetap stay di Pekanbaru.

Pola pikir mereka terus berkembang. Mau sampai kapan jadi band festival terus? Apa nggak mau jadi band rekaman yang karyanya bisa didengar di seluruh pelosok negeri? Mereka bulat ingin naik kelas. Materi lagu untuk rekaman mulai dicicil, sambil masih mengikuti berbagai festival band di Jakarta dan di luar Pulau Jawa. Festival band pasti akan ada terus dan nggak akan pernah ada habisnya. Terakhir, mereka mengikuti festival band pada tahun 2015.

Ketika rekaman, mereka mengubah nama The Future menjadi Respect 86. Nama tersebut memiliki makna filosofis siap untuk saling menghormati dan menghargai satu sama lain.

“Kalau mau maju, kami nggak bisa terus berada di daerah. Kami harus merantau untuk melanjutkan perjuangan Respect 86. Lewat single ‘Di Antara Kita’ dan album Future, kami berharap bisa mengenalkan karya musik ini secara luas ke seluruh masyarakat Indonesia dan juga dunia,” harap Dhika.

edofumikooo

Berkah Main Bass, Sheila Permatasaka Hidup Sejahtera dan Keliling Dunia

Kamarmusik.net, JAKARTA – Cewek jadi pemain bass? Uhmm… nyentrik sih. Tapi bukannya, instrumen gitar bass ini lebih cocok dimainkan oleh cowok ya? Bobot bass kan lumayan berat tuh, belum lagi senarnya yang gendut berpotensi banget bikin kulit jari cewek jadi nggak mulus. Itu pemikiran mainstream sih. Semakin hari tambah rame kok cewek yang penasaran dengan profesi bassist. Biar asyik, kita ngobrol lebih jauh yuk sama Sheila Permatasaka.

Cewek kelahiran Jakarta, 4 Maret 1984 ini mulai curi-curi pandang dengan instrumen bass sejak ia SMP.

“Pertama suka instrumen ini sejak SMP. Mulai menekuni secara profesional ya ketika aku kuliah,” tutur Sheila.

Mengulik bass secara otodidak bukan perkara sepele. Sheila Permatasaka pun mengakui secara terus terang.

“Awalnya nyoba untuk otodidak, tapi pada satu titik aku merasa mentok. Aku putuskan untuk belajar di Farabi Music School. Waktu itu aku belajar sama Mas Indro Hardjodikoro dan Adi Darmawan,” kenangnya.

Apa Iya Bass Itu Melulu Jadi Dunia Cowok? Begini Jawaban Sheila Permatasaka

Berkah Main Bass, Sheila Permatasaka Hidup Sejahtera dan Keliling Dunia

Kalau udah menyerempet soal gender, memang sih profesi bassist mayoritas lebih dikuasai oleh cowok.

“Menarik sih kalau kita berada di situasi seperti ini. Tapi semua itu kan bisa disiasati. Caranya, kita harus bisa membuktikan kalau cewek pun bisa bermain bass sebaik cowok. Ya berusaha semaksimal mungkin aja untuk menguasai instrumen ini dengan baik. Bass itu elemen penting dalam bermusik yang penekanannya ada di ryhtim sama groove,” urai cewek yang pernah terlibat di proyek Baim Trio ini.

Pandangan sebelah mata banyak orang terhadap bassist cewek, bisa dijungkirbalikkan oleh Sheila.

“Dari awal sampai sekarang, aku terus konsisten jadi pemain bass. Aku bisa melakukan dan menunjukkan ke orang banyak bahwa bermain bass itu menyenangkan. Cewek itu sebaiknya nggak melulu harus di jalur mainstream. Yakin deh, kamu bisa hidup sebagai bassist. Bertahun-tahun main bass, aku bisa membeli rumah dan mobil sendiri. Bahkan bisa manggung ke berbagai benua di dunia,” papar cewek berusia 33 tahun ini.

Sheila Permatasaka dan Mimpinya Memiliki Album Solo

Berkah Main Bass, Sheila Permatasaka Hidup Sejahtera dan Keliling Dunia

Biar kamu, cewek-cewek makin terbuka pemikirannya dan mudah-mudahan tergerak menjadi pemain bass, Kamar Musik bisa nambahin referensi kece tentang bassist cewek Indonesia nih. Sebut saja Chua ‘Kotak, Nissa Hamzah ‘Omellete’, sampai Prinzes Amanda a.k.a Icez ‘The Rock’. Belum lagi sederet bassist teope dari luar negeri.

Mulai dari Aina Yamauchi (bassist grup band Silent Siren dari Jepang), Doris Yeh (bassist dari Taiwan Symphonic Black Metal Chothonic Band), sampai Anna Sentina. Nama yang terakhir disebut menarik karena sangat populer di YouTube. Cewek kelahiran 16 September 1994 ini udah tampil di seluruh berbagai tempat mentereng macam Whiskey A Go Go, the Viper Room, the Mint, SOMA San Diego, the Hard Rock Cafe dan the House of Blues.

Kembali ke Sheila. Bassist terbaik di ajang Festifal Budaya Jakarta (2004) ini juga tergabung bersama Jeane Phialsa (drum) dan Rieke Astari (piano) dalam grup Starlite, pemenang Jazz Goes to Campus Competition (2004). Bersama Starlite pula, ia telah melepas sebuah album digital berjudul Our Journey.

Yang nggak kalah menarik, Sheila Permatasaka lagi serius untuk merampungkan album solonya lho.

“Iya, mohon doanya ya untuk album solo ini. Formatnya lebih dititikberatkan di bass dan ada juga nuansa orkestrasinya. Nggak cuma instrumental, rencananya ada juga penyanyinya yang membawakan lagu aku. Belum ada gambaran sih siapa yang mau nyanyi. Sampai saat ini aku masih nyari yang paling pas,” terang Sheila.

Waahhh, barangkali ada pembaca setia Kamar Musik yang bisa membantu Sheila tuh. Semoga lancar albumnya ya…

edofumikooo

Office Boy, Cara Young Lex Menyemangati Pekerja Agar Bermental Juara

Kamarmusik.net, JAKARTA – Hidup itu emang keras dan selalu ada fase diterpa kesulitan, tapi jangan pernah menyerah sama keadaan. Ilustrasi kehidupan ini diangkat oleh Young Lex dalam lagu berjudul “Office Boy”. Rapper yang memiliki nama lengkap Samuel Alexander Pieter itu curcol abis seputar pengalaman nyata dalam hidupnya.

Video musik anyar cowok kelahiran Jakarta 18 April 1992 ini bisa ditonton di YouTube. Sampai berita ini diturunkan pada Jumat (5/5) malam, video “Office Boy” yang diposting pada 26 April lalu telah dikepoin sekitar 300 ribu orang.

Sebelum namanya berkibar, Young Lex beneran pernah merasakan getirnya bekerja serabutan sebagai office boy. Namun siapa sangka, ia berhasil mengubah status dari yang diremehkan menjadi yang diidolakan.

“Lagu ini tentang kisah hidup saya waktu kerja jadi office boy. Lewat lagu ini, saya pengin kasih tahu bahwa semua orang yang memulai hidup dari bawah, selama mau bekerja keras, suatu saat bisa sampai di atas,” beber Young Lex.

Office boy bukan pekerjaan hina kok, melainkan sebuah profesi mulia dan merupakan tulang punggung aktifitas kegiatan di perkantoran. Namun semua orang punya hak untuk sukses dan meraih semua mimpi besarnya.

Lagu ciptaan Young Lex ini kemudian musiknya diaransemen oleh Mo Carisma. Ia juga dibantu oleh Tatsuro Miller, produser musik asal Malaysia. Bos Yogs Store ini emang piawai memikirkan peluru-peluru keren di dalam lagunya.

“Sebenarnya lagu ini tercipta waktu saya mau melakukan interview di salah satu media. Saya waktu itu kepikiran satu nada dan lirik yang pada bagian chorus nya yaitu ‘Lulus SMA jadi office boy, tapi sekarang punya office, boy. Dari 2 kalimat itu lalu saya kembangkan lagi menjadi 1 lagu,” celotehnya.

Melalui karyanya, Young Lex berharap musik hip hop Indonesia berkembang ke arah yang lebih baik lagi, terutama genre musik andalan yang mampu menyalurkan segala kreasi dan ekspresi anak-anak muda.

“Sebenarnya lagu-lagu saya diciptakan untuk memotivasi orang-orang untuk melakukan hal positif, namun hal tersebut mungkin belum diketahui oleh banyak orang. Makanya, saya perlu stand out lagi, lebih menunjukkan diri saya yang sebenarnya, bagaimana menyampaikan pesan dari lagu-lagu saya. Lewat lagu ini saya mau bilang nggak ada yang mustahil buat orang-orang yang punya mimpi dan mau membangun mimpinya secara serius. Semoga lagu ini bisa diterima oleh para penikmat hip hop dan bisa menjadi inspirasi bagi orang banyak,” harap Young Lex.

Berikut Kamar Musik suguhkan lirik kece lagu “Office Boy” yang sangat inspiratif dari Young Lex

Office Boy, Cara Young Lex Menyemangati Pekerja Untuk Bermental Juara

Lulus SMA jadi Office Boy
Tapi sekarang punya office, boy
Di suruh nyapu nyapu sama ngepel, boy
Di suruh ganti air galon abis, boy
Proses di bawah gue lewatin, boy
Kerja keras kaga pernah bohong, boy
Kadang kenyataan sakit
Kita jatuh di bawah itu untuk belajar bangkit,boy
Buat para Office Boy
Jangan nyerah sama mimpi lo, boy

Kita berasal dari bawah, boy
Diremehin sama atasan, boy
Buktiin lo punya kualitas, boy
Beli omongan m’reka pake prestasi, boy
Emang kita dari bawah, boy
Tapi kita punya hak buat sukses juga, boy
Gaji gua tabung buat rekaman, boy
Dulu di remehkan
Tapi s’karang di idolakan boy!

Kita lulus SMA dan nggak punya biaya buat bayar kuliah
Respect buat mereka, yang memilih tuk kerja, bukan menangis pasrah
Dan tidak menyerah, selepas pulang kerja , lanjut ambil D3
Selesai kuliah, bikin usaha, kita semua bisa sukses kalo mau berusaha , boy

Lulus SMA jadi Office Boy
Tapi sekarang punya Office, boy
Di suruh nyapu sama ngepel, boy
Di suruh ganti air galon abis, boy

Semua mulai dari bawah, boy
Gue juga pernah dulu di posisi elo, boy
Pak Zainal Arifin dulu Office Boy
Meninggal tahun 2012, boy
Respect buat beliau, boy
Vice President Citibank, boy
Dan ini buat para Office Boy
Kita juga bisa sukses kaya dia, boy

Kita berasal dari bawah, boy
Bukan berarti kita rendah, boy
Di mata Tuhan s’mua sama, boy
Yang penting kerjaan kita halal, boy

Kita berasal dari bawah, boy
Bukan berarti kita itu s’mua rendah ,boy
Buat para Office Boy
Jangan nyerah sama mimpi lo, boy

Tangisi tangisi?
Bila m’reka trus mencaci, mendingan diemin aja woop
Sesali sesali? Jangan pernah di sesali hidup tuk di perjuangin woow

Buat para Office Boy
Buat para Waiters, boy
Yang dari kalangan bawah, boy
Jangan nyerah sama mimpi lo, boy

Lulus SMA jadi Office Boy
Tapi sekarang punya Office, boy
Di suruh nyapu sama ngepel , boy
Di suruh ganti air galon abis, boy

Dulu gue Office Boy
Gue kaga nyerah Boy
Ga nyerah sama keadaan Boy
Mental gue mental juara Boy

Kita berasal dari bawah Boy
Direndahin sama atasan Boy
Jangan malu jadi Office Boy
Duit kita duit halal Boy

 

edofumikooo

Persembahan Epik 2 Lokomotif Rock, Saint Loco dan The Dance Company

Kamarmusik.net, JAKARTA – Ada info yahud nih buat kamu para pecinta musik rock. Dua band yang diklaim sebagai lokomotif musik rock Indonesia, bakal membuat genre musik kesayanganmu kembali bersinar lewat karya anyar mereka. Pertama, kolaborasi ngangenin Saint Loco dengan Iwa K dan DJ Tius lewat lagu “Bebas”. Kedua, The Dance Company akhirnya resmi mengenalkan single kedua mereka yang berjudul “Foto”.

Karya epik mereka diluncurkan pada Kamis (4/5) lalu di Hard Rock Cafe Jakarta. CEO Nagaswara, Rahayu Kertawiguna, menjuluki Saint Loco dan The Dance Company “2 Rockomotive” alias 2 lokomotive rock Indonesia.

“Dua band rock ini adalah pelopor dan saya ngefan sama mereka. Dari awal saya suka sama The Dance Company karena mereka adalah entertainer dan performer sejati. Keempatnya pun unik dan semuanya pintar nyanyi. Sementara Saint Loco itu adalah Linkin Park nya Indonesia. Sejak tahun 2014, saya suka sama mereka dan menjadikan spirit saya di industri ini. Mereka diharapkan menjadi lokomotif musik rock di Indonesia,” beber Rahayu.

Ketika Lagu “Bebas” Iwa K Dilahirkan Kembali Oleh Saint Loco Dalam Versi Rock

Persembahan Epik 2 Lokomotif Rock, Saint Loco dan The Dance Company

Para penggemar musik hip hop tentu ingat betapa populernya lagu yang dibawakan pertama oleh Iwa K pada tahun 1994 tersebut. Meski telah dua dekade lebih, lagu ciptaan Iwa K, Yudis Dwikorana dan Tori Sudarsono itu tetap punya nyawa. Nggak heran kalau Saint Loco kepincut membawakan kembali lagu ini sesuai karakter Joe (vokal), Bee Alfatah (rapper), Gilbert a.k.a Gilz (bass), Nyong Web (drum), dan Iwan a.k.a Loco Boy (gitar).

Gebrakan Saint Loco dalam mengenalkan kembali single “Bebas” bertujuan untuk membawa para penikmat musik mereka yang bernama Family of Loco (FOL) merasakan sensasi kebebasan dari perpaduan musik rock dan hip hop. Pastinya ini merupakan pembaruan dari band yang telah berkarya selama 14 tahun di industri musik tanah air.

“Kami berangkat memang dari lagu ‘Bebas’ itu sendiri. Di tahun 90-an kami berangkat, belajar bermusik dengan mendengarkan lagu tersebut,” papar Joe.

Apa Pesan yang Ingin Disampaikan The Dance Company Lewat Lagu “Foto”?

Persembahan Epik 2 Lokomotif Rock, Saint Loco dan The Dance Company

Ini single kedua The Dance Company dari album Keliling Dunia. Ariyo atau Riyo (vokal), Nugie atau Mbot (drum), Pongki atau Wega (bass), dan Baim atau Bebe (gitar) tetap terlihat kompak dan sangat energik dalam merilis karya epik mereka. Lagu baru ini dilepas setelah band ini melewati siklus 6 bulan masa promo single “Dance with You”.

Lagu “Foto” dibuat sebagai wujud kesetiaan para personel The Dance Company terhadap pasangannya masing-masing. Dalam video musiknya, terdapat berbagai foto mesra para personil bersama sang istri tercinta. Video musik lagu ini kembali digarap oleh sutradara langganan band ini, Eman Pradipta.

Single ini nyeritain tentang cinta yang klasik. Coba tanya papa dan mama kalian, pasti mereka suka menyimpan foto bersama pasangannya di dompet. Beda dengan zaman sekarang, kebanyakan hanya menyimpan foto pasangannya di handphone. Penekanannya sih sama. Mau dulu atau sekarang, cinta terhadap pasangan nggak akan pernah berubah. Inspirasi terciptanya lagu “Foto”emang dari istri masing-masing personel The Dance Company.

Menurut Wega, kalimat pembuka lagunya sangat kuat. “Satu dunia pun tau, siapa yang nomor satu! Jadi gak perlu cemburu, memang cuma kamu.” Lalu ada masalah kepercayaan juga. “Kau boleh periksa hp ku, semua telpon dan chatting ku, tak ada alasan cemburu, memang cuma kamu.” Yuk cintai dan sayangi keluarga dengan sepenuh hati.

edofumikooo

Perjuangan Respect 86 Menerobos Industri Rekaman Selama 9 Tahun (1)

Kamarmusik.net, JAKARTA – Bertahun-tahun langganan menjuarai puluhan ajang festival musik, kuintet asal Pekanbaru ini akhirnya naik kelas jadi band rekaman. Album bertitel Future ibarat kado terindah persembahan band Respect 86. Masa depan yang diidamkan untuk eksis di industri musik Indonesia, kini berada dalam genggaman.

Sebagai nomor perkenalan, band yang terbentuk tanggal 8 bulan 8 tahun 2008 ini menyuguhkan single keren berjudul “Di Antara Kita”. Tanggal 19 April 2017 kemarin, track andalan Respect 86 diperdengarkan secara berantai di ratusan radio seluruh tanah air. Video musiknya pun udah bisa dinikmati bareng-bareng di YouTube. Bahkan 9 materi lagu bergenre modern rock yang mejeng di album Future juga udah bisa didonlot secara legal di iTunes.

Kenalan Yukss Sama Personel Band Respect 86

Perjuangan Respect 86 Menerobos Industri Rekaman Selama 9 Tahun (1)

Sebelum mengulas kisah tersembunyi di balik single “Di Antara Kita” dan lagu-lagu lain di album Future, Kamar Musik mau ajak kamu kenalan sama member Respect 86. Mereka adalah Hendra Rifan Novianto a.k.a Enda (vokal), Wahyu Clinton a.k.a Clinton (gitar), M. Diego Afisyah a.k.a Diego (bass), Andhika Putra Nugraha a.k.a Dhika (drum), dan Hendri Triswandi a.k.a Angga (kibor). Gaya musik mereka terinfluence dari genre alternatif dan modern rock.

Enda, misalnya. Cowok kelahiran Pekanbaru, 13 Desember 1989 ini terinspirasi oleh Armand Maulana ‘GIGI’, Jared Letto ‘Thirty Seconds to Mars’, Chris Martin ‘Coldplay’, dan Danny O’ Donoghue ‘The Script’. Sementara, Dika lebih terpengaruh oleh para pendekar di scene Electronic Dance Music. Cowok kelahiran Pekanbaru, 6 Januari 1995 ini mengagumi Hardwel, Zedd, dan Cash Cash.

Gimana dengan Diego? Cowok kelahiran Medan, 15 Agustus 1995 yang aktif di dunia modelling ini terpengaruh musik Coldplay, Red Hot Chili Peppers, The Script, dan band Jepang One Ok Rock. Sebelas dua belas sama Angga. Cowok kelahiran Rengat, 31 Mei 1989 ini terinfluence oleh musisi Negeri Matahari Terbit macam Kitaro, Light Bringer, dan Abingdon Boys School. Kalau Clinton condong ke ranah british. Cowok kelahiran Pekanbaru, 19 November 1994 ini terpengaruh oleh Coldplay, One Republic, Ed Sheeran, sampai Zayn Malik.

Kisah di Balik Lagu “Di Antara Kita” yang Suerrr Bikin Baper  

Perjuangan Respect 86 Menerobos Industri Rekaman Selama 9 Tahun (1)
Lagu “Di Antara Kita”, kisah nyata Enda yang tergoda untuk mendua.

Pasti ada alasan kuat mengapa track “Di Antara Kita” terpilih sebagai single jagoan. Selidik punya selidik, ini real story dari drama cinta LDR sang vokalis. Bikin kepo kan?

“Ini benar-benar pengalaman pribadi aku pada tahun 2011. Waktu itu pacarku, Amanda, lagi kuliah di Singapore. Ada sebuah masalah yang menyebabkan kami jadi mis komunikasi. Di tengah kegalauanku, ada cewek lain yang mengisi kehampaan itu. Hubungan kami pun semakin erat sampai akhirnya aku dan dia jadian,” kenang Enda.

Para pejuang LDR pasti pernah deh mengalami momen galau kayak gini. Merajut cinta dari jarak jauh, emang gampang-gampang susah. Antara menjaga kesetiaan dan godaan perselingkuhan yang menjadi ujian berat.

“Ternyata aku sadar bahwa cewek itu hanya pelarian dalam kesendirian. Hubungan kami pun hanya bertahan selama sebulan. Setelah Amanda kembali ke Indonesia, aku berusaha menguatkan kembali hubungan kami yang sempat renggang. Apalagi Amanda merupakan pasangan yang telah mendampingi aku dengan setia selama bertahun-tahun. Dari awal ngeband sampai sekarang kami telah memiliki album,” curcol Enda.

Ilmu dan pesan penting nih buat kita semua. Mendua itu cuma kesenangan sesaat dan pelarian itu bikin hubungan jadi berantakan. Ketika muncul orang ketiga, pastikan langkahmu secara matang. Tetap setia atau nekat mendua?

Sederet Nama Musisi Beken yang Ikut Berkontribusi di Album Future 

Perjuangan Respect 86 Menerobos Industri Rekaman Selama 9 Tahun (1)
Clinton, gitaris Respect 86 yang lagi berjuang dengan skripsinya.

Sebagai pendatang baru di industri musik Indonesia, Respect 86 udah well prepared. Kehadiran mereka nggak hanya bermodalkan satu single doang. Belasan amunisi terbaik siap dihidangkan. Setelah proses seleksi, mereka bulat memutuskan kalau debut album mereka berisikan 9 lagu. Di antaranya adalah “Wanita Terbaik”, “Hanya Kamu”, “Kagum”, “Arti Hidupku”, “Masih Cemburu”, “Dan Hilang”, “Temukan Aku”, “Di Antara Kita”, dan “Kau Luar Biasa”.

Keunikan lain album ini, ada lagu yang dibuat di Pekanbaru dan juga di Jakarta. Lagu yang direkam di kampung halaman adalah “Masih Cemburu”, “Dan Hilang”, “Arti Hidupku”, dan “Kau Luar Biasa”. Sisanya direkam di Jakarta.

“Proses rekaman debut album ini kurang lebih memakan waktu setahun yaitu mulai tahun 2014 sampai 2015. Awal-recording, kami banyak beradaptasi supaya ego bermusik selama di festival nggak terbawa saat rekaman untuk kebutuhan industri. Kami harus cerdas meramu musik yang tadinya kencang dibikin jadi lebih smooth,” jelas Dhika.

Oh iya, music director Respect 86 pun berbeda. Kalau di Pekanbaru, mereka dikawal oleh Rizon. Sementara di Jakarta, mereka dibimbing oleh Budhy Haryono. Supaya nggak terlihat pincang, ke-9 lagu tersebut di balance kembali di Royale Studio, Jakarta. Untuk proses mixing dan mastering, Respect 86 memercayakannya pada Indra Q.

Nama besar musisi lain yang dilibatkan dalam rekaman album Future adalah Sandy Canester dan Alam Urbach.

“Kami juga dibantu Sandy Canester. Dia jadi vocal director untuk lagu ‘Di Antara Kita’ dan ‘Temukan Aku’. Sementara Alam Urbach mengisi part DJ untuk lagu ‘Temukan Aku’. Kami masih kaget dan nggak terpikir terjun sampai sejauh ini. Bertahun-tahun jadi band festival, sekarang bisa merekam karya-karya kami dalam sebuah album. Sebuah penantian panjang dari tahun 2008 sampai sekarang dengan personel yang sama,” imbuh Enda.

 

 

Makin seru ya cerita perjuangan mereka? Biar nggak penasaran, tongkrongin bagian ke-2 di artikel berikutnya yaaa.

edofumikooo

Cokelat Rilis Dikhianati dan Cinta Matiku Sekaligus, Lebih Cihuy Mana Ya?

Kamarmusik.net, JAKARTA – Grup band Cokelat kembali menebar pesona musik mereka. Satu dari sedikit band era pertengahan 90-an yang masih berdiri tegak, rajin manggung dan tahun lalu merilis album penuh bertajuk #Like!. Jackline Rossy (vokal), Edwin Marshal Syarif (gitar), dan Ronny Febry Nugroho (bass) lanjut tancap gas dengan mengeluarkan dua karya anyarnya yaitu “Dikhianati” dan “Cinta Matiku”. Lalu, apa sih perbedaan kedua single dari band asal Bandung yang telah berkarier di industri musik Indonesia selama 21 tahun  ini?

Mari kita kulik bersama. Cokelat lagi gencar-gencarnya mempromosikan lagu “Dikhianati” di media online, radio, dan televisi. Momentum istimewa ini mereka manfaatkan dengan mencanangkan penyegaran di segala lini. Mulai dari label baru Halo Hei, manajemen baru, pembuatan website baru, sampai penerapan pola pikir baru dalam bermusik.

Demi Lagu “Dikhianati”, Cokelat Sampai Harus Menggandeng Produser Ini

 

Cokelat Rilis Dikhianati dan Cinta Matiku Sekaligus, Lebih Cihuy Mana Ya

Secara musikal, ada progresi yang nggak pernah disentuh Cokelat sebelumnya. Untuk pertama kalinya mereka berkolaborasi dengan produser musik dalam arti sesungguhnya. Menurut Ronny, lagu ciptaan Alam Urbach ini terasa spesial karena mereka bekerja sama dengan produser sekelas bertangan dingin, Irwan “Opung” Simanjuntak.

Sampai berita ini diturunkan pada Selasa (2/5), video yang diunggah tanggal 16 Maret 2007 itu baru meraih sekitar 4500 penonton. Respon penonton video ini pun beragam, ada yang pro dan ada pula yang kontra.

“Baru denger sekali, kok aneh ya musiknya, keluar dari lagu2 yg lain nya, pop rock nya ilang # sukses buat sigle baru nya.”

“Lagu galau khas Indonesia mana Rock-nya Cokelat?”

“Sukses mewakili perasaan org2 yg pernah dikhianati seperti saya!”

“Sekali dengar langsung nempel di telinga… gatel juga nich pengin ikutan nyanyi… hehe good job.. berkarya terus… sukses tuk COKELAT.”

Wuiihhh, “Cinta Matiku” Jadi Lagu Tema Sinetron India

Cokelat Rilis Dikhianati dan Cinta Matiku Sekaligus, Lebih Cihuy Mana Ya

 

Yupss, lagu ini didapuk sebagai theme song sinetron kerjasama Indonesia-India yang berjudul Nadin (Antv). Lagu yang menggalaukan hati ini terdengar begitu menyentuh perasaan terdalam dan lumayan menggugah emosi. Lagu yang diciptakan oleh Stephen Wally ini kembali diaransemen oleh Irwan Simanjuntak. Sampai berita ini dihidangkan, video lirik yang diposting pertama pada 28 Maret 2017 ini udah ditonton sekitar 130 ribu orang.

Beberapa orang nyeletuk lirik lagu ini terasa sedih dan bisa bikin pendengarnya nangis bombay. Seperti apa liriknya?

Berjalan di gelap malam.
Langkahku pun tertatih.

Telah membeku hatiku ini.
Rasanya kau takkan tahu.
Tuk sejenak kini ku akhiri.
Namun rasa cinta, tak ingin berlalu.

Cuma kamu yang mampu sembuhkan hati yang terluka.
Aku yang terluka karna kamu.
Ku berharap kau sadari betapa sakitnya aku.
Karna kamu, karna kamu. Cinta matiku.

Bagaimanakah kisah cinta kita?
Terasa sedih ingin ku tangisi.
Walau tak sanggup ku hidup begini.
Apa lah daya ku?
Semua t’lah terjadi.

Cuma kamu yang mampu sembuhkan hati yang terluka.
Aku yang terluka karna kamu.
Ku berharap kau sadari betapa sakitnya aku.
Karna kamu, karna kamu. Cinta matiku.

Cuma kamu yang mampu sembuhkan hati yang terluka.
Aku yang terluka karna kamu.
Ku berharap kau sadari betapa sakitnya aku.
Karna kamu, karna kamu. Cinta matiku.

Kini telah membeku, hatiku, mati tak, terasa.
Cuma kamu yang mampu, sembuhkan, hati yang, terluka.

Biar makin sip, Kamar Musik ajak kamu nonton kedua video lagu ini bareng-bareng deh. Pilihanmu mana, gaesss?

 

edofumikooo

 

Mengenal Lebih Dekat Sosok Saksofonis Tampan, Damez Nababan

Kamarmusik.net, JAKARTA – Kali ini giliran Kamar Musik ajak kamu untuk berkenalan sama saksofonis berwajah tampan yang langganan mejeng di program The Comment NET TV. Yupsss, namanya Damez Nababan. Banyak fakta cihuy yang wajib kamu ketahui dari cowok berdarah Batak yang lahir di Batam pada tanggal 18 November 1988 ini. Yuks ah kita telusuri bersama jejak musikalitas sang pemilik akun Instagram dameznababan ini.

Nama lengkapnya Dame Pance Christian Nababan. Sejak SD, ia mulai penasaran dengan gitar. Sebelum nyemplung menekuni saksofon saat ia sekolah di SMKN SMM Yogyakarta, Damez Nababan juga memainkan flute dan bass.

Ini Dia Rekam Jejak Musikalitas Damez Nababan

 

Mengenal Lebih Dekat Sosok Saksofonis Tampan, Damez Nababan

Dari berbagai sumber hasil penelusurankamu bakal tercengang kalau melihat jam terbang saksofonis tampan ini. Selama 11 tahun, Damez Nababan telah wara-wiri di berbagai pertunjukkan musik. Prestasinya sebagai pemain saksofon profesional dan anak band pun terbilang mengkilap. Nih Kamar Musik ungkap fakta-fakta kerennya…

Music Performances

Orchestra
  1. SMM Orchestra: Tantowi Yahya di Grand Melia Hotel dan New Year’s Eve di Horison Hotel (2006).
  2. Lampung Orchestra: RRI Lampung (April 2007).
  3. Vista Surya Orchestra: Ruth Sahanaya di Akpol Semarang dan AB Three di GOR Temanggung (2007).
  4. Indonesian Wind Orchestra: Konser di Taman Budaya Yogyakarta, Perigatan Hari Sumpah Pemuda di TMII, bersama Idris Sardi (violin master) dan Andre Hehanusa di TMII (Oktober 2008).
  5. Study Symphony Band: Konser di Taman Budaya Yogyakarta (November 2008).
  6. Gita Bahana Nusantara: Upacara Peringatan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia di Istana Merdeka Jakarta (17 Agustus 2008).
  7. Archipelago Orchestra: Ruth Sahanaya.

Band Festivals

  1. 1st winner SMAN 3 Music Festival (2007).
  2. Runner up Yamaha Asean Beat Wilayah Yogyakarta dan Semarang (2006).
  3. Runner up Indie Music (2006).
  4. Yamaha Asean Beat favorite band (2007).
  5. 1st winner Yamaha Asean Beat Jakarta region (Agustus 2009).
  6. 1st winner Yamaha Asean Beat National (Agustus 2009).
  7. 1st winner Tokyo Band Summit vs Asean Beat di Yokohama, Jepang (November 2009).
  8. The Best Player Unlimited Band Festival di Bandung (2010).

Mengenal Lebih Dekat Sosok Saksofonis Tampan, Damez Nababan

Individual Experiences

  1. Part of Lian Panggabean Quartet for Bandung World Jazz (2009).
  2. Participating at Java Jazz International Festival since 2009 with various artists.
  3. Saxophonist for Harry Toledo for Bekasi Jazz Festival (2009).
  4. Brass Section for Trio Lestari (Glenn Fredly, Tompi, dan Sandy Sondhoro, 2011).
  5. Brass Section for Otti Jamalus Big Band in performance with Rossa and Elfa’s Singers (2011).
  6. Saxophonist for Lala Suwages at Soulnation, Locafore Jazz Festival and local events.
  7. Saxophonist for Tompi at Jazz Traffic Surabaya 2011 and local events.
  8. Saxophonist for Glenn Fredly at Jazz Goes to Campus 2011 and local events.
  9. Brass Section of Yance Manusama’s Funky Thumb performing at RW Lounge Kemang and Ancol (2011).
  10. Indra Lesmana’s Jazz Tronika Project performing at RW Lounge.
  11. Saxophonist for several Indonesian Idol’s local events (off-air performances).
  12. Saxophonist for AIRS (All Indonesian Rock Star) at Bekasi (2011)
  13. Saxophonist for Trio Lestari at Melbourne, Australia (April 2012).
  14. Saxophonist for Tompi dan Glenn Fredly at Jazz Gunung (2012).
  15. Brass section of Ari Lasso “Kisah Kita” (2012).
  16. Saxophonist for Tompi at Brisbane, Australia, (September 2012).
  17. Brass section of D’masiv at Java Jazz (2013).
  18. Brass section of KOTAK at Java Jazz (2013).
  19. Saxophonist for Afgan at Java Jazz (2014).

Dari data yang dihimpun sampai tahun 2014 aja udah gokil parah kan? Sekadar tambahan, Damez Nababan juga pernah tergabung di grup band Throne yang terbentuk pada medio 2008. Band bergenre pop ini telah merilis album rohani berjudul Come. Damez bahu membahu bersama Alvin Kurniawan (vokal), Johnwill Dama (gitar), Ricky Edward (kibor), Toby Putra (bass), dan Luke B Santoso (drum).

Saxx in the City, Kolaborasi 4 Saksofonis dengan Skill yang Menghipnotis

Mengenal Lebih Dekat Sosok Saksofonis Tampan, Damez Nababan

Eksplorasi musik Damez Nababan pun terus menerobos tanpa batas. Setelah ngeband bersama Fusion Stuff dan Dud n Dudes, ia pun memberitahu nama proyek terbaru yang udah jalan sekitar setahun terakhir yaitu Saxx in the City. Kuartet saksofonis ini terdiri dari Damez Nababan, Tommy Pratomo, Bayu Isman, dan Nicky Manuputty.

“Iya sekarang saya aktif di Saxx in the City. Bulan Mei nanti, grup band ini genap setahun,” beritahu Damez.

Berawal dari sering nongkrong bareng, mereka pun kemudian menyatukan komitmen untuk membuat karya.

“Proyek ini awalnya nggak sengaja. Ceritanya kami berempat sering nongrong bareng. Lalu kepikiran seru juga kalau para pemain saksofon ngeluarin karya yang fokusnya instrumental. Kami manggung tanpa memakai vokal. Nekat aja, modal sendiri. Setengah tahun pertama kami manggung di 11 kafe di Jakarta dan antusiasmenya bagus. Kami pun memberanikan bikin penawaran untuk tur ke beberapa kota, responnya beneran luar biasa banget,” ceplos Damez.

Dari hasil pantauan Kamar Musik di akun Instagram saxxinthecity mereka cukup sukses lewat Jawa Bali Tour 2017. Damez dan kawan-kawan berhasil memukau penonton di kota Malang, Surabaya, Solo, Bali, dan Jakarta.

Mengenal Lebih Dekat Sosok Saksofonis Tampan, Damez Nababan

“Orang makin kenal lagi sama Saxx in the City. Efek positifnya kami pun bikin single berjudul ‘In the Night’ yang rilis tanggal 31 Maret kemarin. Di lagu ini kami featuring sama Teza Sumendra,” lontar cowok yang juga terlibat di berbagai proses rekaman Nidji dan Calvin Jeremy.

Untuk kebutuhan song list di panggung, Saxx in the City melantunkan lagu-lagu yang lagi hits dan kekinian. Mereka juga membawakan lagu milik personelnya seperti Nicky Manuputty dan Tommy Pratomo. Seru banget deh kalau kamu melihat langsung bagaimana harmonisasi dan teknik memecah suara yang diperagakan oleh keempat saksofonis ini. Tonton deh karya-karya mereka yang ada di Instagram dan YouTube. Sukses terus ya bro Damez…

edofumikooo

Jeane Phialsa, Cerita Session Player Sampai Album The Moment With You

Kamarmusik.net, JAKARTA – Tampang boleh imut-imut, tapi siapa yang menduga kalau skill permainan drum Jeane Phialsa sungguh maut. Waktu masih duduk di bangku sekolah dasar, Alsa (sapaan akrabnya), telah dianugerahi penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai Drummer Wanita Profesional Termuda.

Sederet musisi hebat tanah air telah membuktikan kejeniusannya dalam menabuh drum. Baru-baru ini, ia digaet Iwan Fals untuk menjadi session player di ajang musik Java Jazz. Cewek kelahiran 4 Juni 1993 ini juga langganan jadi drummer andalan konduktor sekaliber Erwin Gutawa dan Aminoto Kosin di berbagai show mereka.

“Untuk project-project rekaman yang diproduksi oleh Om Erwin Gutawa, hampir 75 persen aku yang mengisi drumnya,” papar pemilik akun Instagram jeanephialsa

Andil Jeane Phialsa di Album Gita Gutawa dan Afgan

Jeane Phialsa, Cerita Session Player Sampai Album The Moment With You

Ia pula yang dipercaya mengisi semua suara drum di album kedua Gita Gutawa, Harmoni Cinta. Album yang rilis di tahun 2009 itu sukses melejitkan hits macam “Parasit”, “Aku Cinta Dia”, dan lainnya. Alsa juga yang mengisi drum di lagu “Ku Dengannya Kau Dengan Dia” ciptaan Rian d’MASIV di album terbaru Afgan, SIDES.  

Tahun 2008, Alsa direkrut Eza Yayang sebagai additional drummer band D.O.T. Tahun 2010, ia gabung bersama Bojes dan adiknya di Brosis. Dua tahun berselang, giliran Charly van Houten mengajaknya jadi additional drummer Setia Band. Gokilnya lagi, Alsa juga didapuk sebagai Pemain Drum Paling Ngetop di ajang SCTV Music Award 2013.

Tingginya jam terbang, membuat Jeane Phialsa mau melompat lebih tinggi. Tentu saja, ia nggak ingin terus ngikut sama orang lain. Bulan November 2015 lalu, ia melampiaskan hasrat bermusiknya dengan merilis album solo The Moment With You. Album yang mungkin nggak akan terlupa dalam sejarah hidupnya. Ya.. nggak lama setelah album berisi 7 lagu itu rilis, Alsa harus kehilangan Alvin Lubis, musisi yang jadi producer dan arranger di album solonya itu.

Kolaborasi Ciamik Alsa dengan Indro Hardjodikoro Lewat ‘Run Over The Line’

Jeane Phialsa, Cerita Session Player Sampai Album The Moment With You

Album solo bergenre fusion itu memuat 6 lagu ciptaannya dan 1 lagu karya mendiang Alvin Lubis. Keren ya Alsa. Pintar main drum, piawai juga dalam menciptakan lagu. Beberapa musisi kondang pun terjun membantu saat rekaman. Sebut saja Tohpati, Indro Hardjodikoro, Adhitya Pratama, Adenanda Revano, Karty Rosen dan lainnya.

“Iyaaa, aku main drum sekaligus menyiptakan lagu. Hampir semua lagu jadi jagoanku sih. Namun aku pribadi lebih suka lagu ‘Run Over The Line, karena yang mengisi bassnya adalah Mas Indro Hardjodikoro,” lontar Alsa.

Lagu yang dipilih jadi single gacoan ini sekaligus memperkenalkan karakter musik Alsa secara luas ke masyarakat. Komposisi indah instrumental mengalir dalam irama fusion yang harmonis dan romatis. Menurut cewek yang udah main drum sejak usia 8 tahun ini, lagu tersebut menceritakan tentang seseorang yang mengejar sebuah obsesinya yang kadang kala nggak melulu bisa berlari. Suatu saat akan berjalan santai, lambat, bahkan bisa kembali berlari.

Apa Kata Alsa Soal Kecilnya Kehadiran Drummer Cewek?

Jeane Phialsa, Cerita Session Player Sampai Album The Moment With You

Album The Moment With You nggak semuanya instrumental ya. Dalam track “Coba Dengarkan”, Jeane Phialsa berkolaborasi dengan Aiyu (vokalis band Traya) dan Kadek Rihardika (gitaris band Fusion Stuff). Selama 2 tahun terakhir ini Alsa di endorse oleh Kyre Drums, gear drum yang merupakan produk kreatif anak bangsa Indonesia.

Niwey, drum itu identik dengan alat musik cowok. Kalau pun ada drummer cewek, jumlahnya mungkin nggak sampai 20 %. Bagaimana cewek yang belajar ngedrum lewat lagu-lagu Dream Theater itu memandang fenomena ini?

“Ambil positif aja dari situasi seperti ini. Jadi lah drummer yang berbeda dan berkarakter. Secara alat musik ini imejnya melekat ke cowok, otomatis opportunity aku cukup besar dong. Tapi aku nggak lantas bangga kalau dikenal hanya dari sisi look semata. Aku akan merasa bersyukur ketika orang mengenal aku karena tone drum yang aku keluarin,” beritahu cewek yang berencana untuk melanjutkan studi S2 nya ini.

edofumikooo

 

 

Dewi Perssik Rilis Album Semua Karena Cinta, Ini Pesan Positif di Lagunya

Kamarmusik.net, JAKARTA – Yuhuuu… akhirnya Dewi Perssik mempertegas eksistensinya sebagai penyanyi dangdut laris dengan merilis album terbarunya yang berjudul Semua Karena Cinta. Album studio ke-2 berisi 10 lagu ini seakan kembali mengisi kehampaan setelah ia merilis album pertamanya sekitar 13 tahun lalu.

Di album yang diproduksi label Pelangi Records ini, Dewi Perssik menjagokan single berjudul sama dengan nama albumnya. Tentu ada alasan kuat kenapa Depe memilih single ciptaan Don Kinol ini. Ternyata, “Semua Karena Cinta” merupakan lagu yang nggak pernah absen di request oleh penggemarnya ketika ia bergoyang di atas panggung.

“Lagu ini sudah setahun wara-wiri di sinetron. Setiap saya manggung sampai ke daerah pelosok sekalipun, masyarakat selalu meminta saya membawakan lagu ini,” tutur pemilik nama asli Dewi Murya Agung ini mengenalkan album anyarnya di hadapan wartawan di KFC Kemang, hari Kamis (13/4) kemarin.

Lagu Baru Lebih Ngepop, Dewi Perssik Sengaja Meminimalisir Irama Dangdut?

Dewi Perssik Rilis Album Semua Karena Cinta, Ini Pesan Positif di Lagunya

Single “Semua Karena Cinta” ini memang terdengar lebih sederhana, tapi beatnya yang penuh semangat seakan menunjukan kematangan Dewi Perssik dalam bermusik. Berbalut notasi yang nggak terlalu rumit, lagu yang dinyanyikan dengan gaya pop ini tetap terasa easy listening. Sebuah terobosan baru karena dalam single-single sebelumnya, nuansa dangdutnya lumayan kental. Apa iya ia mulai menjaga jarak dari genre dangdut murni?

Di bilang iya, jawabnya nggak. Tapi dibilang nggak, bisa jadi iya. Hadirnya instrumen gendang di lagu ini membuktikan bahwa Dewi Perssik tetap nggak bisa lepas dari dangdut. Muatan lirik “Semua Karena Cinta” menyiratkan pesan agar kita semua nggak harus terus menoleh ke belakang. Songsong lah hari esok lebih indah. Yaa…. semua yang dilakukan atas nama cinta, pasti akan menghasilkan sesuatu yang juga baik.

“Iyaaa, Alhamdulillah saya bisa kembali merilis album kedua. Terasa banget udah lama saya nggak ngeluarin album, terakhir itu kalau nggak salah tahun 2004. Setelah itu saya lebih banyak merilis single, main sinetron dan film,” lontar pedangdut yang namanya sempat melejit lewat single yang juga jadi theme song sinetron, “Mimpi Manis”.

Selain lagu tersebut, biduan dangdut kelahiran Jember 16 Desember 1985 ini juga memiliki single yang nggak kalah ciamiknya yaitu “Indah Pada Waktunya”. Sebuah lagu yang menjadi theme song sinetron Centini di MNC TV. Tahun 2016 lalu, Depe juga mengeluarkan album kompilasi bertajuk Dangdut Terlaris. Album berisi 10 track dengan single utamanya “Halalin Aku”. Sejumlah penyanyi lain seperti Soimah dan Inul Daratista turut menyumbangkan suaranya.

“Sekarang di Pelangi Records, saya diminta membuat album untuk kenangan bagi seluruh penggemar. Jadi nggak kenangan punya film dan sinetron aja, karena saya dikenal lebih dahulu oleh masyarakat lewat musik,” ceplosnya.

Belasan Tahun Tanpa Album Baru

Dewi Perssik Rilis Album Semua Karena Cinta, Ini Pesan Positif di Lagunya

Pedangdut yang juga eksis sebagai aktris film, juri ajang pencarian bakat, dan pemain sinetron ini pertama membawakan lagu-lagu dangdut yang kemudian dirilis dalam sebuah album Bintang Pentas pada tahun 2003-2004 silam. Setelah itu, putri dari pasangan H. M. Aidil dan Hj. Sri Muna itu lebih banyak merilis single.

Album perdananya dahulu pun juga berisi 10 buah lagu. Lagu “Bintang Pentas” didaulat menjadi lagu andalannya. Dewi Perssik kemudian semakin populer dengan goyang gergaji yang menjadi ciri khasnya.

Juri D’Academy 4 ini juga pernah berduet dengan beberapa musisi hebat di tanah air. Sebut saja lagu “Hikayat Cintaku” yang duet bersama Glenn Fredly (2008), “Diam Diam” yang duet bersama Ahmad Dhani (2010), “Mata Hati” yang duet bersama Roy Jeconiah (2013), dan masih banyak sederet lagu duet lainnya.

Dewi Perssik menuturkan, album barunya ini sudah mulai dijual di seluruh store KFC di seluruh Indonesia pada tanggal 1 Maret 2017 kemarin. Penjualannya pun lumayan oke lho. Sampai berita ini diturunkan, album Semua Karena Cinta telah ludes terjual sebanyak 60 ribu lebih keping.

Kita doakan bareng-bareng deh, semoga pemeran sinetron Nadin di Antv ini bisa meraih angka penjualan album yang fantastis untuk genre musik dangdut.

edofumikooo